Professional Documents
Culture Documents
ACARA V
BUDIDAYA TEBU MENGGUNAKAN BERBAGAI MACAM BIBIT
A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 17 Maret 2016
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,Yogyakarta
B. Tujuan Praktikum
Mempelajari pemilihan bibit yang baik untuk budidaya tanaman tebu.
C. Latar Belakang
Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk
bahan baku gula. Bagian lain dari tanaman seperti daunnya dapat pula
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan baku pembuatan pupuk hijau
atau kompos. Ampas tebu digunakan oleh pabrik gula itu sendiri untuk bahan
bakar selain itu biasanya dipakai oleh industri pembuat kertas sebagai
campuran pembuat kertas. Daun tebu yang kering adalah biomassa yang
mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Di pedesaan sering daun tebu dipakai
sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah yang
makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas. Dalam konversi energi pabrik
gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar
boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik .
Tanaman tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman
tebu termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman tebu sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai umur sekitar 1 tahun. Di Indonesia tebu
banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Dalam budidaya tanaman
tebu bibit merupakan salah satu modal (investasi) yang menentukan jumlah
batang dan pertumbuhan selanjutnya hingga menjadi tebu giling beserta
potansi hasil gulanya. Oleh karena itu penggunaan bibit unggul bermutu
40
D. Dasar Teori
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia
rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah,
namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada
berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas
permukaan laut. Tanaman tebu dapat tumbuh di daerah beriklim panas dan
sedang (daerah tropic dan subtropik) dengan daerah penyebaran yang sangat
luas yaitu antara 35o LS dan 39o LU. Unsur – unsur iklim yang penting bagi
pertumbuhan tanaman tebu adalah curah hujan, sinar matahari, angin, suhu,
dan kelembaban udara, tinggi tempat: dataran rendah sampai tinggi >1200 m
DPL pertumbuhan lambat (Darmojo, 1988).
Tanaman tebu banyak membutuhkan air selama masa pertumbuhan
vegetatifnya, namun menghendaki keadaan kering menjelang berakhirnya
masa petumbuhan vegetatif agar proses pemasakan (pembentukan gula) dapat
berlangsung dengan baik. Berdasarkan kebutuhan air pada setiap fase
pertumbuhannya, maka secara ideal curah hujan yang diperlukan adalah 200
mm per bulan selama 5 – 6 bulan berturutan, 2 bulan transisi dengan curah
hujan 125 mm per bulan, dan 4 – 5 bulan berturutan dengan curah hujan
kurang dari 75 mm tiap bulannya. Daerah dataran rendah dengan curah hujan
tahunan 1.500 – 3.000 mm, penyebaran hujan sesuai dengan pertumbuhan
dan kemasakan tebu merupakan daerah yang sesuai bagi pengembangan
tanaman tebu (Sunanto, 2002).
41
helaian daun antara 1—2 meter, sedangakan lebar 4—7 cm, dan ujung
daunnya meruncing (Supriyadi, 1992). Pelepah tumbuh memanjang menutupi
ruas. Pelepah juga melekat pada batang dengan posisi duduk berselang seling
pada buku dan melindungi mata tunas (Miller dan Gilbert, 2006).
Pada tanah yang cocok akar tebu dapat tumbuh panjang mencapai 0,5—
1,0 meter. Tanaman tebu berakar serabut maka hanya pada ujung akar-akar
muda terdapat akar rambut yang berperan mengabsorpsi unsur-unsur hara
(Wijayanti, 2008). Tanaman tebu memiliki akar setek yang disebut juga akar
bibit, tidak berumur panjang, dan hanya berfungsi pada saat tanaman masih
muda. Akar ini berasal dari cincin akar dari setek batang, disebut akar primer
(Miller dan Gilbert, 2006). Kemudian pada tanaman tebu muda akan tumbuh
akar tunas. Akar ini merupakan pengganti akar bibit, berasal dari tunas,
berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman tebu tumbuh (James, 2004).
F. Cara Kerja
1. Menyiapkan lahanyang akan ditanami tanaman tebu dengan cara dibajak
dan dicangkul.
2. Menyiapkan tanah dengan dua cara yaitu dibajak dan reynoso. Proses
pembajakan dilakukan pada tanah kering dengan tujuan untuk
menjadikannya gembur. Padda proses ini, dibuat alur-alur untuk menanam
bibit tebu sedalam 20 cm. Untuk proses reynoso, proses pengolahan tanah
dilakukan padda area yang akan ditanami pohontebu dengan kedalaman
sekitar 40 cm dan berbentuk seperti cekungan / kasuran. Proses ini
dilakukan pada tanah yang mengandung banyak air.
43
JT PT JD JT PT JD JT PT JD
A3-1 MATI MATI MATI 0 97 8 MATI MATI MATI
A3-2 1 59 5 2 73,5 10 2 54 3
A3-3 1 79 6 3 96 15 1 36 4
A3-4 2 69 11 MATI MATI MATI MATI MATI MATI
A3-5 1 49 5 MATI MATI MATI MATI MATI MATI
Keterangan :
JT = Jumlah tunas
PT = Panjang tunas
JD = Jumlah daun
H. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan pada praktikum ini dapat disimpulkan
tanaman tebu yang direndam terlebih dahulu kedalam larutan atonik sebelum
ditanam, memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding tebu yang tidak
direndam atonik. Ini dikarenakan atonik merupakan zat pengatur tumbuh.
46
DAFTAR PUSTAKA
Pabrik Gula Tjoekir PTPN X, Jombang, Jawa Timur; Studi Kasus Pengaruh
Bongkar Ratoon terhadap Peningkatan Produktivitas Tebu. Skripsi IPB.
Bogor. Hal 14 – 20.
Sunanto, Hatta. 2002. Tebu, Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya.
Kanisius. Yogyakarta.