You are on page 1of 9

30

ACARA IV
BUDIDAYA TANAMAN UBI JALAR DENGAN MEMANFAATKAN
MACAM DAN CARA PENANAMAN STEK

A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Maret 2016
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,Yogyakarta

B. Tujuan Praktikum
Mempelajari penggunaan macam stek batang (pucuk dan pangkal) dan cara
penanaman stek (tegak lurus dan tidur) pada budidaya ubijalar.

C. Latar Belakang
Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan
alternatif pengganti terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal
oleh masyarakat Indonesia, bahkan di beberapa daerah seperti Papua, ubi jalar
dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau dari segi potensinya,
ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian
unggulan. Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40
ton/ha dan waktu tanam yang relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar
merupakan tanaman umbi-umbian yang paling produktif
Ubi jalar yang mempunyai nama latin ipomoea batatas ini banyak
dimanfaatkan untuk bahan pangan, pakan dan bahan baku industri.
Meningkatnya jumlah penduduk dan industry bioethanol dipastikan akan
mendorong kebutuhan ubi jalar meningkat secara tajam. Peningkata produksi
ubi jalar dapat dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi.
Intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas ubi jalar yang masih rendah
(11 t/ha) pada tahun 2009, dilakukan dengan cara menanam varietas unggul
dan menerapkan teknologi budidaya yang lebih maju. Ekstensifikasi
dilakukan dengan meningkatkan luas areal tanam/panen ke lahan kering
31

dengan berbagai jenis tanah, memanfaatkan lahan tidur dan lebih


meningkatkan indeks pertanaman. Selain produktivitas tinggi pada ubi jalar
diarahkan pada fungsinya yaitu sebagai makanan kesehatan (functional food)
yaitu mempunyai rasa enak dan kandungan betakaroten atau antosianin yang
tinggi.Sebagai bahan baku industri (ethanol) selain produktivitas dan kadar
pati tinggi juga mempunyai kadar gula total dan nilai konversi etanol yang
tinggi.

D. Dasar Teori
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah tanaman
budidaya yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan
kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah
satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan
umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar
yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya (Anonim, 2014).
Dalam Rukmana (1997) sistematika tanaman ubi jalar diklasifikasikan
ke dalam golongan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas (L.) Lam
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan
akar lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap
unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi
sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan
terbentuk umbi. Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15
persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk
32

akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama
daun masih tetapi aktif (Sonhaji, 2007).
Ubi jalar adalah tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai
daun tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya
bengkok dan bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa
semak. Tipe kultivar yaitu semak, semak menjalar, atau menjalar, lebih
ditentukan oleh panjang ruas daripada oleh panjang batang, percabangan
batang berbeda – beda bergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi,
1998).
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai
daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007). Mahkota bunga
menyatu membentuk terompet, berdiameter 3 – 4 cm, berwarna merah jambu
pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu, menyerupai
warna bunga ‘mekar pagi’ (morning glory). Bunga mekar pada pagi hari, dan
menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh
serangga. Biji berbentuk dalam kapsul, sebanyak 1 – 4 biji. Biji matang
berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan
pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).
Perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses menciptakan
tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, stek,
umbi, dan bagian tanaman lainnya. Tujuan utama dari pembiakan tanaman
adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting
dari tanaman dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua
cara perbanyakan tanaman, yaitu perbanyakan generatif (seksual),
perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses perbanyakan dengan
menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ
tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/
meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai
tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman
33

yang tersusun dalam massa yang kompak dan perbanyakanvegetatif


(aseksual), perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari
tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari
perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-
bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki
akar, batang, dan daun sekaligus (Anonim. 2015).
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus
memenuhi syarat yaitu bibit berasal dari varietas atau klon unggul, bahan
tanaman berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhan tanaman yang akan
diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur, ukuran
panjang stek batang atau stek pucuk anatara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan
buku-bukunya tidak berakar, mengalami masa penyimpanan si tempat teduh
selama 1-7 har (Anonim. 2016).
Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan,
pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan
tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar. Stek
dapat dibedakan berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan
stek, yaitu stek akar, stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan
sebagainya. Stek yang dilakukan pada bagian atas tanaman seperti stek
pucuk, stek batang dan lain-lain, bertujuan untuk mengoptimalkan
pembentukan sistem perakaran baru. Sementara stek yang dilakukan pada
bagian bawah tanaman seperti stek akar bertujuan untuk mengoptimalkan
pembentukan sistem bagian atas tanaman. Sementara stek daun bertujuan
untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman (Rochiman dan
Harjadi, 1973).

