You are on page 1of 5

2.

7 Analisa Grafik
a. Grafik hubungan antara Q versus H1 :
1. Grafik hubungan antara Q versus H1 diperoleh dengan cara menghubungkan
titik 2,3.4,5. dan mengabaikan titik 1
2. Grafik hubungan antara Q versus H1 berbentuk kurva terbuka linear
3. Hubungan antara Q versus H1 berbanding lurus artinya semakin besar nilai Q
maka semakin besar pula nilai H1.

b. Grafik hubungan antara log Q versus log H1 :


1. Grafik hubungan antara log Q versus log H1 diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1,2,3,4, dan 5
2. Grafik hubungan antara log Q versus log H1 berbentuk kurva terbuka ke bawah
3. Hubungan antara log Q versus log H1 berbanding lurus artinya semakin besar
nilai log Q maka semakin besar pula nilai log H1.

c. Grafik hubungan antara Cd versus H1 :


1. Grafik hubungan antara Cd versus H1 diperoleh dengan cara menghubungkan
titik 1, 2 ,3,4 serta mengabaikan titik 5.
2. Grafik hubungan antara Cd versus H1 berbentuk kurva terbuka kebawah
3. Hubungan antara Cd versus H1 berbanding lurus artinya semakin besar nilai Cd
maka semakin besar pula nilai H1.

d. Grafik hubungan antara Cv versus Cd A*/A1 :


1. Grafik hubungan antara Cv versus Cd A*/A1 diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1,2,3,4serta mengabaikan titik 5
2. Grafik hubungan antara Cv versus Cd A*/A1 berbentuk kurva terbuka keatas.
3. Hubungan antara Cv versus Cd A*/A1 adalah berbanding lurus, artinya semakin
besar nilai Cd A*/A1, nilai Cv (Koefisien Kecepatan) semakin besar pula.
2.8 Kesimpulan darn Saran
2.8.1 Kesimpulan
a. Hubungan antara tinggi energi hulu diatas ambang (H1) dengan debit aliran
(Q) adalah berbanding lurus artinya semakin besar nilai H1 maka semakin
besar pula nilai Q, begitu pula sebaliknya.
b. Nilai Koefisien debit (Cd) adalah berkisar antara 0.5 – 1.0 nilai Cd yang
diperoleh dari hasil pengamatan atau perhitungan sudah memenuhi yaitu
berkisar antara 0.7110 – 0.9000.
c. Nilai Koefisien kecepatan (Cv) adalah berkisar antara 0,578– 1,00.
d. Pola aliran yang terjadi adalah pola aliran sempurna, yaitu dibagian hulu
subkritis, sedangkan dibagian hilir adalah aliran super kritis dan pola aliran
diatas ambang adalah kritis.

2.8.2 Saran
a. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya alat diperiksa terlebih dahulu
untuk mengantisipasi apabila terdapat alat yang rusak.

b. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya para praktikan dapat mempelajari


modul terlebih dahulu agar mempermudah dalam penguasaan materi saat
praktikum.
c. Penggunaan dan pembacaan pada point gauge sebaiknya dilakukan dengan
teliti agar kita dapat memperoleh data yang akurat.
d. Penyetelan debit seharusnya atau sebaiknya dilakukan dengan seimbang
untuk meperoleh data yang akurat.
9.7 Analisa Grafik

a. Kondisi h1 Konstan

1. Grafik hubungan antara Q versus a :

A. Grafik hubungan antara Q versus a diperoleh dengan cara menghubungkan


titik 1,2,5, dan meregresi titik 3,4 Grafik hubungan antara Q versus a
membentuk kurva terbuka ke bawah.
B. Grafik hubungan antara Q versus adalah berbanding lurus, artinya semakin
besar nilai Q maka semakin besar pula a.

2. Grafik hubungan antara Q versus Cd :

A. Grafik hubungan antara Q versus Cd diperoleh dengan cara menghubungkan


titik 3,4,5 dan meregresi titik 1,2
B. Grafik hubungan antara Q versus Cd membentuk kurva terbuka ke bawah.
C. Grafik hubungan antara Q versus Cd adalah berbanding terbalik, artinya
semakin besar nilai µ maka semakin kecil nilai Q.

ℎ1
3. Grafik hubungan antara Cd versus :
𝑎

ℎ1
A. Grafik hubungan antaraCd versus diperoleh dengan cara
𝑎

menghubungkan titik 1, 2,3,4,5 Grafik hubungan


ℎ1
antara Cd versus membentuk kurva terbuka ke atas.
𝑎
ℎ1
B. Grafik hubungan antaraCd versus adalah berbanding lurus, artinya
𝑎
ℎ1
semakin besar nilai Cd maka semakin besar pula 𝑎
b. Kondisi Q Konstan

1. Grafikhubunganantara yo versus a :

A. Grafik hubungan antara h1 versus a diperoleh dengan cara menghubungkan


titik 1,3, 4, 5 dan yang di mengabaikan titik 2
B. Grafik hubungan antara h1 versus a membentuk kurva terbuka keatas.
C. Grafik hubungan antara h1 versus adalah berbanding terbalik, artinya
semakin besar nilai h1 maka semakin kecil a.

𝑦𝑜
2. Grafik hubungan antara Cd versus :
𝑦𝑔

𝑦𝑜
A. Grafik hubungan antara Cd versus diperoleh dengan cara menghubungkan
𝑦𝑔

titik 1,2, 4 dan 5 dan yang di mengabaikan titik 3


ℎ1
B. Grafik hubungan antara Cd versus membentuk kurva terbuka ke atas.
𝑎
ℎ1
C. Grafik hubungan antara Cd versus adalah berbanding lurus, artinya
𝑎
𝑦𝑜
semakin besar nilai Cd maka semakin besar pula 𝑦𝑔 .
9.8 Kesimpulan dan Saran

9.8.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara tinggi muka air (yo) dengan debit aliran (Q) adalah
berbanding lurus, artinya semakin besar harga h1 maka harga Q semakin
besar pula.

2. Koefisien debit (Cd) memiliki nilai lebih kecil dari 1 (satu). Dari hasil
percobaan diperoleh nilai Cd berkisar antara 0.466 – 1,408 untuk h1 konstan
dan nilai Cd berkisar antara 0,681 – 1,565 untuk Q konstan.

3. Pola aliran yang terjadi adalah aliran sempurna, yaitu dibagian hulu adalah
aliran subkritis, dan dibagian hilir adalah aliran super kritis. Sedangkan pola
aliran di atas ambang adalah kritis.

9.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya alat diperiksa terlebih dahulu
untuk mengantisipasi apabila terdapat alat yang rusak.
2. Dalam pengaturan debit, harus cermat sehingga akan didapatkan kenaikan
debit yang berimbang.
3. Pembacaaan skala point gauge harus dalam posisi tegak lurus untuk
menghindari kesalahan dalam melakukan percobaan..
4. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya para praktikan dapat
mempelajari modul terlebih dahulu agar mempermudah dalam penguasaan
materi saat praktikum.
5. Setiap praktikan dianjurkan untuk membagi tugas terlebih dahulu agar
dapat mempermudah jalannya pratikum.

You might also like