You are on page 1of 6

ALUR PELAYANAN EKSPOR DAN IMPOR KARANTINA HEWAN

Persyaratan Impor

1. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh pejabat


yang berwenang di negara asal dan negara transit bagi hewan, bahan asal hewan, hasil
bahan asal hewan.
2. Dilengkapi Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) dari tempat asalnya bagi
media yang tergolong benda lain.
3. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
4. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat pemasukan
untuk keperluan tindakan karantina.

Kewajiban Tambahan

1. Persetujuan Impor (PI) untuk produk hewan yang diterbitkan oleh Kementerian
Perdagangan RI.
2. Rekomendasi Persetujuan Pemasukan (RPP) dari Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI.
3. Rekomendasi Teknis Persetujuan Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bali.
4. Sertifikat Halal dari Otoritas Lembaga Muslim dari negara Asal yang diakui oleh
MUI.
5. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Luar Negeri (SATSLN) bagi media pembawa
yang tergolong Satwa Liar tidak dilindungi serta Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES)bagi media pembawa yang
tergolong Satwa Liar dilindungidan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan.
Prosedur Karantina Hewan Ekspor
Prosedur ini diperlukan untuk melalulintaskan komoditas hewan dan produk hewan
keluar Wilayah RI. Prosedur ini berlaku untuk semua komoditas baik berupa hewan hidup
maupun hasil olahannya.

Pengertian dari Karantina Hewan ekspor


Merupakan karantina yang dilakukan untuk memastikan hewan dan produknya yang
diekspor bebas dari hama. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dapat pula dilakukan tindakan
seperti disinfeksi. Jika anda hendak membawa pulang hewan dari Indonesia, maka komoditas
tersebut wajib menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai kebijakan yang diberlakukan oleh
negara tujuan.

Prosedur Karantina Hewan ekspor


Untuk melakukan pemeriksaan, serahkan formulir pemeriksaan hewan dan produknya
ekspor ke UPT karantina di bandara. Jika tanaman dinyatakan lulus dan mendapatkan
sertifikat karantina tumbuhan ekspor, tanaman diizinkan untuk dibawa pulang. Proses
inspeksi biasanya memakan waktu sekitar 30-40 menit. Oleh karena itu, sebaiknya anda
segera melakukan pemeriksaan setelah anda sampai di bandara, dengan mengisi terlebih
dahulu form deklarasi Karantina seperti icon pada halaman muka.
KARANTINA HEWAN TERHADAP LALULINTAS PEMASUKAN HEWAN
PENULAR RABIES (HPR)

Prosedur Pemasukan Hewan Piaraan Anjing, Kucing, Kera dan Hewan Sebangsanya dari
Luar Negeri ke Wilayah / Daerah Bebas Rabies di Indonesia

Surat Permohonan
Untuk memasukkan hewan anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya dari luar
negeri ke wilayah/daerah bebas rabies di Indonesia harus mengajukan permohonan kepada
Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Departemen
Pertanian, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya.
Dalam permohonan ijin masuk supaya diberi keterangan tentang hewan yang akan dibawa
yang meliputi: bangsa/ras; jenis kelamin; umur; warna; tanda-tanda khusus; nama hewan;
tempat tinggal setelah di Indonesia.
Persyaratan

1. Mempunyai surat keterangan kesehatan hewan atau Health Certificate dari dokter
hewan negara asal yang menerangkan bahwa hewan tersebut telah diperiksa
kesehatannya dan dinyatakan sehat, dan selama 4 bulan terakhir tidak ada kejadian
penyakit rabies.
2. Mempunyai surat keterangan identitas (paspor) yang berisi antara lain telah berada
atau dipelihara sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan di negara asal dan hewan telah
berumur 6 (enam) bulan serta tidak dalam keadaan bunting umur 6 (enam) minggu
atau lebih.
3. Surat keterangan vaksinasi rabies yang menerangkan bahwa hewan sekurang-
kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 1 (satu) tahun sebelum diberangkatkan telah
disuntik dengan rabies, kecuali anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya itu
berasal dari daerah bebas rabies dimana vaksinasi rabies tidak diperlukan/dilarang.

Prosedur Karantina
Kepada Stasiun Karantina Hewan supaya diberitahukan tanggal kedatangan hewan
tersebut, dengan kapal laut/pesawat apa dan perkiraan jam kedatangan agar persiapan dapat
dilakukan sebelumnya oleh petugas yang akan memeriksa hewan tersebut pada waktu
kedatangannya.
Pemilik/importir atau agen yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap hewanannya
pada saat hewan tersebut tiba di pelabuhan/bandara laut/udara dan wajib mengurus
penyelesaian hewannya dengan mengajukan permohonan pemeriksaan kepada Dokter Hewan
Karantina di pelabuhan laut/udara tersebut.

Kepada Dokter Hewan Karantina harus diserahkan:

1. Surat ijin pemasukan anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya yang dikeluarkan
oleh Direktur Kesehatan Hewan Departemen Pertanian.
2. Surat Keterangan Kesehatan (health certificate) dari dokter hewan negara asal.
3. Surat Keterangan dari nahkoda/pilot yang menyatakan bahwa selama dalam
perjalanan hewan tidak pernah didaratkan dan selama berada di atas kapal tidak ada
kejadian rabies.
4. Surat keterangan vaksinasi rabies.
Pemeriksaan di Karantina Hewan
Jika pada saat pemeriksaan ternyata hewannya sehat, tidak menderita penyakit rabies
dan surat-surat yang diperlukan lengkap serta hewan tersebut beradal dari daerah bebas
rabies, maka Dokter Hewan Karantina membuat Surat Ijin Keluar Karantina dan hewannya
dapat segera dikeluarkan/dibebaskan dari karantina hewan.
Jika pada pemeriksaan ternyata hewannya sehat, tidak menderita penyakit rabies dan
berasal dari daerah bebas rabies, tetapi surat-suratnya tidak lengkap maka oleh Dokter Hewan
Karantina diberikan waktu tertentu kepada pemilik untuk melengkapi surat-surat dimaksud
dan selama waktu tertentu tersebut hewan ditahan di karantina.
Jika pada pemeriksaan ternyata hewan sehat, tidak menderita rabies, tetapi surat-surat
keterangan yang diperlukan tidak dapat dilengkapi pada waktunya atau hewannya berasal
dari daerah rabies maka hewan tersebut wajib dikarantina selama 4 (empat) bulan.

You might also like