You are on page 1of 14

ACARA I

Penyusunan Basis Data dan Analisis Spasial

I. TUJUAN

1. Melakukan penyusunan basis data dan input data dalam SIG

2. Menyajikan peta administrasi sebagai output pengolahan SIG

3. Melakukan analisis spasial berupa overlay dalam SIG

4. Menyajikan peta peruntukan kawasan sebagai output pengolahan SIG

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Laptop dengan spesifikasi ram 4gb

b. Software ArcGIS 10.4

2. Bahan

a. Peta persebaran intensitas hujan D.I. Yogyakarta skala 1 : 500.000 dalam


format raster hasil scanning, beserta data atribut yang mengikuti
keterangannya.
b. Peta kemiringan lereng D.I. Yogyakarta skala 1 : 500.000 dalam format
raster hasil scanning, beserta data atribut yang mengikuti keterangannya.
c. Peta Administrasi D.I. Yogyakarta skala 1 : 500.000 dalam format raster
hasil scanning, beserta data atribut yang mengikuti keterangannya.
d. Peta jenis tanah D.I. Yogyakarta skala 1 : 500.000 dalam format raster hasil
scanning, beserta data atribut yang mengikuti keterangannya

III. TINJAUAN PUSTAKA

Sebagaimana manusia yang hidup dan terus berjalan, berkembang, belajar dan
mencari jalan kebenaran melalalui alam dan ilmu pengetahuan, kita sebagai seorang
manusia yang mempelajari, mendalami dan mengembangkan SIG sudah seharusnya
berbangga karena pada kenyataannya sistem informasi ini berbeda dengan sistem
informasi lain dalam hal ini pada isi datanya. Dimana data SIG merujuk pada obyek
atau fenomena dengan lokasi spesifik dipermukaan bumi. Karena adanya
karakteristik khusus itulah lokasi obyek dapat divisualisasikan dalam bentuk peta.
Data SIG yang diambil dari kenyataan penampakan obyek, gejala dan fenomena
dipermukaan bumi yang kemudian disimpan dalam bentuk data spasial disebut
sebagai Digital Landscape Model (DLM). Data tersebut kemudian dapat
disederhanakan sesuai kebutuhan dengan didasarkan pada kaidah kartografis dan
kemudian dikonversi ke dalam bentuk digital untuk kemudahan penggunaan data
tersebut untuk kepentingan selanjutnya. Data inilah yang kemudian disebut sebagai
Digital Cartographic Model (DCM) yang direpresentasikan dalam bentuk peta
(dengan titik, garis dan area) dan diintegrasikan sesuai ide manusia tentang
spasial/ruang.

Sistem Informasi Geografis atau Geographyc Information System diartikan sebagai


suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau
data geospasial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota dan pelayanan umum lainnya. (Murai S dalam Prayitno, 2000).

Sedangkan menurut ESRI, 1990, mendefinisikan SIG sebagai suatu kumpulan


yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi.

Model data geografi adalah gambaran abstraksi dari dunia nyata untuk satu set
data agar dapat di display, edit, query dan analisis. Sistem informasi Geografi (SIG)
bekerja atas dasar pengelolaan data bereferensi geografis. SIG tidak sekedar aplikasi
(software) ataupun sekedar alat untuk membuat peta, namun SIG adalah sebuah
sistem yang diperlukan sebagai kerangka untuk memahami dan mengelola dunia yang
kita tempati. SIG bekerja dalam mengelola informasi geografi dan dengan SIG
memungkinkan koneksi antar objek atau kegiatan berdasar analisis kedekatan
(proximity analisis). SIG juga memungkinkan integrasi sistem informasi geospasial
dengan sistem lain dalam sebuah sistem (Zeller, 1999). Untuk memudahkan dalam
hal analisis data spatial maka ilustrasi dari dunia nyata disajikan dalam bentuk layer.
Layer sering didefiniskan sebagai lapisan, namun dalam hal ini layer dapat
didefinisikan bagian dari komponen data geopastial yang disajikan sesuai dengan
jenis dan karakter data.

Distribusi data spatial dipermukaan bumi dalam Sistem Informasi Geografi


disajikan dalam bentuk titik, garis, dan area. Untuk mengelompokan jenis data
tersebut menajdi data titik, garis, dan area perlu digunakan dasar bentuk, ukuran,
luas, dan panjang. Komponen tersebut sangat erat kaitaannya dalam dimensi data.
Data titik (Point) disebut juga data yang memiliki 0 dimensi (data tidak berdimensi)
karena hanya memiliki sumbbu X dan Y. Data Garis disebut juga memiliki data 1
dimensi, karena garis umumnya disajikan dengan pola memanjang, sehingga hanya
memiliki panjang. Data area (Polygon) memiliki 2 dimensi yaitu panjang dan lebar
sehingga dari parameter tersebut area memiliki luas. Secara matematis area memiliki
rumus Panjang x Lebar=Luas. Data yang memiliki luas disebut data 2 dimensi.
Dalam perkembangannya data dapat disajikan dalam bentuk 3D selain panjang, luas,
dan tinggi/kedalaman. Pengertian Digitasi merupakan proses mengubah data
geospatial dari berbagai sumber dan format menjadi data geospatial digital dengan
format vektor. Proses digitasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan on
screen digitasi, live digitation, Coordinat Geometrik (COGO) digitation, dan Cara
Conversi data.

