You are on page 1of 30

MAKALAH

“AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR DAN JIHAD”

Disusun Oleh:

Fajar Afriadi (4317030030)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga dan
sahabatnya, serta seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam yang berjudul "Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad".
Dalam makalah ini kami juga menguraikan dasar-dasar pengetahuan agama Islam
tentang amar ma’ruf nahi munkar dan jihad.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, harapan kami semoga makalah ini dapat menjadi informasi
yang bermanfaat bagi pembaca dan dapat memenuhi harapan berbagai pihak.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................2
C. CAKUPAN MATERI...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR............................................................3
1. Definisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar.....................................................3
2. Perintah Ber Amar Maruf Nahi Munkar...............................................3
3. Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar.............................................4
4. Pelaku Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Sasarannya.............................9
5. Perbuatan Amar Ma’ruf Nahi Munkar..................................................9
6. Kaidah-kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar..........................................11
7. Keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf nahi Munkar...........................12
B. JIHAD..........................................................................................................12
1. Definisi Jihad........................................................................................12
2. Macam-macam Jihad dan Perintah Untuk Berjihad.............................13
3. Tujuan Disyariatkannya Jihad...............................................................15
4. Hukum Jihad.........................................................................................15
5. Keutamaan Jihad Fii Sabilillah.............................................................16
6. Tingkatan Jihad.....................................................................................18
7. Kaidah-kaidah dan Syarat-syarat Jihad.................................................19
8. Penyimpangan-penyimpangan Dalam Jihad Fii Sabilillah...................20
9. Pandangan Islam Terhadap Terorisme..................................................22
10. Amalan-amalan yang Setara Jihad Fii Sabilillah..................................24
C. HUBUNGAN ANTARA AMAR MARUF NAHI MUNKAR DAN JIHAD
...................................................................................................................25
D. CONTOH JIHAD DAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR PADA
PERSOALAN ZAMAN SEKARANG.....................................................26

BAB III PENUTUP...............................................................................................27


A. KESIMPULAN............................................................................................27
B. SARAN........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehadiran agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dibawa
Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia
yang sejahtera lahir dan batin, Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai
kehidupan manusia dan bersosialisasi yang terdapat di dalam sumber ajarannya,
Al Quran dan hadis tampak ideal dan agung, Di dalam Al Quran dan Hadis Allah
memerintahkan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjihad untuk
menegakkan syariat Islam sebagaimana yang telah di lakukan oleh Nabi
Muhammad SAW.

Amar ma’ruf nahi munkar dan jihad adalah perihal yang sangat penting
dalam kehidupan bersosialisasi dan beragama umat Islam. Manusia dituntut untuk
bergotong royong dan bersosialisasi. Tak lepas pula pada alam semesta ini, tidak
dibolehkan untuk merusaknya, bahkan manusia disuruh untuk menjaga dan
merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga dituntut untuk berbuat baik kepada
sesama dan tidak boleh melakukan perusakan. Di dunia ini manusia memiliki
tanggung jawab yang sama karena sama- sama makhluk Allah, yakni berbuat baik
dan meninggalkan keburukan agar kehidupan ini berjalan selaras dan seimbang.

Di dalam Islam untuk mengajak akan perbuatan yang baik, mencegah akan
perbuatan yang munkar, dan berjuang demi agama Islam tidak lepas dari aturan-
aturan yang sudah disebutkan atau dijelaskan dalam Al-Quran ataupun hadis, jadi
tidak seseorang pun yang boleh semena-mena dalam melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar dan jihad.

Dalam makalah ini maka penulis akan menjelaskan tentang seluk beluk
amar ma’ruf nahi munkar dan jihad sebagai tugas mata kuliah pendidikan agama
Islam di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Broadband Multimedia 2017.

4
B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan nilai tugas
mata kuliah pendidikan agama Islam dan juga agar mahasiswa yang beragama
Islam kelas BM1B khususnya mengetahui dan memahami secara lebih mendalam
mengenai seluk beluk amar ma’ruf nahi munkar dan jihad. Sehingga diharapkan
dengan lebih memahami topik ini dapat meningkatkan kualitas kehidupan
beragama mahasiswa dan meningkatkan kualitas antara hubungan sesama
manusia dan hubungan kepada Allah SWT.

C. CAKUPAN MATERI

Pada makalah ini akan dibahas mengenai amar ma’ruf nahi munkar dan
jihad yang terdiri dari:

1. Definisi amar ma’ruf nahi munkar


2. Syarat yang wajib ada bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar
3. Sifat-sifat dan adab-adab yang harus dimiliki pelaku amar ma’ruf nahi
munkar
4. Definisi jihad
5. Hukum jihad
6. Kaidah-kaidah dan syarat-syarat jihad

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
1. Definisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Frasa amar ma’ruf nahi munkar menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu
Al-Ma’ruf dan Al-Munkar. Ada tiga puluh delapan kata Al-Ma’ruf dan enam belas
kata Al-Munkar di dalam Al-Qur'an.

Secara bahasa Al-Ma’ruf berarti dikenal, sedangkan secara istilah berarti


sesuatu yang baik menurut syariat Islam, pandangan umum dan adat masyarakat
selama sejalan dengan nilai-nilai agama. Secara bahasa Al-Munkar berarti sesuatu
yang tidak dikenali, dan secara istilah berarti segala hal yang diingkari, dilarang,
dan dicela oleh syariat Islam serta dicela pula oleh orang-orang.1
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Al-Ma’ruf adalah satu
nama yang mencakup bagi segala hal apa yang dicintai Allah SWT, berupa iman
dan amal shalih, dan Al-Munkar adalah satu nama yang mencakup segala apa
yang Allah SWT larang.2 Secara keseluruhan pengertian dari amar ma’ruf nahi
munkar yaitu sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang
baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Kewajiban dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar merupakan
kewajiban atas seluruh umat atau disebut juga fardhu kifayah. Apabila segolongan
dari umat melaksanakannya, gugurlah kewajiban itu dari yang lain.

2. Perintah ber Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada sumber-sumber
ajarah Islam yaitu Al Quran dan Hadis.
a. Dalil dari Al Quran
Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada firman Allah

‫ن إ فملى ٱل م‬ ‫كن من ر ر‬
‫ف‬
‫معررو ف‬
‫ن ب فٱل م‬
‫مررو م‬‫خيرف ومميأ ر‬ ‫عو م‬ ‫مة ميد ر‬ ‫كم أ م‬ ‫مولت م ر م‬
‫ن‬‫حو م‬ ‫مفل ف ر‬‫م ٱل ر‬ ‫منك مرفۚ ومأ روول لمئ ف م‬
‫ك هر ر‬ ‫ن ٱل ر‬
‫ن عم ف‬
‫وممينمهو م‬
1 Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan
dari kemungkaran). (hlm. 3)
2 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah. (hlm. 18-19)

6
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3]: 104)

b. Dalil dari As Sunnah


Dalil hadis untuk ber amar ma’ruf nahi munkar yaitu berasal dari Abu
Sa’id Al Khudri, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
‘Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan
jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.’”3

3. Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar


a. Syarat wajib pelaku amar ma’ruf nahi munkar
1) Beragama Islam
Ini adalah syarat paling penting dan sebagai pondasinya, karena hisbah
(amar ma’ruf nahi munkar) adalah otoritas syari’at Islam. Tidak dibenarkan orang
kafir berkuasa atas seorang muslim.
2) Mukallaf (baligh/sudah dewasa)
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar haruslah orang yang
mukallaf (orang yang sudah baligh dan berakal sehat. Jikalau seandainya anak
kecil mumayyiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk)
melakukan amar ma’ruf atau mengingkari kemunkaran maka boleh saja ia
melakukannya dan dia mendapatkan pahala, tetapi itu tidak wajib atasnya, dan
tidak ada yang boleh mencegahnya karena ini merupakan perbuatan baik.
3) Adanya kemampuan
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus memiliki kemampuan ketika
melakukan amar mar’rif nahi munkar, dan manusia hanyalah diberikan beban dan

3 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 49 & 51)

7
kewajiban sesuai kemampuannya. Orang yang tidak memiliki kemampuan maka
tidak wajib amar ma’ruf nahi munkar bagi dirinya.4
Sebagaimana hadis Rasulullah SAW

َ‫ن مرمأى‬ ‫م و‬ ‫ل م‬ ‫م مقاَ م‬ ‫سل م م‬‫ه ع مل مي وهف وم م‬ ‫صملى الل م ر‬ ‫ل الل مهف م‬ ‫سو م‬ ‫مر ر‬
‫ن لم و‬
‫م‬ ‫ساَن فهف فمإ ف و‬
‫ست مط فعو فمب فل ف م‬ ‫ن لم و‬
‫م يم و‬ ‫من وك مررا فمل وي رغمي موره ر ب في مد فهف فمإ ف و‬
‫ر‬
‫قل وبه وذ مل ف م م‬
‫ن‬ ‫ماَ ف‬
‫لي م‬‫فا وف‬ ‫ضع م ر‬ ‫كأ و‬ ‫ست مط فعو فمب ف م ف ف م‬ ‫يم و‬
“Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan
jka tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.”

b. Sifat-sifat dan adab-adab yang harus dimiliki oleh pelaku amar ma’ruf nahi
munkar antara lain:

1) Niat yang baik (ikhlas)


Ikhlas adalah mengesakan hak Allah SWT dengan hanya menunjukkan
ketaatan kepada-Nya. Ikhlas adalah perkara yang terdapat dalam lubuk hati, tidak
ada satu orang pun yang mampu mengetahuinya kecuali hanya Allah SWT.
2) Mutaba’ah (mengikuti contoh Rasulullah SAW)
Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar ialah apa-apa saja yang dibawa oleh
Rsulullah SAW dan hendaklah hal ini selalu menjadi perhatian bagi pelaku amar
ma’ruf nahi munkar agar mengetahui keseluruhan tentang Rasulullah SAW dan
mencontohi segala amal perbuatannya.
3) Berilmu
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar haruslah mengetahui segala sesuatu
tentang apa yang diperintahkannya itu adalah benar-benar perbuatan yang ma’ruf
demikian pula orang yang melarang kemunkaran harus mengetahui bahwa apa
yang benar-benar dilarangnya itu ialah kemunkaran.
Sebagaimana firman Allah SWT

4 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 74-75 )

8
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫سفبيفلي مأد ر و م‬
‫ن‬
‫ممم ف‬
‫صمميمرةة أن ممماَ وم م‬
‫ى بم ف‬‫عوا إ فلى ٱللممهف ع ملمم ل‬ ‫رقلُ هلمذ فهفۦ م‬
‫م‬
‫ن‬
‫كي م‬
‫مشرف ف‬ ‫ن ٱل ر‬ ‫م م‬ ‫ن ٱلل مهف وم م‬
‫ماَ أمناَ ف‬ ‫ح م‬
‫سب لم‬‫ٱت مب معمفنيۖ وم ر‬
“Katakanlah (Muhammad), "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS. Yusuf [12]:
108)

Ayat ini menunjukkan harus adanya hujjah yaitu dalil yang jelas. Imam
Ibnu Qayyim mengatakan, “Apabila dakwah mengajak manusia ke jalan Allah
merupakan kedudukan yang mulia dan utama bagi seorang hamba, maka hal itu
tidak akan terlaksana kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, seseorang dapat
berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah. Bahkan demi sempurnanya dakwah,
ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang maksimal.

4) Mengamalkan apa yang telah diketahuinya

Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar hendaklah mengamalkan


ilmu yang telah diketahuinya sebagai penerapan dari perkataannya sehingga
perbuatannya membenarkan perkataannya.

Sebagaimana firman Allah SWT

‫م‬ ‫أ متأ مممرون ٱلنمماَس بممٱلبر وتنسممو م‬


‫كم ومأنت رممم متتل رممو م‬
‫ن‬ ‫سمم ر‬
‫ن أنفر م‬
‫م‬ ‫م ف فم مم م‬ ‫م ر ر م م‬
‫ٱلكت ۚ م‬
‫قرلو م‬
‫ن‬ ‫ب أفممل متع ف‬‫ف لم م‬

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu


melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah [2]: 44)

Demikianlah Allah SWT mencela orang yang melakukan amal ma’ruf nahi
munkar namun perbuatannya sendiri menyelisihinya.

9
5) Ar-Rifq (lemah lembut) dan kasih sayang terhadap manusia

Ar-rifq adalah lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu
mengambil jalan mudah. Ar-rifq adalah lawan dari kekerasan. Kelemah-lembutan
merupakan sifat dari para nabi dan rasul.

6) Amanah

Hendaklah pelaku amar ma’ruf nahi munkar adalah orang yang amanah
dan memiliki hati nurani yang hidup dalam menyampaikan dan melaksanakan
perintah Allah SWT.

7) Hikmah

Hikmah dalam melakukan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar


sangatlah dituntut keberadaanya. Hikmah ialah kebenaran atau sesuatu kesesuaian
dalam segala perkataan dan perbuatan serta meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya.

Sifat hikmah ini akan diraih dengan hal-hal berikut:

 Mengetahui dan mengenal tingkatan-tingkatan dakwah


 Mengetahui dan mengenal tingkatan objek dakwah
 Mengetahui dan mengenal tingkatan apa yang hendak ia perintahkan dan
apa yang hendak ia larang atau cegah.
 Mengetahui dan mengenal berbagai maslahat dan mafsadat
8) Sabar

Sabar ialah menahan diri dari keluh kesah dan murka, menahan lisan dari
mengadu, dan menahan anggota badan dari tasywisy (tindakan yang tidak wajar).

