You are on page 1of 10

BAB II

OKULASI TANAMAN BUAH DENGAN GRAFTING TANAMAN HIAS

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelengkeng terkenal dengan nama "Dragon's eye" karna bentuk
buahnya yang menyerupai bola mata naga, sebutan lain dari kelengkeng
adalah long-an (Kanton), mata kucing (Malaysia), nhan (Vietnam), mora
(Srilangka), longan (Inggris) dan di Indonesia lengkeng terkenal sebagai si
mata kucing. Beberapa negara di dunia, buah lengkeng menjadi buah yang
istimewa karna di gunakan sebagai simbol budaya dan menjadi sarana
dalam menyelengarakan adat tertentu.
Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua golongan
besar, yaitu secara generatif dan vegetatif.Perbanyakan tanaman secara
generatif atau seksual adalah perbanyakan dengan menggunakan
biji.Namun demikian, perbanyakan secara generatif memiliki kendala,
yaitu tidak semua tanaman menghasilkan biji, ada tanaman menghasilkan
biji, tetapi biji tersebut tidak dapat tumbuh menjadi tanaman
baru.Disamping itu tanaman yang ditanam dengan biji terkadang ada yang
memiliki rasa dan hasil yang mengecewakan.
Menempel juga disebut okulasi. Cara perbanyakan tanaman dengan
okulasi memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan stek dan
cangkok, karena okulasi dilakukan pada tanaman dengan perakaran yang
baik serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan
tanaman yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi mempunyai perakaran
yang kurang baik. Teknik okulasi dapat menciptakan sesuatu yang baru
bila dipadukan dengan seni, sehingga hasilnya akan lebih mempesona hal
tersebut dapat dilakukan pada tanaman misalnya pada tanaman puring.
Puring merupakan tanaman hias yang banyak diminati orang. Selain
sebagai tanaman hias kamboja juga digunakan sebagai tanaman pagar dan

11
12

tanaman obat. Karena banyak manfaat yang dimiliki oleh tanaman ini,
maka dari itu dilakukan perbanyakan dengan cara okulasi.
Bunga kamboja merupakan salah satu jenis tanaman, yang
biasanya dijadikan tanaman hias, karena bunganya yang harum dan cantik
pandang. Bunga kamboja memiliki rasa manis serta bersifat sejuk.
Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu sisi fisiknya
kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar kuburan
membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan.
Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman kamboja ini,
salah satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat dari
kamboja yang dijadikan sebagai tanaman hias.Tanaman kamboja
biasanyamudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Membudidayakan tanaman kamboja bisa dilakukan dengan beragam cara
seperti vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif memperbanyak
kamboja bisa dengan grafting di bagian batangnya.Dan secara generatif
dilakukan dengan menyemai biji kamboja pada media tanam.
2. Tujuan Praktikum
a. Meningkatkan kualitas bibit tanaman klengkeng dengan cara okulasi.
b. Memperbanyak dan member variasi tanaman hias amarilis dengan cara
grafting.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari : Rabu
Tanggal : 1 Maret 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta
13

B. TINJAUAN PUSTAKA
Lengkeng merupakan tanaman buah subtropis yang memiliki nama
ilmiah Dimocarpus Longan Lour. Klasifikasi dari tanaman lengkeng adalah
sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Sapindales
Suku : Sapindaceae
Marga : Dimocarpus
Jenis : Dimocarpus longan Lour.
Nama Umum : lengkeng
Nama Asing : Longan (Inggris), Longanier, oeil de dragon (Francis)
Kelengkeng (Nephelium longata L.) diduga berasal dari Myanmar,
kemudian menyebar ke Cina Selatan, Taiwan, dan Thailand Utara. Namun,
jenis-jenis liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur dengan nama buku,
ihaw, medaru, kakus, atau mata kucing (Euphoria malesianus). Di Indonesia,
lengkeng terdapat di sekitar Temanggung dan Magelang, dan beberapa
tempat di Jawa Timur (Malang) (Sunarjono. 2007).
Buah lengkeng berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar
kelereng.Buah ini bergerombol pada malainya.Kulit buahnya berwarna
cokelat muda sampai kehitaman dengan permukaan agak berbintil-
bintil.Daging buahnya berwarna putih bening dan berair. Rasanya sangat
manis dengan aroma harum yang khas. Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari
dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna hitam.Daging bijinya sendiri
berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin
(Anonim. 2013).
Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran dengan ketinggian antara
200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari
empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per
tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Suhu malam yang
14

