Professional Documents
Culture Documents
Keperluan untuk Mengatur Keseimbangan antara Laju Penyerapan dan Transpirasi Air.
Di dalam tanaman sebagian besar air hilang lewat daun. Untuk ini ada beberapa alasan:
(1) kebanyakan daun tanaman adalah datar dan lebar, dengan demikian menyediakan permukaan
luar yang lebar untuk mendukung terjadinya evaporasi; (2) untuk terjadinya fotosintesis maka
stomata daun harus terbuka; (3) ketika stomata terbuka, sel-sel yang lembab di dalam daun
dipaksa untuk melakukan evaporasi; dan (4) luas dari permukaan internal daun adalah beberapa
kali daripada permukaan external (lihat Gambar 4.3.). Jadi, jika fotosintesis berlangsung di
bawah kondisi laju evaporasi yang tinggi, laju transpirasi yang tinggi tidak dapat dielakkan; dan
jika transpirasi berlangsung dengan laju yang tinggi, maka laju penyerapan air harus tinggi pula.
Dengan kata lain, jumlah air yang masuk ke dalam tanaman per satuan waktu harus sama dengan
jumlah air yang keluar. Jika laju penyerapan lebih rendah daripada laju transpirasi , sel-sel
penjaga akan kehilangan turgor dan menjadi lembek dan stomata akan tertutup sebagian atau
seluruhnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan laju difusi CO2 ke dalam sel-sel
berkhlorofil yang mengakibatkan penurunan pembentukan bahan makanan (fotosintat) dan
akhirnya mengakibatkan terjadinya penyusunan pertumbuhan dan hasil. Untuk lebih memahami
bagaimana defisit air terjadi di dalam tanaman dan bagaimana hal ini mengakibatkan
pertumbuhan yang kurang sempurna dan biasanya menyebabkan hasil yang rendah, perlu adanya
pemahaman faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju penyerapan atau pemasukan air, dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju transpirasi atau keluarnya air.
Faktor Tanah
►Macam dan Jumlah Air di dalam Tanah
Apabila tanah berdrainase baik di jenuhi air, contohnya sehabis hujan deras, sejumlah air
bergerak melalui ruang pori dan mengalir menjauh sebab adanya gaya grafitasi. Air yang masih
tertinggal diikat dengan melawan gaya grafitasi, dan apabila diukur keadaan ini dinamakan
kapasitas lapang. Jadi, kapasitas lapang dari tanah didefinisikan sebagai banyaknya air yang
diikat melawan gaya grafitasi, dan apabila diukur keadaan ini dinamakan kapasitas lapang. Jadi,
kapasitas lapang dari tanah didefinisikan sebagai banyaknya air yang diikat melawan gaya
grafitasi. Kapasitas lapang bervariasi sesuai dengan jenis tanah. Hasil penyelidikan kapasitas
lapang tanah ditampilkan pada Tabel 1. Tanah pasir dan lempung berpasir memiliki kapasitas
lapang lebih rendah daripada tanah liat atau lempung liat. Secara umum tanah bertekstur kasar
memiliki kapasitas lapang lebih rendah daripada tanah bertekstur halus.
Tidak semua air yang diikat tanah melawan gaya grafitasi tersedia bagi tanaman.
Meskipun pada saat sel-sel penjaga kehilangan turgor dan daun gugur atau layu, tanah masih
mengandung sejumlah tertentu air; jadi tanaman diperlukan untuk menentukan jumlah air di
dalam tanah yang tidak dapat diserap. Pada umumnya, dilakukan dengan menempatkan contoh
tanah di dalam kaleng-kaleng berlapis seng, setiap kaleng mernpunyai lobang dibagian atasnya
untuk keluarnya batang tanaman, dengan menanam biji tanaman herbaceous, biasanya tanaman
bunga matahari, pada masing-masing kaleng; dan mengatur atau menjaga tanah berada disekitar
kapasitas lapang sampai tanaman mempunyai tiga atau empat helai daun dan kernudian
membiarkan daun tanaman menjadi layu; dan akhirnya dengan menempatkan tanaman di ruang
gelap dengan kelembaban relatif yang tinggi. Apabila daun tidak pulih dari layu, jumlah air di
dalam tanah diukur untuk menentukan persentase layu permanen. Perlu diperhatikan bahwa
tanaman ditempatkan di ruang gelap dan lembab, suatu kondisi yang memungkinkan laju
transpirasi rendah. Jadi persentase layu permanen dapat didefinisikan sebagai sejumlah air di
dalam tanah apabila tanaman yang tumbuh dengan cepat gagal untuk pulih kembali dari layu di
bawah kondisi transpirasi rendah.
