You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ACARA IX. PRODUKSI BENIH TOMAT

Oleh :

NAMA : Nur Inayah

NIM : C1M015147

KELOMPOK : 27

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
ACARA IX. PRODUKSI BENIH TOMAT

A. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui tehknik produksi benih tomat dan pengujian viabilitas benih tomat
pada berbagai kematangan buah tomat.

B. Pelaksanaan praktikum
1. Waktu Praktikum : Hari senin, 13 November 2017. Pukul 12.30 – 13.45 WITA.
2. Tempat Praktikum : Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.

C. Tinjauan pustaka

Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat banyak
dibudidayakan, baik di Indonesia maupun di dunia. Ada berbagai jenis tanaman tomat yang
dibudidayakan di dunia, dan setiap jenisnya memiliki kekhasannya masing-masing. Menurut
Redaksi Agromedia (2007), tanaman tomat dapat diklasifikasi sebagai berikut : Kingdom:
Plantae, Divisi: Spermatophyt, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo:
Solanales, Famili: Solanaceae, Genus: Lycopersicon (Lycopersicum), Species: Lycopersicon
esculentum Mill.

Perakaran tanaman tomat tidak terlalu dalam, menyebar ke segala arah hingga kedalaman
rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai 60-70 cm. Tanaman tomat memiliki akar
tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas.
Secara umum akar berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan
unsur hara dari dalam tanah. Batang tanaman tomat berwarna hijau berbentuk persegi empat
hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan di
antara bulu-bulu itu terdapat rambut kelenjar (Tugiyono, 2005). Batang dapat naik dan
bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan.
Tanaman tomat jika dibiarkan akan menjadi melata dan cukup rimbun hingga menutupi
tanah. Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu.

Ekstraksi merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh benih yang bersih. Dengan
mengeluarkan benih dari buah atau membersihkan kulit buah, daging buah dan bagian lain
dari buah. Menurut Stubsgaard dan Moestrup (1994), menyatakan bahwa ekstraksi
merupakan pemisahan benih dari daging buahnya. Buah dari beberapa jenis tanaman seperti
pepaya, tomat, dan mentimun mengandung kadar air yang tinggi dan benihnya dilapisi oleh
lendir yang melekat pada benih tersebu. Benih yang akan ditanam harus bersih dari lendir
atau daging buah.

Nakasone dan Paull (1999) menyatakan bahwa pada benih pepaya yang dihilangkan
sarkotesnya pada saat ekstraksi memilik persentase perkecambahan lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak dihilangkan sarkotesnya. Proses ekstraksi dapat dilaksanakan melalui
banyak cara, namun tidak semua varietas dari jenis yang sama memerlukan penanganan yang
sama. Penggunaan teknik ekstraksi yang tidak tepat dapat menyebabkan pelukaan pada benih.
Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan air, larutan asam (HCl), dan larutan basa
(larutan kapur).

Menurut Suena dkk., (2005) benih dinyatakan berkualitas baik jika benih memiliki
persentase perkecambahan yang tinggi, kekuatan tumbuh yang tinggi, dan bebas dari hama
dan penyakit. Benih bermutu baik merupakan benih yang telah dinyatakan sebagai benih
yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi itu harus
memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi serta kemurnian benih (trueness seed) yang artinya
terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari biji gulma.

D. Bahan dan Alat praktikum


1. Bahan Praktikum : Buah tomat yang belum masak (belum merah), sudah masak (merah),
dan buah lewat matang (hamper busuk), air,Pasir, dan abu gosok.
2. Alat Praktikum : Pisau, cawanpetri, beker gelaskimia, papan bedah, sarigan the,
pengaduk gelas, timbangan neraca ohaus, kertas saring, dan triplek atau nampan.

