You are on page 1of 1

 Ambang dan toleransi nyeri

Titik saat suatu stimulus yang dirasakan sebagai nyeri disebut ambang nyeri. Ambang ini secara
minimal bervariasi dari orang ke orang. Salah satu faktor yang memengaruhi ambang nyeri
adalah dominansi perseptual, yang menjelaskan situasi klinis nyeri yang dirasakan di salah satu
bagian tubuh mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan di bagian lain. Sebelum
nyeri yang paling parah hilang pasien merasakan atau mengakui adanya nyeri lain.

Toleransi nyeri mengacu kepada lama atau intensitas nyeri yang masih dapat ditahan oleh
pasien sampai secara eksplisit pasien tersebut mengaku dan mencari pengobatan. Berbeda
dengan ambang nyeri, toleransi nyeri lebih besar kemungkinannya bervariasi dari orang ke
orang. Respon perilaku pasien terhadap nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tipe
kepribadian, status kejiwaan pada saat nyeri, pengalaman terdahulu, latar belakang
sosiokultural, dan arti nyeri. Faktor yang menurunkan toleransi nyeri antara lain adalah pajanan
berulang ke nyeri, kelelahan, kekurangan tidur, rasa cemas, dan ketakutan. Keadaan hangat,
dingin, adanya pengalihan, konsumsi alkohol, hipnosis, dan kepercayaan keagamaan yang kuat
bekerja meningkatkan toleransi nyeri. Para peneliti juga menemukan bahwa persepsi pengasuh
mengenai nyeri (Ferrell, 2001) dan latar belakang budaya pasien (Juarez, Ferrell, Borneman,
1999) memiliki dampak besar pada kualitas dan efektivitas penatalaksaan nyeri.

Sumber : patofisiologi edisi 6 sylvia and lorraine

 Nyeri punggung

Herniasi diskus lumbal

Herniasi diskus lumbal atau hernia nukleus pulposus paling sering terjadi pada pria dewasa,
dengan insidens puncak pada dekade ke-4 dan ke-5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada
individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protusi
diskus cenderung terjadi ke arah posterolateral, dengan kompresi radiks saraf.

Lokasi

Sela intervertebra lumbal L4-L5 dan L5-S1 adalah yang paling sering terkena, terutama L5-S1.
Sedangkan L3-L4 merupakan urutan berikutnya. Ruptur diskus lumbal yang lebih tinggi jarang
dan hampir selalu akibat akibat trauma masif.

Karena hubungan anatomispada tulang belakang lumbal, protusi diskus biasanya menekan
radiks saraf yang muncul satu tingkat di bawahnya. Tetapi susunan anatomis ini tentu saja
bervariasi. Oleh sebab itu, walaupun radiks yang terkena tekanan oleh suatu diskus dapat
dikenali secara klinis, tingkat yang pasti dari herniasi diskus tidak dapat selalu dapat ditentukan
dengan mutlak.

Jika terdapat fragmen diskus bebas, biasanya mengenai radiks yang muncul di atas diskus yang
mengalami herniasi.

Patofisiologi

Diskus intervertebralis berfungsi ganda pada persendian, membuat tulang belakang menjadi
fleksibel, dan sebagai peredam tekanan beban untuk mencegah kerusakan pada tulang.

Herniasi atau ruptur dari diskus intervertebra adalah protrusi nukleus pulposus bersama
dengan beberapa bagian anulus ke dalam kanalis

You might also like