Sebagaimana firman Allah SWT

10
‫ر‬
‫لُ وممل ت مسمممتع ف‬
ُ‫جل‬ ‫سمم ف‬‫ن ٱلرر ر‬ ‫صب ممر أوول رمموا و ٱلعمممزم ف ف‬
‫ممم م‬ ‫ماَ م‬‫فمٱصفبر ك م م‬
‫م‬
‫مممن‬‫عة م‬ ‫ن ملم ميلب مرثوا و إ فمل م‬
‫سمماَ م‬ ‫دو م‬
‫ماَ ريوع م ر‬
‫ن م‬‫م ي ممرو م‬ ‫ل مرهمۚك مأن مرهم ميو م‬
‫ن‬
‫قو م‬
‫س ر‬
‫ف ف‬
‫م ٱل لم‬ ‫ك إ فمل ٱل م‬
‫قو ر‬ ‫ن ممهاَرۚف ب م مللغَٰۚ فممهلُ ريهل م ر‬

“Maka bersabarlah kamu sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki


keteguhan dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada
hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah
tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu
pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS.
Al Ahqaf [46]: 35)

Ayat diatas menunjukkan bahwa rasul-rasul Allah telah senantiasa bersabar


dalam menyampaikan tauhid dan amar ma’ruf nahi munkar kepada umatnya.
Maka dari itu pelaku amar ma’ruf nahi munkar hendaklah memiliki kesabaran dan
keteguhan yang tinggi seperti yang telah dicontohkan oleh rasul-rasul Allah.

9) Melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara syar’i dan adil

Dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar haruslah syar’i dan adil.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah “Kebanyakan
pelaku amar ma’ruf nahi munkar melampaui batas. Adakalanya karena kebodohan
dan adakalanya karena kezhaliman. Permasalahan ini harus dilakukan dengan
teliti, baik mengingkari kemunkaran terhadap orang kafir, munafik, fasik, atau
pelaku maksiat.” Dari perkataan Imam Ibnu Taimiyah inilah hedaknya pelaku
amar ma’ruf nahin munkar melakukannya dengan syar’i dan adil agar tidak
termasuk orang-orang yang melampaui batas.5

10) Tidak Putus Asa

Seorang pelaku amar ma’ruf nahi munkar tidaklah boleh memiliki sifat
putus asa dalam menyampaikan apa yang benar, meskipun apa yang telah dia

5 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 102)

11
sampaikan tidak pernah berhasil mengembalikan orang tersebut ke jalan yang
benar.

4. Pelaku Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Sasarannya

Yang menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap Muslim yang
kuasa dan ada keyakinan dalam dirinya bahwa jika ia tidak melakukan
penentangan (amar ma’ruf nahi munkar) niscaya ia mendapatkan mudarat besar
(kerugian) atau juga orang yang menganggap bahwa amar ma’ruf nahi munkar
mustahab (lebih baik dilakukan), karena terdapat usaha menampakkan syiar Islam
dan memperingatkan manusia terhadap perintah-perintah agama.

Yang menjadi sasaran dari pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap
orang yang mukallaf, bahkan juga orang yang tidak mukallaf seperti anak-anak
dan orang kurang berakal, dan bila dikhawatirkan adanya mudharat dari orang-
orang selain mereka. Anak-anak dicegah dari perbuatan yang diharamkan,
sehingga mereka tidak terbiasa mengerjakannya. Juga mereka dipaksa shalat, agar
terbiasa.6

5. Perbuatan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Kemunkaran yang wajib dihilangkan oleh seorang Muslim ialah


kemunkaran yang terdapat padanya empat syarat berikut:

a. Kemunkaran itu nyata sebagai bentuk kemunkaran


Kemunkaran yang wajib diingkari ialah kemunkaran yang telah ditetapkan
syariat berupa dosa-dosa kecil maupun besar; mencakup semua kemaksiatan yang
dilakukan oleh siapa saja. Sehingga jika terlihat orang yang melakukan
kemaksiatan, maka ia wajib melarangnya.
b. Kemunkaran itu sedang terjadi
Keadaan 1 : Masih Dalam Niatan dan Tekad

6 Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Munkar (Perintah kepada kebaikan larangan
dari kemunkaran). Diterjemahkan oleh Akhmad Hasan. (hlm. 36)

12
Yakni pelaku kemunkaran yang telah bertekad untuk melakukannya yang dapat
diketahui dari tingkah laku dan tanda-tanda lainnya. Yang perlu pelaku amar
ma’ruf nahi munkar lakukan ialah dengan menasihati sesuai dengan kaidah
beramar ma’ruf nahi munkar.
Keadaan 2 : Pada Saat Terjadi Kemunkaran
Pelaku kemunkaran yang sedang melakukan kemunkaran pada saat dicegah atau
diingkari. Pada saat seperti ini pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus langsung
mengingkari kemunkaran tersebut selama dia mampu mencegahnya.
Keadaan 3 : Setelah Terjadinya Kemunkaran
Bila kemunkaran telah selesai dan yang tersisa hanya bekasnya saja maka pelaku
kemunkaran harus diserahkan kepada penguasa atau wakilnya.
c. Kemunkaran tersebut terlihat jelas tanpa harus dimata-matai
Islam menghukumi sesuatu secara lahiriah, menghukumi yang tampak
jelas, sedang hal-hal yang tersembunyi diserahkan kepada Allah SWT, sehingga
Islam tidak boleh menyebarkan aib atau rahasia orang lain.
d. Kemunkaran itu sudah maklum dan bukan permasalahan khilaf ijtihadiyah
Imam An Nawawi mengatakan, “Tidak boleh ada pengingkaran terhadap sesuatu
hal yang diperselisihkan para ulama dan belum disepakati karena menyangkut dari
salah satu mazhab. Berkaitan dengan kemunkaran yang jelas menyalahi nash dan
bukan masalah ijtidaiyah maka harus diingkari seperti:
 Orang yang menyalahi Al Quran dan Sunah dan yang telah menjadi
kesepakatan Ulama maka termasuk kemunkaran.
 Seluruh bid’ah dalam akidah maupun selainnya wajib diingkari.
 Orang yang berpindah kemudian mengikuti kebiasaan munkar di daerah
tersebut atau orang yang mengikuti hawa nafsunya bukan karena dalil
maka termasuk perbuatan munkar.
 Orang yang mencari rukhshah (keringanan) dari ulama karena keinginan
hawa nafsu termasuk perbuatan munkar.

13
 Jika terdapat pendapat ulama yang lemah atau jelas kelemahannya
kemudian berpegang pada pendapat tersebut maka termasuk kemunkaran.7

6. Kaidah-kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

a. Syariat adalah pokok dalam menetapkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Yang menjadi timbangan dan tolok ukur dalam menentukan sesuatu yang
ma’ruf dan yang munkar yaitu Kitabullah, Sunah Rasulullah SAW, dan yang
menjadi kesepakatan Salafush Shalih, dan bukan yang dianggap baik oleh
manusia dari perkara-perkara yang menyelisihi syariat.
b. Memiliki ilmu bashirah tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar haruslah memiliki ilmu dan
mengetahui antara yang benar dan salah berdasarkan sumber Islam yaitu Al Quran
dan As Sunah, serta mengetahui hakikat dan sasaran beramar ma’ruf nahi munkar.
c. Mendahulukan yang paling penting sebelum yang penting
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar hendaklah lebih mendahulukan yang
paling penting terlebih dahulu yaitu dengan memperbaiki ushul (pokok-pokok)
Aqidah diri sendiri terlebih dahulu. Setelah diri sendiri sudah siap menyampaikan
amar ma’ruf nahi munkar barulah melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d. Memikirkan dan menimbang antara Maslahat dan Mafsadat
Maksud dan inti dari kaidah ini yaitu seperti perkataan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah “Amar ma’ruf tidak boleh menghilangkan kema’rufan lebih
banyak, atau mendatangkan kemunkaran yang lebih besar. Nahi munkar tidak
boleh mendatangkan kemunkaran yang lebih besar atau menghilangkan
kema’rufan yang lebih kuat kepadanya.” Syariat Islam dibangun diatas kaidah
memperoleh maslahat (kebaikan) dan menyempurnakannya dan mencegah
mafsadat (kerusakan dan menghilangkan atau meminimalisirnya.

