You are on page 1of 5

Definisi Contoh Ciri - Ciri Kuantitatif /

Kualitatif
Menuruti Moh. Nazir, data Misalnya tentang jenis olah raga yakni Posisi data setara. Contoh: Jenis Kualitatif
nominal adalah ukuran yang tenis, basket dan renang. Kemudian pekerjaan, diklasifikasi sebagai:
paling sederhana, dimana masing-masing anggota set di atas kita Pegawai negeri, diberi tanda 1,
angka yang diberikan berikan angka, misalnya tenis (1), basket Pegawai swasta, diberi tanda 2,
kepada objek mempunyai (2) dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa Wiraswasta, diberi angka 3
arti sebagai label saja, dan
angka yang diberikan tidak menunjukkan Ciri Data Nominal:
tidak menunjukkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi  Posisi data setara. Dalam
tingkatan apapun. dari tenis ataupun tingkat renang lebih contoh tersebut, pegawai
tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak negeri tidak lebih tinggi/lebih
Data nominal untuk memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. rendah dari pegawai swasta.
memudahkan analisis Angka yang diberikan hanya berfungsi  Tidak bisa dilakukan operasi
biasanya dijadikan angka sebagai label saja. matematika (X, +, - atau : ).
yaitu proses yang disebut Contoh2 : Jenis kelamin yang terdiri dari Contoh, tidak mungkin 3-2=1
kategori. Bilangan yang dua kategori yaitu: (Wiraswasta dikurangi
dipergunakan hanya sebagai (1) Laki-laki pegawai swasta=pegawai
Nominal lambang/simbol untuk (2) Perempuan negeri
membedakan setiap Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2)
kategori.Pemberian angka untuk perempuan hanya merupakan simbol
ini hanya sebagai simbol yang digunakan untuk membedakan dua
atau tanda saja, tidak kategori jenis kelamin. Angka-angka
berjenjang artinya tidak tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,
dapat dikatakan guru laki- artinya angka (2) pada data di atas tidak
laki lebih baik dari berarti lebih besar dari angka (1), karena
perempuan dan sebagainya. laki-laki tidak memiliki makna lebih besar
dari perempuan. Terhadap kedua data
(angka) tersebut tidak dapat dilakukan
operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya
(1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1)
+ (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3)
yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan
(2).
Status pernikahan yang terdiri dari tiga
kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2)
Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data
tentang jenis kelamin.

