Professional Documents
Culture Documents
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan
a. Standarisasi Larutan Na-EDTA dengan CaCl2
b. Menentukan Kesadahan total dalam sampel air
2. Waktu Praktikum
Kamis, 26 Oktober 2017
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis
titrasi yang dimana titran dan titrat saling mengompleks membentuk hasil berupa kompleks.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian, karena kelarutan yang tinggi. Selain
titrasi kompleksometri biasa, dikenal juga titrasi kompleksometri kelatometri , seperti yang
menyangkut penggunaan Na-EDTA, Gugus- gugus pusat yang terikat pada ion pusat disebut
ligan , dan dalam larutan air reaksi dapat dinyatakan dengan (Khopkar, 2002:129-131).
Dalam analisa suatu sediaan farmasi dapat digunakan berbagai macam metode,
untuk penetapan kadar zink dapat digunakan metode titrasi kompleksometri dan
spektofotometri serapan atom . Metode titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan
kandungan logam. Metode titrasi kompleksometri didasarkan atas pembentukan senyawa
kompleks antara logam dengan ligan (zat pembentuk kompleks), kestabilan dari senyawa
kompleks yang tergantung dari sifat kation dan ph larutan. Oleh karena itu, titrasi dilakukan
pada ph tertentu dengan menambahkan larutan pendapar sesuai pH yang ditentukan (Bhaktra,
2015).
Kesadahan pada air dapat disebabkan oleh adanya gara,-garam anorganik atau
persenyawaan lain antara lain : kalsium dan magnesium bikarbonat, kalsium dan magnesium
dengan sulfat , nitrat dan klorida, serta garam-garam besi, seng dan silica. Kesadahan pada air
dapat bersifat sementara (temporary) dan menetap(permanent) . Kesadahan air yang bersifat
sementara disebabkan oleh adanya persenyawaan kalsium dan magnesium dengan bikarbonat
dan kesadahan air bersifat permanen bila terdapat persenyawaan kalsium dan magnesium
dengan sulfat, nitrat dan klorida(Chandra,2006: 42).
Titrasi kompleksometri ini selektif terhadap Ph sehingga perlu penambahan
larutan penyangga pH 10. Selanjutnya , ditambahkan juga indikator Eriochrome Black T lalu
kemudian dititrasi dengan titran baku Na-EDTA 0,01 M . Titrasi ditentukan ketika titik akhir
titrasi tercapai yang ditunjukkan dengan perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru
.Perhitungan untuk menentukan kesadahan total dilakukan dengan rumus berikut (Musiam,
2015) :
1000
Kesadahan total + 𝑥 VEDTA x MEDTA x 100
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Keterangan :
MEDTA =molaritas larutan baku Na2-EDTA yang digunakan dalam titrasi (mmol/ml)
VEDTA =volume rata-rata larutan baku Na2-EDTA (ml)
VSampel =Volume sampel (gr)
Reaksi yang terjadi pada larutan titrat dikategorikan sebagai reaksi primer, yang
sangat berguna di titrasi, dan reaksi sampingan yang tidak terencana yang tak mampu
terhalang maupun dihalangi dari sifat reaktan dan produk dari reaksi primer. Reaksi
sampingan dikategorikan sebagai reaksi hidrolisis dan pembentukan kompleks reaksi dari
kation logam dengan ligan (Salvatore, 2015)
D. SKEMA KERJA
1.Standarisasi Larutan Na-EDTA
a.
4 gram Na-EDTA 0,1 gram MgCl2.6H2O
- Ditimbang - Ditimbang
HASIL
-Dilarutkan dengan air sedikit demi sedikit dalam
gelas kimia
LARUTAN
-Diencerkan dalam labu takar hingga 1 liter
HASIL
Larutan jernih
HASIL
c. 50 ml larutan CaCl2
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 5 ml buffer ammonium hidroksida
ammonium klorida dan 3 tetes Eriochrome Black T
HASIL
Dititrasi dengan Na-EDTA dan diulangi hingga 3 kali
HASIL
HASIL
Dititrasi dengan Na-EDTA dan diulangi hingga 3 kali
HASIL
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
1.Persamaan reaksi
a.Reaksi Pembuatan CaCl2
CaCO3(s) + 2HCl CaCl2 (aq) + CO2 + H2O (l)
2.Perhitungan
a.Standarisasi larutan EDTA dengan CaCl2
Diketahui : massa CaCO3 = 0,4 gram
=400 mg
Mr CaCO3 =100 gram/mol
Mr CaCl2 = 111 gram/mol
VEDTA =6,2 ml
Ditanya :NEDTA…………?