Seperti halnya kapasitas lapang, persentase layu permanen adalah tidak sama untuk
semua jenis tanah. Penelitian tentang persentase layu permanen hasilnya diperlihatkan pada
Tabel 1. Perhatikan persentase layu permanen rendah dari pasir halus dan ketidakjelasan
hubungan antara tekstur dengan persentase layu permanen dan tipe-tipe tanah yang lain.
Data menunjukkan bahwa tanah bertekstur kasar mernpunyai persentase layu permanen
rendah. Sebagai contoh, lempung berpasir halus Yolo memiliki persentase layu permanen lebih
tinggi daripada lempung liat Wooster dan lempung liat Dunkirk. Jadi data memperlihatkan
bahwa tanah bertekstur kasar memiliki persentase layu permanen rendah, dan tidak ada
hubungan yang pasti antara tekstur dengan persentase layu permanen yang terjadi pada tipe-tipe
tanah lain.
Tabel 1. Kandungan air dari beberapa jenis tanah
Kapas. Layu Air
Jenis Tanah Lokasi Lapang permanen tersedia
% % %
Pasir halus plainfield Ohio 2,4 1,4 1,0
Pasir Yuma Arizona 4,8 3,2 1,6
Lempung berpasir Delano California 9,1 4,2 4,9
Lempung berpasir Redman Oregon 18,8 6,6 12,2
Lempung berpasir halus Yolo California 16,8 8,9 7,9
Lempung liat Wooster Ohio 23,4 6,1 17,3
Lempung liat Dunkirk New York 21,7 5,0 16,7
Lempung liat Aiken California 31,1 25,7 5,4
Sumber. Edmond et al., 1977.
Perbedaan antara kapasitas lapang dan persentase layu permanen dinamakan air tersedia,
yaitu air yang dapat diserap tanaman. Narnun demikian, seperti yang telah dikatakan, persentase
layu permanen ditentukan dengan menempatkan tanaman diruang gelap dan lembab, suatu
kondisi yang disertai laju transpirasi relatif tinggi dalam kondisi terang dan udara kering,
persentase layu permanen, seperti yang ditentukan dengan metode ini, kemungkinan akan terlalu
rendah untuk tanaman yang ditumbuhkan di bawah kondisi transpirasi tinggi. Jadi, tanah dengan
kapasitas lapang rendah tentu mempunyai jumlah air tersedia rendah pula, tetapi tanah dengan
kapasitas lapang tinggi mungkin mempunyai atau tidak mempunyai air tersedia yang tinggi.
Faktor-faktor penting yang berpengaruh terhadap gerakan air tersedia adalah temperatur
tanah dan konsentrasi dari larutan tanah. Temperatur berpengaruh terhadap gerakan air tersedia
melalui tiga cara. Ia mempengaruhi tenaga kinetik dan viskositas dari molekul-molekul dan
tegangan permukaan dari lapisan kapiler. Pada umumnya peningkatan temperatur meningkatkan
tenaga kinetik dan menurunkan viskositas dan tegangan permukaan, dan pengaruh temperatur
tersebut terjadi pada kisaran 0 dan 35°C. Jadi air bergerak lebih lambat pada tanah dingin
daripada pada tanah hangat (lihat Gambar 9). Pengaruh temperatur ini antara lain menjelaskan,
mengapa growers (pengusaha tanaman) menggunakan pemanas pada alas meja untuk
penggandaan tanaman, mengapa mereka menggunakan air hangat untuk mengairi tanamannya
yang diusahakan di dalam greenhouse pada musim dingin, mengapa tanaman herbaceous yang
tumbuh cepat di dalam greenhouse akan layu jika diairi dengan air dingin pada saat cuaca sangat
cerah (banyak sinar matahari), dan mengapa tanaman berdaun lebar yang tidak menggugurkan
daun (evergreen) layu pada musim dingin, khususnya pada saat ada cahaya matahari banyak.