 Data berskala  Kepuasan pelanggan,  posisi data tidak setara. Dalam Kualitatif
ordinal adalah data diklasifikasikan sebagai: kasus di atas, sikap pelanggan
yang diperoleh yang sangat puas, lebih tinggi
dengan cara  Sangat puas, diberi tanda 1, dari yang puas. Sikap
kategorisasi atau  Puas, diberi tanda 2, pelanggan yang puas, lebih
klasifikasi, tetapi  Cukup puas, diberi tanda 3, tinggi dari yang cukup puas,
diantara data  Tidak puas diberi tanda 4, dst. Angka/tanda bisa dibalik
tersebut terdapat  Sangat tidak puas diberi tanda 5 dari 5 hingga 1, tergantung
hubungan. kesepakatan.
 Data ordinal  Mengenai tingkat pendidikan yang  Tidak bisa dilakukan operasi
termasuk data dikategorikan menjadi ’SD’ yang matematika. Tidak mungkin
kualitatif yang diwakili angka 1, ’SMP’ yang 1+2=3 (yang berarti sangat
Ordinal jenjangnya lebih diwakili angka 2, ’SMA’ yang puas ditambah puas = cukup
tinggi dari data diwakili angka 3, ’Diploma’ yang puas)
nominal. Data diwakili angka 4, dan ’Sarjana’
ordinal sudah yang diwakili angka 5. Sama
menunjukkan halnya dengan data nominal,
lambang dan jenjang meskipun tingkatannya lebih tinggi,
atau tingkatan data ordinal tetap tidak dapat
(rank) lebih besar, dilakukan operasi matematika.
lebih kecil. Semakin Angka yang digunakan hanya
kecil bilangan sebagai kode/simbol saja, dalam
semakin jelek dan contoh tadi tingkat pendidikan
makin besar tertinggi adalah ’Sarjana’ dan
semakin bagus, jadi terendah adalah ’SD’ (Sarjana >
semakin besar Diploma > SMA > SMP > SD).
bilangan makin
tinggi peringkatnya.
 Data interval  Tidak ada kategorisasi atau Jumlah siswa Kuantitatif
termasuk dalam pemberian kode seperti terjadi - < 500 orang 1
jenis data pada data nominal dan ordinal. - 500 – 1000 orang 2
kuantitatif, berupa  Bisa dilakukan operasi - 1001 – 1500 orang 3
angka, dapat matematika. (panas 40 derajad - > 1500 orang 4
bertingkat/berjenjan adalah dua kali panas disbanding
g, dapat 20 derajad) Luas sekolah
menunjukkan - < 1000 meter² 1
peringkat (makin - 1000 – 3000 m² 2
besar bilangan - > 3000 m² 3
makin tinggi
peringkatnya), Temperatur ruangan. Bisa diukur
bilangan dalam Celsius, atau Fahrenheit,
menyatakan jarak dengan masing-masing punya skala
Interval (interval), dan titik sendiri. Untuk air membeku dan
nol bukan mendidih:
merupakan titik Celcius pada 0° C sampai 100° C.
mutlak. Titik nol Sakala ini jelas jaraknya, bahwa 100-
dinyatakan 0=100
berdasarkan Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F.
perjanjian. Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180
 Data yang diperoleh
dengan cara
pengukuran, dimana
jarak antar dua titik
pada skala, sudah
diketahui. Berbeda
dengan skala
ordinal, dimana
jarak dua titik tidak
diperhatikan (seperti
berapa jarak antara
puas dan tidak puas,
yang sebenarnya
menyangkut
perasaan orang saja)
 Data rasio  Tak ada kategorisasi atau Angka pada data rasio dapat Kuantitatif
merupakan jenis pemberian kode. menunjukkan nilai sebenarnya dari
data paling tinggi,  Bisa dilakukan operasi matematika. objek yang diukur.
dapat menyatakan Missal: 100 cm + 35 cm = 135 cm; Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C
sebagai peringkat, 5 mangga + 2 mangga = 7 mangga. dan D mempunyai pendapatan
menyatakan jarak, masing-masing perhari Rp. 10.000,
dan mempunyai titik Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp.
nol sebagai titik 50.000.
mutlak,serta dan
dapat dioperasikan Bila dilihat dengan ukuran rasio
secara matematik maka;
(dijumlah, pendapatan pengemudi C adalah 4
Rasio dibagi,dikurangi dan kali pendapatan pengemudi A.
dikali). Pendapatan pengemudi D adalah 5
kali pendapatan pengemudi A.
 Data berskala rasio Pendapatan pengemudi C adalah 4/3
adalah data yang kali pendapatan pengemudi B.
diperoleh dengan
cara pengukuran, Dengan kata lain, rasio antara;
dimana jarak dua pengemudi C dan A adalah 4 : 1,
titik pada skala pengemudi D dan A adalah 5 : 1,
sudah diketahui, dan pengemudi C dan B adalah 4 : 3.
mempunyai titik nol
yang absolut. Ini Contoh lainnya adalah berat badan
berbeda dengan bayi yang diukur dengan skala rasio.
skala interval, Bayi A memiliki berat 3 Kg,Bayi B
dimana taka da titik memiliki berat 2 Kg dan bayi C
nol mutlak/absolut. memiliki berat 1 Kg.
Seperti titik 0°C
tentu beda dengan Jika diukur dengan skala rasio, maka
titik 0°F. atau bayi A memiliki rasio berat badan 3
pergantian tahun kali dari berat badan bayi C. Bayi B
pada system memiliki rasio berat badan dua kali
kalender Masehi dari berat badan bayi C, dan bayi C
(setiap 1 Januari) memiliki rasio berat badan sepertiga
berbeda dengan kali berat badan bayi A, dst.
pergantian tahun
Jawa, China dan
lainnya. Sehingga
tak ada tahun baru
dalam artian diakui
oleh semua kalender
sebagai tahun baru.

You might also like