7 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 126-133)

14
7. Keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan sifat nabi-nabi dan rasul-rasul
b. Termasuk kewajiban yang paling penting dalam Islam
c. Sebagai sebab keutuhan, keselamatan, dan kebaikan bagi masyarakat
d. Menghidupkan hati
e. Sebagai sebab datangnya pertolongan, kemuliaan, dan diberikannya
kedudukan di bum
f. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk shadaqah
g. Menolak marabahaya
h. Orang yang mencegah terjadinya kemunkaran akan diselamatkan oleh
Allah SWT
i. Termasuk sifat-sifat orang-orang mukmin dan shalih
j. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk jihad yang utama
k. Sebagai terapi dari problematika yang ada di setiap zaman dan setiap
negeri
l. Sebab dihapuskannya dosa
m. Amar ma’ruf nahi munkar adalah perkataan yang baik.

B. JIHAD

1. Definisi Jihad

Menurut bahasa (etimologi), Al jihad berasal dari kata jahada-yajhadu-


jahdah atau juhdan, yaitu keluasan atau kekuatan dan Al jahdu yang berarti
berjuang atau berjerih payah. Jadi kata Al jahdu dan Al jihadu dalam bahasa
berarti berusaha dengan sekeras-kerasnya demi mencapai cita-cita atau mencegah
duka derita.

Menurut Mazhab Hanafi dalam “Fathul Qadir” oleh Ibnu Hammam Al


jihad ialah mengundang orang kafir kepada agama Allah dan memerangi mereka
kalau mereka menolak undangan tersebut. Menurut Mazhab Maliki, Al jihad ialah
memerangi orang kafir yang tidak terikat perjanjian demi meninggikan

15
kalimatullah, atau menghadirkan-Nya, atau menaklukkan negerinya demi
memenangkan agam-Nya. Menurut Mazhab Asy Syafii, Al Bajuri berkata bahwa
Al Jihad artinya berperang di jalan Allah dan Ibnu Hajar mengatakan bahwa
menurut syariat, al jihad adalah berjuang sekuat-kuatnya untuk memerangi kaum
kafir. Dan menurut Mazhab Hambali, Al jihad adalah memerangi kaum kafir atau
menegakkan kalimat Allah.8

2. Macam-macam Jihad dan Perintah untuk berjihad


a. Jihad melawan musuh yang nyata
b. Jihad melawan setan
c. Jihad melawan hawa nafsu

Ketiga macam jihad ini termaktub dalam Al Quran diantaranya firman Alllah
SWT

‫جعممم م‬
ُ‫ل‬ ‫جهممماَد فهفۚۦ هرمموم ٱجت مب مى لك رممم وم م‬
‫ممماَ م‬ ‫دوا و ففممي ٱلل مممهف م‬
‫حممقم ف‬ ‫جه ف ر‬
‫وم لم‬
‫م‬‫مى لك ر ر‬
‫س م‬‫مۚ هروم م‬‫هي م‬ ‫كم فإبلمر ف‬ ‫ة أ مفبي ر‬
‫مل م م‬
‫حمرجۚ م‬‫من م‬ ‫ن ف‬‫دي ف‬ ‫كم ففي ٱل م‬ ‫ع مملي ر‬
‫دا‬ ‫شممفهي ر‬‫ل م‬‫سممو ر‬ ‫ن ٱلمر ر‬ ‫ذا ل في مك رممو م‬
‫لُ ومففممي هلممم م‬‫من قمبمم ر‬ ‫ن ف‬ ‫مي م‬‫مسل ف ف‬ ‫ٱل ر‬
‫م‬
‫صممل مولة م‬
‫موا و ٱل م‬
‫سۚ فمممأفقي ر‬ ‫م‬
‫دامء ع ملممى ٱلن ممماَ ف‬ ‫كون رمموا و ر‬
‫شممهم م‬ ‫ع ممليك رممم ومت م ر‬
‫ى‬ ‫م ٱل م م‬ ‫مول مى ل ر‬
‫كمۖ فمفنعمم م‬ ‫موا و ب فٱلل مهف هروم م‬ ‫وممءارتوا و ٱلمزك مولة م ومٱعت م ف‬
‫مممول ل‬ ‫ص ر‬
‫صيرر‬
‫م ٱلن م ف‬
‫ومفنع م‬

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. “
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah)
telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula)
dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah

8 Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern (hlm. 11-12)

16
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
(QS. Al Hajj [22]: 78)

‫سمم ر‬
‫كم ففممي‬ ‫ف ف‬ ‫دوا و ب فمممأموملل ف ر‬
‫كم وممأن ر‬ ‫جهفمم ر‬
‫قمماَل وم لم‬
‫فاَفمماَ ومث ف م‬ ‫خ م‬ ‫فممرروا و ف‬‫ٱن ف‬
‫ن‬
‫مو م‬‫كنرتم متعل م ر‬ ‫كم فإن ر‬ ‫خير ل م ر‬‫كم م‬ ‫لُ ٱلل مهۚف ذ لمل ف ر‬
‫سفبي ف‬‫م‬
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At Taubah [9]: 41)

‫سفهم ففممي‬ ‫ف ف‬ ‫دوا و ب فمأمولمل ففهم وممأن ر‬ ‫جه م ر‬‫جرروا و وم لم‬ ‫هاَ م‬‫مرنوا و وم م‬ ‫ن مءا م‬ ‫ذي م‬‫ن ٱل م ف‬
‫إف م‬
‫ضممرهم مأول في ممماَرء‬ ‫ك مبع ر‬‫صممرروا و أ روول لمئ فمم م‬‫ن مءامووا و ومن م م‬ ‫ذي م‬ ‫لُ ٱلل مهف ومٱل ممم ف‬ ‫سفبي ف‬‫م‬
‫مممن‬ ‫من ومل لمي مت ففهم م‬ ‫كم م‬ ‫ماَ ل م ر‬ ‫جرروا و م‬ ‫مرنوا و ومملم ي رمهاَ ف‬ ‫ن مءا م‬ ‫ذي م‬ ‫بعض ومٱل م ف‬
ۚ ‫م‬
‫م‬ ‫ن فمعمملي ر‬
‫كمم ر‬ ‫دي ف‬‫كم ففي ٱل م‬ ‫صررو ر‬ ‫ن ٱسمتن م‬ ‫جرروا ۚو ومإ ف ف‬ ‫ى ي رمهاَ ف‬ ‫حت م ل‬‫شيةء م‬ ‫م‬
َ‫ممما‬ ‫ميث لمممقۗ ومٱلل ممم ر‬
‫ه بف م‬ ‫ى قمممو م ف مبين مك رممم وممبين مهرممم م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ٱلن مصممرر إ فل ع ملمم ل‬
‫صير‬ ‫مرلو م‬
‫ن بم ف‬ ‫متعۡ م‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu
sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi
belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi
mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib
memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian
antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Anfal [8]: 72)

Istilah jihad digunakan untuk melawan hawa nafsu, melawan setan, dan
melawan orang-orang fasik. Adapun jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan

17
belajar agama Islam dengan benar. Adapun jihad melawan setan dengan menolak
segala syubhat dan syahwat yang selalu dihiasi setan. Jihad melawan orang kafir
dan fasik dengan tangan, harta, lisan dan hati.

