You are on page 1of 17

ACARA III

DIFERENSIASI NUMERIK

A. TUJUAN
1. Praktikan mampu membuat coding/program diferensiasi numerik beda maju
2. Praktikan mampu membuat coding/program diferensiasi numerik beda
mundur.
B. LANDASAN TEORI
Permasalahan Differensiasi Numerik Secara kalkulus: differensial Æ
perbandingan perubahan tinggi (selisih tinggi) dan perubahan jarak ditulis:

Hampir semua fungsi kontinu dapat dihitung nilai differensialnya


secara mudah Pada pemakaian komputer, permasalahan diferensial merupakan
salah satu bagian dari penyelesaian. Contoh:
•Metode Newton Raphson (mencari akar persamaan)
•Mencari titik puncak kurva

P 7531 =Titik puncak maksimum.


PPP 642= Titik puncak minimum.
Masalah diferensiasi numerik adalah penentuan nilai pendekatan
atau hampiran untuk turunan suatu fungsi f yang umumnya diberikan dalam
bentuk tabel. Diferensiasi numerik harus dihindari bilamana mungkin karena
umumnya nilai pendekatan diferensial akan kurang teliti dibandingkan nilai
fungsi yang merupakanasal nilai-nilai tersebut diturunkan. Sebenarnya, turunan
adalah limit dari hasil bagi. dan dalam hal ini ada proses pengurangan dua be
saran bernilai besar dan membagi dengan besaran kecil. Lebih lanjut jika fungsi f
dihampiri menggunakan suatu polinom p, selisih dalam nilai-nilai fungsi boleh
jadi kecil tetapi turunan-turunannya mungkin sangat berbeda. Karenanya masuk
akal bahwa diferens iasi numerik adalah runyam, berlawanan dengan integrasi
numerik, yang tidak banyak dipengaruhi olehketidaktelitian nilai-nilai fungsi,
karena integrasi pada dasarnya adalah suatu proses yang mulus.
Persamaan differensial merupakan model matematis yang paling sering
muncul dalam bidang keteknikan maupun saintifik Salah satu penyelesaiannya
dengan metode beda hingga (finite difference). Hubungan yang erat antara
diferensiasi dan integrasi bisa ditinjau pada suatu fungsi y(t) yang merupakan
posisi benda sebagai fungsi waktu, bentuk diferensialnya tertuju pada kecepatan,

Sebaliknya, dari konsep kecepatan sebagai fungsi waktu, integrasinya akan


menghasilkan suatu besaran posisi,

Permasalahan yang melibatkan diferensiasi numerik jumlahnya lebih


sedikit dibandingkan dengan permasalahan integrasi numerik. Dalam pemodelan
deterministik biasanya fenomena alam dinyatakan dalam persamaan diferensial,
sehingga menghendaki solusi dalam bentuk integrasi.
Dalam bidang analitik, suatu fungsi dapat diturunkan atau mempunyai turunan, jika
fungsi tersebut bersifat kontinu. Dalam bidang numerik, suatu fungsi, baik bersifat
kontinu ataupun diskrit dapat diturunkan, jika tidak menghasilkan pembagian dengan nol
ataupun pembagian, padamana penyebutnya kecil sekali, sehingga hasil pembagian akan
mempunyai harga yang sangat besar melebihi bilangan yang mampu diakomodir oleh
komputer. Pada saat tersebut komputer akan mengalami kesalahan numerik (overflow)
((Khabibah,2002).
Fungsi analitik f(x) dan fungsi pendekatan p(x) mempunyai hubungan
sebagai berikut:

e(x) adalah error atau perbedaan antara f(x) dan p(x). Dalam diferensiasi numerik,
perbedaan ini akan mempunyai harga yang cukup signifikan, sehingga hasil
diferensiasi numerik mungkin tidak akurat, seperti dinyatakan sebagai berikut:

Untuk x0 = a dan x1 = a + h, maka turunan pertama numerik berdasar

perbedaan kedepan atau 'forward difference' dapat dinyatakan sebagai berikut:

Untuk a = 1/2( x0 + x1), sehingga x0 = a – h dan x1 = a + h, maka turunan

pertama numerik berdasar perbedaan tengah atau 'central difference' dapat


dinyatakan sebagai berikut:

Untuk x0 = a, x1= a + h dan x2 = a + 2h, maka turunan pertama numerik

berdasar perbedaan kedepan atau 'forward difference' dapat dinyatakan sebagai


berikut:
Untuk x0 = a, x1= a + h dan x2 = a + 2h, maka turunan kedua numerik

berdasar perbedaan kedepan atau 'forward difference' dapat dinyatakan sebagai


berikut :

Secara teoritik dapat diperoleh rumus turunan numerik dengan orde lebih
dari dua, namun demikian pada kesempatan ini turunan numerik dibatasi sampai
dengan orde dua saja, karena permasalahan dalam bidang ilmu-ilmu kebumian
dan rekayasa mineral paling banyak menyangkut turunan sampai dengan orde
dua. Rumusan yang dinyatakan dalam beberapa persamaan di atas hanya berlaku
untuk turunan numerik bagi fungsi dengan interval variabel bebas yang konstan.
Seringkali interval variabel bebas fungsi kontinu ataupun diskrit tidak konstan,
maka turunan pertama numerik dapat dilakukan berdasar rumusan berikut:

Turunan numerik yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara menurunkan hasil
turunan numerik pertama sekali lagi berdasar rumus yang dinyatakan dalam
persamaan (2-7). (Lilik, 2000)
Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi
hitungan/aritmatika biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik
adalah solusi yang mendekati nilai sebenarnya / solusi pendekatan
(approximation) dengan tingkat ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat
sama dengan solusi sebenarnya, ada selisih diantara keduanya yang kemudian
disebut galat/error.
Metode numerik dapat menyelesaikan persoalan di dunia nyata yang
seringkali non linier, dalam bentuk dan proses yang sulit diselesaikan dengan
metode analitik. Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma algoritma
yang dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan
grafis dan teknik perhitungan yang mudah (Fatri,1998).
C. ALOGARITMA DAN FLOWCHART.
C.1. Algoritma

1. Diferensiasi numerik beda maju.


1). Menginput data yang akan dianalisis atau dikelolah
clc; clear all;

h =input ('nilai interval =');


n =input ('jumlah titik =');

t(1)=input('Nilai Awal = ');

2). Memproses data yang akan dikelolah


for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

3). Mencetak hasil pengolahan data

2. Diferensiasi numerik beda mundur


1). Menginput data yang akan dikelolah

clc; clear all;

h =input ('nilai interval =');


n =input ('jumlah titik =');
data = xlsread('data1');
t =data(:,1);
y =data(:,2);
2). Memproses data yang akan dikelolah

for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
3). Mencetak hasil pengolahan data

C.2 Flowchart.
1. Diferensiasi numerik beda maju

mulai

clc; clear all;


h =input ('nilai interval =');
n =input ('jumlah titik =');
t(1)=input('Nilai Awal = ');

y(1)=0;
y(2)=164;
y(3)=316;
y(4)=425;
y(5)=492;

1
1

for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
end
for i = 1:(n-1);
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

disp ('t y v a');


disp(['t y v a']);
figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;

selesai

2. Diferensiasi numerik beda mundur

selesai

clc; clear all;

h =input ('nilai interval =');


n =input ('jumlah titik =');
data = xlsread('data1');
t =data(:,1);
y =data(:,2);

1
1

disp ('t y v a');


disp (['t y v a ']);

figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;

selesai

D. HASIL
Adapun coding/program pada diferensiasi numerik adalah sebagai
berikut:
1. Coding Diferensiasi Numerik Beda Maju
%-----------------------------------------------------------------
%Program Diferensial Numerik menggunakan Beda Maju
%Oleh rahmatia
%-----------------------------------------------------------------

clc; clear all;

h =input ('nilai interval =');


n =input ('jumlah titik =');

t(1)=input('Nilai Awal = ');

