You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ACARA II. UJI KEMURNIAN BENIH

Oleh :

NAMA : Nur Inayah

NIM : C1M015147

KELOMPOK : 27

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
ACARA II. UJI KEMURNIAN BENIH

A. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung kemurnian benih dan dapat


mengetahui komposisi dari suatu benih.

B. Pelaksanaan praktikum
1. Waktu praktikum : Hari senin, 9 Oktober 2017. Pukul 12.30 – 13.45 WITA.
2. Tempat praktikum : Laboratorium pemuliaan dan Teknologi Benih , Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Benih juga diartikan oleh Kertasapoetra (1992), yang dimana sebagai biji
tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit), kemudian dewasa dan
menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang menjadi buah
atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai
ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan
selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang
dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek pucuk untuk
dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman dewasa.

Seperti yang dijelaskan oleh Heddy (2000), Kemurnian benih adalah


tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/ serasah, atau benih
varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih dinyatakan dalam
persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan
dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni,
benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.

Menurut Justice (1990), Dalam pengertian benih murni termasuk semua


varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji
laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari suatu species
adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak,
benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya
lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan
bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud.

Menurut Sutopo (1984), dalam teorinya benih species lain merupakan


komponen yang mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut
tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma
mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam
kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari
setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain
atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan
baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma,
partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti
ranting dan daun. (Sutopo, 1984).

Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan
faktor fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih
yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil
produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi
pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik
adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang
tinggi, bebasa dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan
penyakit, serta kadar air benih yang rendah (Kamil, 1986).
D. Bahan dan Alat praktikum
1. Bahan Praktikum : Benih padi, benih kacang, dan benih kacang hijau.
2. Alat Praktikum : Meja analisis kemurnian benih, pinset, timbangan, Petridis
dan alat tuli menulis.

E. Cara Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini adalah :
1. Disiapkan benih yang akan diuji dalam sebuah wadah (petridish) .
2. Ditimbang berat contoh uji tersebut dengan timbangan analitik (berat total).
3. Dipisahkan komponen uji, kemudian ditimbang, dengan keterangan :
 Benih murni = ag
 Benih spesies = b g
 Benih gulma = c g
 Bahan lain dan kotoran = d g
4. Persentase keterangan dari berat komponen b,c, dan d diatas dari berst
totalnya dan persentase benih murni (a) adalah 100% - total persentase b,c,
dan d.
5. Analisis dilakukan sebanyak dua kali ulangan dengan bedaantar ulangan
tidakboleh lebih dari 5%.

F. Hasil pengamatan
Analisis data
 Data gelombang
1. Persentase Padi (Oriza satifa)

58,04
Benih murni (a) = 𝑥 100% = 77,39%
75

5,8
Benih varietas lain (b) = 𝑥 100% = 7,74%
75

0,44
Biji gulma (c) = 𝑥 100% = 0,59%
75
4,57
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 6,09%
75

Jadi, hasil persentase benih murni padi adalah :

Benihmurni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (7,74% + 0,59% +6,09%)

= 100% - 14,42%

= 85,58%

2. Persentase Kacang Hijau (Vigna radiata)

127,3
Benih murni (a) = 𝑥 100% = 84,91%
150

7,09
Benih varietas lain (b ) = 𝑥 100% = 4,73%
150

1,09
Biji gulma (c) = 𝑥 100% = 0,73%
150

3,09
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 2,06%
150

Jadi, benih murni Kacang hijau adalah :

Benih murni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (4,73% + 0,73% +2,06%)

= 100% - 7,52%

= 92,48%

3. Persentase Kacang Tanah (Arachis hypoghea)

88,9
Benih murni (a) = 𝑥 100% = 88,99%
100

1,59
Benih varietas lain (b) = 𝑥 100% = 1,59%
100
0,53
Biji gulma (c) = 𝑥 100% = 0,53%
100

1,69
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 1,69%
100

Jadi, Benih murni kacang tanah adalah :

Benih murni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (1,59% + 0,53% +1,69%)

= 100% - 3,81%

= 96,19%

 Data kelompok
1. Persentase padi (Oriza satifa)

64,72
Benih murni (a) = 𝑥 100% = 86,29%
75

5,29
Benih varietas lain (b) = 𝑥 100% = 7,05%
75

0
Biji gulma (c) = 𝑥 100% = 0%
75

4,26
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 5,68%
75

Jadi, persentase benih murni padi adalah :

Benih murni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (7,05% + 0% + 5,68%)

= 100% - 12,73%

= 87,27%

2. Persentase Kacang hijau (Vigna radiata)

135,84
Benih murni (a) = 150
𝑥 100% = 90,56%
9,99
Benih varietas lain (b )= 𝑥 100% = 6,66%
150

0,45
Biji gulma (c) = 𝑥 100% = 0,3%
150

3,50
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 2,33%
150

Jadi, persentase benih Kacang hijau adalah :

Benih murni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (6,66% + 0,3% +2,33%)

= 100% - 9,29%

= 90,71%

3. Persentase Kacang tanah (Arachis hypghea)

95,21
Benih murni (a) = 𝑥 100% = 95,21%
100

4,31
Benih varietas lain (b)= 𝑥 100% = 4,31%
100

0,09
Bijigulma (c) = 𝑥 100% = 0,09%
100

0,74
Kotoran (d) = 𝑥 100% = 0,74%
100

Jadi, persentase benih murni Kacang tanah adalah :

Benih murni (a) = 100% - persentase (Spesieslain+gulma+kotoran)

= 100% - (4,31% + 0,09% +0,74%)

= 100% - 5,14%

= 94,86%
G. Pembahasan

Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari
suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan
pelabelan. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih ataupun contoh benih itu
sendiri.

