Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
1. Rahmi Tsania W. (14546)
2. Anggi Adi P. (14716)
3. Nur Lailatul F. (14822)
4. Alka Arisma (14828)
5. Fitria Khoirun Nisa (14830)
Abstrak
Praktikum acara IV Mikroorganisme Lokal dilaksanakan pada Senin, 13
November 2017 di Laboratorium Laboratorium Kimia Dan Kesuburan Tanah,
Departemen Tanah, Fakultas Pertanias, Universitas Gadjah Mada Gedung A2b lt. 1.
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) merupakan alat bantu penetapan kadar hara
P, K, dan bahan organik serta kebutuhan kapur di lapang untuk lahan kering yang
disusun oleh Tim Peneliti Uji Tanah Balai Penelitian Tanah sedangkan PUTS
merupakan alat bantu analisis kadar hara tanah secara kualitatif untuk menentukan
status hara N, P, K, dan pH tanah di lapangan secara cepat, murah, mudah dan
akurat. Sampel tanah yang akan diuji akan mudah untuk ditentukan
kandungannya dengan seperangkat alat ekstraksi yang telah ada dalam
kemasan PUTK maupun PUTS, sehingga tanah tidak perlu dibawa ke
laboratorium dan langsung dapat diketahui di lapangan. PUTK dan PUTS
juga dilengkapi dengan buku panduan untuk memudahkan penggunaannya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengembangan lahan pertanian perlu adanya penelitian untuk
mengetahui sifat-sifat dan keadaan tanah. Analisis tanah memberikan data sifat
fisika dan kimia serta status unsur hara di dalam tanah. Selain untuk uji tanah,
analisis tanah juga diperlukan untuk klasifikasi tanah dan evaluasi lahan. Uji tanah
digunakan dalam penelitian kesuburan agar dapat memberikan rekomendasi
pemupukan yang efektif dan efisien . Tanah adalah benda alami di permukaan bumi
yang terbentuk dari bahan induk tanah(bahan organik dan atau bahan mineral) oleh
proses pembentukan tanah dari interaksi faktor-faktor iklim, relief/ bentuk wilayah,
organisma (mikro-makro) dan waktu, tersusun dari
bahan padatan (organik dan anorganik).
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali penetapan kandungan hara, PH tanah
dan suhu dalam tanah membutuhkan waktu yang lama dan perlu analisis di
laboratorium untuk mendapatkan data kandungan hara yang akurat , berangkat
dari masalah tersebut maka diberikan suatu inovasi yaitu seperangkat alat PUTK(
perangkat uji tanah kering ) dan PUTS ( perangkat uji tanah sawah) yang sangat
membantu kegiatan untuk mengetahui kandungan hara pada lahan kering dan lahan
sawah secara mudah, cepat , dan akurat di lapangan secara langsung dengan
menggunakan alat uji PUTK dan PUTS yang terdapat khemikalia yang membantu
proses pengujian lahan.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai
petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
B. Tujuan
1. Mengetahui kadar hara pada lahan kering dengan cepat , akurat , mudah dan
murah
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil uji PUTK dan PUTS di laboratorium, didapatkan bahwa
sampel tanah alfisol yang diamati memiliki kandungan sebagai berikut:
K Rendah
B. Pembahasan
Perangkat uji tanah kering (PUTK) adalah adalah suatu alat untuk analisis
kadar hara tanah lahan kering, yang dapat digunakan dilapangan dengan cepat,
mudah, murah dan cukup akurat. PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C
organic, pH dan kebutuhan kapur. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P,
dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan
P dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P dan K tanah
selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K
spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo.Satu Unit Perangkat
Uji Tanah Kering terdiri dari: (1) satu paket bahan kimia dan alat untuk penetapan
P, K, bahan organik, pH, dan kebutuhan kapur, (2) bagan warna P dan pH tanah;
bagan K, kebutuhan kapur dan C-organik tanah, (3) Buku Petunjuk Penggunaan
PUTK serta Rekomendasi Pupuk untuk jagung, kedelai dan padi gogo.
