Professional Documents
Culture Documents
1.1 Definisi
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
kelumpuhan, terutama menyerang orang yang berusia 65 tahun ke atas.
(Ariani, 2012)
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyakit demensia yang
paling sering ditemukan pada orang tua berusia 65 tahun ke atas.
(Kusuma,2013)
1.2 Epidemiologi
Perkiraan terakhir menyatakanbahwa sekitar 10% orang dalam
kelompok usia 65 tahun ke atas menderita Alzheimer. Penyakit ini cepat
meluas ke kalangan populasi lanjut usia, dan diperkirakan bahwa pada tahun
2050 akan ada 14 juta penderita penyakit ini. (Ariani, 2012)
1.3 Etiologi
Sampai sekarang belum ada satupun penyebab penyakit ini diketahui,
tetapi ada tiga teori utama mengenai penyebab – penyebabnya:
1. Virus Lambat
Akhir – akhir ini teori terbaru adalah yang berkaitan dengan virus
lambat. Virs – virus ini memiliki masa inkubasi 2 – 30 tahun sehingga
transmisinya sulit dibuktikan. Beberapa jenis tertentu dari ensefalopati
viral ( pada jenis khusus, yaitu bovine spongiform ensefalopati dapat
menyebabkan penyakit Creutzfeldt – Jacob varian baru) ditandai oleh
perubahan patologis yang menyerupai plak senilis pada penyakit
Alzheimer.
2. Proses Autoimun
Teori Autoimun bedasarkan pada adanya peningkatan kadar antibodi –
antibodi reaktif terhadap otak pada penderita Alzheimer. Ada dua tipe
Amigdaloid (suatu kompleks protein dengan ciri seperti pati yang
diproduksi dan dideposit pada keadaan – keadaan patologis tertentu), yang
satu terdiri atas rantai – rantai IgG dan yang satu lagi komposisinya tidak
diketahui. Teori ini menyatakan bahwa kompleks antigen – antibodi
dikatabolisasi oleh fagosit dan fragmen – fragmen immunoglobulin
dihancurkan di dalam lisosom sehingga terbentuk deposit amigdaloid
ekstraselular.
3. Keracunan Aluminium
Teori keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium
bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan perubahan neurofibrilar
pada otak. Deposit aluminium
1.4 Patofisiologi
Secara patologis, pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami
kehilangan banyak neuron – neuron hipokampus dan korteks tanpa disertai
kehilangan parenkim otak. Selain itu juga terdapat kekusutan neurofibrilar
yang difus dan plak senilis (makin banyak plak senilis makin berat gejala –
gejalanya). Kedua perubahan patologik terakhir ini bukan merupakan ciri
khas dari penyakit Alzheimer, karena juga ditemukan pada penderita
ensefalopati timah dan sindrom Down. Hasil penemuan terakhir menunjukkan
adanya kaitan dengan kelainan neurotransmitter dan enzim – enzim yang
berkaitan dengan metabolisme neurotransmitter tersebut. Tampaknya ada
penurunan dari kolin asetiltransferase (enzim yang menyintesis asetilkolin).
Otopsi otak penderita penyakit Alzheimer menunjukkan pengurangan
neurotransmitter asetilkolin yang bermakna; beberapa otak bahkan hanya
mengandung 10% dari kadar normal. Beratnya demensia berkaitan langsung
dengan penurunan asetiklkolin pada otak. Penurunannya akan sangat jelas
pada korteks serebri, hipokampus, dan amigdaia. Hal lain yang masih terus
diselidiki oleh para peneliti adalah neurotransmiter peptida karena
somatostatin menurun pada otak penderita penyakit Alzheimer. Faktor
tambahan lain yang juga masih dalam penyelidikan adalah neurotosisitas dari
aluminium. Crapper dkk.(1979) menyatakan bahwa ada kegagalan dalam
system transport membrane pada pasien – pasien penyakit Alzheimer, yang
memungkinkan interaksi antara aluminium dan kromatin yang menyebabkan
perubahan patologis dalam sintesis protein dan perubahan neurofibrilar.
Dimensia
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada gangguan
system persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.
Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut,
50% populasi berusia lebih dari 85 tahun), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
register, diagnose medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dan keluarga untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah penurunan daya ingat, perubahan kognitif, dan
kelumpuhan gerak ekstremitas.
RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Pada anamnesis, klien mengeluhkan sering lupa dan hilangnya ingatan yang
baru. Pada beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien sering
mengalami tingkah laku aneh dan kacau serta sering keluar rumah sendiri
tanpa meminta izin pada anggota keluarga yang lain sehingga sangat
meresahkan anggota keluarga yang menjaga klien.
Pada tahap lanjut dari penyakit, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien
menjadi tidak dapat mengatur buang air, tidak dapat mengurus keperluan
dasar sehari – hari, atau mengenali anggota keluarga.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit jantung, penggunaan obat – obatan anti – ansietas
(benzodiazepine), penggunaan obat – obat antikolinergik dalam jangka waktu
yang lama, dan riwayat sindrom Down yang pada suatu saat kemudian
menderita penyakit Alzheimer pada usia empat puluhan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyebab penyakit Alzheimer ditemukan memiliki hubungan genetic yang
jelas. Diperkirakan 10-30% klien Alzheimer menunjukkan tipe yang
diwariskan dandinyatakan sebagai penyakit Alzheimer familiar (FAD).
Pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan
diabetes mellitus diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain
yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.
Pengkajian Psiko – sosio – spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons
emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari – harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri
didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan
tidak kooperatif. Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit
Alzheimer adalah penurunan kognitif dan penurunan memori ( ingatan).
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan – keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system dan terarah
(B1- B6) dengan focus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) dan
dihubungkan dengan keluhan – keluhan dari klien
Keadaan umum
Klien dengan penyakit Alzheimer umumnya mengalami penurunan kesadaran
sesuai dengan degenerasi neuron kolinergik dan proses senilisme. Adanya
perubahan pada tanda vital meliputi brakikardi, hipotensi, dan penurunan
frekuensi pernafasan.
B1 (BREATHING)
Gangguan fungsi pernafasan berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas,
aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan jalan
nafas.
Inpeksi, didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk
efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu
nafas.
Palpasi, taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi, adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
Auskultasi, bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi pada
klien dengan peningkaan produksi secret dan kemampuan batuk yang
menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
B2 (BLOOD)
Hipotensi postural berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada penagaturan tekanan darah oleh system saraf otonom.
B3 (BRAIN)
Pengkajian B3 (Brain) merupakn pemeriksaan focus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada system lainnya.
Inspeksi umum didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah
laku.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan
status kognitif klien.
Pemeriksaan fungsi serebri
Status mental: biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan
penurunan memori baik jangka pendek maupun memori jangka panjang.
Pemeriksaan saraf kranial
Saraf I. biasanya pada klien dengan penyakit Alzheimer tidak ada kelainan
dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
Saraf II. Hasil tes ketajaman penlihatan mengalami perubahan sesuai tingkat
usia. Klien dengan penyakit Alzheimer mengalami penurunan ketajaman
penglihatan.
Saraf III, IV, dan VI. Pada beberapa kasus penyakit Alzheimer mengalami
penurunan ketajaman penglihatan.
Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada nervus ini.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses
senilis dan penurunan aliran darah regional.
Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
System Motorik
Inspeksi umum, pada tahap lanjut, klien akan mengalami perubahan dan
penurunan pada fungsi motorik secara umum.
Tonus otot didapatkan meningkat.
Keseimbangan dan koordinasi, didapatkan mengalami gangguan karena
adanya perubahan status kognitif dan ketidakkooperatifan klien dengan
metode pemeriksaan
Pemeriksaan Refleks
Pada tahap lanjut penyakit Alzheimer, sering didapatkan bahwa klien
kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri klien akan
berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan
seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan
(salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat menimbulkan sering jatuh.
Sistem Sensorik
Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit Alzheimer mengalami
penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik
yang ada merupakan hasil dari neuropati perifer yang dihubungkan dengan
disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum.
B 4 (BLADDER)
Pada tahap lanjut, beberapa klien sering berkemih tidak pada tempatnya,
biasanya yang berhubungan dengan penurunan status kognitif pada klien
Alzheimer. Penurunan refleks kandung kemih yang bersifat progresif dan
klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Selama periode ini,
dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril.
B5 (BOWEL)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang
kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Karena
penurunan aktivitas umum, klien sering mengalami konstipasi.
B6 (BONE)
Pada tahap lanjut biasanya didapatkan adanya kesulitan untuk beraktivitas
karena kelemahan umum dan penurunan status kognitif menyebabkan
masalah pada pola akivitas dan pemenuhan aktivitas sehari – hari. Adanya
gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan
disebabkan karena perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh
gerakan akan memberikan resiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.
4.1. Kesimpulan
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
kelumpuhan terjadi terutama menyerang orang yang berusia diatas 65 tahun.
Pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami banyak kehilangan
neuron – neuron hipokarpus dan korteks tanpa disertai kehilangan parenkim
otak, juga terdapat kekusutan neuro fibrilar Penyebab pasti penyakit ini belum
diketahui, namun terdapat beberapa faktor predisposisi seperti proses infeksi
virus lambat, autoimun, genetik dan trauma.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Alzheimer
dilakukan dengan tujuan membantu mengembalikan fungsi kognitif, motorik
dan fungsi - fungsi bagian tubuh lain yang mengalami gangguan akibat
kelainan neurotransmiternya. Selain itu perhatian terhadap kebutuhan nutrisi
juga tetap dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya penyakit lain akibat
intake nutrisi yang tidak adekuat.
4.2. Saran
Bagi perawat dan keluarga, diharapkan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi pada penderita Alzheimer ini, karena setiap perubahan
baik itu dari segi kognitif dan motorik mempengaruhi aktivitas sehari - hari
pasien. Karenanya dibutuhkan perhatian lebih bagi penderita Alzheimer ini.
DAFTAR PUSTAKA