You are on page 1of 8

ACARA I

DESTILASI

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 1 destilasi adalah :
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin untuk destilasi, bagian-bagian
utama alat berikut fungsi masing-masing bagian utama.
2. Mengetahui mekanisme kerja alat mesin.
3. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat atau mesin berikut cara
pengaturan alat sesuai yang dikehendaki atau disyaratkan
4. Mengetahui penampilan teknis mesin, antara lain:
a. Kebutuhan bahan bakar
b. Lama proses destilasi
c. Randemen destilasi

B. Latar Belakang
Destilasi merupakan salah satu cara dalam metode pemisahan yang
paling kuno, namun tetap berkembang mengikuti perubahan zaman. Sehingga
destilasi pun terbagi menjadi beberapa teknik. Destilasi digunkan untuk
memurnikan zat cair berdasarkan pada perbedaan titik didih caira. Salah satu
teknik dari destilasi yang umum digunakan adlah destilasi sederhana.
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya
berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu
campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perebedaan
titik didih cukup tinggi. Misalnya untuk memisahkan natrium klorida dan air
dari larutan NaCl, maka pelarut yang mempunyai titik didih rendah dalam hal
ini air diuapkan kemudian diembunkan (dikondensasikan) kembali untuk
mendapatkan air murni (aquades). Bila ini dilanjutkan maka semua air akan
habis menguap dan terkondensasi sehingga yang tertinggal hanya padatan zat
terlarut natrium klorida.
Proses destilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan
kompoten dalam larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan
pada perbedaan titik didih komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari
pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan
maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk
komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan
komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini akan
diembunkan dan didihkan kembali secara bertingkat-tingkat maka akan
diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah satu komponen.

C. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Minyak atsiri berasal dari tanaman yang memilili kandungan
khusus dengan aroma yang khas. Berbagai macam tanaman di Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri. Bahan
baku berupa bunga biasanya digunakan metode ekstraksi untuk
memperoleh kandungan minyak atsiri. Beberapa komoditas minyak atsiri
yang menggunakan sistem ekstraksi diantaranya mawar, melati dan sedap
malam (Rusli, 2006).
Minyak atsiri merupakan salah satu produk kimia yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Penggunaannya selain untuk campuran
parfum, beberapa minyak atsiri digunakan untuk berbagai macam
keperluan seperti dalam industri kosmetik, farmasi dan kesehatan, dan
lain-lain. Pengambilan minyak atsiri dapat dilakukan dengan alat-alat
yang sederhana dan metode yang mudah dilakukan dengan biaya investasi
yang relatif murah sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi yang
cukup tinggi (Sutijan, 2009).
Salah satu jenis min yak atsiri yang dapat diproduksi di Indonesia
adalah minyak kulit jeruk (citrus pell oil). Mengingat jeruk merupakan
salah satu buah-buahan tropis andalan yang dihasilkan oleh negara
Indonesia, hamper seluruh wilayah di Indonesia dapat ditanami jeruk dan
yang terbaik apabila ditanam di dalam tanah dengan ketinggian 400 meter
diatas permukaan laut. Adanya kandungan minyak atsiri dalam kulit jeruk
memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit jeruk. Proses
yang dilakukan untuk memperoleh minyak kulit jeruk terdiri dari 2 tahap
yaitu perlakuan pendahuluan dan pemisahan minyak kulit jeruk.
Perlakuan pendahuluan dilakukan dengan pengecilan ukuran dan
pengeringan kulit jeruk. Proses pemisahan minyak kulit jeruk dapat
dilakukan dengan 3 metode yaitu destilasi, pengepresan dan leaching
(Kurniawan, 2008).
2. Tinjauan Teori
Destilasi adalah proses pemindahan, yaitu memisahkan
komponen komponen di dalam suatu campuran, membuat suatu
kenyataan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap daripada
yang lain. Pada distilasi berfraksi, uap dimampatkan kemudian diuapkan
kembali sehingga pemisahan lanjut terjadi. Adalah sukar dan kadang-
kadang tidak mungkin untuk mendapatkan komponen yang murni dengan
cara ini, akan tetapi derajat pemisahan dapat dengan mudah dicapai
apabila penguapan terjadi sangat berbeda (Earle, 1969).
Destilasi adalah metode yang paling penting memisahkan
campuran dalam industri proses kimia. Sayangnya, proses destilasi
keduanya energi intensif dan efisien terutama dalam mode konvensional
mereka di mana panas yang dipasok ke reboiler tunggal pada suhu
tertinggi dan, jumlah yang hampir sama panas, ditolak dalam kondensor
pada suhu terendah. Ada suatu pencarian yang tak berujung selama
bertahun-tahun untuk meningkatkan ekonomi dan efisiensi kolom
destilasi. Kecenderungan saat ini cenderung ke arah penggunaan prinsip-
prinsip termodinamika; kombinasi pertama dan kedua hukum
termodinamika yang dapat mengidentifikasi dan menghitung disipasi
energi dan menentukan target untuk konsumsi energy
(Olakunle, 2011).
Destilasi berarti memisahkan komponen-komponen yang mudah
menguap dari suatu campuran cairr dengan cara menguapkannya, yang
diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menamoung
kondensat yang dihasilkan. Uap yang keluar dari campuran disebut
sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian
cairan yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan
adalah bagian yang tidak teruapkan dan bukan destilatnya, maka proses
tersebut biasanya dinamakan pengentalan dengan evaporasi
(Bernasconi, 1993).
Destilasi membran adalah teknik membran yang meyertakan
transport uap air melalui pori membran hidrofobik oleh karena tekanan
uap daya penggerak dipengaruhi oleh suhu dan atau perbedaan
konsentrasi yang melewati membrane (Desmukh dan Tajane, 2010).
Destilasi membran merupakan proses pemisahan yang
mengkombinasikan massa dan transfer panas secara bersamaan melalui
membran hidrofobik. Transfer panas dalam proses ini dibawa secara
evaporasi oleh zat terlarut yang mudah diuapkan atau pelarut yang
mudah diuapkan (Cath dkk, 2003).
Destilasi reaktif adalah proses yang menggabungkan kedua
pemisahan dan reaksi kimia dalam satu kesatuan. Kadang-kadang
alternatif yang sangat baik untuk flowsheets konvensional dengan
terpisah reaksi dan pemisahan. Ini telah digunakan dalam sejumlah kecil
aplikasi industri selama bertahun-tahun, tapi dekade terakhir telah
menunjukkan peningkatan baik penelitian dan aplikasi. Dalam
menerapkan destilasi reaktif, volatilitas komponen harus sedemikian rupa
sehingga produk dapat dihapus dan reaktan ditahan di dalam kolom.
Tingkat suhu untuk kedua reaksi dan kesetimbangan uap-cair harus
tumpang tindih. Dengan melakukan reaksi kimia dan pemisahan dalam
satu proses, biaya operasi dan investasi dapat diminimalkan (Giwa, 2013).
Untuk mencapai kemurnian yang tinggi, maka destilasi harus
dilakukan secara bertingkat. Destilator memiliki beberapa bagian penting
yaitu boiler, kolom beer, kolom rectifier, preheater dan kondensor. Boiler
berfungsi untuk menghasilkan uap panas bertekanan tinggi yang akan
digunakan untuk mencuci beer pada kolom destilasi. Kolom Beer
berfungsi untuk mencuci beer sehingga menghasilkan ethnaol dengan
kemurnian rendah, sedangkan kolom rectifier berfungsi untuk
memurnikan ethanol sampai tingkat kemurnian diatas 95 %. Pre-heater
berfungsi sebagai tempat pertukaran panas antara bahan yang masuk
kolom destilasi dan uap panas yang keluar dari destilasi sehingga bahan
masuk mengalami pemanasan dan uap panas mengalami pendinginan.
Pendinginan uap panas akan menyebabkan kondensasi jika kemurnian
ethanol masih rendah. Ethanol dengan tingkat kemurnian yang masih
rendah akan dikembalikan menuju kolom rectifier untuk dimurnikan
lebih lanjut. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi ethanol yang
lolos dari tangki pre-heater untuk selanjutnya menuju tabung penampung
(Guritno, 2011).
Sebuah desain proses baru dan operasi untuk destilasi uap minyak
esensial yang meningkatkan hasil minyak dan mengurangi hilangnya
senyawa polar dalam air limbah dikembangkan. Sebuah tempat tidur
dikemas bahan baku, sebagai lawan hidrodestilasi, digunakan. Packed
bed duduk di atas sumber uap dan uap hanya melewati tanpa air
mendidih dicampur dengan sayur bahan baku, seperti halnya dalam
destilasi. Metode ini juga membahas salah satu masalah yang paling sulit
dalam destilasi uap, yang menentukan jumlah optimum uap yang
diperlukan untuk destilasi dari suatu massa dari bahan nabati. Proses
desain mengharuskan uap minimum akan melewati tempat tidur dikemas
sehingga ada air minimum di distilat. Semakin sedikit air (sebagai fraksi
air distilat) yang ada di distilat, semakin sedikit senyawa larut dalam air
yang akan dilarutkan ke dalam fraksi air kondensat. Aliran uap minimum
ini dan dapat ditentukan secara eksperimental. Secara teori, itu adalah
laju aliran uap yang akan mengembangkan penurunan tekanan uap
dengan transportasi terendah di tempat tidur dikemas (Masango, 2004).
Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan
satu tahap. Proses ini dapat dilakukan secara tak kontinu atau kontinu,
pada tekanan normal atau vakum. Pada destilasi sederhana, yang paling
sering dilakukan adalah operasi tak kontinu. Dalam hal ini campuran
yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam alat penguap kemudian
didihkan. Seringkali destilasi harus dibagi dalam beberapa fraksi dan
ditampung dalam bejana. (Darsam, 1990).
Di dalam distilasi uap, uap air digelembungkan melalui bahan
cair dan uap yang mengandung komponen yang mudah menguap dan uap
air lewat ke pendingin. Panas dapat dilengkapi oleh oleh pengembunan
uap air atau tersendiri. Dalam beberapa hal uap dan komponen yang
mudah menguap yang dimampatkan, tidak bercampur sehingga
pemisahan ini di dalam alat pendingin menjadi sederhana. Distilasi uap
dipergunakan sebagai salah satu kemungkinan dengan distilasi hampa
udara. Sehingga pendidihan dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah
dan tidak membahayakan bagi bahan yang peka panas (Seto, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi, G., H. Grester, H. Hauster, H. Stauble and E. Schneiter. 1993. Jakarta.


