You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN
ACARA 3
SURVEY LAPANGAN (PENYEBARAN KUESIONER)

Disusun Oleh:
Nama : Siti Mir’atul Khasanah
NIM : 14/363876/TP/10875
Kelompok : C1
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2016
Waktu (Jam) : 15.00-17.00
Tempat : Lab Manajemen dan Sistem Industri
Co.Ass : Maharani Sisilia Pratiwi

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN SISTEM INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu industri terdapat tiga faktor yang menjadi dasar sebagai suatu
industri tersebut untuk menjalankan aktivitas dalam menghasilkan produknya,
yaitu produksi, pemasaran dan akuntansi. Produk jelas penting sebagai hal utama
yang menjadi alasan industri tersebut itu ada. Sedangkan akuntansi adalah
pengelolaan keuangan yang menyokong keberlangsungan industri. Dan
pemasaran adalah faktor yang penting untuk membuat produk atau jasa dari suatu
industri tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Pemasaran adalah elemen yang berfungsi untuk mengetahui maksud atau


tujuan pembuat industri terhadap produk yang diproduski. Salah satu aspek dalam
kegiatan pemasaran adalah survey pasar. Survey pasar dilakukan salah satunya
dengan cara survey lapangan. Survey lapangan adalah melakukan survey langsung
terhadap tujuan pasar yang akan dituju. Metode yang sering digunakan adalah
teknik sampling. Teknik ini digunakan untuk mengambil sampel dari populasi
yang dituju. Banyaknya jumlah populasi yang ada namun terbatasnya waktu dan
biaya membuat teknik sampling ini menjadi efektif untuk digunakan. Dalam
melakukan teknik sampling survey lapangan ini, instrument yang digunakan
adalah kuesioner yang telah dibuat dan kemudian disebarkan pada sampel yang
dituju.

Sebagai mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, praktikan dituntut untuk


dapat melakukan teknik sampling guna menunjang dalam melakukan survey
lapangan, yang dampaknya dapat menguasai kegiatan pemasaran sebagai faktor
penting dalam menjamin suatu industri dapat berjalan secara terus menerus.
B. Tujuan Prkatikum
1. Praktikan dapat mendistribusikan kuesioner kepada responden sesuai
dengan metode dan jumlah yang sudah ditentukan
2. Praktikan mampu mendapatkan data dari responden secara baik dan benar
sesuai dengan petunjuk pengisian pengisian yang sudah dibuat
3. Praktikan mampu mengolah data hasil survey dengan baik dan benar
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Daniel dalam Taan (2010) definisi riset pemasaran adalah