Konsentrasi dari larutan tanah berkaitan dengan partikel-partikei terlarut per satuan
volume dari larutan. Air mernpunyai sifat pelarut yang besar. Oleh karena itu, air di dalam tanah
mengandung banyak aneka bahan-bahan yang terlarut. Bahan-bahan terlarut di dalam larutan
biasanya menghambat gerakan molekul-molekul air di dalam larutan, jadi semakin besar jumlah
partikel-partikel terlarut per unit volume larutan, semakin besar hambatan gerakan molekul-
molekul air. Biasanya, air tanah mengandung konsentrasi relatif rendah zat terlarut dan air
tersedia bergerak secara bebas ke daerah penyerapan air. Namun demikian, kadang-kadang
konsentrasi zat terlarut menjadi tinggi sehingga gerakan air masuk ke dalam tanaman menjadi
lambat atau bahkan terjadi arah gerakan yang sebaliknya yaitu dari tanaman ke tanah. Hal ini
terjadi apabila petani memberikan pupuk dalam jumlah yang berlebihan dekat dengan akar
tanaman atau biji.
Gambar 9. Hubungan antara temperatur tanah dengan laju penyerapan air
Catatan: bahwa temperatur tanah rendah menghambat laju peyerapan pada
kedua jenis tanaman.
Faktor Tanaman
►Laju Fotosintesis
Seperti yang disebutkan terdahulu, daerah penyerapan air tepat berada dibalik titik
tumbuh dari sistem akar, yang mernpunyai fungsi menyerap air dan zat yang terlarut. Pada
umumnya, tenaga penyerapan air dari daerah ini terutama diatur oleh tekanan osmotiknya.
Dalam hal ini ditentukan oleh perbedaan konsentrasi air pada setiap sisi membran sitoplasma
dari sel-sel penyerap. Membran hidup tersebut bersifat semipermeabel, mereka mengijinkan
beberapa zat tertentu untuk melewatinya tetapi tidak mengijinkan untuk zat yang lainnya.
Biasanya, membran tersebut permeabel untuk larutan mineral dan air dan impermeabel untuk
bahan-bahan organik, seperti gula dan protein dalam larutan. Gula dan protein tersebut berada
dalam bentuk larutan bersama dengan air di dalam daerah penyerapan dan dalam konsentrasi
lebih tinggi daripada mineral-mineral yang terlarut dengan air dalam tanah. Karena konsentrasi
air yang lebih rendah di dalam sel-sel penyerapan, air berdifusi dari tanah ke dalam akar.
Konsentrasi air yang relatif rendah di daerah penyerapan adalah karena adanya gula di dalam sel-
sel di daerah penyerapan. Fotosintesis membentuk gula. Gula tersebut turun melalui phloem
batang ke sistem akar. Akibatnya, apabila faktor-faktor lain mendukung, tanaman dengan laju
fotosintesis yang tinggi dapat menyerap lebih banyak air per satuan waktu daripata tanaman
dengan laju fotosintesis yang rendah. Jadi tanaman daun hijau tua atau berdaun sehat mempunyai
kemampuan menyerap air lebih banyak daripada tanaman dengan daun liijau muda atau yang
mempunyai daun berpenyakit.
►Laju Respirasi
Seperti yang telah dinyatakan terdahulu, bahwa daerah penyerapan air mengandung sel-
sel hidup. Sel-sel tersebut melakukan respirasi secara terus-menerus. Jadi mereka secara
kontinyu melepaskan CO2 dan mengambil O2. Percobaan menunjukkan bahwa apabila oksigen
dari udara tanah diganti dengan nitrogen atau karbon dioksida, penyerapan air akan menurun
atau berhenti sama sekali. Kebutuhan akan oksigen untuk penyerapan air menekankan
pentingnya drainase yang cukup (baik). Jika ruang pori tanah dijenuhi air, oksigen untuk
respirasi dari sel-sel hidup menjadi terbatas. Menghasilkan akibat, protoplasma mati dan
penyerapan air berhenti. Untuk mengeluarkan air dari tanah dan memasukkan udara yang
mengandung oksigen ke dalam tanah, drainase diperlukan. Kebanyakan tanaman buah, sayuran
dan bunga menghendaki tanah berdrainase baik.
