Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup di
permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-
macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud tanah,
akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk
pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya seorang
ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika, dengan
demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang pembuat
genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai medium alam
bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan
Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu tanah
pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup terampil
mengolahnya. Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lainnya. Maka dari berbagai macam tanah beserta macam-macam tujuan
penggunaannya itu perlu dilakukan suatu pembelajaran lebih lanjut mengenai tanah
padatan, cairan dan udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
sifat fisikmtanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah harus
B. Tujuan
tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan kadar air,
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan,
terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
beda. Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak
berguna karena menutupi barang tambang yang dicarinya. Demikian pula seorang
ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek sehingga
sehari-hari tanah diartikn sebagai wilayah darat dimana diatasnya dapat digunakan
lain-lain (Hardjowigeno,2010).
contoh tanah yang akan dianalisa. Hasil analisa tanah yang diperoleh akan sangat
bergantung pada beberapa faktor. Contoh tanah yang baik hanya akan diperoleh jika
2. Merupakan contoh tanah individual yang banyaknya tergantung dari keadaan lokasi
setempat.
3. Contoh dari tanah khusus, seperti tanah sekitar perumahan, jalan, selokan, supaya
jangan diambil atau sama sekali tidak boleh dimanfaatkan untuk analisa (Mulyani,
2004).
Dengan memperhatikan ketiga persyaratan diatas, analisa yang kita lakukan dapat
diharapkan akan memberikan hasil yang baik. Dengan hasil analisia yang diperoleh
dapat ditafsir tentang status unsur hara yang terkandung dalam tanah, sifat-sifat tanah
dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi gejala defisiensinya (Mulyani,
2004)
Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah
utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk
analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas
tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan
tindakan pengelolaannya. Selain data tersebut diperlukan juga data klimatologi yakni
data curah hujan guna menghitung guna perhitungan erosivitas hujan ( Arifin, 2010 ).
Contoh tanah dibedakan atas contoh tanah terganggu (disturbed soil
sample) yang digunakan untuk menganalisis sifat fisika dan kimia seperti struktur,
pH, kapasitas tukar kation, kandungan gipsum, dan lain – lain, dan contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed soil sample) untuk penentuan sifat fisika khusus seperti bobot
isi, permeabilitas, untuk analisis mikromorfologi, dan sebagai alat peraga untuk
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar. Oleh karena itu
tanah.(Harjdowigeno, 2010).
Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat utuh.
Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur
tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan untuk
penetapan kadar air, tekstur dan konsistensi. Pengangkutan contoh tanah terutama
menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tabung. Waktu
penyimpanan perlu diperhatikan. Contoh tanah yang terlalu lama dalam ruangan yang
panas akan mengalami perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro
Alat-alat yang digunakan dalam penyiapan contoh tanah yaitu mortar dan
penumbuknya, saringan (2 mm, 1 mm, dan 0,5 mm), tambir untuk peranginan,
kantong plastik, dan spidol. Bahan yang digunakan yaitu contoh tanah terganggu
yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu
minggu.
B. Prosedur Kerja
1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati.
2. Tanah yang sudah ditumbuk kemudian diayak dengan saringan 2 mm, 1 mm,
4. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi
label seperlunya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
organic pada permukaan bumi dibawah pengaruh berbagai factor lingkungan yang
berlansung dalam waktu lama, mempunyai ciri organisasi dan morfologi sebagai
media tumbuh bagi tanaman dan dasar kehidupan bagi binatang dan manusia dan
Tanah adalah lapisan permukaan bumi (natural body) yang berasal dari
bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-
gaya alam (natural force), sehingga membentuk regolit (lapisan berpartikel halus)
(Hanafiah,2010).
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak
dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro),
topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang
dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi,
Andisol adalah salah satu jenis tanah yang relatif subur, namun mempunyai
tingkat serapan P yang tinggi. Hal ini dikarenakan adanya mineral amorf seperti
atau kandik dan kejenuhan basa < 35%. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di
Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25%
Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Inceptisol
meskipun masih sedikit memperlihatkan bukti adanya eluviasi dan iluviasi. Golongan
tanah ini dapat terjadi hampir dalam semua zona iklim yang memungkinkan
alterisasi yang telah kehilangan basa-basa atau besi dan aluminium tetapi
liat silikat yang mengandung aluminium dan bahan organic amorf (Sevindrajuta,
2013).
Entisol merupakan ordo tanah yang umumnya masih muda, hamper belum
(Fanning, 1989). Bahan penyusun tanah ini kebanyakan berupa bahan tanah yang
masih lepas dengan perkembangan tanah yang sangat lemah dan daya menahan air
kandungan liat cukup tinggi ( > 30%) dan terdapat rekahan-rekahan di permukaan
tanah selebar > 1 cm dan dalam > 50 cm pada musim kemarau (Soil Survey Staff,
2010). Tanah ini terbentuk dari bahan alluvium yang kaya akan basa-basa dan batuan
sedimen pada fisiografi dataran alluvial dan dataran. Umumnya solum tanah dalam,
warna tanah kelabu, tekstur halus, reaksi tanah netral sampai basa, dan kandungan
bahan organic rendah. Faktor pembatas utama adalah sifat mengembang dan
mengkerut sehingga terjadi rekahan yang cukup dalam dan lebar terutama dalam
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1,
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi analisis
kedalaman 0-20cm.
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat-sifat kimia
tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. (Suganda et al, 2002).
Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed soil
sekop, atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. contoh tanah
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain. (Hardjowigeno,
2010).
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah menurut
Hanafiah (2014), antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua,
yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan
induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap
kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan),
dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian
akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan
bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan
induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari
4. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah,
daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan
kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut
A. Kesimpulan
diameter 2 mm dan contoh tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk
acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah
dengan indra
B. Saran
sekelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisika Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan
Mada.
Yogyakarta
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Lampung. Lampung
Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Mulyani, Mul. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. PT Asdi
Mahasatya : Jakarta
Soil Survey Staff. 2010. “Karakteristik dan Permasalahan Tanah Marginal dari
Suganda H., Achmad R., dan Sutono.2002. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah
Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation and Analysis. Marcel Dekker, Inc:
New York