3. Tujuan Disyariatkannya Jihad

Tujuan disyariatkannya jihad yaitu sepeti yang dikatakan Syaikhul Islam


Ibnu Taimiyah, “Tujuan jihad adalah agar kalimat Allah tinggi, dan agar agama
semua milik Allah, yaitu maksud tujuannya agar agama Allah tegak di bumi.”

Beliau juga berkata ,”Tujuan disyariatkannya jihad agar (manusia dan jin
meyakini bahwa) tidak ada yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah,
tidak berdoa kepada yang selain Allah, tidak Shalat kepada selain Allah, tidak
puasa kepada selain Allah, tidak umrah dan haji kecuali ke baitullah, tidak boleh
ada penyembelihan qurban melainkan hanya kepada Allah, tidak bernazar
melainkan hanya karena Allah, tidak bersumpah melainkan hanya dengan nama
Allah, tidak bertawakal melainkan hanya kepada-Nya, tidak ada yang
mendatangkan kebaikan melainkan hanya dari Allah, tidak ada yang dapat
menolak kejelekan melainkan hanya Allah, tidak ada yang menunjuki (jalan lurus)
melainkan hanya Allah, tidak ada yang memberikan rezeki mereka kecuali hanya
Allah, tidak ada yang memberikan kecukupan kepada mereka kecuali hanya Allah
dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa mereka kecuali hanya Allah.”9

4. Hukum Jihad

Hukum jihad adalah fardhu (wajib) dengan dasar firman Allah

‫ى مأن ت مۡكمرهرمموا و م‬
َ‫شمم ‍ ۡ‍‍يا‬ ‫ل ومهروم ك رۡر هه ل مك ر ۖۡم ومع م م‬
‫سمم ىل‬ ‫قمتاَ ر‬ ‫م ٱۡل ف‬‫ب ع مل ۡميك ر ر‬‫ك رت ف م‬
‫ه‬ ‫شمم ‍ ۡ‍‍ياَ ومهرمموم م‬
‫شممهرر ل مك رمم ۚۡم ومٱلل ممم ر‬ ‫ى مأن ت ر ف‬
‫حربوا و م‬ ‫س ىل‬ ‫خۡيهر ل مك ر ۖۡم ومع م م‬ ‫ومهروم م‬
‫م‬
‫ن‬
‫مو م‬ ‫م ومأنت ر ۡم مل ت مۡعل م ر‬‫ي مۡعل م ر‬
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

9 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 103-104)

18
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2]: 216)

Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah SWT bagi kaum
Muslimin agar mereka menghentikan kejahatan musuh dalam wilayah Islam. Dalil
tentang jihad juga terdapat dalam As Sunah, Rasulullah SAW bersabda pada saat
Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah)

“Tidak ada hijrah setelah fathu makkah, akan tetapi yang ada adalah jihad dan
niat baik. Dan apabila kalian diminta untuk berngkat berperang (oleh imam/ulil
amri), maka berangkatlah.”

Hukum jihad memerangi orang kafir adalah fardhu kifayah. Berdasarkan


dalil-dalil dari Al Quran, As Sunah yang shahih serta penjelasan ulama Ahlus
Sunnah.

5. Keutamaan Jihad Fisabilillah

Keutamaan orang yang berjihad sangat banyak diantaranya adalah :

a. Geraknya seorang mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah) di medan


perang itu diberikan pahala oleh Allah SWT
b. Jihad adalah perdagangan yang pasti untung dan tidak pernah rugi
c. Jihad lebih utama dari meramaikan Masjidil Haram dan lebih utama
daripada memberikan minuman kepada jemaah haji
d. Jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid)
e. Orang yang berjihad, meskipun ia telah mati syahid, namun ia tetap hidup
dan diberikan rizki
f. Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa dan tidak berbuka yang
mengerjakan shalat malam terus menerus
g. Jihad adalah jalan menuju surga
h. Jihad menghilangkan kecemasan dan kesedihan
i. Sesungguhnya surga itu memiliki 100 derajat yang disediakan Allah untuk
orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan tingkat
berikutnya berjarak seperti langit dan bumi.
j. Surga itu dibawah naungan pedang
k. Orang yang mati syahid memiliki 6 keutamaan
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

19
‫عن ود م‬ ‫شفهيد ف ف‬ ‫م فلل م‬ ‫سل م م‬ ‫ه ع مل مي وهف وم م‬ ‫صملى الل م ر‬ ‫ل الل مهف م‬ ‫سو ر‬ ‫ل مر ر‬ ‫مقاَ م‬
‫م‬
َ‫ل د مفوعمةة ومي ممرى‬ ‫ه ففي أوم ف‬ ‫فرر ل م ر‬ ‫ل ي رغو م‬ ‫صاَ ة‬
‫خ م‬ ‫ت ف‬ ‫س ر‬ ‫الل مهف ف‬
‫و‬ ‫ب ال و م‬
‫ن‬ ‫م و‬ ‫ن ف‬‫م ر‬ ‫قب ورف ومي مأ م‬ ‫ذا ف‬ ‫ن عم م‬ ‫م و‬ ‫جاَرر ف‬ ‫جن مةف ومي ر م‬‫ن ال و م‬ ‫م و‬ ‫قعمد مه ر ف‬ ‫م و‬‫م‬
‫و‬
‫ج ال ووممقاَرف ال ومياَرقوت م ر‬
‫ة‬ ‫سهف متاَ ر‬ ‫ضعر ع مملى مرأ ف‬ ‫فمزفع اول مك وب مرف ومريو م‬ ‫ال و م‬
‫ن‬‫سب وفعي م‬‫ن وم م‬ ‫ج اث ون مت مي و ف‬ ‫ماَ ففيمهاَ ومي رمزوم ر‬ ‫ن الد رن ومياَ وم م‬ ‫م و‬ ‫خي ورر ف‬ ‫من ومهاَ م‬ ‫ف‬
‫ن‬
‫م و‬ ‫ن ف‬ ‫سب وفعي م‬ ‫فعر ففي م‬ ‫ش م‬ ‫ن ومي ر م‬ ‫و‬ ‫ن ال و ر‬
‫حورف الفعي ف‬ ‫م و‬ ‫ة ف‬‫ج ر‬‫مزوو م‬
‫ح‬
‫حي ر‬ ‫ص ف‬ ‫ن م‬ ‫س ر‬ ‫ح م‬ ‫ث م‬ ‫دي ر‬ ‫ح ف‬ ‫ذا م‬ ‫سى هم م‬ ‫عي م‬ ‫ل أ مربو ف‬ ‫أ ممقاَرفب فهف مقاَ م‬
‫ب‬ ‫غم ف‬
‫ري ر‬
“orang yang mati syahid di sisi Allah mendapatkan enam keutamaan: (1)
diampunkan dosanya sejak tetesan darah pertama, (2) dapat melihat
tempatnya di surga, (3) akan dilindungi dari azab kubur, (4) diberikan
rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan
pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, dan (6) dapat memberikan
syafaat kepada 70 orang keluarganya.”
l. Orang yang mati syahid ruhnya berada di qindil (lampu/lentera) yang
berada di surga
m. Orang yang mati syahid diampunkan dosanya, kecuali hutang
n. Orang yang berjihad fi sabilillah dan mati syahid akan diberikan rizki dan
tidak diazab dalam kuburnya

