You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pencemaran lingkungan hidup ialah masuknya atau dimasukanya makhluk
hidup, zat, energi, tau kemponen lain kedalam lingkungan hidupoleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentuyang menyebabkan
lingkungan hidup tidak berfungsi dengan maksimal atau tidak sesuai dengan
peruntukanya. Kondisi oseanografi dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang
eksternal maupun internal. Pengaruh eksternal dapat berasal dari laut lepas yang
mengelilinginya, maupun yang berasal dari daratan yang berupa aliran air tawar
menuju laut dari sungai. Sedangkan pengaruh internal seperti bentuk topografi
dasar perairan. Gambaran dari oseanografi suatu perairan laut adalah distribusi
atau penye-baran parameter fisika maupun kimia (Yolanda et al. 2016).
Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami yang
merupakan bagian dari siklus Nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air
menguraikan sampah yang mengandung Nitrogen organik pertama-tama menjadi
Amonia, kemudian dioksidasikan menjadi Nitrit dan Nitrat. Keberadaan
ekosistem yang kompleks dan berbagai aktivitas di wilayah perairan tersebut yang
tidak terkontrol mempunyai pengaruh terhadap kandungan fosfat, nitrat dan
oksigen terlarut. Kandungan fosfat dan nitrat secara alamiah berasal dari perairan
itu sendiri yaitu melalui proses-proses penguraian, Selain itu juga tergantung pada
keadaan sekeliling diantaranya sumbangan dari daratan melalui limbah sungai
yang bermuara ke perairan (Patty, 2015).
Zat hara anorganik utama yang diperlukan oleh fitoplankton untuk tumbuh
dan berkembang biak adalah nitrogen sebagai nitrat (NO3) dan fospor sebagai
fospat (PO42-) Zat hara merupakan salah satu unsur pembatas kualitas perairan.
Zat hara yang umum menjadi fokus perhatian di lingkungan perairan adalah fosfor
dan nitrogen. Kedua unsur ini memiliki peran penting pertumbuhan fitoplankton
atau alga (Regitta et al. 2015)
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kadar nitrat di perairan.
2. Mahasiswa dapat menghitung jumlah konsentrasi zat nitrat yang terlarut di
air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nitrat merupakan unsur yang digunakan dalam proses fotosintesis dan


merupakan unsur yang digunakan untuk pertumbuhan fitoplankton. Kadar nitrat
yang banyak dalam perairan dapat dikatakan bagus atau subur karena dengan ntrat
maka fitoplankton akan banyak disuatu perairan sehingga akan terjadi proses
fotosintesis dimana menghasilkan O2 yang sangat dibutuhkan bagi organisme
laut. Tetapi dengan kelebihan kadar nitrat dalam perairan maka dapat
mengakibatkan dampak buruk bagi organisme. Hal itu terjadi karena dengan kadar
nitrat yang tinggi dalam suatu perairan maka akan mengakumulasi pertumbuhan
ganggang yang tak terbatas sehingga air akan kekurangan oksigen dan berdampak
buruk bagi perairan tersebut (Herlambang dan Ruliasih, 2003).

Nitrat sebagai unsur hara utama Nitrogen dalam bentuk NO3- digunakan
sebagai substansi atau komponen dinding sel yang dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak. Oleh karena itu Nitrat sebagai senyawa-senyawa nitrogen anorganik
utama dalam air laut tedapat sebagai ion nitrat (NO3) nitrit dan amoniak (NH3),
dan sangat dipengaruhi oleh oksigen bebas dalam air. Nitrat sangat mudah larut di
air dan bersifat stabil, dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen
di perairan. Spesiasi N di laut yang tergolong nutrien yaitu NO-3 dan NO-2 ,
bentuk dari spesiasi N di laut tergantung dari keberadaan oksigen terlarut
(dissolved oxygen). Pembentukan nitrat melalui proses yang disebut nitrifikasi,
merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat (Kurniawan, 2008).
Amoniak dan amonium selain merupakan hasil akhir dari perombakan
protein oleh bakteri dalam keadaan anaerob, juga berasal dari buangan atau
limbah industri pertanian. Amoniak yang terdapat di perairan merupakan produksi
dari hasil metabolisme organisme dan pembusukan oleh bakteri, Sedangkan
perairan pantai merupakan perairan yang banyak menerima beban masukan bahan
organik, baik secara alami maupun suplay dari lautan dan/atau daratan Bahan
organik berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan pertambakan, pertanian,
pemukiman, industri, pertambangan, pelabuhan dan aktifitas manusia yang akan
masuk melalui aliran sungai atau run-off dari daratan (Yolanda et al. 2016).
Kandungan lumpur dan air luapan lumpur yang merembes ke sebagian
areal pertambakan akan mengakibatkan penurunan kualitas air tambak yang
berpengaruh pula terhadap hasil budidaya petani tambak di daerah tersebut. Untuk
melindungi petani tambak agar tidak mengalami kerugian, maka pengelolaan
lumpur harus segera dilakukan berdasarkan hasil kajian ilmiah tentang dampaknya
terhadap lingkungan. Dalam proses penguraiannya banyak membutuhkan oksigen.
Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil proses fotosintesis oleh fitoplankton
atau tanaman air lainnya dan difusi dari udara (Patty, 2015).