Pradnya Paramita.
Cath, T.Y., dkk. 2003. Experimental Study of Desalination Using Direct Contact
Membrane Distillation: a New Approach to Flux Enhancement. Journal of
Membrane Science September 2003. Vol. 228
Darsam dan K. Muchtar Afandi. 1980. Petunjuk Praktek Alat/Mesin Pengolahan
Hasil Pertanian 3. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Desmukh, S.K. dan Tajane, M.M. 2010. Performance Enhancement of Membrane
Distillation Process in Fruit Juice Concentration by Membrane Surface
Modification. World Academy of Science, Engineering, and Technology.
Vol. 72
Earle, RL. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. PT. Sastra Budaya.
Bogor.
Endah R D., dkk. 2007. Pengaruh Kondisi Fermentasi Terhadap Yield Etanol
Pada Pembuatan Bioetanol Dari Pati Garut. Jurnal Gema Teknik. Vol. 2
No. 10. Hal. 12-18.
Giwa, Abdulwahab. 2013. Methyl Acetate Reactive Distillation Process Modeling,
Simulation and Optimization Using Aspen Plus. ARPN Journal of
Engineering and Applied Science May 2013. Vol. 8, No.5. Hal. 386-392.
Guritno, Bambang, Bambang Dwi Argo dan Rini Yulianingsih. 2011. Desain Unit
Pengolahan Bioetanol Untuk Petani di Desa Ngajum Kecamatan
Sumberpucung Kabupaten Malang. Jurnal Rekayasa Mesin Tahun 2011.
Vol. 2, No.1. Hal. 83-91.
Kurniawan, Adityo, Chandra Kurniawan, Nani Indraswari dan Mudjijati. 2008.
Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk Dengan Metode Destilasi, Pengepresan dan
Leaching. Widya Teknik Tahun 2008. Vol. 7, No.1. Hal. 15-24.
Masango, Phineas. 2005. Cleaner Production of Essential Oils by Steam
Distillation. Journal of Cleaner Production 2005. Vol. 13. Hal. 833-839.
Olakunle, M.S. et al. 2011. Distillation Operation Modification With Energy
Analysis. Journal of Engineering Trends in Engineering and Applied
Sciences 2011. Vol. 2, No. 1. Hal. 56-63
Rusli, Meika Syahbana. 2006. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta.
Agromedia.
Seto, Sagung. 2001. Pangan dan Gizi : Ilmu, Teknologi, Industri dan
Perdagangan. Bogor. ITB Press.
Sutijan, Arief Budiman dan Arie Yohanes. 2009. Pengaruh Perlakuan Daun dan
Suhu Terhadap Waktu Destilasi Pada Isolasi Minyak Cengkeh
Menggunakan Super-steam Distillation. Jurnal Teknik Kimia Indonesia
Agustus 2009. Vol. 2, No. 8. Hal. 69-73.
Walangare, K. B. A. 2013. Rancangan Bangunan Alat Konversi Air Laut Menjadi
Air Minum dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas
Elektrik. e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer.

You might also like