Perangkat uji tanah sawah (PUTS) adalah suatu alat untuk analisis kadar
hara tanah sawah, yang dapat digunakan dilapangan dengan cepat, mudah, murah
dan cukup akurat. PUTS dibuat untuk medukung (Permentan)
No.40/SR.140/04/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi
Sawah Spesifik Lokasi sebagai acuan pemupukan berimbang. PUTS merupakan
alat bantu analisis kadar hara tanah N, P, K, dan pH tanah sawah digunakan di
lapangan dengan cepat, mudah dan murah, serta akurat. Manfaat PUTS: 1)
Mengukur status hara N, P, K, dan pH tanah sawah secara cepat dan mudah. 2)
Dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K dan pH tanah sawah, dan 3)
Menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan petani dan menekan
pencemaran lingkungan. Satu unit perangkat uji tanah sawah terdiri atas, satu paket
bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar P, K dan pH, bagan warna untuk
penetapan kadar pH, P, dan K, Buku Petunjuk Penggunaan dan Rekomendasi
Pemupukan Padi Sawah, dan Bagan Warna Daun (BWD) untuk menetapkan
takaran pupuk urea (Basri, 2011). Prinsip kerja: 1) Mengekstrak hara N, P, dan K
tersedia dalam tanah. 2) Mengukur hara tersedia dengan bagan warna, dan 3)
Menentukan rekomendasi pupuk padi sawah. PUTS ini merupakan penyederhanaan
dari pekerjaan analisa tanah di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian
uji tanah (Subiksa et al., 2012). Penggunaan PUTS dapat dilakukan untuk
menentukan status hara tanah sawah dan rekomendasi pupuk sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Setiyorini et all.,2007).
Permadi dan Yati (2015) mengatakan bahwa dengan adanya kelas status
hara yang dikatagorikan rendah, sedang, dan tinggi itu dapat memberikan informasi
khusus tentang respon hasil yang diharapkan sebagai berikut :
Kelas status hara rendah mengidikasikan kebutuhan pupuk yang lebih banyak,
respon pemupukan tinggi, tanpa pupuk gejala kahat akan muncul, pertumbuhan
tanaman tanpa pupuk tidak normal, kemungkinan mati kecil meskipun tidak
berbuah.
Kelas status hara sedang menunjukkan kebutuhan hara sedang, respon
pemupukan sedang, tanpa pupuk pertumbuhan tanaman kurang normal, gejala
kahat tidak muncul, dan produksi rendah.
Kelas status hara tinggi memerlukan pupukyang sedikit, respon pemupukan
rendah, tambahan pupuk hanya untuk pemeliharaan kesuburan tanah.
Berdasarkan hasil pengujian PUTK sampel tanah alfisol di laboratorium
didapatkan hasil bahwa kandungan unsur K pada sampel tanah sawah yang diuji
adalah rendah. Kandungan unsur hara tanaman seperti K pada tanah alfisol
umumnya memang rendah (Sarief, 1985). Dengan kandungan unsur K yang rendah
maka dapat direkomendasikan pemupukan KCl 100 kg/ha untuk jagung, 150 kg/ha
untuk kedelai, dan untuk padi gogo 100 kg/ha.
Pengukuran C-Organik pada tanah sampel tanah alfisol diketahui berstatus
rendah karena banyaknya busa yang ada pada tabung reaksi <3cm. Dengan
kandungan C-Organik yang rendah, maka dapat direkomendasikan pemupukan
sebesar 2 ton/ha untuk memperbanyak dan menambah kandungan C-Organik yang
rendah tersebut. Selain itu, rekomendasi yang bisa dilakukan adalah penambahan
pupuk kandang atau bahan organik secara teratur dapat meningkatkan C organik
tanah yang berguna memperbaiki kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah,
serta sebagai sumber unsur hara makro dan mikro (Balitbang, 2011).
