Professional Documents
Culture Documents
DIFERENSIASI NUMERIK
A. TUJUAN
1. Praktikan mampu membuat coding/program diferensiasi numerik beda maju
2. Praktikan mampu membuat coding/program diferensiasi numerik beda
mundur.
B. LANDASAN TEORI
Permasalahan Differensiasi Numerik Secara kalkulus: differensial Æ
perbandingan perubahan tinggi (selisih tinggi) dan perubahan jarak ditulis:
e(x) adalah error atau perbedaan antara f(x) dan p(x). Dalam diferensiasi numerik,
perbedaan ini akan mempunyai harga yang cukup signifikan, sehingga hasil
diferensiasi numerik mungkin tidak akurat, seperti dinyatakan sebagai berikut:
Secara teoritik dapat diperoleh rumus turunan numerik dengan orde lebih
dari dua, namun demikian pada kesempatan ini turunan numerik dibatasi sampai
dengan orde dua saja, karena permasalahan dalam bidang ilmu-ilmu kebumian
dan rekayasa mineral paling banyak menyangkut turunan sampai dengan orde
dua. Rumusan yang dinyatakan dalam beberapa persamaan di atas hanya berlaku
untuk turunan numerik bagi fungsi dengan interval variabel bebas yang konstan.
Seringkali interval variabel bebas fungsi kontinu ataupun diskrit tidak konstan,
maka turunan pertama numerik dapat dilakukan berdasar rumusan berikut:
Turunan numerik yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara menurunkan hasil
turunan numerik pertama sekali lagi berdasar rumus yang dinyatakan dalam
persamaan (2-7). (Lilik, 2000)
Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi
hitungan/aritmatika biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik
adalah solusi yang mendekati nilai sebenarnya / solusi pendekatan
(approximation) dengan tingkat ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat
sama dengan solusi sebenarnya, ada selisih diantara keduanya yang kemudian
disebut galat/error.
Metode numerik dapat menyelesaikan persoalan di dunia nyata yang
seringkali non linier, dalam bentuk dan proses yang sulit diselesaikan dengan
metode analitik. Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma algoritma
yang dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan
grafis dan teknik perhitungan yang mudah (Fatri,1998).
C. ALOGARITMA DAN FLOWCHART.
C.1. Algoritma
for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
3). Mencetak hasil pengolahan data
C.2 Flowchart.
1. Diferensiasi numerik beda maju
mulai
y(1)=0;
y(2)=164;
y(3)=316;
y(4)=425;
y(5)=492;
1
1
for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
end
for i = 1:(n-1);
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
selesai
selesai
1
1
figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;
selesai
D. HASIL
Adapun coding/program pada diferensiasi numerik adalah sebagai
berikut:
1. Coding Diferensiasi Numerik Beda Maju
%-----------------------------------------------------------------
%Program Diferensial Numerik menggunakan Beda Maju
%Oleh rahmatia
%-----------------------------------------------------------------
% data = xlsread('data1');
% t =data(:,1);
% y =data(:,2);
for i = 2:n
t(i) =t(1)+(i-1)*h;
end
y(1)=0;
y(2)=164;
y(3)=316;
y(4)=425;
y(5)=492;
for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
%for i = 1:n
% v(i+1) = (y(i+1)-y(i))/h;
% a(i+2) = (y(i+2)-2*y(i+1)+y(i))/(h^2);
%end
figure (2);
plot (t,a,'-');
xlabel ('Variabel t');
ylabel ('percepatan');
hold on;
2. Coding Diferensiasi Numerik Beda Mundur
%-----------------------------------------------------------------
%Program Diferensial Numerik menggunakan Beda Maju
%Oleh rahmatia
%-----------------------------------------------------------------
data = xlsread('data1');
t =data(:,1);
y =data(:,2);
% for i = 2:n
% t(i) =t(1)+(i-1)*h;
% end
% y(1)=0;
% y(2)=164;
% y(3)=316;
% y(4)=425;
% y(5)=492;
for i=1:(n-1)
v(i+1)=(y(i+1)-y(i))/h;
%a(i) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
for i = 1:(n-1)
% v(i) =(y(i+1)-y(i))/h;
a(i+1) =(v(i+1)-v(i))/h;
end
%for i = 1:n
% v(i+1) = (y(i+1)-y(i))/h;
% a(i+2) = (y(i+2)-2*y(i+1)+y(i))/(h^2);
%end
figure(1);
plot(t, v , '-');
xlabel('Variabel t');
ylabel('Kecepatan');
hold on;
figure (2);
plot (t,a,'-');
xlabel ('Variabel t');
ylabel ('percepatan');
hold on;
E. PEMBAHASAN.
atau
3. Central Difference (Beda Pusat)
Metode ini merupakan gabungan dari kedua metode sebelumnya. Dengan
metode selisih tengah, titik hampiran yang diambil adalah titik sebelum x0 dan
sesudah x0. Sehingga jarak antar kedua titik menjadi h + h = 2h. Dengan semakin
besar selang di antar dua titi, yaitu h, maka turunan dari suatu fungsi dapat
dihampiri dengan lebih baik. Dilihat dari besarnya galat, metode yang terakhir ini
memiliki galat yang paling kecil. Untuk fungsi di dalam MATLABnya adalah
sebagai berikut:
function rsp = selpus(f,x,h)
(𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥−ℎ))
rsp = 2×ℎ
E.1. Kesimpulan
E.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum Geokomputasi
acara Deferensiasi Numerik adalah seharusnya Asisten memberikan
praktikum kepada praktikan Agar praktikan bisa mengerti dengan mudah
acara Deferensiasi Numerik.
DAFTAR PUSTAKA