IV. CARA KERJA

Penyusunan Basis Data

a. Membuat basis data (geodatabase)


Pertama, buka Arccatalog pilih folder file lalu tekan New > personal
Geodatabase > beri nama sesuai praktikum.

Kedua, klik 2x geodatabase yang dibuat > klik kanan > New > feature dataset
> beri nama > pilih koordinat yang sesuai > finish

Ketiga, klik 2x pada feature dataset > klik kanan > tekan New > feature class
> buat feature admin, jalan, ibukota, dan sungai dengan type feature yang
sesuai.

b. Melakukan georeferencing

Pertama, pilih add data > pilih folder yang sesuai > pilih data yang diperlukan
> lalu add.
Kedua, klik kanan pada luar peta > pilih georeferencing > klik add control
point untuk georeferencing peta.

Ketiga, pertama klik kiri pada tanda + yang ada pada peta > lalu klik kanan >
pilih input X dan Y > isi sesuai tanda + berada di daerah mana sampai empat
tanda + terinput X dan Y.

Keempat, dianjurkan Total RMS eror harus dibawah 0,5 > update
georeferencing

c. Melakukan digitasi
Pertama, add data yang feature class > add

Kedua, pilih editor > lalu start editing > sesuaikan editing antara ibukota,
jalan, sungai, admin pada peta.

Ketiga, penyesuaian ini agar dapat membedakan digitasi antara sungai, admin,
ibukota dan jalan.

d. Melakukan layouting peta administrasi DIY

Pertama, open atribut table pada admin_DIY lalu beri nama pada tiap wilayah
lalu tekan properties ubah warna didalamnya pada tiap wilayah.
Kedua, buka file> pilih page and print setup > size ganti a4 > ubah ke
landscape > ok > lalu atur.

ketiga, atur layout semua ada pada insert.

Analisis Spasial

a. Melakukan georeferencing

Pertama, buat shp dulu pada arc catalog > beri nama > sesuaikan feature type.
Kedua, georeferencing sama dengan peta admin > harus RMS error dibawah
0.5 > update georeferencing

b. Melakukan digitasi

Sama halnya dengan peta admin yang beda cuman ketika selesai digitasi kita
copy shpnya agar bisa menjadi tiga untuk dipergunakan oleh peta hujan dan
tanah.

c. Melakukan pengisian atribut

Pertama, Klik kanan > pilih open attribute table > klik table options
pilih menu “Add Field” dalam keadaan stop editing

Kedua, Kemudian isi keterangan add field sesuai dengan yang


dibutuhkan

Ketiga, Isi keterangan dan skor sesuai klasifikasi dibawah ini:


D. Melakukan overlay

Pertama, Klik search > instersect > pilih Intersect

Kedua, Kemudian masukkan peta yang akan dioverlay pada kolom


input features > pilih lokasi penyimpanan pada kolom output features
> klik OK

Ketiga, Klik kanan > pilih open attribute table > tekan table options
> pilih menu Add Field.
Keempat, isi keterangan add field sesuai dengan yang dibutuhkan

Kelima, Klik kanan pada kolom skor_tot > pilih Field Calculator

Keenam, Masukkan rumus [Skor_l] + [Skor_h] + [Skor_t] > klik OK

Ketujuh, Klik table options > pilih menu Add Field

Delapan, Isi keterangan add field sesuai dengan yang dibutuhkan


Sembilan, Blok kolom kawasan yang telah dibuat > lalu klik Select By
Attributes

Sepuluh Masukkan rumus sesuai klasifikasi peruntukan kawasan >


Apply > klik Show selected records > klik kanan pada kolom kawasan
> pilih Field Calculator > masukkan nama yang sesuai
 Kawasan Lindung

 Kawasan Penyangga

 Budidaya Tanaman Tahunan


 Kawasan Semusim dan Pemukiman

Sebelas, Setelah semua kolom kawasan terisi, tekan Search > pilih
Dissolve (Data Management) (Tool)

Pertama, masukkan peta yang akan didissolve pada kolom input


features> pilih lokasi penyimpanan pada kolom output features >
centang tulisan “Kawasan” > klik OK

Kedua, Klik kanan pada peta yang telah didisolve > pilih open
attribute table > klik table options > pilih menu Add Field dalam
keadaan stop editing
Ketiga, isi keterangan add field.

Keempat, klik kanan pada kolom Luas yang baru saja dibuat > tekan
Calculator Geometry > units “Square Kilometers [sq km]”  klik OK

d. Melakukan layouting peta peruntukan kawasan DIY

Pertama, open one by one atribut table pada lereng,tanah, hujan,


peruntukan wilayah lalu beri nama pada tiap wilayah lalu tekan properties
ubah warna didalamnya pada tiap wilayah.
Kedua, buka file> pilih page and print setup > size ganti a4 > ubah ke
landscape > ok > lalu atur.

ketiga, atur layout semua ada pada insert.

Keempat, telah layout peta yang diinginkan, klik menu File > pilih Export Map >
pilih lokasi penyimpanan yang diinginkan > pilih format JPEG > klik Save

VI. HASIL PRAKTIKUM

(terlampir)
1. Peta administrasi DIY

2. Peta jenis tanah DIY

3. Peta kemiringan lereng DIY

4. Peta intensitas hujan DIY

5. Peta peruntukan kawasan DIY

You might also like