You are on page 1of 7

FRAKTUR GALEAZZI

1. Definisi
Riccardo Galeazi pada tahun 1935 menjelaskan fraktur yang terjadi pada 1/3
distal radius yang disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal.1,2

2. Epidemiologi
Fraktur jenis ini ditemukan pada 3-7% dari semua fraktur lengan bawah. Fraktur
galeazzi sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin laki-laki. 2 Fraktur Galeazzi lebih
banyak ditemukan daripada fraktur Monteggia.3,4 Kebanyakan ditemukan pada orang
dewasa dan jarang pada anak-anak. 1

3. Etiologi
Jenis fraktur ini sering diakibatkan oleh posisi jatuh yang memberikan beban
aksial kepada lengan bawah yang hiperpronasi.2,3,5
Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai mekanisme yang berkaitan dengan
terjadinya fraktur Galeazzi. Mekanisme yang paling mungkin adalah jatuh dengan
tumpuan pada tangan disertai dengan pronasi lengan bawah yang ekstrim. Daya tersebut
diduga melewati artikulasi radiocarpal, mengakibatkan dislokasi dan pemendekan dari
tulang radius.2,4 Terjadi fraktur pada 1/3 distal radius dan subluksasi atau dislokasi sendi
radioulnar distal.4 Kekuatan yang dapat menyebabkan cedera pada fraktur ini termasuk
brakioradialis, kuadriseps pronator, dan ekstensor ibu jari, serta berat tangan. Cedera otot
dan jaringan lunak yang mengalami deformasi terkait dengan fraktur ini tidak dapat
dikontrol dengan imobilisasi plester.3

4. Diagnosis
a) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis terkait fraktur dan dislokasi akan terlihat pada distal lengan
bawah. 1 Nyeri dan penonjolan tulang akibat fraktur juga akan terlihat pada ulnar distal.4
Nyeri dan edema pada jaringan lunak bisa didapatkan pada daerah fraktur radius 1/3
distal dan pada pergelangan tangan. Oleh sebab itu, bila keadaan diatas dijumpai pada
satu pasien makan konfirmasi radiologis sangat dibutuhkan.2,3
Anterior interroseous nerve palsy juga bisa terjadi tapi sering dilewati karena
tidak ada komponen sensorik pada temuan ini. Nervus interosseous anterior merupakan
cabang dari nervus medianus. Cedera pada nervus interosseous anterior ini bisa

1
mengakibatkan paralisis dari fleksor policis longus dan fleksor digitorum profundus pada
jari telunjuk, dan menyebabkan hilangnya mekanisme menjepit antara ibu jari dengan jari
telunjuk.3

Gambar 1. Fraktur Galeazzi.6

b) Pemeriksaan radiologis
Foto radiologi lengan bawah dengan dua posisi, posisi anteroposterior (AP) dan
lateral, di perlukan untuk menegakkan diagnosis. Foto radiologi ekstremitas kontralateral
bisa diambil untuk perbandingan. Foto polos lengan bawah bisa ditemukan cedera pada
sendi radioulnar distal, diantaranya 3
 Adanya garis fraktur pada dasar dari styloideus ulnaris.
 Ruang sendi radioulnar distal melebar yang bisa terlihat pada foto posisi AP.
 Dislokasi radius yang relatif dengan ulna pada foto lateral, yang bisa didapatkan
dengan mengabduksikan bahu 90˚.
 Pemendekan dari radius lebih dari 5 mm relatif dengan ulnar distal.

2
Gambar 2. Foto radiologis posisi anteroposterior menunjukkan fraktur Galeazzi klasik:
fraktur radius yang berbentuk oblik dan transversum dengan adanya dislokasi sendi
radioulnar distal.3

Gambar 3. Fraktur Galeazzi. Gambar menunjukkan perbedaan antara (a) fraktur


Monteggia dan (b) fraktur Galeazzi. (c,d) Tipe Galeazzi sebelum dan setelah reduksi dan
pemasangan plat.4