Penyelesaian
Mek.CaCO3 = Mek.CaCl2
𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑙2
𝑥 Valensi CaCO3 = xValensi CaCl2
𝑀𝑟𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑀𝑟𝐶𝑎𝐶𝑙2
400 𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑙2
𝑥2 = x2
100 111
𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑙2
4 = 111
Mg CaCl2 = 444 mg
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐶𝑎𝐶𝑙2
NEDTA x VEDTA = mg CaCl2 x 𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑙 2
2
NEDTA x 6,2 ml = 444 x 111
NEDTA X 6,2 ml = 8
NEDTA =1, 29 N
Pada penentuan kesadahan air total, sebanyak 50 ml sampel air dimasukkan dalam
Erlenmeyer dan diberi penambahan indicator EBT sebanyak 3 tetes. Fungsi penambahan buffer
adalah untuk menjaga pH tetap dalam keadaan konstan.Indikator EBT yang ditambahkan
dalam sampel air dapat berfungsi sebagai indicator logam dan dapat menjadi indikator pH.
Sampel air yang dipakai adalah air keran bukan aquades. Karena, aquades telah mengalami
proses penyulingan sehingga kemungkinan untuk memperoleh unsur Mg dan Ca sangat kecil.
Padahal, terdapatnya unsur Mg dan Ca dapat menentukan nilai kesadahan total suatu air.
Seperti yang diketahui, air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+.
Kesadahan total ditentukan dengan titrasi oleh Na-EDTA yang berfungsi sebagai
titran . EDTA adalah bentuk kompleks kelat yang dapat larut jika ditambahkan larutan yanh
mengandung kation logam tertentu. EDTA sebagai titran ditambahkan pada larutan yang
mengandung Ca2+ dan Mg2+ , maka Ca2+ dan Mg2 akan mejadi kompleks . Ketika semua Ca2+
dan Mg2 telah menjadi kompleks , maka warna larutan akan berubah dari ungu jadi biru yang
menandakan telah terjadinya titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi reaksi telah
berjalan sempurna yang ditandai dengan perubahan warna pada indikator. Pada saat pH 10,
indicator akan berada dalam bentuk Hind- dan menghasilkan kompleks warna biru, selanjutnya
saat indicator bereaksi dengan Mg2+ akan memberikan kompleks merah . Pertama, EDTA
(H2Y2-)akan kompleks dengan ion kalsium membentuk suatu kompleks merah .
Pada titrasi akhir, EDTA akan kompleks dengan kalsium dan indicator menjadi
lepas, yaitu:
EDTA +CaIn + 2H+ H2In- +CaEDTA
Kompleks antara Ca dengan indikator terlalu lemah untuk menimbulkan perubahan warna yang
benar. Tetapi magnesium membantu kompleks yang lebih kuat dengan indikator dibandingkan
kalsium sehingga diperoleh titik akhir yang benar. Perubahan EBT :
Mg2+ + HIn2+ MgIn- + H+ (merah)
MgIn- +H2Y2 MgY2- +HIn-(biru ) + H+
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
1) Standarisasi larutan Na-EDTA dengan CaCl2 dilakukan dengan penambahan
MgCl2.6H2O yang diencerkan dalam aquades . Kemudian hingga diperoleh CaCl2 yang
diberi penambahan buffer serta indikator . Selanjutnya dititrasi dengan Na-EDTA
.Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai normalitas Na-EDTA adalah 1, 29 N
2) Penentuan kesadahan air dilakukan dengan menyiapkan sampel air kran yang diberi
penambahan buffer asam dan indikator EBT untuk dititrasi dengan Na-EDTA hingga
warna akhir menjadi biru yang menandakan telah terbentuk senyawa kompleks . Nilai
kesadahan totalnya yaitu 0,0852 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Bhaktra, Dwi Dinni Aulia, Zulharmita dan Valeria Pramudita. 2015. Penetapan Kadar Zink Pada
Sediaan Farmasi dengan Kompleksometri dan Spektrofotometri Serapan Atom.Padang :
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta : EGC.
Musiam, Siska, Siti Darmiani dan Aditya Maulana Perdana Putra. 2015. Analisis Kuantitaif
Kesadahan Total Air Minum Isi Ulang yang Dijual di Wilayah Kayu Tangi Kota
Banjarmasin. Samarinda : Akademi Farmasi Samarinda.