dingin (15-20º C) selama musim kemarau mendorong tanaman berbunga


(Sunarjono. 2007).
Budidaya lengkeng sebaiknya dilakukan secara intensif pada tanah
yang terkena sinar matahari langsung dengan membuat lubang tanam. Tanah
untuk menanam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Memiliki pH
5-6,5. Subur dan gembur, banyak mengandung zat organik. Tidak
mengandung hama dan penyakit yang dapat menular melalui tanah. Memiliki
drainase yang baik, air tidak menggenang tetapi cukup air terutama di musim
kemarau (Saputra. 2008).
Tanaman lengkeng dapat dipebanyak secara vegetatif salah satunya
adalah dengan cara okulasi. Teknik okulasi merupakan teknik penempelan
mata tunas dari tanaman batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat
unggul. Dalam okulasi batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut
entres. Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua
tanaman dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan
yang seragam. Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa
lebih tinggi. Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting
yaitu batang atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan
sebagai bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh dari
pembiakan generatif yang masih muda.Sedangkan untuk batang atas bagian
tanaman yang diambil adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus
diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta
bagian atas yang diambil memiliki empat payung,pucuk tanaman dalam
keadaan tua (Parto Rahardja dan Wahyu Wiryanta, 2003).
Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat
ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering.,
demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim
kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang
sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang
dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas
lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan
15

baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas (Zainal Abidin,
2001).
Klasifikasi Plumeria adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apocynales
Famili : Apocynaceae
Genus : PlumeriaL.
Spesies : Plumeriasp.
Tumbuhan Kamboja atau dikenal dengan Frangipani (Plumeria sp.)
merupakan jenis tumbuhan berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan
Afrika.Kamboja merupakan jenis tanaman tropis yang tumbuh subur di
dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 m di atas permukaan laut. Ciri
khas tanaman ini mudah tumbuh dan berkembang biak serta tidak
memerlukan perawatan khusus (Tanjung dkk., 2008).
Tumbuhan Kamboja memiliki batang yang begetah dengan tinggi 1,5-6
m memiliki batang yang berkayu, bulat, bercabang, bekas dudukan daun
Nampak jelas, putih kehijauan dengan jenis daun Tunggal, lanset, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tebal, panjang 10-25 cm, lebar 5-10
cm, pertulangan menjari, permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau
muda. Bentuk bunga Majemuk, malai rata, di ujung batang, kelopak bentuk
corong, putih kemerah-merahan, mahkota bunga empat, putih sedangkan
buahnya Bumbung, bentuk lanset, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm, masih
muda hijau setelah tua hitam dengan biji yang Bulat, bersayap, putih kotor
dan memiliki akar Tunggang, bercabang, coklat muda (Widodo, 2010).
Perbanyakan vegetatif tanaman kamboja dapat dilakukan dengan
caragrafting. Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk
menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman.Untuk
memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang bawah dan
16

batang atas yang kompatibel dan dapat membentuk bidang sambungan yang
sempurna. Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara
lain mutu benih atau bibit dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim
mikro (naungan), serta keterampilan sumber daya manusia, di samping
pemeliharaan setelah penyambungan ( Firman, C dan Ruskandi, 2009 ).
Penyambungan dilakukan dengan cara menyelipkan batang atas pada
belahan batang bawah. Pangkal entres dimasukkan sepenuhnya dalam celah
batang bawah sehingga tidak tersisa rongga yang dapat menghambat proses
penyatuan sambungan. Pembalutan sambungan dimulai dari bagian yang
disambung sampai ujung entres dengan dililit lembaran plastik lebar 3- 5 cm,
kecuali bagian ujung entres.Pembalutan dimulai dari bawah ke atas,
dilakukan secara hati-hati sehingga tidak ada celah yang terbuka, terutama
pada bagian yang disambung.Daun yang tersisa dipotong sebagian atau dua
pertiga bagian (Firman, C dan Ruskandi, 2009).
Keunggulan yang diperoleh dengan cara perbanyakan grafting ini
adalah mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada
pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lain-lainnya., bisa
memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap
keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau
gangguan lain yang terdapat di dalam tanah, memperbaiki jenis-jenis tanaman
yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak di inginkan diubah dengan jenis
yang dikehendaki, dan dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk
tanaman buah-buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan
batang (jika tanaman kehutanan)(Suwandi. 2015).

C. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA


1. Alat
a. Pisau okulasi/cutter
b. Plastik
c. Kapas
d. Alkohol
17

2. Bahan
a. Bibit klengkeng
b. Tanaman hias kamboja/adenium
3. Cara Kerja
a. Okulasi bibit klengkeng
1) Membuka kulit seedling model forket dan model horuf T, dengan
cara hati-hati sehingga kambiumnya tetap utuh, menjaga jangan
terkontaminasi mikrobia.
2) Mengambil entries dari pohon indok terpilih, ukuran entres
sesuai dengan ukuran forket atau huruf T.
3) Menempelkan entries pada understam, kemudian mengikat rapat
menggunakan plastik agar tidak kemasukan air atau kotoran lain.
4) Pucuk tanaman batang bawah melengkungkan atau merunduk
berlawanan dengan arah tunas, kemudian mengikat dengan tali
rafia agar tetap kondisi merunduk
5) Setelah 4 minggu mata entries mengamati dan membiarkan
keluar tunas daun, jika tunas daun keluar dari entries, maka tunas
tersebut segera dibuang, yang dibolehkan tumbuh hanya tunas di
mata entries.
6) Mengamati mata entries berhasil tersambung dengan batag
bawah, keberhasilan okulasi ditandai warna entries tetap hijau
setelah umur tiga minggu dari perlakuan okulasi.
7) Setelah tunas mencapai berukuran 15 cm, tunas pucuk batang
bawah dipotong.
b. Grafting tanaman hias kamboja
1) Memotong batang bawah dengan menggunan katerbersih dan
tajam. Pemotongan batang bawahatau cabang yangakan
disambung bebas sesuai keinginan dan kreasi. Kemudian
menyayat batang bawah menyerupai huruf ” V ” dengan
kedalaman ± 1,5 cm atau dapat seukuran pisau kater kecil.
18