6. Tingkatan Jihad
a. Jihaadun Nafs
Jihad ini ada empat tingkatan :

Pertama : Berjihad untuk mempelajari ilmu (syar’i) dan petunjuk. Yaitu


seseorang yang mempelajari agama yang haqq.

Kedua : Berjihad untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya. Bila semata-
mata berdasarkan ilmu saja tanpa amal, maka bisa jadi ilmu itu akan
mencelakainya, (minimal) tidak bermanfaat baginya.

20
Ketiga : Berjihad untuk mendakwahkan dan mengajarkan kepada orang yang
belum mengetahuinya. Apabila dakwah ini tidak dilakukannya maka hal ini
termasuk menyembunyikan ilmu yang telah Allah turunkan, baik berupa petunjuk
maupun keterangan-keterangan.

Keempat : berjihad untuk sabar terhadap kesulitan-kesulitan dalam berdakwah di


jalan Allah dan juga sabar terhadap gangguan manusia. Dia menanggung
kesulitan-kesulitan dakwah itu semata-mata karena Allah.

b. Jihaadusy Syaithaan (jihad melawan setan)

Jihad ini ada dua tingkatan :

Pertama : Berjihad untuk membentengi diri dari serangan syubhat dan keraguan
yang dapat merusak iman.

Kedua : berjihad untuk membentengi diri dari serangan keinginan-keinginan


yang dapat merusak.

c. Jihaadul kuffaar wal munaafiqiin

Pada jihad ini terdapat empat tingkatan :

Pertama : Jihad dengan hati

Kedua : Jihad dengan lisan

Ketiga : Jihad dengan harta

Keempat : Jihad dengan jiwa

d. Jihad Arbaabizh Zhulm wal Bida’ wal Munkarat (jihad melawan tokoh-
tokoh yang zalim, pelaku bid’ah dan kemunkaran)

Pada jihad ini terdapat tiga tingkatan :

Pertama : Dengan tangan apabila sanggup

Kedua : Apabila tidak sanggup, maka dengan lisan

21
Ketiga : Apabila tidak sanggup maka dengan hati10

7. Kaidah-kaidah dan Syarat-syarat Jihad

Jihad memiliki kaidah-kaidah dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.


Maka jihad di jalan Allah tidak sempurna dan tidak diterima amal shalih yang
diterima disisi Allah SWT kecuali dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
dengan syarat-syarat tersebut. Diantara kaidah-kaidah dan syarat syarat yang
paling penting yaitu,

a. Jihad harus dibangun diatas dua syarat yang merupakan dasar dari setiap
amal shalih yang diterima, yaitu ikhlas dan mutabaah.
b. Jihad harus sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya jihad, yaitu
seorang muslim berjihad agar agama Islam ini tegak dan agar kalimat
Allah menjadi yang paling tinggi.
c. Jihad harus dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena jihad
termasuk ibadah yang paling agung dan ketaatan yang paling mulia seperti
yang telah disebutkan.
d. Hendaknya jihad ditunaikan dengan kasih sayang dan kelembutan kepada
makhluk.
e. Jihad harus dilaksanakan dengan keadilan dan menjauhi permusuhan.
f. Jihad harus dilaksanakan bersama dengan ulil amri.
g. Hendaknya jihad fii sabilillah dilakukan sesuai dengan keadaan mereka,
sedang lemah atau kuat.
h. Jihad harus menghasilkan kebaikan yang jelas, agar tidak ada kerusakan
yang lebih besar.11

8. Penyimpangan-penyimpangan Dalam Jihad Fii Sabilillah

Setiap jihad yang tidak ditujukan untuk menegakkan kalimat Allah SWT,
atau tidak berdasarkan ketentuan syariat dan tidak dengan adab-adab Islami yang
harus diperhatikan dalam jihad, maka itu termasuk penyimpangan jihad. Jika
seorang hamba terjatuh dalam penyimpangan ini maka ia tidak akan mendapatkan
keutamaan yang dijanjikan Allah SWT, bahkan menjadi dosa. Beberapa
10 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 113-117)
11 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 129-141)

22
peringatan dari Rasulullah SAW dalam hadis agar tidak terjadi penyimpangan
beberapa diantaranya adalah:

a. Peringatan agar tidak riya (pamer menampakkan keberanian) dalam


berjihad
b. Peringatan bagi yang berjihad untuk kesenangan duniawi
c. Larangan untuk membunuh wanita dan anak-anak

Dari Al Aswad bin Sari’i, bahwasanya Nabi bersabda:

:‫ل اللهف ص‬ ‫سو و ر‬‫ل مر ر‬ ‫ مقاَ م‬:‫ل‬ ‫سرفي وةع مقاَ م‬ ‫ن م‬ ‫سومد ف ب و ف‬‫ن ا ول م و‬‫عم ف‬
‫ل اللهف ا موم‬ ‫سو و م‬‫ مياَ مر ر‬:‫وا‬‫قاَل ر و‬‫ِ فم م‬.‫ب‬ ‫حور ف‬ ‫ة ففى وال م‬ ‫قت ررلوا الذ رمري م م‬ ‫ل م تم و‬
‫م ا موول مد م‬‫خمياَررك ر و‬‫س ف‬‫ ا موم ل مي و م‬:‫ل‬ ‫ن مقاَ م‬ ‫شرفك في و م‬ ‫م ا موول مد م وال ر‬
‫م و‬ ‫س هر و‬ ‫ل مي و م‬
‫ن‬
‫شرفك في و م‬ ‫وال ر‬
‫م و‬
“Jangan kalian membunuh anak-anak dalam peperangan”. Kemudian para
shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah mereka itu anak-anaknya orang
musyrik ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah sebaik-baik kamu itu
(asalnya) adalah anak-anak orang musyrik (juga) ?.”

d. Larangan untuk bunuh diri atau yang disebut intihaar (bom bunuh diri)