perencanaan, pengumpulan, dan analisi data yang relevan dengan pengambilan
keputusan pemasaran dan mengkomunikasikan hasil analisi kepada manajemen.
Riset pemasaran atau marketing research adalah kegiatan ilmu penelitian
di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan
masalah, tujuan pnelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi
hasil penelitian. Tujuan riset pemasaran adalah mendapatkan informasi yang
akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada (Rangkuti,
2007).
Riset pemasaran menurut Kotler (2014) didefinisikan sebagai perancangan,
pengumpulan, analisis, dan pelaporan data sistematis serta temuan yang relevan
terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Populasi ada;ah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi
dirumuskan sebagai populasi terbatas dan tidak terbatas. Populasi terbatas artinya
diketahui jumlahnya sedangkan populasi tidak terbatas adalah populasi yang tidak
diketahui jumlahnya. Pembatasan populasi dilakukan dengan mebedakan populasi
total dan populasi target (Wasis, 2008).
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau
individu yang sedang dikaji. Jadi, pengertian populasi dalamstatistik tidak terbatas
pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran,
hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. Suatu
pengamatan/survey terhadap seluruh anggota populasi disebut sensus. Populasi
sering juga disebut universe atau sekelompok individu atau objek yang memiliki
karakteristik yang sama, misalnya status sosial sama, atau obyek lain yang
mempunyai karakteristik sama seperti golongan darah (Anonim 1, 2016).
Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian ti,bulk arena hal-hal
berikut ini, yaitu untuk mereduksi objek penelitian karena jumlah populasi yang
terlalu besar dan untuk mengadakan generalisasi dari hasil-hasil penelitian dalam
arti mengaitkan kesimpuln dengan objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas
(Sutrisno Hadi dalam Wasis, 2008).
Sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu
populasi. Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang
mengakibatkan tidak mungkin atau sulit untuk dilakukan pengkajian terhadap
seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan terhadap sampelnya
saja. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah
lengkap. Namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah ilmiah, maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel
cukup akurat untuk menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian yang
dilakukan (Anonim 1, 2016).
Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga
berdasarkan tekniknya dikategorikan menjadi dua disebut probability sampling
dan non-probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
dimana setiap anggota populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel.
Dengan kata lain, semua anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak
dipilih ataupun dipilih. Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota
populasi memiliki peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria
tertentu seperti judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya (Anonim
2, 2016).
Penelitian deskriptif, penelitian yang didasarkan pada pertanyaan dasar
kedua yaitu bagaimana. Dengan penelitian deskriptif, dapat dihasilkan temuan-
temuan yang lebih teroerinci dibandingkan penelitian eksploratif, dikatakan lebih
luas karena kita sendiri meneliti tidak hanya masalahnya itu sendiri, namun juga
variable lainnya yang berhubungan dengan maslah tersebut. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, penelitian ini dilakukan dengan menarik sampel (Gulo,
2000).
Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Pada umumnya tujuan utama penelitian
deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik
objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya, akhir-akhir
ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan.
Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan
penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang
pendidikan maupun tingkah laku manusia. Penelitian deskriptif yang baik
sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif
lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada
setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti
mendekati kebenaranya (Anonim 3, 2016).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Tabel Informasi Demografi
Informasi Frekue Persenta
No. Kriteria Turus
Demografi nsi se
1. Usia a. < 18 th II 2 6.45%
b. 18-25 th IIII IIII IIII IIII IIII III 28 90.32%
c. > 25 th I 1 3.23%
2. Jenis Kelamin a. Laki-laki IIII III 8 25.81%
b. Perempuan IIII IIII IIII IIII III 23 74.19%
3. Pekerjaan a. Mahasiswa IIII IIII IIII IIII IIII II 27 87.1%
b. Pekerja II 2 6.45%
c. Dll II 2 6.45%

2. Pie Chart
 Diagram Usia

USIA

1 2

< 18 tahun
18 - 25 tahun

28 > 25 tahun
 Diagram Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Laki-laki
23 Perempuan

 Diagram Pekerjaan

Pekerjaan
2 2

Mahasiswa
Pekerja

27 Dll

A. Pembahasan
Kegiatan praktikum acara tiga ini berjudul Pengumpulan dan
Pengolahan Data. Tujuan dari praktikum ini yaitu praktikan dapat
mendistribusikan kuesioner kepada responden sesuai dengan metode dan jumlah
yang sudah ditentukan, praktikan mampu mendapatkan data dari responden secara
baik dan benar sesuai dengan petunjuk pengisian pengisian yang sudah dibuat,
serta praktikan mampu mengolah data hasil survey dengan baik dan benar

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi ini juga
disebut universe. Populasi dirumuskan sebagai populasi terbatas dan tidak
terbatas. Populasi terbatas artinya diketahui jumlahnya sedangkan populasi tidak
terbatas adalah populasi yang tidak diketahui jumlahnya. Pembatasan populasi
dilakukan dengan mebedakan populasi total dan populasi target. Sampel adalah
sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi.

Populasi dari praktikum ini adalah seluruh orang yang pernah


mengunjungi Myoozik Food Gelato Art dan membeli produknya atau bisa juga
disebut pelanggan Myoozik Food Gelato Art, baik yang sudah sering ataupun
hanya baru sekali mengunjungi objek.
Sedangkan sampel pada praktikum ini ditentukan sendiri oleh praktikan
dari keseluruhan populasi, pada praktikum ini jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 31 buah sehingga jumlah sampelnya pun juga 31 pelanggan Myoozik
Food Gelato Art.
Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga
berdasarkan tekniknya dikategorikan menjadi dua disebut probability sampling
dan non-probability sampling.