Dangkal dan sempit Agak dalam dan luas Dalam dan luas
Seledri, selada, bawang Bit gula, kobis, wortel. Asparagus, belewah,
ketimun, buncis, jagung ketela rambat tomat,
manis semangka
Kerapatan dari permukaan penyerapan berkaitan dengan jumlah dari rambut akar dan akar-akar
halus yang dimiliki setiap satuan volume dari tanah. Misal, ambil dua contoh tanaman A dan B.
Sistem perakaran tanaman A memiliki satu juta akar rambuat setiap kaki kubik dari tanah dengan
kedalaman, lebar dan panjang 10 kaki (3 meter) dan akar dari tanaman B hanya memiliki 10.000
akar rambuat untuk setiap kaki kubik dari tanah yang dikuasai perakaran. Oleh karena air kapiler
bergerak untuk jarak yang sangat pendek, tanaman A, karena memiliki kerapatan perakaran yang
tinggi, akan memperoleh jumlah air yang lebih besar daripada tanaman B. Jadi baik kedalaman
penetrasi akar maupun keadaan percabangan akar adalah penting, khususnya selama periode
transpirasi tinggi. Sifat utama dari tanaman yang tahan kekeringan adalah bahwa mereka
memiliki sistem perakaran yang dalam, luas dan percabangan yang banyak.
► Laju transpirasi
Pada umumnya, dengan faktor-faktor lain seimbang, jumlah air yang ditranspirasikan
oleh suatu tanaman lebih kurang sebanding secara langsung dengan luas permukaan transpirasi
yang dimilikinya. Jadi, tanaman tanpa daun melakukan transpirasi lebih sedikit daripada tanaman
berdaun. Dalam kenyataan, kehilangan air dari tanaman-tanaman yang menggugurkan daun pada
akhir musim gugur, dingin dan awal musim semi, adalah sangat kecil bila dibandingkan tanaman
yang mempunyai daun penuh. Ini penting untuk diterapkan pada pemindahan tanaman semak
dan tanaman yang mudah menggugurkan daun. Pemindahan pohon atau semak merusak
beberapa akar penyerap. Suatu sistem penyerapan baru harus dibentuk sebelum penyerapan dapat
mencukupi permintaan transpirasi. Ini menjelaskan mengapa pohon semak muda dan pohon yang
mudah menggugurkan daun dipindahkan pada musin (saat) tidak aktif tumbuh. Selama musim
ini tanaman tersebut tidak memiliki daun penuh sehingga jumlah air yang ditranspirasikan relatif
sedikit.
► Struktur Internal dari Daun
Struktur internal daun dari tumbuhan dapat sangat bervariasi, baik mengenai jumlah
ruang interselular dan kepadatan dari khlorenkim, jaringan yang mengandung khloroplas, jumlah
lapisan epidermis, serta susunan dan posisi dari sel-sel penjaga. Sebagai contoh, pada umumnya,
daun apel hanya mempunyai permukaan luar, khlorenkhimnya mempunyai ruang interseluler
yang besar dan epidermisnya hanya terdiri dari satu lapisan sel. Sedangkann, daun pinus putih
mempunyai baik permukaan dalam maupun permukaan luar. Khlrorenkhimnya padat dengan
sangat sedikit ruang interseluler dan epidermisnya mengandung dua atau lebih lapisan dari sel-
sel yang sangat rapat. Di bawah keadaan transpirasi tinggi lapisan dalam dari daun-daun yang
berdekat saling merapatkan diri sehingga disana terjadi pengurangan transpirasi dengan atau
tanpa adanya gangguan difusi CO2 ke dalam daun dan laju fotosintesis.
Faktor Lingkungan
Seperti yang telah dinyatakan, transpirasi adalah difusi dari uap air dari suatu permukaan
tanaman ke udara sekitar. Kebanyakan air ini hilang melalui daun atau batang fotosintetik. Uap
air datang dari lapisan tipis atau larutan air pada permukaan sel-sel yang mengandung
khloroplas. Seperti gas-gas lainnya, molekul-molekul uap air tersebut ketika meninggalkan
permukaan tanaman menghasilkan tekanan. Udara sekitar juga mengandung molekul-molekul
uap air, oleh sebab itu juga menghasilkan tekanan. Jadi laju transpirasi berbanding langsung
dengan perbedaan tekanan uap antara permukaan transpirasi dan udara luar. Perbedaan ini
dinamakan defisit tekanan uap (vapor pressure deficit, VPD). Hubungan antara laju transpirasi
(rate of transpiration) dengan VPD secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Laju transpirasi = VP (permukaan transpirasi) - (VP (udara sekitar)
2. VP (permukaan transpirasi) - VP (udara sekitar) = VPD
3. Laju transpirasi = VPD
VP = vapor pressure = tekanan uap.