% data = xlsread('data1');
% t =data(:,1);
% y =data(:,2);

for i = 2:n
t(i) =t(1)+(i-1)*h;
end

y(1)=0;
y(2)=164;
y(3)=316;
y(4)=425;
y(5)=492;

for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

%for i = 1:n
% v(i+1) = (y(i+1)-y(i))/h;
% a(i+2) = (y(i+2)-2*y(i+1)+y(i))/(h^2);
%end

disp ('t y v a');


disp(['t y v a']);
figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;

figure (2);
plot (t,a,'-');
xlabel ('Variabel t');
ylabel ('percepatan');
hold on;
2. Coding Diferensiasi Numerik Beda Mundur
%-----------------------------------------------------------------
%Program Diferensial Numerik menggunakan Beda Maju
%Oleh rahmatia
%-----------------------------------------------------------------

clc; clear all;

h =input ('nilai interval =');


n =input ('jumlah titik =');

% t(1)=input('Nilai Awal = ');

data = xlsread('data1');
t =data(:,1);
y =data(:,2);

% for i = 2:n
% t(i) =t(1)+(i-1)*h;
% end

% y(1)=0;
% y(2)=164;
% y(3)=316;
% y(4)=425;
% y(5)=492;

for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end

for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
%for i = 1:n
% v(i+1) = (y(i+1)-y(i))/h;
% a(i+2) = (y(i+2)-2*y(i+1)+y(i))/(h^2);
%end

disp ('t y v a');


disp (['t y v a ']);

figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;
figure (2);
plot (t,a,'-');
xlabel ('Variabel t');
ylabel ('percepatan');
hold on;
E. PEMBAHASAN.

Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan


persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi
hitungan/aritmatika biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik
adalah solusi yang mendekati nilai sebenarnya / solusi pendekatan
(approximation) dengan tingkat ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat
sama dengan solusi sebenarnya, ada selisih diantara keduanya yang kemudian
disebut galat/error. Metode numerik dapat menyelesaikan persoalan di dunia nyata
yang seringkali non linier, dalam bentuk dan proses yang sulit diselesaikan
dengan metode analitik. Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma
algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah. Definisi Titik Puncak
diantaranya adalah sebagai berikut Definisi 1. Suatu titik a pada kurva y=f(x)
dinamakan titik puncak bila dan hanya bila : f’(a)=0, Definisi 2: Sebuah titik
puncak a dikatakan sebagai titik puncak maksimum pada kurva y=f(x) bila : f’’(a)
< 0, Definisi 3: Sebuah titik puncak a dikatakan sebagai titik puncak minimum
pada kurva y=f(x) bila : f’’(a) > 0.
𝑑𝑦
Diketahui suatu fungsi y = f (x), ingin dicari pada 𝑑𝑥 pada x=𝑥0

Penyelesaiannya dapat menggunakan 3 cara yaitu :


1. Forward Difference (Beda Maju)
Dengan cara pertama, mula-mula diambil titik hampiran pertama, misal
x0. Dengan selang sebesar h, diambil titik kedua yang berada di depan titik
pertama, misal x1. Sehingga x1 = x0 + h. Dari kedua titik tersebut, dapat dicari f ‘
(x) dengan rumus yang analogi dengan rumus persamaan garis. Bila
menggunakan MATLAB, atau software sejenis, dapat digunakan fungsi sebagai
berikut:
(𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
function rsmj = selmaju(f,x,h) rsmj = ℎ

Beda hingga maju pertama dari y pada i atau x didefinisikan :


∆𝑦𝑖 = 𝑦𝑖+1 − 𝑦1 atau ∆𝑦(𝑥) = 𝑦( 𝑥 + ℎ) − 𝑦(𝑥)
Beda maju kedua dari i atau x didefinikan juga :∆2 𝑦1 = 𝑦1+2 − 2𝑦𝑖+1 + 𝑦𝑖 atau
∆2 𝑦 (𝑥) = 𝑦(𝑥 + 2ℎ) − 2𝑦(𝑥 + ℎ) + 𝑦(𝑥)
Sehingga penyelesaian bisa dituliskan :