Pengukuran pH tanah pada sampel tanah alfisol adalah diketahui pH tanah
tersebut adalah pH agak masam (Ph 5-6). pH tanah yang agak netral tersebut
menandakan kondisi tanah yang agak subur. Dengan pH tanah yang agak masam
tersebut maka dapat dilakukan rekomendasi untuk pengolahan tanah adalah dengan
system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea. Drainase
konvensional adalah upaya membuang atau mengalirkan air yang berlebihan ke
sungai secepat-cepatnya. Pengukuran kebutuhan kapur pada sampel tanah alfisol
adalah diketahui berstatus <4, sehingga rekomendasi pemupukan yang bisa
dilakukan adalah untuk kedelai 1000kg/ha dan untuk jagung 500 kg/ha.
Pada pengujian PUTK tidak dilakukan pengujian N hal tersebut dikarenakan
pada lahan yang kering unsur-unsur N dalam tanah akan menguap ke udara.
Dibandingkan dengan unsur lain, unsur N mudah bergerak (mobile) dan mudah
berubah bentuk menjadi gas dan unsur lain serta hilang melalui penguapan
(volatilisasi) dan pencucian (leaching). Dan pada PUTS tidak dilakukan pengujian
C-Organik hal tersebut dikarenakan pada tanah sawah kandungan-kandungan
bahan organic terlindi pada saat penggenangan.
Dengan adanya alat PUTK dan PUTS, petani tidak perlu bingung untuk
mempertanyakan kesuburan tanah pada lahannya. Aplikasi PUTK dan PUTS yang
cukup mudah bisa menjadi jalan bagi petani untuk melakukan rekomendasi
pemupukan yang efektif dan berimbang. PUTK dan PUTS sudah dilengkapi dengan
buku panduan dan set perangkat uji sehingga ketika petani menggunakan untuk
menguji kandungan tanah guna untuk mengetahui kesuburan tanah pada lahannya
tidak mengalami kesulitan. Praktek penggunaan PUTS dan PUTK tidak harus di
laboratorium, karena kelebihan dari alat PUTK dan PUTS adalah cepat, mudah, dan
akurat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PUTK dan PUTS adalah alat analisis kadar hara tanah lahan kering dengan
cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur
hara P, K, C-organik, pH, dan kebutuhan kapur, sedangkan prinsip kerja PUTS
adalah mengukur N, P, K, dan pH tanah. Sampel tanah yang akan diuji akan
mudah untuk ditentukan kandungannya dengan seperangkat alat ekstraksi yang
telah ada dalam kemasan PUTK maupun PUTS, sehingga tanah tidak perlu
dibawa ke laboratorium dan langsung dapat diketahui di lapangan. Buku
panduan yang terdapat di dalam masing-masing kemasan memudahkan untuk
menggunakan alat dan menguji sampel tanah, kemudian juga terdapat anjuran
pemupukan saat lahan tersebut kekurangan suatu unsur hara.
B. Saran
Asisten sudah menerangkan dengan jelas langkah-langkahnya, hanya saja
peralatan uji PUTK dan PUTSnya tidak lengkap. Mungkin bisa dilakukan
pembaharuan alat agar semua praktikan dapat mempraktikkan semua alat yang
seharusnya ada.
Daftar Pustaka
Basri AB. 2011. Perangkat uji tanah sawah (PUTS) untuk rekomendasi
pemupukan. Serambi Pertanian 5(1)
Jordan‐Meille, L., Rubæk, G.H., Ehlert, P.A.I., Genot, V., Hofman, G., Goulding,
K., Recknagel, J., Provolo, G. and Barraclough, P., 2012. An overview of
fertilizer‐P recommendations in Europe: soil testing, calibration and
fertilizer recommendations. Soil Use and Management, 28(4): 419-435.
Setyorini. D., Nurjaya., Widowati. L. R., Kasno. A., 2011. Perangkat Uji Tanah
Kering. Agro Inovasi. Bogor
Subiksa, IGM., R.W. Ladiyani, dan D. Setyorini. 2012. Perangkat Uji Tanah
Sawah. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Tolaka, W., Wardah, dan Rahmawati. 2013. Sifat fisik tanah pada hutan primer,
agroforestri dan kebun kakao di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni
Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Warta Rimba 1(1): 1-2.
Lampiran
Gambar 11.1 Hasil Uji nilai pH Gambar 11.1 Perangkat Uji nilai pH
Alfisol Menggunakan PUTK Alfisol Menggunakan PUTK