► Gerakan Udara
Apabila gerakan udara cepat, molekul-molekul uap air tepat di atas permukaan air bebas
di bawa pergi secara cepat dan laju difusi meningkat secara nyata. Sebaliknya, apabila gerakan
udara lambat, molekul-molekul digantikan secara perlahan-lahan dan laju evaporasi relatif
lambat. Jadi, dengan keadaan faktor lain tetap, laju evaporasi air diatur oleh kecepatan angin.
Namun demikian, perlu diingat bahwa transpirasi secara biofisik terjadi di alam dan oleh karena
itu laju penyerapan air dan turgor dari sel-sel penjaga harus diperhatikan. Apabila laju
penyerapan menjadi lebih lambat daripada laju transpirasi, sel-sel penjaga diharap kehilangan
turgor dan berubah bentuk. Hal ini akan menghasilkan penutupan sebagian atau seluruh stomata
dan akan menurunkan laju transpirasi. Dalam kenyataan, per jam menyebabkan penutupan
sebagian dari stomata yang menyebabkan penurunan difusi CO 2 ke dalam daun dan laju
fotosintesis, pertumbuhan dan hasil. Ini menjelaskan mengapa tanaman kobis dan tomat yang
tidak ternaungi dan tidak terlindung tumbuh lebih cepat daripada tanaman yang ternaungi.
► Evapotranspirasi
Evaporasi meliputi transpirasi dari tanaman dan evaporasi air dari tanah dimana tanaman
tumbuh. Pada dasamya kedua proses tersebut memiliki keasaman yaitu mereka memerlukan
energi bebas untuk mengubah air dari bentuk cairan menjadi bentuk gas. Pada umumnya,
percobaan-percobaan pada evapotranspirasi menyediakan informasi tentang kebutuhan air bagi
tanaman, seperti jumiah air yang diperlukan sampai tanaman dewasa, jumlah air yang diberikan
melalui irigasi atau hujan, banyaknya air yang hilang melalui aliran pada permukaan dan
drainase, jumlah air yang diperlukan untuk stadia pertumbuhan yang berbeda, dan pengaruh
penutupan tanah terhadap penyediaan air. Untuk mendapatkan data untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut, penggunaan jenis tanaman dan tipe wadah tanah yang khusus diperlukan.
Tipe wadah itu dinamakan Lysimeter. Pada umumnya, lysimeter mengandimg sejumlah tanah di
dalam kotak menyerupai tangki yang sisinya terbuat dari beton, bagian atasnya terbuka, dan
berlobang-lobang bagian dasarnya untuk keluarnya air drainase masuk ke dalam tabung, dan alat
ukur curah hujan untuk mengukur jumlah air yang diberikan baik sebagai air hujan maupun air
irigasi. Lebih lanjut, beberapa lysimeter mempunyai peralatan untuk menjaga suplai air di dalam
tangki pada tingkatan tertentu. Jadi, dengan mengetahui jumlah air yang diberikan, jumlah air
yang hilang lewat permukaan, dan yang hilang karena mengalir, ukuran efisiensi dari curah hujan
atau tindakan irigasi dapat ditentukan dan dievaluasi.
Gambar 10. Perubahan harian dari laju penyerapan air dan laju transpirasi dari
tanaman bunga matahari.
► Kelebihan Air
Pada keadaan tertentu, pemberian air secara berlebihan pada tanaman menghasilkan
akibat yang tidak menguntungkan. Pada umumnya, pengaruhnya meliputi pembentukan bibit
berbatang panjang (leggy seedlings), dan terjadinya retakan pertumbuhan pada buah atau umbi.