E. Cara Kerja
CARA PERTAMA :
1. Buah tomat dipilih berdasarkan kriteria kemasakan buah dan diambil masing-masing 2
buah setiap tingkat kemasakan :
- Buah tomat yang belum masak ( belum merah )
- Sudah masak ( merah )
- Buah lewat matang ( hampir busuk ).
2. Buah –buah tersebut dipotong melintang kemudian dikeluarkan biji dengan lapisan
beningnya ke dalam wadah yang disediakan.
3. Dipisahkan biji dari kulit dan bagian buah yang terbawa.
4. Biji tomat yang sudah terpisah kemudian dicampur dengan abu gosok untuk
menghilangkan lendirnya dengan cara diaduk, selanjutnya biji yang bercampur abu
dibilas menggunakan air bersih.
5. Biji yang sudah bersih kemudian dimasukkan kedalam cawan petri. Biji di dalam cawan
petri kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca ohauss untuk mengetahui berat
basah biji tomat tersebut.
6. Biji tomat selanjutnya dikeringkan menggunakan cahaya matahari.
7. Biji tomat yang sudah kering kemudian ditimbang untuk mengetahui berat keringnya dan
selanjutnya biji tomat akan dijadikan benih disimpan dalam plsatik.
8. Benih-benih inilah yang akan digunakan untuk uji viabilitas benih.

UNTUK UJI VIABILITAS BENIH

Uji viabilitas benih dilakukan dengan menghitung daya kecambah dan kecepatan
berkecambah. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan percobaan dilakukan dengan menggunakan benih yang sudah dikeringkan


sebelumnya.
2. Pada nampan atau plastik yang sudah disediakan berisi pasir, kemudian dibagi menjadi 3
bagian yang akan digunakan untuk menanam benih tomat.
3. Pengujian dilakukan selama 10 hari, dan kelembaban harus terpelihara sampai pengujian
selesai.
4. Persentase yang diamati adalah persentase jumlah benih yang berkecambah selama
pengujian, kecepatan berkecambah, persentase jumlah benih yang berkecambah normal,
persentase jumlah kecambah abnormal, dan kecambah mati.
F. Hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan berat basah dan berat kering benih pada berbagai tingkat
kemasakan buah tomat :

Perlakuan tingkat Berat basah Berat kering


kemasakan buah tomat
Buah tomat yang 4,05 gram 0,37 gram
belum masak (belum merah)
Sudah masak (merah) 2,3 gram 0,26 gram

Buah lewat matang (hampir busuk) 4,25 gram 0,37 gram

Tabel hasil pengamatan kecepatan berkecambah benih pada berbagai tingkat


kemasakan buah tomat :

Perlakuan tingkat
kemasakan buah tomat I (27) II(34) III()

Buah tomat yang belum


masak (belum merah) 2,3 2,16 6

Sudah masak (merah) 4,7 7,38 7,6

Buah lewat matang 5,5 4 6,8


(hampir busuk)

G. Pembahasan

Buah tomat memiliki bentuk bervariasi tergantung pada jenisnya. Bentuknya ada yang
bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga
sangat bervariasi, dari yang berukuran paling kecil seberat 8 gram hingga yang berukuran
besar seberat sampai 180 gram. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya.
Buah yang masih muda berwarna hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna
merah muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Jumlah ruang di
dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat
roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Biji tomat berbentuk
pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat muda. Biji saling melekat,
diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Panjangnya
3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas
dan lingkungan, maksimum 200 biji per buah. Biji biasanya digunakan untuk bahan
perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari.

Pada praktikum kali ini digunakan buah tomat dalam pelaksanaan pemrosesan benih
buah tomat. Buah tomat merupakan contoh buah awet fleshy fruit, yaitu buah yang memiliki
daging basah berair. Sehingga biji-biji yang terdapat didalam buah tomat terbungkus dalam
suatu lapisan yang bisa disebut dengan pulp. Karena ciri khusus yang dimiliki oleh buah
tomat tersebut, maka perlakuan dalam pemrosesan buah tomat juga khusus.

Ekstrasi biji tomat bji tomat dapat menggunakan dua metode yaitu ekstrasi fermentasi
dan kimiawi. Ekstrasi bji adalah pengeluaran biji dari buahnya.ekstrasi diperlukan karena
biasanya benih tidak dipanensecara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap
buahnya. Manfaat dari ekstrasi ini antara lainmemisahkan benih dari buahnya, memisahkan
benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih. Ektraksi biji tomat yang
dilakukan pada praktikum ini menggunakan abu gosok. Penggunaan abu gosok ini berfungsi
untuk merendam pulp agar terpisah dari biji tomat. Ekstraksi biji secara fermentasi dilakukan
dengan cara mendiamkan benih selama beberapa hari dengan keadaan anaerob. Proses
fermentasi cukup membutuhkan waktu lama, namun proses fermentasi juga cukup baik
dalam menghilangkan zat penghambat pada biji tomat secara alami dan menghilangkan
kotoran dengan baik.