Pada praktikum kali ini kami melakukan uji kemurnian benih dengan metode
tradisional, yaitu memilah-milah antara benih murni, benih lain dan kotoran benih
menggunakan tangan, jadi hanya mengandalkan indera perasa dan penglihatan
saja. Cara ini memiliki kelemahan karena kemampuan indera perasa dan
penglihatan tiap orang berbeda-beda. Dan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengujian benih inii adalah benih padi, benih kacang hijau dan benih kacang
kedelai.

Biasanya saat melakukan uji kemurnian benih yang dipisahkan adalah benih
murni dan inert matter (bahan yang tercampur). Bahan yang tercampur perlu
dipilah sehingga menjadi dua, yaitu kotoran (other material) dan biji lain (other
seed). Biji lain yang tercampur perlu dipilah apakah biji dari spesies lain atau dari
spesies sama tetapi varietasnya lain atau biji gulma. Hasil pemilahan dinyatakan
dalam persen. Namun pada praktikum kali ini, kami memisahkan benih menjadi
empat komponen, yaitu (a) benih murni, (b) benih varietas lain, (c) benih gulma
dan (d) kotoran benih. Sebenarnya benih gulma bisa dimasukkan ke dalam
komponen benih lain, namun agar lebih spesifik maka komponen benih gulma
dipisahkan dari komponen benih lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemurnian benih adalah benih masak dan


utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah
berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari
separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih
itu termasuk ke dalam species yang dimaksud. Benih species lain mencakup
semua benih dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak
untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif
tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Pecahan gulma yang berukuran
setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih
mempunyai embrio. Bahan lain/kotoran, termasuk semua pecahan benih yang
tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain
maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian
tanaman seperti ranting dan daun.

Pada hasil praktikum ini kami membandingkan hasil persentase antara dua
data yaitu data gelombang dan data kelompok. Pada data gelombang didapatkan
hasil benih murni padi, kacang hijau, dan kacang kedelai dengan hasil persentase
yang berbeda. Dimana persentase benih murni padi didapatkan sebesar 85,58%,
kacang hijau sebesar 92,48%, dan kacang tanah sebesar 96,19%. Sedangkan pada
datan kelompok didapatkan hasil persentase benih murni padi sebesar 87,27%,
kacang hijau sebesar 90,71%,dan kacang tanah sebesar 94,86%.

Menurut Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI), persyaratan mutu di


laboratorium meliputi Kadar air dengan batas maksimum 13,0%, Benih murni
dengan batas minimum 98,0%, Daya berkecambah/daya tumbuh dengan batas
minimum 80,0%, Kotoran benih dengan batas maksimum 2,0%, Biji benih
tanaman lain 0,0%, Biji gulma 0,0%. Dan berdasarkan hasil tersebut , baik dari
analisis datagelombang maupun data kelompok dapat disimpulkan bahwa benih
padi, kacang ijo, dan kacang tanah yang diuji kemurniannya masih dibawah
standar mutu benih indonesia yang mensyaratkan minimal 98%. Sehingga benih
yang diuji tidak layak untuk dilepas ke pasar atau petani. Hal ini terjadi karena
metode pengujian yang dilakukan menggunakan metode tradisional atau
sederhana. Dimana dilakukan hanya memilah-memilah anatara benih murni,
varietas lain, gulma dan kotoran hanya menggunakan tangan. Jadi, hanya
mengandalkan indera perasa dan penglihatan saja. Hal ini akan menjadi
kelemahan karena kemampuan indera perasa dan penglihatan tiap orang berbeda-
beda.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatanyang telah dilakuan maka dapat disimpulkan


bahwa :

1. Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang
peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun
dalam mendapatkan produk hasil pertanian.
2. Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah
tentang kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula
persentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih
varietas lain, biji -bijian herba/gulma (weed seed), dan kotoran-kotoran pada
masa benih.
3. Persentase benih murni yang diuji pada data gelombang adalah padi 85,58%,
kacang hijau 92,48%,dan kacang tanah 96,19%
4. Persentase benih murni yang diuji pada data kelompok adalah padi 87,27%,
kacang hijau 90,71%, dan kacang tanah 94,86%
5. Dari analisis data gelombang maupun data kelompok dapat disimpulkan
bahwa benih padi, kacang ijo, dan kacang tanah yang diuji kemurniannya
tidak memenuhi standar mutu benih indonesia yang mensyaratkan minimal
98%.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta.

Justice, O.L. 2002. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press:

Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan

Praktikum. Rineka.

Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat.PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

You might also like