Bibit berbatang panjang biasanya terbentuk pada keadaan sebagai berikut: apabila tanaman
ditanam pada jarak rapat, apabila tanah dalam keadaan lembab dan hangat, apabila temperatur
udara berada pada kisaran optimum dan apabila intensitas cahaya relatif rendah. Tanah yang
lembab dan hangat disertai sistem perakaran yang berkembang baik menjamin penyerapan air
secara berlebihan; tetapi jarak tanam yang rapat, keadaan temperatur yang menguntungkan,
peagurangan intensitas cahaya dan kecapaian angin rendah secara bersama-sama menghasilkan
laju transpirasi relatif rendah. Jadi dengan penyerapan air yang tinggi pada salah satu sisi,
sedangkan laju transpirasi rendah pada sisi lain, tekanan turgor pada daerah perpanjangan adalah
tinggi dan sel-sel terlalu merenggang. Hal ini sering terjadi di dalam rumah kaca pada awal
musim semi.
Retakan pertumbuhan sering terjadi pada kubis, buah tomat, umbi wortel dan ketela
rambat. Keadaan cuaca basah menyediakan banyak suplai air tersedia, sehingga untuk tanaman
yang mempunyai sistem perakaran yang luas memungkinkan terjadinya laju penyerapan air yang
tinggi, keadaan cuaca basah yang disertai dengan temperatur rendah, intensitas cahaya rendah
dan kelembaban relatif tinggi, menyebabkan laju transpirasi rendah. Penyerapan air yang tinggi
pada satu sisi dan transpirasi yang rendah pada sisi lain mernpunyai hubungan dengan terjadinya
retakan pertumbuhan pada tanaman tertentu.
Jumlah air yang terlibat pada proses yang terjadi di dalam tubuh tanaman, khususnya
dalam perkembangan sel, adalah kurang dari 5% dan jumlah air yang diserap selama periode
pertumbuhan tanaman. Sebagian besar air hilang rnelalui transpirasi.
Jumlah air yang dibutuhkan harus sebanding dengan jumlah air di dalam tubuh tanaman.
Misalnya dibutuhkan air sebanyak 60.000 1 ha-1 untuk memproduksi 15.000 kg bahan kering per
hektar (kandungan bahan kering tanaman adalah 20 %).
Transpirasi dan evaporasi dinyatakan dalam mm karena 1 kg H2O pada hamparan seluas
1 m2 membentuk lapisan air setebal 1 mm, maka konversi 1 mm sebanding dengan 10.000 l ha -1.
Contoh soal:
Tampilkan suatu dimensi analisis untuk menentukan kesamaan pernyataan suatu
kehilangan air, misal dalam kg H2O m-2, l H2O ha-1, dan mm H2O. Kerapatan air adalah 1000 kg
m-3.
Gambar 11. Aliran air dari tanah ke udara melalui tubuh tanaman.
(Daniel et al, 1987, oil. Sumeru, 1995).
Gambar 12. Aliran air dari tanah ke udara melalui tubuh tanaman
(Lovenstein et al., 1993).
► Kebutuhan air
Kebutuhan air merupakan kehilangan air dari tanaman dan tanah, yang dikenal sebagai
evapotranspirasi. Dalam proses evapotranspirasi air di dalam tanah atau permukaan daun diubah
menjadi uap dan dibutuhkan energi (matahari). Kemudian uap ini digerakkan menjauh dari
permukaan daun/tanah. Gerakan uap air ini dipengaruhi oleh kelembaban udara dan angin.
Kedua faktor ini merupakan tenaga pengering (drying force) dari udara.
Transpirasi dari permukaan daun dan evaporasi dari permukaan tanah merupakan proses
difusi yang secara fisika dapat dideskripsikan analog dengan hokum Ohm:
Laju difusi =
T =
Gambar 13. Hubungan antara temperatur dan tekanan uap maksimum pada
kondisi jenuh air (es) dan konsentrasi uap
Perbandingan antara tekanan uap aktuil (ea) dan tekanan uap jenuh (es) pada temperatur
tertentu merefleksikan kelembaban relatif udara. Sedangkan perbedaan antara kedua hal itu (es-
ea) menunjukkan defisit tekanan uap (VPD = vapour pressure deficit).
Catatan 1 hPa = 1 mbar
Contoh: pada 15°C, RH = ea / es = 1, VPD = 0 hPa.
Pada 30°C, RH - 18/42 = 0,43, VPD = 24 hPa.