2. Backward Difference (Beda Mundur).


Metode ini merupakan kebalikan dari metode sebelumnya. Pada metode
ini, titik hampiran kedua yang diambil adalah titik di belakang hampiran pertama.
Jika mula-mula diambil titik x0, maka titik kedua adalah x0 – h. Sehingga rumus
untuk mencari turunan dari f(x) adalah sebagai berikut:
function rsmd = selmund(f,x,h)
(𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥−ℎ)
rsmd = ℎ

Beda hingga mundur pertama dari y pada i atau x didefinisikan juga :


∇𝑦𝑖 = 𝑦𝑖 − 𝑦𝑖−1 atau ∇ 𝑦(𝑥) = 𝑦(𝑥) − 𝑦(𝑥 − ℎ)
Beda mundur kedua pada i atau x didefinisikan :
∇2 𝑦𝑖 = 𝑦𝑖 − 2𝑦𝑖−1 + 𝑦𝑖 − 2 atau ∇2 𝑦(𝑥) = 𝑦(𝑥) − 2𝑦(𝑥 − ℎ) + 𝑦(𝑥 − 2ℎ)
Sehingga penyelesaiannya dapat dituliskan :

atau
3. Central Difference (Beda Pusat)
Metode ini merupakan gabungan dari kedua metode sebelumnya. Dengan
metode selisih tengah, titik hampiran yang diambil adalah titik sebelum x0 dan
sesudah x0. Sehingga jarak antar kedua titik menjadi h + h = 2h. Dengan semakin
besar selang di antar dua titi, yaitu h, maka turunan dari suatu fungsi dapat
dihampiri dengan lebih baik. Dilihat dari besarnya galat, metode yang terakhir ini
memiliki galat yang paling kecil. Untuk fungsi di dalam MATLABnya adalah
sebagai berikut:
function rsp = selpus(f,x,h)

(𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥−ℎ))
rsp = 2×ℎ

Diferensiasi numerik harus dihindari bilamana mungkin karena umumnya nilai


pendekatan diferensial akan kurang teliti dibandingkan nilai fungsi yang
merupakanasal nilai-nilai tersebut diturunkan. Sebenarnya, turunan adalah limit
dari hasil bagi. dan dalam hal ini ada proses pengurangan dua be saran bernilai
besar dan membagi dengan besaran kecil. Lebih lanjut jika fungsi f dihampiri
menggunakan suatu polinom p, selisih dalam nilai-nilai fungsi boleh jadi kecil
tetapi turunan-turunannya mungkin sangat berbeda.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

E.1. Kesimpulan

Praktikum yang dilakukan dalam acara diferensiasi numerik dapat


disimpulkan yakni:
1). Metode numerik beda maju merupakan suatu metode yang mengadopsi
secara langsung definisi defferensial, dan dituliskan pengambilan h diharapkan
pada nilai yang kecil agar error-nya kecil, karena metode ini mempunyai error
yang besar.
2). Metode numerik beda mundur merupakan suatu metode yang dilakukan dalam
melakukan perhitungan nilai error dari selisih nilai fungsi dengan tujuan untuk
mengetahui besar kecilnya coding yang dibuat terhadap nilai rata-rata error.

E.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum Geokomputasi
acara Deferensiasi Numerik adalah seharusnya Asisten memberikan
praktikum kepada praktikan Agar praktikan bisa mengerti dengan mudah
acara Deferensiasi Numerik.
DAFTAR PUSTAKA

Lilik Eko. 2000. Catatan Kuliah Komputasi. Bandung.

Fatri,1998.Analisis Deferensiasi numerik.Jakarta.

Khabibah,2002. Deferensiasi Numerik.Yogyakarta.

You might also like