You are on page 1of 8

ACARA II

PERENCANAAN KAPASITAS
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II “Perencanaan Kapasitas” ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menghitung kapasitas produksi dengan metode BEP
2. Mahasiwa mampu menentukan kapasitas produksi suatu perusahaan
sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian
B. Tinjauan Pustaka
Menurut Heyzer dan Render (2006) yang disebut kapasitas adalah hasil
produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat
ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu
periode waktu tertentu. Jadi, dapat disimpulakan yang dimaksud kapasitas
produksi adalah hasil produksi yang dihasilkan oleh fasilitas produksi dalam
suatu periode tertentu. Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan
kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas
tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal ().
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan
kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan
permintaan setiap produk. Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian
tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana
penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Menurut () Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk
menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan
dating, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau
seketika dalam jangka waktu pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas
produksi tidak mampu memenuhi maka perusahaan dapat melakukan sub-
kontrak kepada perusahaan lain pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan.
Jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka
ada lima cara yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan jumlah sumber daya
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya
3. Memodifikasi produk
4. Memperbaiki permintaan
5. Tidak memenuhi permintaan
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana-
rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan
datang. Dalam hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative
seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan
utama.
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi
dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat
diperkirakan sebelumnya. (dari hasil forecasting).
Tujuan utamanya adalah perusahaan dapat menentukan jumlah produksi yang
dapat menghasilkan biaya minimum dengan memperhatikan antara lain : pola
permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan.
Untuk mengantisipasi gejolak kapasitas jangka panjang terdapat dua strategi
yang dapat ditempuh perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu
perkembangan (wait and see strstegy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu
berproduksi dengan kapasitas produksi yang selalu melebihi atau diatas volume
permintaan.
Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat
digunakan untuk menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan
suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR
= TC) atau dapat juga dikatakan laba (revenue) p = 0.
C. Soal
Sebuah perusahaan PT. NuriFood ingin membuat produk dengan biaya
tetap setahun adalah 80.000.000 dan biaya produksi sebesar Rp. 5750/kg.
Sedangkan harga jual produk sebesar Rp. 9000/kg. Kapasitas bahan baku
mampu menghasilkan sebanyak 98.000 kg produk. Kapasitas jam tenaga kerja
menghasilkan 65.000 unit, kapasitas kerja mesin sebesar 50.000 unit.
Sedangkan jumlah permintaan diperkirakan 60.000 permintaan.
a. Hitung rencana kapasitas produksi dengan metode BEP
b. Gambar grafik BEP
c. Berapa jumlah produksi maksimal dan minimal yang dapat diproduksi
D. Hasil dan Pembahasan
a. Rencana kapasitas produksi dengan metode BEP
1. DK = DU + (5 x 100.000)
Biaya tetap = 80.000.000 + (5 x 100.000)
= 80.000.000 + 500.000
= 80.500.000
Jadi biaya tetap dalam satu tahun PT. Nutrifood adalah sebesar
Rp.80.500.00,00
2. DK = DU + (5 x 100)
Biaya produksi = 5.750 +(5 x 100)
= 5.750 + 500
= 6.250
Jadi biaya produksi dalam satu tahun PT. Nutrifood adalah sebesar Rp.
6.250,00

3. DK = DU + (5 x 150)
Harga jual = 9.000 + (5 x 150)
= 9.000 + 750
= 9.750
Jadi harga jual yang ditentukan oleh PT. Nutrifood adalah sebesar Rp.
9.750,00
4. DK = DU + (5 x 500)
Persediaan bahan baku = 98.000 + (5 x 500)
= 98.000 + 2.500
= 100.500
Jadi persediaan bahan baku untuk menghasilkan produk PT. Nutrifood
adalah sebesar 100.500kg
5. DK = DU + (5 x 500)
Kapasitas jam kerja= 65.000 + (5 x 500)
= 65.000 + 2.500
= 67.500
Jadi kapasitas jam kerja yang mampu diproduksi PT. Nutrifood adalah
sebesar 67.500 kg
6. DK = DU + (5 x 500)
Kapasitas mesin = 50.000 + (5 x 500)
= 50.000 + 2.500
= 52.500
Jadi kapasitas mesin yang mampu diproduksi PT. Nutrifood adalah sebesar
67.500 kg
7. DK = DU + (5 x 500)
Permintaan = 60.000 + (5 x 500)
= 60.000 + 2.500
= 62.500
Jadi permintaan dari peramalan dari PT. Nutrifood adalah sebesar 62.500kg