3
5. Penatalaksanaan
Fraktur jenis ini merupakan fraktur yang tidak stabil sehingga dibutuhkan suat
fiksasi interna. Pada fraktur Galeazzi harus dilakukan reposisi secara akurat dan
mobilisasi segera karena bagian distal mengalami dislokasi. Dengan reposisi yang akurat
dan cepat maka dislokasi sendi ulna distal juga tereposisi dengan sendirinya. Apabila
reposisi spontan tidak terjadi maka reposisi dilakukan dengan fiksasi K-Wire. Operasi
terbuka dengan fiksasi rigid mempergunakan plate dan screw.1
Open reduction internal fixation merupakan terapi pilihan, karena closed
treatment dikaitkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Fiksasi plate dan screw adalah
terapi pilihan. Pendekatan Henry anterior (interval antara fleksor karpi radialis dan
brakioradialis) biasanya menyediakan paparan yang cukup untuk melihat fraktur radius,
dengan fiksasi plate pada permukaan yang datar, permukaan volar dari radius.5
Cedera sendi radioulnar distal biasanya menyebabkan ketidakstabilan bagian
dorsal, karena itu, capsulotomy dorsal dapat dilakukan untuk mendapatkan akses ke sendi
radioulnar distal jika tetap dislokasi setelah radius difiksasi. Fiksasi Kirschner wire
mungkin diperlukan untuk mempertahankan reduksi dari sendi radioulnar distal jika ianya
tidak stabil. Jika sendi radioulnar distal diyakini stabil, bagaimanapun, imobilisasi plester
pasca operasi mungkin sudah cukup. 5
Ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien dengan fraktur Galeazzi: 4
 Sendi radio-ulnar tereduksi dan stabil
Tidak dilakukan tindakan lanjut. Lengan di istirihatkan untuk beberapa hari,
kemudian dilakukan pergerakan aktif dengan hati-hati. Sendi radio-ulnar harus
diperiksa baik secara klinis dan radiologis setelah 6 minggu.
 Sendi radio-ulnar tereduksi tapi tidak stabil
Imobilisasi lengan dalam posisi stabil (biasanya supinasi), jika diperlukan
disertai juga dengan K-wire transversum. Lengan di balut dengan cast di bagian atas
siku selama 6 minggu. Jika terdapat fragmen styloideus ulnaris yang besar, maka
harus direduksi dan difiksasi.
 Sendi radio-ulnar tidak tereduksi
Keadaan ini jarang didapatkan. Open reduction harus dilakukan untuk
membersihkan jaringan lunak yang rusak. Setelah itu lengan di imobilisasi dalam
posisi supinasi selama 6 minggu.

4
Manajemen pascaoperasi: 5
1. Jika sendi radioulnar distal stabil: Pergerakan dini adalah dianjurkan.
2. Jika sendi radioulnar distal tidak stabil: Imobilisasi lengan dalam posisi supinasi
selama 4 sampai 6 minggu dengan menggunakan long arm splint atau cast.
3. Pin sendi radioulnar distal, jika diperlukan, dan akan dilepas pada 6 sampai 8 minggu.

6. Komplikasi
1. Malunion: Reduksi nonanatomik dari fraktur radius disertai dengan kegagalan untuk
mengembalikan alignment rotasi atau lateral dapat mengakibatkan hilangnya fungsi
supinasi dan pronasi, serta nyeri pada range of motion. Ini mungkin memerlukan
osteotomy atau ulnar distal shortening untuk kasus-kasus di mana gejala pemendekan
dari radius mengakibatkan ulnocarpal impaction. 5
2. Nonunion: Ini jarang terjadi dengan fiksasi yang stabil, tetapi mungkin memerlukan
bone grafting.5
3. Compartement syndrome: kecurigaan klinis harus diikuti dengan pemantauan
tekanan kompartemen dengan fasciotomy darurat setelah didiagnosa sebagai sindrom
kompartemen.5
4. Cedera neurovaskuler: 5
 Biasanya iatrogenik.
 Cedera saraf radialis superfisial (dibawahnya brakioradialis) adalah beresiko
dengan pendekatan radius anterior.
 Cedera saraf interoseus posterior (di supinator) adalah beresiko dengan
pendekatan radius proksimal.
 Jika pemulihan tidak terjadi, eksplorasi saraf setelah 3 bulan.
5. Radioulnar synostosis: Jarang terjadi (3% sampai 9,4% kejadian).5
 Faktor risiko meliputi:
 Fraktur kedua tulang pada tingkat yang sama (11% kejadian).
 Closed head injury
 Penundaan operasi > 2 minggu.
 Satu sayatan untuk fiksasi kedua fraktur lengan bawah.
 Penetrasi pada membran interoseus oleh bone grafting atau screw, fragmen
tulang, atau peralatan bedah.
 Crush injury.

5
 Infeksi.
 Prognosis terburuk adalah dengan synostosis distal, dan yang terbaik adalah
dengan synostosis diafisis.
6. Dislokasi rekuren: Ini bisa terjadi akibat dari malreduksi dari radius. Ini menekankan
bahwa perlunya pemulihan secara anatomi pada fraktur radius untuk memastikan
penyembuhan yang cukup dan fungsi biomekanik dari sendi radioulnar distal.5

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Chairuddin R. Bab 14 Trauma. Dalam: (Chairuddin R ed.) Pengantar Ilmu Bedah


Ortopedi. Jakarta: Yarsif Watampone.2009; P. 394-95, 418.
2. Mikic Z. DJ. Galeazzi Fracture-Dislocations. Vol 57-A No 8. 1975. P.1071-80. [cited
2012 27/11/2012]; Available from: http://jbjs.org/data/Journals/JBJS/546/1071.pdf.
3. Ertl J. P. Galeazzi Fracture. Medscape Reference; 2012 [updated 16/11/2012; cited 2012
27/11/2012]; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1239331-
overview#aw2aab6b2b1aa.
4. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Injuries of the forearm and wrist. In: (Solomon L,
Warwick D, Nayagam S. eds.) Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ninth
Edition.UK: Hodder Arnold.2010; P.771-72.
5. Koval K. J, Zuckerman J. D. Upper Extremity Fractures and Dislocations Distal radius.
In: (Koval K. J, Zuckerman J. D. eds) Handbook of Fractures. Third Edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins. 2006; P.222-25.
6. Thompson J. C. Chapter 5 Forearm. In: (Thompson J. C. ed) Netter’s Concise
Orthopaedic Anatomy. Second Edition. Saunders. P.145.

You might also like