∆S = P + 1 + C + R E-D
Dan hasilnya:
∆S = Perubahan kandungan lengas pada zone perakaran.
(Semua lstilah diekspresikan di dalam kg H2O m-2 h-1 atau mm h-1, h = hari)
Gambar 14.Tampilan skematis dari factor yang terlibat dalam keseimbangan
air, yang menunjukkan penyimpanan air dan aliran dalam system
tanaman –tanah- atmosfer.
► Ketersediaan air bagi tanaman
Tanah terdiri dari tiga fase, yang berupa partikel padat dan rongga (pori-pori tanah) yang
dapat berisi air maupun udara. Oleh karena itu ketiga fase tersebut dapat dibedakan menjadi fase
padat, cair dan gas (Gambar 15).
Distribusi dari ketiga fase tersebut tergantung dari susunan fase padat, khususnya pada
distribusi ukuran partikel dari tanah, yang dinyatakan sebagai “tekstur”
Ada tiga klas ukuran partikel:
► < 0.002 mm : liat
► 0.002 - 0.05 mm : lempung
► 0.05 - 2 mm : pasir
Perbandingan antara ketiga fraksi menghasilkan klasifikasi tekstur dari tanah (lihat A
tekstur tanah).
Tekstur tanah secara langsung berpengaruh terhadap distribusi ukuran pori karena
susunan dari partikel tanah: partikel-partikei besar menghasilkan pori-pori besar.
Oleh karena itu pasir dicirikan oleh fraksi besar dan partikel kasar dan sistem pori
didominasi oleh pori-pori besar (makro), diklastfikasikan sebagai tekstur ringan. Sedangkan liat,
dengan partikel halus dan sistem pori didominasi oleh pori kecil (mikro) yang diklasifikasikan
sebagai tekstur berat.
Karena fase padat merupakan bagian tetap dari total volume tanah, kandungan air tanah
berhubungan secara proporsional dengan fase cair di dalam system pori. Tanah jenuh air tidak
memiliki fase gas, sedangkan tanah kering oven tidak memiliki fase cair.
Tidak semua air yang berada pada zone perakaran tersedia bagi tanaman karena sebagian
diikat kuat oleh fase padat sehingga tanaman tidak memiliki tenaga yang cukup untuk
mengekstraknya. Sifatnya ditentukan oleh hubungan antara SMC (volumetric soil moisture
content = kandungan lengas tanah volumetric, dalam cm3 cm-3) yang menggambarkan fraksi cair
di dalam volume tanah, dan SMP (soil water potential = potensial air tanah, dalam h Pa). SWP
mempunyai nilai negatif sebab ia menggambarkan tenaga matrik yang mengikat air di dalam
tanah.
SWP secara umum dikonversikan ke dalam bentuk logaritma, yaitu 10log (-SWP) yang
dikenal sebagai nilai pF, Contoh: SWP dari -1000 hPa menghasilkan pF=3. SWP merupakan
fungsi dari SMC dan tekstur tanah. Tanah bertekstur berat mengikat lebih banyak air pada
kondisi SWP yang sama daripada tanah bertekstur ringan. Oleh karena itu, suatu kurve retensi
lengas tanah yang menggambarkan SWP sebagai fungsi dari SMC, juga berhubungan dengan
kurve pF, dapat dibuat untuk berbagai tipe tanah (lihat gambar 16).
► Jenuh air
Di dalam tanah yang jenuh air SWP = 0 hPa, dan SMC, jika tidak ada udara dijerap,
melengkapi volume fraksi padat (0,40 cm3 cm-3 untuk pasir dan 0,50 cm3 cm-3 untuk liat). Pada
kondisi demikian pertumbuhan tanaman pada umumnya terganggu secara serius karena proses
respirasi terhambat sebagai akibat kekurangan oksigen, sehingga penyerapan air dan nutrisi
terganggu.
► Kapasitas lapang
Jika tanah jenuh air dibiarkan terjadi drainase bebas selama dua hari, tenaga grafitasi
akan menyebabkan pori-pori makro kering terlebih dulu, dan (pF = 2 - 2,1). SMC pada tahap ini
dikenal sebagai kapasitas lapang, dan dapat ditentukan secara grafimetri mencapai sejumiah 0,15
cm3 cm-3 untuk pasir dan 0,45 cm3 cm-3 untuk liat (lihat gambar 15).