Dalam novel ini mengajarkan bahwa kesederhanaan merupakan dasar kebahagiaan
bagi manusia, karena bersikap mewah dan berlebihan tidak akan menjamin seseorang akan hidup bahagia. Selain itu bersikap bailah pada permpuan, karena perempuan tidak suka pada laki-laki yang kasar dan memang sudah seharusnya seorang laki-laki melindungi hak seorang perempuan. Bukti: Dilan pernah ngirim Bi Asih untuk memijit aku agar bisa lekas pulih dari sakit. Bentuk perhatian macam apa yang bisa menyamai hal iyu? Sederhana, tidak semewah Taj Mahal, tetapi keren, setidaknya itu lebih baik dari pada Cuma sekedar kata-kata. Dilan yang pernah nyuruh tukang Koran, tukang sayur, tukang pos, sampai petugas PLN, dan tukang nasi goring, untuk menyampaikan cokelatnya kepadaku. Seolah-olah semua manusia didunia, dengan aneka ragam profesinya, dia ajak bersekongkol untuk membuat aku senang. Dilan yang pernah ngasih kado berupa buku TTS yang lebih berharga dari boneka termahal sekalipun. Cuma buku TTS, ya, itu sangat murah, tapi kebayang bagaimana dia harus begadang untuk mengisi jawabannya. Rasanya seperti sebuah perjuangan yang harus ia tempuh demi bisa membuat aku istimewa. Analisis: Dan pernyataan diatas dapat dilihat bentuk-bentuk perhatian yang ditunjukkan Dilan kepada Milea. Milea selalu tersenyum setiap kali Dilan memberikan kejutan kepadanya, sederhana tapi bermakna, dan berbeda dengan yang lain. Bukti: Susi dan kawan-kawannya sudah mulai berdiri, Anhar berusaha menyingkirkan tanganku yang memegang erat bajunya. Tetapi, cengkramanku sungguh kuat. Kuliahat mata Anhar mulai marah, dia mendorongku membuat aku nyaris jatuh, untung bisa kutahan dengan cara memegang kuat kerah bajunya. “Neng, udah jangan berantem” kata Bi Eem berdiri dari memasak bala-bala Sesaat kemudian, tiba-tiba Anhar menampar pipiku. Sangat keras dan sakit rasanya. Aku berusaha membalas tetapi mengenai bahu Piyan. Piyan mulai kewalahan untuk bisa melerai walaupun akhirnya bisa juga dia pisah. Aku langsung pergi keluar disusul oleh Piyan kudengar susi dan kawan- kawannya bicara dengan kata-kata yang tidak enak kudengar. Analisis: Dari pernyataan diatas dapat dilihat tindakan Anhar yang sangat tidak terpuji, sebagai laki-laki, tidak seharusnya dia menampar Milea yang merupakan seorang perempuan, apalagi Anhar menampar Milea ditempat umum, itu membuat dia terlihat rendah didepan orang lain. a. Majas Alisio Majas Alusio ialah majas pertautan yang mengias dengan mempergunakan peribahasa atau ungkapan-ungkapan yang sudah lazim secara tidak lengkap karena isinya sudah diketahui ilmuan. Penjabaran Saat Milea sedang makan berdua dengan Nandan di sebuah restoran, tiba-tiba Beni datang dengan penuh amarah kepada Milea karena menganggap Milea telah berselingkuh dengan Nandan. Pembukuan Atau haruskah aku bilang ke Beni, bahwa ada orang di Bandung, satu sekolah denganku, namanya Dilan, sedang berusaha mendekatiku? Kayaknya jangan, deh. Aku tahu Beni, jika kukatakan, justru justru malah akan nambah masalah daripada menyelesaikannya. Dia itu sumbunya pendek, gampang meledak. Analisis Beni sangat marah saat mengetahui bahwa Milea sedang berdua dengan teman laki-lakinya yaitu Nandan, Beni mengira Nandan adalah selingkuhan Milea dan mengira Milea telah menghianatinya tanpa menyakan hal yang sebenanya terjadi kepada Milea. Beni hanya mengikuti rasa cemburunya yang berlebihan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan majar hiperbola karena menggunakan kata yang melebih-lebihkan atau membesar-besarkan apa yang sebenarnya dimaksudkan. b. Majas Perumpamaan Majas perumpamaan ialah perbandingan dua hal yang berlainan akan tetapi sengaja dianggap sama. Penjabaran Ketika Milea sakit dan tidak masuk sekolah, Milea berpikir bahwa semua teman- temannya akan membicarakan kejadian di Jakarta, Milea merasa semua orang akan berpikiran negative terhadap dirinya. Pembukuan Aku yakin, sekolah aku tidak sekolah, sebagian kawan-kawanku ada yang membahas peristiwa di Jakarta. Entah dari sudut pandang apa mereka beropini lalu beredar dari mulut ke mulut, bagai api yang membakar jerami kering. Analisis Saat Milea tidak masuk sekolah, dia merasa teman-temannya akan membahas peristiwa yang terjadi di Jakarta, dimana saat itu Beni marah kepada Milea karena Beni merasa diselingkuhi olehya. Milea merasa kejadian itu akan beredar disekolahnya dan semua orang disekolahnya bakalan tahu. Dari pernyataan diatas dapat dikatan majas perumpamaan karena menggunakan perbandingan dua hal yang berlainan, akan tetapi sengaja dianggap sama. c. Majas Repetisi Repetisi ialah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata beberapakali untuk menegaskan arti gaya bahasa. Penjabaran Setelah putus dari Milea, Beni ingin krmbali menjadi pacarnya lagi dengan meminta maaf kepada Milea atas semua kesalahan yang dia buat, Beni mencintai milea bukan karena dia tulus menyayanginya, tetapi