1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap anggota
populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain,
semua anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol. Teknik ini
melibatkan pengambilan acak (dikocok) dari suatu populasi. Ada bermacam-
macam metode probability sampling dengan turunan dan variasi masing-
masing, namun paling populer sebagai berikut:
a. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Random sampling adalah metode paling dekat dengan definisi probability
sampling. Pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan
frekuensi probabilitas semua anggota populasi.
b. Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Pengambilan sampel melibatkan aturan populasi dalam urutan sistematika
tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dari
kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.
c. Sampling Stratifikasi (Stratified Sampling)
Populasi dibagi ke dalam kelompok strata dan kemudian mengambil
sampel dari tiap kelompok tergantung kriteria yang ditetapkan. Misalnya,
populasi dibagi ke dalam anak-anak dan orang tua kemudian memilih
masing-masing wakil dari keduanya.
d. Sampling Rumpun (Cluster Sampling)
Populasi dibagi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil
tiap-tiap kelompok. Misalnya, populasi adalah Jawa Tengah kemudian
sampel diambil dari tiap-tiap kabupaten. Bisa juga batas-batas gunung,
pulau dan sebagainya.
e. Sampling Bertahap (Multistage Sampling)
Pengambilan sampel menggunakan lebih dari satu teknik probability
sampling. Misalnya, menggunakan metodestratified sampling pada tahap
pertama kemudian metodesimple random sampling di tahap kedua dan
seterusnya sampai mencapai sampel yang diinginkan.
f. Probabilitas Proporsional Ukuran Sampling (Probability Proportional to
Size Sampling)
Probabilitas pengambilan sampel sebanding dengan ukuran sampling
bahwa sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran total populasi. Ini
adalah bentuk multistage sampling di tahap pertama dan kemudian random
sampling di tahap kedua, tapi jumlah sampel sebanding dengan ukuran
populasi.
2. Non-Probability Sampling
Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota populasi memiliki
peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seperti
judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya. Ada bermacam-
macam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi
paling populer sebagai berikut:
a. Sampling Kuota (Quota Sampling)
Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi ciri-ciri tertentu untuk
menghindari bias. Misalnya, jumlah sampel laki-laki 50 orang maka
sampel perempuan juga 50 orang.
b. Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan
muncul. Misalnya, populasi adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti
mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan
tersebut pada waktu pengamatan.
c. Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat kriteria
tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Misalnya, Anda meneliti
kriminalitas di Kota Semarang, maka Anda mengambil informan yaitu
Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan seorang korban
kriminal.
d. Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat.
e. Sampling Snowball (Snowball Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya.
Misalnya, penelitian tentang korupsi bahwa sumber informan pertama
mengarah kepada informan kedua lalu informan ke tiga dan seterusnya.

Pada praktikum ini menggunakan teknik sampling non random, yaitu


purposive sampling. Jadi, pengambilan sampel pada praktikum ini berdasarkan
pada seleksi khusus yaitu orang yang sudah pernah mengnjungi dan mengonsumsi
Loving Hut. Digunakan purposive sampling karena agar menghasilkan data yang
sesuai dan konsumen benar-benar dapat menilai atau menanggapi tentang produk,
harga, promosi, tempat produksi Loving Hut.

Prosedur praktikum kali ini yang pertama adalah penyebaran kuesioner


kepada 43 orang responden, setelah semua kuesioner diisi dilakukan analisa
deskriptif. Analisa deskriptif tersebut dilakukan dengan cara pengelompokan atau
pengklasifikasian responden berdasarkan informasi demografi dimana di dalam
masing-masing informasi tersebut memiliki kriteria masing-masing. Informasi
demografi yang pertama adalah usia dengan kriteria < 17 tahun, 17-25 tahun, dan
> 25 tahun. Lalu informasi demografi yang kedua adalah jenis kelamin dengan
kriteria laki-laki dan perempuan. Dan informasi demografi yang ketiga adalah
pekerjaan dengan kriteria mahasiswa, wiraswasta, dan pelajar. Setelah ditentukan
beberapa informasi demografi tersebut, dilakukan penghitungan responden yang
masuk dalam kriteria tersebut. Penghitungan dituliskan dalam turus dan frekuensi,
yang kemudian dihitung presentasenya. Setelah dilakukan penghitungan
presentase, dibuat pie chart yang digunakan untuk menyajikan jumlah responden
dengan pengklasifikasian tertentu.