E. Alat dan Bahan


 Stek ubijalar
 Pupuk kandang
34

 Pupuk (urea, SP 36, KCl )


 Fungisida
 Pestisida
 Cangkul
 Cethok
 Mal jarak tanam

F. Cara Kerja
1. Menyiapkan stek batang berupa pucuk dan pangkal, panjang antara 25-30
cm.
2. Mengolah tanah, mencampurkan dengan pupuk kandang, bentuk tanah
berupa guludan lebar atas 60 cm, bawah 100 cm, tinggi 30 cm, panjang
300 cm.
3. Menanam stek dengan cara tegak lurus dan horizontal (tidur), jarak dalam
barisan 25 cm.
4. Membenamkan 2/3 stek ke media tanam yang sudah dibuat (tegak lurus),
kemudian tutup kembali dengan tanah.
5. Melakukan pemeliharaan, memupuk tanaman dengan urea 150 kg/ha (1/3
saat tanam + 2/3 susulan), SP36 35 kg/ha saat tanam, KCl 100 kg/ha (1/3
saat tanam + 2/3), penyiraman, pengendalian OPT dan pembalikan
tanaman.

G. Hasil dan Pembahasan


Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar

Ujung Pangkal
Panjang Panjang
Kelompok Jumlah Jumlah
Cabang BB BK Cabang BB BK
Cabang Cabang
Primer (g) (g) Primer (g) (g)
Primer Primer
Terpanjang Terpanjang
A3-1 32 80 146 112 11 64 63 81
A3-2 43 62 202 124 3 113 185 111
A3-3 44 84 174 108 1 120 47 25
A3-4 20 117 298 200 13 83 125 80
35

A3-5 31 165 93 42 4 90 158 93

Keterangan :
BB = Berat basah (g)
BK = Berat kering (g)

Kadar Air Bersih

 Ubi Jalar (Ujung)

 Ubi Jalar (Pangkal)

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum budidaya tanaman ubi


jalar dengan memanfaatkan macam dan cara penanaman stek dapat diketahui,
penyetekkan ubi jalar menggunakan ujung pada kelompok A3-1 memiliki
jumlah cabang primer 32, kelompok A3-2 memiliki jumlah cabang primer
sebanyak 43, kelompok A3-3 memiliki jumlah cabang primer sebanyak 44,
kelompok A3-4 memiliki jumlah cabang primer sebanyak 20 dan kelompok
A3-5 memiliki jumlah cabang primer sebanyak 31. Pada penyetekan ubi jalar
36

