You are on page 1of 8

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

(STERILISASI)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

KELOMPOK : II (Dua)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2014

@Copyright Lasinrang Aditia


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul “Sterilisasi” yang


disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia


Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : II (dua)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, November 2014

Kordinator Asisten Asisten

(Nabillah Purnawijaya) (Rahmania Sari)


6030111038 60300111056

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Eka Sukmawaty, S.Si, M.Si)

@Copyright Lasinrang Aditia


A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui
sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi dan mahasiswa dapat bekerja secara
aseptis.
B. Dasar Teori
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan
bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay,
1992).
Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara
fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan
selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperatur atau tekanan tinggi). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan
penggunaan disinfektan). Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa
bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-
tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu)
autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu
1210C. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi

@Copyright Lasinrang Aditia


yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-
15 menit pada suhu 1210C, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter
akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi (Pelczar, 1986).
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam mikrobiologi untuk masalah
mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan mikroorganisme yaitu
sterilisasi dan desinfeksi. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat oleh panas atau kalor, gas-gas seperti formaldehide,
etilenoksida oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra
atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkarkan secara mekanik. Oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi oleh filtrasi. Sedangkan untuk desinfeksi berarti
mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Meskipun dengan melakukan desinfeksi dapat tercapai keadaan steril namun tidak
seharusnya terkandung arti sterilisasi. Desinfeksi biasanya dilaksanakan dengan
menggunakan zat-zat kimia seperti fenol dan formaldehide. Desinfeksi
dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan
spora-spora yang tahan panas (Irianto, 2006).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal : Kamis/30 Oktober 2014
Waktu : 10.30-12.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

@Copyright Lasinrang Aditia


D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu cawan petri, labu
erlenmeyer, gelas kimia, tabung reaksi, autoklaf, oven, panci, wajan, kompor,
batang pengaduk, dan pisau.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air, kertas,
plastik dan karet.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Sterilisasi dengan autoklaf.
a. Mengisi autoklaf dengan air hingga dasar yang berlubang.
b. Memasukkan alat yang akan disterilkan, seperti tabung reaksi dan cawan
petri yang telah dibungkus menggunakan kertas dan plastik.
c. Menutup sekrup autoklaf dengan rapat.
d. Meletakkan autoklaf di atas tungku kompor gas kemudian menyalakannya
hingga suhu mencapai 1210C.
e. Mematikan kompor gas.
f. Setelah sterilisasi selesai, menunggu autoklaf hingga dingin sebelum
membukanya.
2. Sterilisasi dengan oven.
a. Menyiapkan semua alat yang akan disterilkan.
b. Membungkusnya dengan menggunakan kertas.
c. Memasukkan ke dalam oven dan mengatur suhu dan waktu.
d. Setelah sterilisasi selesai, menunggu autoklaf hingga dingin sebelum
membukanya.

@Copyright Lasinrang Aditia


F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Jenis Alat yang
No Yang disterilkan Suhu Waktu
sterilisasi digunakan
Tip, aquadest, media
1. Basah Autoklaf 1210C 15 menit
PDA, dan media NA
Cawan petri 22 buah,
tabung reaksi 20 buah,
1600C–
2. Kering Oven gelas kimia 2 buah, 2 jam
1800C
labu erlenmeyer 1
buah.

G. Pembahasan
Sterilisasi adalah usaha pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme
hidup atau stadium istirahatnya. Metode sterilisasi terbagi atas tiga klasifikan
utama, yaitu sterilisasi secara fisik, secara kimia dan secara mekanis atau filtrasi.
Contoh dari sterilisasi secara fisik antara lain sterilisasi kering, dan penyinaran.
1. Sterilisasi basah
Sterilisasi basah adalah proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada
peralatan praktikum yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf.
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Biasanya
menggunakan autoklaf dengan temperatur 121° C dan tekanan seitar 2 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung pada volum dan jenis bahan yang disterilkan.
Air biasanya disterilkan selama 1 jam dan media selama 20–40 menit.
Sterilisasi yang terlalu lama dapat mengakibatkan penguraian gula, degradasi
vitamin dan asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH
yang mengakibatkan depolimerisasi agar. Proses sterilisasi aquades
menggunakan autoklaf listrik lebih efektif jika digunakan wadah dengan volum
200–500 ml yang diisi 80% volume, tutup dengan keras dan kencangkan

@Copyright Lasinrang Aditia


dengan karet gelang. Waktu sterilisasi selama 30 menit pada tekanan 1 atm.
Apabila waktu sterilisasi aquades dan media telah selesai, autoklaf tidak boleh
diturunkan tekanannya secara mendadak, karena apabila diturunkan mendadak
cairan didalamnya akan mendidih dan bubbled up atau meluap. Selain itu juga
akan berdampak pada meluapnya cairan yang terdapat didalam tabung reaksi
dan erlenmeyer.
2. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering merupakan proses pemusnahan bakteri yang terdapat
pada peralatan praktikum dengan menggunakan oven. Hal ini bermanfaat
dalam penelitian mikroorganisme yang membutuhkan peralatan steril agar
peralatan tersebut tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak
diinginkan, sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri. Apabila masih terdapat pertumbuhan
mikroorganisme hal ini menunjukkan pertumbuhan bakteri masih berlangsung
dan proses sterilisasi yang tidak sempurna. Alat sterilisasi kering yang biasa
digunakan adalah oven. Alat yang disterilisasi dengan cara sterilisasi
menggunakan oven yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas kimia dan
erlenmeyer dibungkus dengan kertas dan masukan ke dalam oven selama 1 jam
pada temperatur 170° C dengan sistem udara statis. Keuntungan dari sterilisasi
kering yaitu tidak ada uap air yang membasahi peralatan yang disterilkan
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah suatu proses mematikan mikroorganisme yang mungkin ada
pada suatu benda. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan
yang akan disterilkan. Ada dua jenis sterilisasi yang digunakan yaitu sterilisasi
basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf, alat dan
media yang disterilkan yaitu tabung media potato dextrose agar (PDA), nutrient
agar (NA), dan tip dalam suhu 1210C selama 15 menit. Sedangkan sterilisasi
kering yaitu menggunakan oven dan alat yang disterilkan yaitu cawan petri, gelas

@Copyright Lasinrang Aditia


kimia, tabung reaksi dan labu erlenmeyer dengan suhu 1600C – 1800C selama 2
jam untuk mensterilkan alat yang tahan terhadap suhu panas. Sterilisasi dengan
cara penyaringan (filtrasi) dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah
rusak jika terkena panas atau mudah menguap. Cairan yang disterilisasi
dilewatkan ke suatu saringan yang berpori dengan diameter yang cukup kecil
untuk menyaring bakteri. Sterilisasi tyndalisasi memiliki konsep kerja mirip
dengan membungkus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau
suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini, misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati
disterilkan pada suhu bertekanan dan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
Holisah. 2013. Sterilisasi. Blog Holisah. http://holisah-mikrobiologi.blogspot.com/20
11/11/sterilisasi.html (03 November 2014).
Irianto, Koes. Menguak Dunia Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya, 2006.
Lay, B. W. Dan Hastowo. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press, 1982.
Pelczar, M dan Chan, ECS. Dasar – Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 2008.
Suriawiria, Unus. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa, 1995.

@Copyright Lasinrang Aditia

You might also like