Dalam pembentukan nitrit dari amonia dilakukan oleh bakteri


Nitrosomonas, sedangkan pembentukan nitrat dari nitrit dilakukan oleh
Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik yaitu
bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Kadar nitrat di perairan
alami biasanya jarang melebihi 0,1 mg/l. Kadar nitrat yang melebihi 0,2 mg/l
dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya
memacu pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat (blooming). Nitrat tidak
bersifat toksik bagi organisme akuatif (Kurniawan, 2008).

Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan


nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada
kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit,sedangkan oksidasi nitrit menjadi
nitra. Suplai bahan organik yang secara terus menerus akan meningkatkan unsur
hara di perairan pantai dan akhirnya menyebabkan meningkatnya kesuburan
perairan. Konsentrasi nitrat di lapisan permukaan yang lebih rendah dibandingkan
di lapisan dekat dasar disebabkan karena nitrat di lapisan permukaan lebih banyak
dimanfaatkan atau dikonsumsi oleh fitoplankton. Selain itu, konsentrasi nitrat
yang tinggi di dasar perairan dipengaruhi sedimen (Risamasu dan Hanif, 2011).
Suatu ekosistem perairan dapat diketahui dari kesuburan perairan dan
indikator kesuburan perairan dapat dilihat dari keberadaan fosfat, nitrat, oksigen
terlarut dan pH. Fosfat dan nitrat dibutuhkan untuk mendukung organisme
perairan terutama fitoplankton, sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh
organisme perairan dalam proses respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh
mikro-organisme. Sumber peningkatan kadar nitrat umumnya adalah limbah
perkotaan, industri dan pertanian (Risamasu dan Hanif, 2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum ini berlangsung pada hari Selasa, 9 April
2018 pada pukul 08.00 WIB bertempat di Laboratorium Oseanografi dan
Instrumentasi Kelautan Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
No. Alat Fungsi

1. Spektrofotometer (λ = 410 nm) Untuk mengukur transmitans atau


absorbans larutan.
2. Timbangan analitik Untuk menghitung masa suatu bahan.
3. Beaker glass Sebagai tempat untuk menyimpan dan
membuat larutan
4. Pipet ukur Untuk memindahkan/mengambil larutan
atau cairan dalam berbagai ukuran
volume yang lebih teliti.
5. Erlenmeyer Untuk menampung larutan
6. Gelas ukur Sebagai alat ukur volume cairan yang
tidak memerlukan ketelitian yang tinggi
7. Pipet tetes Untuk mengambil larutan dalam skala
kecil.
3.2.1 Bahan
No. Alat Fungsi

1. Larutan brussin Sebagai bahan praktikum


2. Larutan natrium arsenit Sebagai bahan praktikum
3. Larutan asam sulfat Sebagai bahan praktikum
4. Larutan stok nitrat Sebagai bahan praktikum
5. Larutan standar Sebagai bahan praktikum

3.3 Cara Kerja


Siapkan seluruh bahan

Ambil 5 ml sampel tambahkan 0,5 ml larutan brusin, larutan natrium arsenit 0,05
ml dan 5 ml lsrutan asam sulfat

Lalu simpan sampel dalam tempat gelap dan biarkan hingga dingin

Setelah itu ukur nilai absorbansi larutan standar

Terakhir catat hasil dari nilai absorbansi


DAFTAR PUSTAKA

Herlambang A, Ruliasih M. 2003. Proses denitrifikasi dengan sistem biofilter


untuk pengolahan air limbah yang mengandung nitrat. Jurnal Teknik
Lingkungan Vol. 4(1): 46-55.

Kurniawan G. 2008. Studi ekologi kista dinoflagellata spesies penyebab HAB


(Harmful Alga Bloom) di sedimen pada Perairan Teluk Jakarta[Skripsi]
Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Patty SI. 2015. Karakteristik fosfat, nitrat, dan oksigen terlarut di Perairan Selat
Lembeh, Sulawesi Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Vol. 2(1): 1-7.

Rigitta TMA, Maslukah L, Yusuf M. Sebaran fosfat dan nitrat di perairan


morodemak, kabupaten demak. Jurnal Oseanografi Vol. 4(2): 415-418.

Risamasu FJL, Hanof BP. 2011. Kajian zat hara fosfat, nitrit, nitrat, dan silikat di
Perairan Kepulauan Matasiri, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan
Vol. 16(3): 135-142.

Yolanda DS, Firman FM, Aries DW. 2016. Distribusi nitrat, oksigen terlarut, dan
suhu di perairan Socah-Kamal Kabupaten Bangkalan. Jurnal Ilmu
Kelautan Vol. 9(2): 93-98.

You might also like