Analisis deskriptif mengacu pada transformasi dari data-data mentah ke


dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan. Pendekatan
respon atau hasil observasi merupakan cirri khas dari bentuk pertama analisis.
Perhitungan rata-rata, distribusi presentase adalah bentuk yang paling umum dari
peringkasan data Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data
seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation),
varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan
sebagainya.

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.


Jumlah responden yang didapatkan yaitu 43 responden. Informasi demografi yang
pertama adalah usia, dalam kuesioner terdapat 1 responden yang memiliki usia
kurang dari 17 tahun, lalu terdapat 41 responden yang memiliki usia 17 tahun
sampai 25 tahun, dan terdapat 1 responden yang memiliki usia lebih dari 25 tahun.
Setelah didapatkan frekuensi tiap kriteria, maka dapat diketahui presentase
responden yang memiliki umur kurang dari 17 tahun sebanyak 2,3%, responden
yang memiliki umur antara 17 tahun sampai 25 tahun sebanyak 94,5 %,
sedangkan responden yang memiliki umur lebih dari 25 tahun adlah sebanyak
2,3%. Informasi demografi yang kedua adalah jenis kelamin, dalam kuesioner
terdapat 25 responden perempuan dan 18 responden laki-laki. Lalu presentase
jumlah responden perempuan sebanyak 58,1% dan jumlah responden laki-laki
sebanyak 41,9%. Informasi demografi yang ketiga adalah pekerjaan, dalam
kuesioner terdapat 40 mahasiswa, 2 wiraswasta, dan 1 pelajar. Lalu presntase
responden mahasiswa sebanyak 93 %, Wiraswasta sebanyak 4,7 %, dan pelajar
sebanyak 2,3%.

Manfaat pengelompokan data dalam Pie Chart yaitu sebagai berikut. Pie
Chart digunakan untuk menyajikan jumlah responden dengan pengklasifikasian
tertentu. Dengan pie chart, dapat dilakukan analisis deskriptif dari data yang
diperoleh dengan menggunakan distribusi frekuensi sehingga lebih mudah dalam
pembacaannya atau penyampaian informasi akan lebih jelas menggunakan pie
chart.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Penyebaran kuesioner ditunjukkn pada sampel Loving Hur yang berada di
sekitar kampus UGM, jadi lebih dari sebagian sampel adalah memiliki
pekerjaan sebagai mahasiswa. Tanggapan konsumen didapatkan setelah
kuesioner tersebut dianalisis hasilnya.
2. Jumlah 43 responden ditentukan agar memudahkan dalam pengujian data.

B. Saran
Sebaiknya penyebaran kuesioner tidak lebih banyak di sekitar kampus
saja, melainkan di tempat-tempat lain sehingga memiliki variasi kriteria umur
dan variasi kriteria pekerjaan yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2016. Pengertian Populasi dan Sampel. Dalam


http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-populasi-dan-
sampel.html#_. Diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 16.00 WIB
Anonim 2. 2016. Teknik Samlping. Dalam
http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/21.html . Diakses pada tanggal 15
Mei 2016 pukul 16.15 WIB
Anonim 3. 2016. Analisis Deskriptif. Dalam
http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/ .
Diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 16.30 WIB.
Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.
Kotler, Philip. 2014. Marketing Management Ed.14. New York. Prentice Hall.
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia.
Taan, Hapsawati. 2010. Peran Riset Pemasaran Dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen. Dalam Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol 11, No 2:89-
97.
Wasis. 2008. Pedoman Riste Praktis untuk Profesi Perawat. Yogyakarta : Penerbit
Buku Kedokteran.

LAMPIRAN

You might also like