menggunakan ujung kelompok A3-1 memiliki panjang cabang primer


terpanjang 80 cm, kelompok A3-2 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 62 cm, kelompok A3-3 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 84 cm, kelompok A3-4 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 117 cm dan kelompok A3-5 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 165 cm. Berat basah pada stek ujung kelompok A3-1 sebesar 146
g, pada kelompok A3-2 sebesar 202 g, pada kelompok A3-3 sebesar 174 g,
pada kelompok A3-4 sebesar 298 g dan pada kelompok A3-5 sebesar 93 g.
Berat kering pada stek pangkal kelompok A3-1 sebesar 112 g, pada kelompok
A3-2 sebesar 124 g, pada kelompok A3-3 sebesar 108 g, pada kelompok A3-
4 sebesar 200 g dan pada kelompok A3-5 sebesar 42 g.
Penyetekkan ubi jalar menggunakan pangkal pada kelompok A3-1
memiliki jumlah cabang primer 11, kelompok A3-2 memiliki jumlah cabang
primer sebanyak 3, kelompok A3-3 memiliki jumlah cabang primer
sebanyak 1, kelompok A3-4 memiliki jumlah cabang primer sebanyak 13 dan
kelompok A3-5 memiliki jumlah cabang primer sebanyak 4. Pada
penyetekan ubi jalar menggunakan ujung kelompok A3-1 memiliki panjang
cabang primer terpanjang 64 cm, kelompok A3-2 memiliki panjang cabang
primer terpanjang 113 cm, kelompok A3-3 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 120 cm, kelompok A3-4 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 83 cm dan kelompok A3-5 memiliki panjang cabang primer
terpanjang 90 cm. Berat basah pada stek ujung kelompok A3-1 sebesar 63 g,
pada kelompok A3-2 sebesar 185 g, pada kelompok A3-3 sebesar 47 g, pada
kelompok A3-4 sebesar 80 g dan pada kelompok A3-5 sebesar 158 g. Berat
kering pada stek pangkal kelompok A3-1 sebesar 81 g, pada kelompok A3-2
sebesar 111 g, pada kelompok A3-3 sebesar 25 g, pada kelompok A3-4
sebesar 80 g dan pada kelompok A3-5 sebesar 93 g. Kelompok A3-5
memiliki kadar air stek ubi jalar menggunakan ujung sebesar 54,83 % dan
kadar air stek ubi jalar menggunakan pangkal sebesar 41,13 %.
Pertumbuhan stek ubi jalar menggunakan ujung lebih bagus hal ini
dapat dilihat dari jumlah cabang primer pada penyetekkan menggunakan
37

ujung lebih banyak dari pada penyetekkan menggunakan pangkal dan


panjang cabang primer pada penyetekkan menggunakan ujung lebih panjang
dari pada penyetekkan menggunakan pangkal. Hal ini dikarenakan pada
ujung tanaman memiliki jaringan yang masih muda sehingga lebih cepat
merangsang pertumbuhan akar dan tunas baru. Sedangkan pada pangkal,
jaringan yang dimiliki sudah tua sehingga kurang cepat merangsang
pertumbuhan baru. Suhu dan intensitas cahaya merupakan faktor yang
berpengaruh dalam keberhasilan penyetekkan. Tanaman ubi jalar tidak bisa
tumbuh dengan baik pada suhu yang terlalu kering atau panas karena suhu
yang terlalu panas dapat merusak jaringan baru. Sinar matahari dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut karena dengan
adanya sinar matahari, tanaman dapat berfotosintesis.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan stek ujung pada
tanaman ubi jalar memiliki hasil tanaman yang lebih bagus dari stek
menggunakan pangkal. Hal ini karena pada ujung tanaman memiliki jaringan
yang masih muda sehingga lebih cepat merangsang pertumbuhan akar dn
tunas baru, sedangkan pada pangkal jaringan yang dimiliki sudah tua
sehingga kurang cepat merangsang pertumbuhan baru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. KlasifikasiTanamanUbiJalar. http://KlasifikasiTanamanUbiJalar
.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Mei 2016. Pukul 19.00 WIB.

Anonim. 2015. Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant


propagation). http://yogas09.student.ipb.ac.id/perbanyakan-pembiakan-
tanaman-plant-propagation. Diakses pada tanggal 7 Mei 2016. Pukul
19.00 WIB.

Anonim.2016. Buku Petunjuk Praktikum Budidaya Tanaman Semusim, Fakultas


Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.

Rochiman, Koesriningroen, dan S.S. Harjadi. 1973. Pembiakan vegetatif.


Pengantar Agronomi Departemen Agronomi fakultas Pertanian IPB.
Bogor.
38

Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi., 1996. Sayuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan
gizi. ITB Press. Bandung.

Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca panen. Kanisius. Yogyakarta.

Sonhaji,A, 2007. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar. Gaza Publishing. Bandung.

Suparman, 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Mulia Media. Jakarta.

You might also like