2) Memotong batang atas (pucuk) sebagai top grafting berbentuk


landai dua sisi.
3) Memasukan batang atas (top grafting) tersebut kedalam celah
batang bawah yang telah di sayat ”V”, sehingga sayatan ” V ”
pada batang bawah tersambung.
4) Mengikat sambungan tersebut dengan plastik pengikat.
5) Membungkus sambungan tersebut dengan plastik penutup dan
meletakkan ditempat yang teduh selama ± 14 – 21 hari.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Okulasi Tanaman Kelengkeng
Tanaman ke- Keterangan Presentase Keberhasilan
1 Gagal
0%
2 Gagal

Tabel 2.2. Grafting Tanaman Amarilis


Jenis Grafting Keterangan Presentase Keberhasilan
Grafting V Gagal
50%
Grafting Miring Berhasil

E. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa pengamatan yang
dilakukan pada okulasi tanaman kelengkeng memperlihatkan okulasi tidak
berhasil dari 2 kali percobaan okulasi. Faktor yang mempengaruhi kegagalan
okulasi tersebut dapat diketahui dengan perubahan warna pada mata entres
yang awalnya berwarna hijau segar menjadi warna coklat hitam hal ini
menandakan bahwa okulasi yang dilakukan tersebut tidak berhasil. Penyebab
dari kegagalan okulasi dapat dipengaruhi oleh kurang tepatnya umur tanaman
nangka yang sudah siap dilakukan okulasi, ketrampilan yang dimiliki
pembudidaya kurang tinggi, terjadinya kontaminasi pada tanaman kelengkeng
saat dilakukan okulasi dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung
seperti cuaca panas berubah menjadi hujan berubah menjadi lembab
sehingga pada okulasi dapat terkena jamur bahkan dapat menjadi penyakit.
19

Pada peaktikum tentang grafting tanaman bunga amarilis dengan


menggunakan dua jenis grafting yaitu graftin V dan grafting miring
didapatkan hasil dengan grafting miring mengalami keberhasilan, sedangkan
grafting huruf V mengalami kegagalan. Kegagalan grafting dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor teknis meliputi cara penyambungan antara batang atas
dan bawah harus tepat, penggunaan pisau okulasi harus benar dan steril agar
tidak ada bakteri yang masuk pada saat melakukan pembelahan batang ini
bertujuan agar tidak terjadi pembusukan akibat bakteri parasit tanaman,
menutupi sambungan harus benar-benar baik agar air dan bakteri tidak dapat
masuk, dan suhu karena suhu yang tidak menentu dapat menjadi kegagalan
penyambungan.Selain itu penyambungan juga dipengaruhi oleh faktor
sumber daya manusia, lingkungan, temperatur, kelembapan, dan cahaya.
Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas
antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada penyambungan antara batang
bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai
makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas.
Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di
gunakan untuk pemotongan tidak steril.

F. Kesimpulan
1. Hasil okulasi pada tanaman kelengkeng mengalami kegagalan karena
dipengaruhi beberapa factor.
2. Jenis grafting yang digunakan pada tanaman amarilis yaitu grafting huruf
V dan grafting miring.
3. Jenis grafting yang mengalami keberhasilan haya grafting miring,
sedangkan grefting huruf V mengalami kegagalan.
20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kelengkeng.http://susyantokewl.blogspot.co.id. Diakses pada


tanggal 4 Maret 2017.

Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh


Naungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete
(Anacardium occidentale L.). Buletin Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 –
3.
Rahardja, Parto dan Wahyu Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. Agromedia Pustaka. Bandung.

Saputra, Sumarno Dwi dan Isto Suwarno. 2008. Panduan Budidaya Lengkeng
Super. Lily Publisher. Yogyakarta.

Sunarjono, Hendro. 2007. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Suwandi.2015. Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan


(Grafting).Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan. Yogyakarta

Tanjung,N.K, Sudarno, dan Laksmi, S. 2008. Efektifitas Ekstrak Kulit Jeruk


Lemon(Citrus limonum) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan
Aeromonas hydrophila Secara In Vitro. Jurnal Berkala Ilmiah Perikanan
Vol 3 No 1 April 2008.

Widodo, G. P. D.Ningsih.M.Aprilia. 2010. Aktivitas Antibakteri dan


Penyembuhan Luka Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Daun Kamboja
(Plumeria acuminata Ait) pada Kulit Kelinci yang Diinfeksi
Staphylococcus aureus.Jurnal Farmasi Indonesia.Vol 7 No 2. 73-77

Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka.


Bandung.

You might also like