Pada hasil pengamatan didapatkan hasil berat basah dan berat kering biji tomat
berdasarkan sifat fisiologisnya. Pada buah tomat yang belum matang didapatkan berat basah
4,05 g dan berat kering 0,37 g. Untuk buah tomat yang sudah masak didapatkan hasi berat
basah sebesar 2,3 g dan berat kering 0,26 g. Sedangkan untuk buah tomat yang kelewatan
masak didapatkan hasil berat basah sebesar 4,25 g dan berat keringnya 0,37 g.

Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa berat basah tertinggi terdapat pada buah tomat yang
sudah kelewatan masak ataupun hampir busuk. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah tomat yang yang kelewatan matang memiliki ukuran yang besar
dibandingkan dengan buah tomat yang belum matang dan sudah matang sehingga
memperoleh jumlah biji yang banyak dan besar, juga bobot bijinya nya lebih besar karena
sudah memasuki matang secara fisiologis sehinga andungan kadar air yang dimilikipun
cukup banyak. Sedangkan untuk berat kering hasil yang diperoleh untuk biji tomat yang
belum matang dan kelewatan matang sama sedangkan untuk biji toma yang sudah matang
paling rendah. Hal ini disebabkan karena faktor yang sama yaitu sifat fisik dan fisiolgis
terhadap buah tersebut.

Pada tabel pengamatan kedua diperoleh kecepatan perkecambahan terhadap biji tomat
yang hasil pengamatan yang pertama sebelumnya. Pada biji tomat yang belum matang oleh
kelompok I diperoleh 2,3. Untuk kelompok II diperoleh 2,16. Dan kelompok III diperoleh 6.
Sedangkan untuk biji tomat yang sudah matang diperoleh hasil pada kelompok I 4,7.
Kelompok ke II sebesar 7,38 dan kelompok ke III 7,6. Dan untuk terakhir biji tomat yang
hampir busuk diperoleh pada kelompok I sebesar 5,5. Kelompok II sebesar 4, dn kelompok
III sebesar 6,8. Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa perumbuhan kecambah yang cepat
diperoleh pada biji tomat yang sudah matang pada data kelompok III. Hal disebabkan karena
pada biji tomat yang sudah matang penurunan kadar airnya sudah berkurang juga kering,
seperti yang sudah didatakan pada data tabel sebelumnya yang memiliki bobot kering paling
rendah dibandingkan yang lain. Selain itu faktor lingkungansekitar mempengaruhipercepatan
perkecambahanbenih tomat seperti air ,cahaya, dan suhu.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Metode Ekstraksi merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh benih yang bersih.
Dengan mengeluarkan benih dari buah atau membersihkan kulit buah, daging buah dan
bagian lain dari buah.
2. Berat basah tertingi terdapat pada biji tomat yang sudah kelewatan matang yaitu sebesar
4,25 g.
3. Basah kering terendah terdapat pada biji tomat yang belum matang yaitu sebesar 0,23 g.
4. Perkecambahan biji tomat yang paling cepat diperoleh pada biji tomat yang sudah
matang yaitu sebesar 7,6.
DAFTAR PUSTAKA

Nakason.,dkk.1999. Physiology and Biochemistry of Seeds. Springer. Verlag: New York.

Redaksi agromedia,2014. Ekstraksi Benih. http://rajabenih.com/ekstraksi-benih.

Diakses tanggal 3desember2017 pukul 14.35 WITA.

Stugaard.,dkk.1994. Penggunaan budan lama simpan terhadap kualitas benih jagung (Zea

mays L.) padapenyimpananterbuka. Agrologia 1: 51-59.

Suena dkk.,2005. BudidayaTerung.Azka Press: Jakarta.

Tugiyono. 2005. TeknologiPemprosesan, PengemasandanPenyimpananBenih. Knisius: Yogyakarta

You might also like