Sebagaimana keterangan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

‫ه فمهروم ففي مناَرف‬ ‫س ر‬‫ف م‬ ‫لُ ن م و‬ ‫لُ فم م‬


‫قت م م‬ ‫جب م ة‬
‫ن م‬
‫م و‬
‫ن ت ممرمدىَ ف‬ ‫م و‬ ‫م‬
‫م‬
‫سى‬
‫ح م‬
‫ن تم م‬‫م و‬ ‫دا وم م‬
‫دا ففيمهاَ أب م ر‬‫خل م ر‬‫م م‬‫دا ر‬ ‫خاَل ف ر‬
‫م ي مت ممرمدىَ ففيهف م‬
‫جهمن م م‬
‫م‬
‫ساَه ر ففي مناَرف‬ ‫ح م‬‫ه ففي ي مد فهف ي مت م م‬ ‫م ر‬ ‫ه فم ر‬
‫س ر‬ ‫س ر‬ ‫ف م‬ ‫لُ ن م و‬ ‫ماَ فم م‬
‫قت م م‬ ‫س م‬‫ر‬
‫م‬
‫ديد مةة‬
‫ح ف‬‫ه بف م‬‫س ر‬
‫ف م‬ ‫ن قمت م م‬
‫لُ ن م و‬ ‫م و‬ ‫دا وم م‬
‫دا ففيمهاَ أب م ر‬ ‫خل م ر‬‫م م‬
‫دا ر‬ ‫خاَل ف ر‬‫م م‬‫جهمن م م‬ ‫م‬
‫فمحديدته في يده ي ر‬
‫م‬ ‫جأ ب فمهاَ ففي ب مط ون فهف ففي مناَرف م‬
‫جهمن م م‬ ‫م ف ف م م‬ ‫م ف مر ر ف‬
‫م‬
‫دا‬
‫دا ففيمهاَ أب م ر‬ ‫خل م ر‬‫م م‬ ‫دا ر‬
‫خاَل ف ر‬ ‫م‬

23
“Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung sehingga membunuh
dirinya, maka di dalam neraka Jahannam dia (juga) menjatuhkan dirinya dari
sebuah gunung. Dia akan tinggal di dalam neraka Jahannam selama-lamanya.
Barangsiapa meminum racun sehingga membunuh dirinya, maka racunnya akan
berada di tangannya. Dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam. Dia
tinggal di dalam neraka Jahannam selama-selamanya. Barangsiapa membunuh
dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya. Di dalam neraka
Jahannam ia akan menikam perutnya. Dia akan tinggal di dalam neraka
Jahannam selama-lamanya.”
Meskipun sudah terdapat beberapa contoh peringatan seperti diatas, masih
juga terdapat orang-orang yang berjihad tidak menggunakan ilmu yang benar dan
tidak dari sumber Islam yang benar seperti Al Quran dan As Sunah. Beberapa
contoh akibat bahaya penyimpangan yang terjadi adalah:
a. Akan terjadi peperangan dibawah panji-panji jahiliyah bukan panji-panji
Islam
b. Menghalalkan jiwa-jiwa yang diharamkan, dan membunuh jiwa-jiwa yang
tak berdosa
c. Berpecah-belah, berselisih, dan keluar dari jemaah kaum muslimin dan
pemimpinnya
d. Memperburuk citra Agama Islam di mata dunia, dan memperlambat
dakwah kepada Allah Ta’ala
Dari beberapa contoh penyimpangan jihad dan bahayanya, tentulah
terdapat sebab musabab yang melatarbelakanginya diantaranya adalah:
a. Rusaknya niat dan mengikuti hawa nafsu
b. Sedikitnya ilmu dan kurangnya pemahaman
c. Ghuluw (berlebihan)
d. Mengambil fatwa-fatwa yang salah dan menolak fatwa-fatwa dari ulama
yang teguh keimanannya.12
9. Pandangan Islam Terhadap Terorisme

12 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 163-172)

24
Al-Irhab (terorisme) yang terlarang adalah apa yang dikerjakan oleh
pelaku irhab‍ (teroris) ini dengan cara mendatangi orang-orang yang dalam
keadaan aman, tentram dan damai yang tidak mempunyai urusan dengan masalah
kekuatan, peperangan dan kezaliman, lalu disergap secara tiba-tiba dengan
pembunuhan, perusakan harta benda, menimbulkan berbagai macam ketakutan
atau kekhawatiran, baik dari kalangan orang kafir atau dari kalangan kaum
muslimin.13
Perbuatan irhab atau terorisme ini tidaklah sesuai dan selaras dengan
firman Allah SWT
‫ك ك متبناَ ع مل مى بفني إسرفءي م م‬ ‫م‬
َ‫سۢا‬ ‫من قمت م م‬
‫لُ منف م‬ ‫هۥ م‬ ‫لُ أن م ر‬ ‫ف لم‬ ‫ل م‬ ‫لُ ذ لمل ف م م م‬ ‫من أج ف‬ ‫ف‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
َ‫ميعا‬‫ج ف‬‫س م‬ ‫لُ ٱلمناَ م‬ ‫ماَ قمت م م‬ ‫ض فمك مأن م م‬
‫ساَد ففي ٱلر ف‬ ‫س أو فم م‬ ‫ب فمغيرف منف ة‬
‫ميعمماَۚ ومل م م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫جمماَمءترهم‬‫قممد م‬ ‫ج ف‬‫س م‬ ‫مممن أحمياَهممماَ فمك مأن م م‬
‫ممماَ أحي ممماَ ٱلن ممماَ م‬ ‫وم م‬
‫ك ففممي ٱ م‬ ‫سل رمناَ ب فٱلب مي من لم ف‬
‫ض‬
‫ف‬ ‫لر‬ ‫منهرممم ب معممد م ذ لمل فمم م‬ ‫ن ك مث فيممرا م‬‫م إف م‬ ‫ت ثر م‬ ‫رر ر‬
‫لم ر‬
‫مسرفرفو م‬
‫ن‬
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS. Al
Maidah [5]: 32)
Allah juga berfirman dalam Surah Al Araf ayat 85 :

َ‫ما‬ ‫دوا الل م م‬


‫ه م‬ ‫ل مياَ قمووم ف اع وب ر ر‬ ‫شعمي ورباَۗ‍ مقاَ م‬
‫م ر‬ ‫خاَهر و‬ ‫ن أم م‬‫مد وي م م‬‫ى م‬ ‫م‬
‫ومإ فل ل‬
‫مۖ‍ فمأ موورفوا‬
‫ن مرب مك ر و‬ ‫م و‬ ‫ة ف‬‫م ب مي من م ر‬ ‫ن إ فل لمهة غ مي ورره رۖ‍ قمد و م‬
‫جاَمءت وك ر و‬ ‫م و‬
‫م ف‬ ‫ل مك ر و‬
13 Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad Bukan Kenistaan.
(hlm. 163)

25
‫دوا‬
‫س ر‬ ‫م وممل ت ر و‬
‫ف ف‬ ‫شمياَمءهر و‬‫س أم و‬‫سوا المناَ م‬ ‫خ ر‬ ‫ن وممل ت مب و م‬ ‫ميمزا م‬ ‫لُ موال و ف‬ ‫ال وك مي و م‬
‫وم‬
‫ن ك رن وت ر و‬
‫م‬ ‫خي ورر ل مك ر و‬
‫م إف و‬ ‫حمهاَۚ‍ ذ لمل فك ر و‬
‫م م‬ ‫صمل ف‬ ‫ض ب معود م إ ف و‬‫ففي الور ف‬
‫ن‬
‫مفني م‬‫مؤ و ف‬ ‫ر‬
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka,
Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu
orang-orang yang beriman".
Ayat diatas juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menyukai kepada
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, seperti terorisme yang
mengganggu keamanan dan merobohkan bangunan-bangunan umat di muka
bumi.14