BEP
1. VC = Biaya Produksi x Permintaan
= 6.250 x 62.500
= 390.625.000
Jadi VC didapatkan hasil sebesar Rp. 390.625.00,00
2. TC = Biaya tetap + Variabel cost
= 80.500.000 + 390.625.000
= 471,125,000
Jadi VC didapatkan hasil sebesar Rp. 390.625.00,00
3. TR = Permintaan x Harga jual
= 62.500 x 9.750
= 609.375.000
Jadi TR didapatkan hasil sebesar Rp. 609.375.000,00
FC
4. BEP/ Unit =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙−𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
80.500.000
= 9.750−5.750
80.500.000
= 4.000
= 20.150
Jadi BEP/ Unit didapatkan hasil sebesar Rp. 20.150,00
𝐹𝐶
5. BEP/ Rupiah= 𝑉𝐶
1−( )
𝑇𝑅
80.500
= 390.625.000
1−( )
609.375.000
80.500
= 1−0,641
80.500
= 0,359
= 224.233,983
Jadi BEP/ Rupiah didapatkan hasil sebesar Rp. 224.233,983,-
b.

c. Jumlah minimal yang dapat diproduksi yaitu 20.150 hasil tersebut didaptkan
dari BEP/unit dan jumlah produksi maksimal yaitu sebesar 52.500 yang
didaptkan dari hasil kapasitas mesin.
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara II “Perencanaan Kapasitas” dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kapasitas produksi dengan metode BEP didapatkan hasil sebagai berikut
biaya tetap sebesar Rp. 80.500.000,-; biaya produksi sebesar Rp.6.250,-;
harga jual sebesar Rp. 9.750,-; persediaan bahan baku sebesar 100.500 kg;
Kapasitas jam kerja sebesar 67.500 kg; kapasitas mesin sebesar 52.500kg;
permintaan sebesar 62.500kg; VC sebesar Rp 390.625.000,-; TC sebesar Rp
471.125.000,-; TR sebesar Rp. 609.375.000,-; BEP/unit sebesar Rp 20.150,-
; dan BEP/rupiahnya sebesar Rp 224.233,983,-.
2. Kapasitas produksi agar perusahaan mengalami keuntungan atau tidak
mengalami kerugian adalah dengan jumlah produksi minimal yaitu sebesar
Rp. 20.150,00 yaitu dari hasil BEP/ unit dan prosuksi maksimalnya sebesar
52.500 yaitu dari hasil kapasitas mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, J. dan Render, B. 2006. Manajemen Operasi, Edisi 7.Salemba Empat. Jakarta
Handoko, T. Hani. 1995. Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Pardede, Pontas M. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi. Andi. Yogyakarta
Zulian Yamit.2003. Manajemen Produksi dan Operasi edisi kedua. Ekonisia.
Yogyakarta
Ngatawi dan ira setyaningsih. 2011. Analisis pemilihan supplier menggunakan metode
analytic hierarchy process (AHP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No.
1, ISSN 1412 -6869.
Muslim, Bilal dan Iriani Yani. 2010. Pemilihan Supplier Bahan Baku Tinta dengan
Menggunakan Metode Analytical hierarchy Process (AHP) Studi Kasus di
PT.INFIGO. Jurnal Teknik Industri Universitas Widyatama. Bandung.

You might also like