karena milea cantik. Pembukuan Lagian, menurut aku, Beni tidak mencintaiku. Beni lebih mencintai dirinya sendiri, yang ingin puas dengan mendapatkan diriku, dengan memiliki diriku, menguasai diriku. Analisis Ketika Beni meminta Milea untuk menjadi pacarnya lagi, Milea menolaknya karena Milea merasa, Beni mencintainya hanya berdasarkan egonya dan nafsunya, bukan tulus dari hatinya. Sehingga Milea lebih memilih untuk tidak kembali kepadanya. Milea yakin, berpisah dengannya adalah keputusan yang terbaik. Dari pernyataan tersebut dikatakan majas repetisi yang mengulang sepatah kata beberapa kali untuk menegaskan arti gaya bahasa. d. Maja Personifikasi Majas personifikasi ialah majas yang melekatkan sifat-sifat atau cirri-ciri manusia pada benda lain atau penginsanan yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat manusia. Penjabaran Saat Milea menaiki sepeda motor berdua dengan Dilan, angin berembus begitu pelan menambah suasana romantic, mereka begitu menikmati kebersamaannya dengan sangat bahagia. Pembukuan Angin berembus, sedikit agak kencang, member kepastian tentang perlunya daun-daun pohon damar itu berguguran, khususnya untuk aku, biar bisa merasa romantic didalam kesenduan berdua dengan Dilan. Analisis Milea merasa sangat senang dan bahagia saat berjalan berdua dengan Dilan. Mereka berjalan dengan begitu romantic berdua yang diiringi hamburan angin yang begitu pelan. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan majas personifikasi yang melekatkan ciri-ciri manusia atau sifat-sifat manusia pada benda lain. e. Majas Asosiasi Asosiasi ialah perbandingan dengan suatu benda yang sudah disebutkan sehingga menimbulkan asosiasi yang memperjelas benda atau keadaan yang diperbandingkan. Penjabaran Ketika Dilan boncengan dengan Milea, Milea memeluknya dari belakang dengan begitu erat tanpa melepasnya. Milea menganggap Dilan sebagai orang yang sangat berharga bagi dirinya. Pembukuan Bersama Dilan, bumi menjadi tempat yang cocok untuk aku tinggal selama- lamanya! Dan hidup menjadi menarik untuk aku lebih dari apapun. Aku tidak salah lagi, mencintai secara permanen. Aku peluk Dilan dengan erat sekali. Memeluknya seperti kepada harta karun. Analisis Milea merasa begitu senang ketika dia naik sepeda motor bersama Dilan, dia merasa aman dan nyaman tiap kali ada didekatnya. Milea semakin yakin bahwa Dilan adalah orang yang tepatuntuk bisa menjaganya. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan majas asosiasi karena menggunakan perbandingan terhadap suatu benda yang sudah disebutkan sehingga menimbulkan asosiasi, yang memperjelas benda atau keadaan yang diperbandingkan. 5. Sudut Pandangan (Point of View) a. Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama Aku Dalam novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama, dima pengarang menggunakan kata ganti aku. Dalam cerita ini pengarang bertindak sebagai tokoh utama yang seolah-olah pengarang terlibat langsung dalam ceritanya. Dalam penggunaan sudut pandang ini pengarang menceritakan kehidupannya sendiri secara rinci seperti, tempat tinggal, keluarga, pengalaman dan lain-lain. Pengarang juga menceritakan tokoh lain yang berkaitan dengan kehidupan pengarang yang berada disekitar lingkungan pengarang. Bukti: Pagi itu, di Bandung, pada bulan September tahun 1990. Setelah turun dari angkot, aku berjalan bersama yang lain untuk menuju kesekolah. Sebagian ada yang jalan berkelompok, sedangkan aku berjalan sendirian, menembus kabut tipis bersama udaranya yang dingin. Cahaya matahari yang menerobos dedaunan, membuat bercakan cahaya di jalan aspal yang sedang aku lalui. Saat itulah aku mendengar suara sepeda motor yang datang dari arah belakang. Suara kenalpotnya sedikit agak berisik, lalu kutengok sebentar, pengendaranya memakai seragam SMA. Kemudian aku mencoba untuk tidak fokus pada itu. Analisis: Dari pernyataan diatas terbukti bahwa pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama, tokoh aku yang bertindak sebagai tokoh utama diatas menceritakan perjalanannya ketika akan pergi ke sekolah. Di jalan dia mendengar suara motor yang berisik mendekat kearahnya. Bukti: Setelah kubaca, aku tak mengerti mengapa lansung merasa tak ingin pergi dari atas kasurku, benar-benar seperti orang yang sedang ditawan oleh rasa penasaran karena ingin tahu siapa dia sebenarnya. Sambil tiduran, aku seperti orang yang lagi menerawang, memandang atap rumahku. Ketika ada terbayang wajahnya, langsuung kepejamkan mataku, agar dengan begitu aku bisa mengusirnya, karena aku merasa itu gak perlu dan gak penting! Analisis: Dari pernyataan diatas dapat dilihat perasaan tokoh aku yang dilanda kebingungan dan rasa penasaran karena terdapat seorang laki-laki yang merupakan teman sekolahnya datang kerumahnya mengantar surat undangan. Dia begitu penasaran dengan orang tersebut karena selalu mendekatinya di sekolah.