10. Amalan-amalan yang Setara Jihad Fii Sabilillah


a. Birul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)
b. Bekerja mencari rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup diri
sendiri, keluarga, dan kedua orang tua
c. Menuntut ilmu (Syar’i) dan mengajarkannya
d. Menunaikan ibadah haji dan umrah
e. Menunggu shalat seusai mengerjakan shalat
f. Menjadi petugas amil zakat
g. Membantu para janda dan orang-orang miskin
h. Menyiapkan bekal bagi para mujahid dan mengurusi keluarganya
i. Berdakwah kepada penguasa dan pemerintah yang zalim

14 Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad Bukan Kenistaan.
(hlm. 177-179)

26
j. Berzikir kepada Allah Ta’ala. 15

C. HUBUNGAN ANTARA AMAR MARUF NAHI MUNKAR DAN JIHAD

Salah satu keindahan ajaran Islam adalah ajaran jihad, perintah untuk
melakukan semua yang ma’ruf, dan larangan dari semua yang mungkar dalam
agama ini. Jihad yang sebenarnya dimaksudkan untuk menolak tindakan aniaya
orang-orang zalim terhadap hak-hak agama ini dan dakwahnya. Inilah jenis
perjuangan yang paling afdhal di mana tidak dimaksudkan dengannya ambisi,
tamak, atau keinginan-keinginan hawa nafsu lainnya.

Barangsiapa yang melihat kepada dalil-dalil pokok ini serta melihat


sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam menyikapi
musuhnya, maka ia akan tahu tanpa ragu sama sekali bahwa jihad masuk dalam
persoalan darurat (hanya dilakukan jika sangat terpaksa) untuk menolak tindakan
aniaya orang-orang yang melampaui batas.

Demikian halnya dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketika agama ini
takkan stabil kecuali dengan keistiqamahan penganutnya dalam memegang ushul
dan syariatnya, melakukan perintah-perintahnya yang merupakan puncak
keharmonisan, meninggalkan larangan-larangannya yang merupakan keburukan
dan kerusakan, dan juga agar hawa nafsu yang zhalim tidak menghias-hiasi atas
mereka untuk nekat melakukan perbuatan haram, lalai dalam melaksanakan
kewajiban yang telah ditetapkan, maka ditetapkan amar ma’ruf dan nahi mungkar
yang akan menyempurnakan semuanya.

Inilah bagian terbesar dari keindahan agama Islam, hal yang sangat darurat
untuk ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya
yang bengkok, pembersihan jiwa, dan cambukan bagi mereka dari melakukan
perbuatan yang hina, serta membawa mereka untuk melakukan perbuatan mulia.

15 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 257-269)

27
Adapun membiarkan saja mereka berbuat semaunya setelah mereka
berpegang dengan agama Islam dan masuk dibawah hukum dan syariatnya, maka
merupakan kezhaliman dan kemudharatan yang terbesar atas mereka sendiri juga
atas masyarakat. Khususnya jika berbuat semaunya terhadap hak dan kewajiban
yang dituntut oleh syara’, akal, dan adat.16

D. CONTOH JIHAD DAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR PADA


PERSOALAN ZAMAN SEKARANG

Jihad yang kita fahami selama ini yaitu selalu mengenai perang, seakan-
akan hanya melawan musuh yang berupa manusia saja. Padahal, sebagaimana
yang kita ketahui berdasarkan hadits Nabi SAW, jihad terbesar setelah perang
badar kubro adalah jihad melawan hawa nafsu.

Jika diinterpretasikan lebih dalam lagi, selain musuh berupa “hawa nafsu”
maka masuk juga di dalamnya musuh-musuh yang berbentuk pemikiran-
pemikiran liberal, radikalisme, fundamentalisme, westernisasi, aliran sesat, dan
lain-lain. Termasuk juga musuh-musuh media.

Kini banyak berita atau foto yang memprovokasi banyak orang sehingga
menimbulkan kebencian antar sesama atau bahkan pertikaian antar umat.
Ditampilkan dan di upload secara besar-besaran padahal belum tentu itu sesuai
fakta. Melihat fenomena ini maka kita perlu melakukan tindakan beramar maruf
nahi munkar dengan memanfaatkan media yang ada seperti menampilkan berita,
kisah, dan foto sungguhan yang dengan membacanya, orang akan senang, merasa
damai, menambah ikatan persaudaraan dan melahirkan gagasan-tindakan dalam
kebaikan. Inilah jihad media.17

16 Wira Mandiri Bachrun. Islam itu Indah: Pandangan yang Benar Tentang Jihad dan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Diakses dari https://ulamasunnah.wordpress.com pada tanggal 20 Desember 2017.
Dinukil untuk https://ulamasunnah.wordpress.com dari buku “Sungguh Islam itu Indah” karya Asy
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, penerjemah: Al Ustadz Fuad, Lc, Penerbit: Penerbit Al-
Ilmu Jogjakarta
17 Fathurrahman Karyadi. Jihad dalam Islam; Dahulu dan Kini. Diakses dari http://www.nu.or.id
pada tanggal 20 Desember 2017

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran (Amar


Ma’ruf Nahi Mugkar) dan berjuang di jalan Allah (Jihad) adalah perintah agama,
karena itu ia wajib dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai dengan
kemampuan dan kekuatannya.

Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain, seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan memperbaiki
dirinya terlebih dahulu, agar bisa menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar atau
menjadi seorang mujahid yang bisa diteladani oleh umat, sebab cara berdakwah
yang baik dalam Islam adalah dengan diiringi keteladanan.

B. SARAN

Dalam menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Jihad haruslahlah


dengan ilmu yang benar dan kembali kepada Al Quran dan As Sunnah sehingga
tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Dan dalam melakukan kegiatan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar maupun Jihad haruslah disandarkan kepada
keihklasan karena mengharap ridho Allah semata.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus
Sunnah Wal Jamaah. Cetakan ke-1. Depok. Pustaka Khazanah Fawaid
2. Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada
kebaikan larangan dari kemungkaran). Diterjemahkan oleh Akhmad Hasan.
Riyadh. Departemen Urusan Keislaman Wakaf, Da'wah dan Pengarahan Kerajaan
Arab Saudi
3. Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern. Jakarta. Gema Insani
Press
4. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam.
Cetakan ke-1. Jawa Barat. Pustaka At-Taqwa
5. Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad
Bukan Kenistaan. Cetakan ke-1. Indonesia. Pustaka As Sunnah
6. Wira Mandiri Bachrun. Islam itu Indah: Pandangan yang Benar Tentang Jihad dan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Diakses dari https://ulamasunnah.wordpress.com
pada tanggal 20 Desember 2017
7. Fathurrahman Karyadi. Jihad dalam Islam; Dahulu dan Kini. Diakses dari
http://www.nu.or.id pada tanggal 20 Desember 2017

30

You might also like