You are on page 1of 7

Amalan Ibu Hamil Menurut Agama Islam, Baik Diamalkan Oleh Bunda

Yang Sedang Dalam Masa Kehamilan Maupun Suami

Berikut amalan yang baik dilakukan pada masa kehamilan ibu.

 Perbanyak dzikir dan Istighfar. Sebelum dan sesuda sholat 5 waktu perbanyaklah
dzikir dan itighfar yaitu ucapan” Astaghfirullaah…”.
 Membaca Surah Al-Fatihah. Amalan ini memiliki keutamaan sebagai ruqyah, untuk
mengobati segala penyakit dan kesusahan. Boleh dibaca satu kali, tiga kali, tujuh kali,
atau lebih.
 Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Masing-masing dibaca 3 kali di
pagi hari, sore hari, dan menjelang tidur.
 Membaca ayat Kursi, yakni ayat 255 pada surat Al-Baqarah. Baik dibaca satu kali di
pagi dan sore hari, menjelang tidur, dan saat dzikir setelah shalat fardhu.
 Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Baik dibaca
satu kali di sore hari atau menjelang tidur. Membaca ayat ini insya Allah akan
menjaga dan melindungi Anda dari segala gangguan.
 Membaca 5 ayat pertama dari surat Al-Baqarah.
 Banyak membaca kalimat, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” yang artinya,
“Tiada daya dan kekuatan melainkan karena pertolongan Allah.”
BACAAN SURAH UNTUK IBU HAMIL
Membaca surah adalah salah satu amalan yang sangat baik bagi ibu hamil.Ada beberapa
surah dalam kitab suci dalam Islam.Simak baik-baik dibawah ini :

1.Surah Maryam (Untuk mempermudah proses bersalin dan anak yang sholeh dan taat)

2.Surah Luqman (Untuk memperolah anak yang pitar dan jiwanya yang bersih )

3.Surah Al Fatihah (Agar hati tenang dan terang serta untuk memperkuat ingatan)

4.Surah Yaasin ( Untuk ketenangan hati dan anak tidak akan terpengaruh dari godaa-godan
yang bisa menjerumuskan dalam kemaksiatan.)

5.Surah An-Nahl (Untuk melahirkan anak yang disiplin)

6.Surat At-taubah (Untuk membersihkan jiwa dan menjauhi maksiat)

7.Surah Yusuf ( Untuk memperoleh anak yang cantik dan bagus akhlaknya)

8.Al Hujurot ( Untuk memperoleh Asi yang banyak agar anak tetap sehat dan bersifat hati-
hati )

Demikianlah Amalan-Amalan untuk Ibu Hamil Menurut Islam.Selain amalan ibu hamil
juga harus sering membaca Al quran.Diatas juga sudah dijelaskan beberapa Surah yang
bunda bisa amalkan.Ingat setiap namanya orang beribadah kepada Allah haruslah dengan
perasaan yang iklhas.Semoga anda yang sedang mengandung dikasih anak yang sholeh dan
sholihah.Semoga bermanfaat.Terima kasih.
Sahabat Ummi, saat wanita hamil itu memang sejuta rasanya. Jika itu kehamilan yang
pertama biasanya disambut dengan segala rasa, antara suka cita, khawatir dan berbagai rasa
berkecamuk lainnya. Namun untuk ibu-ibu yang menantikan kehamilan berikutnya umumnya
lebih tenang mengadapi masa kehamilannya, meski tetap harus berhati-hati menjaga
kehamilannya, nutrisi, kesehatan juga tak lupa memenuhi dengan berbagai macam amalan
sholeh yang bisa dilakukan oleh ibu yang tengah mengandung anaknya.

Beberapa amalan itu adalah:

1.Memperbanyak syukur kepada Allah atas anugrah anak yang ada dalam kandungan dan
berharap menjadi anak sholeh. Banyak melakukan sedekah dan mengikuti majelis ilmu
didekat rumah atau banyak membaca mengenai buku-buku agama.

2.Melakukan proses tarbiyah sejak dalam kandungan, yang dilakukan oleh pasangan suami
istri dengan menjaga perilaku mulia, seperti tepat shalat lima waktu, membaca Al Qur’an,
dzikir setiap pagi dan sore, dan berbagai ibadah lainnya yang bisa memberi pengaruh positif
pada janin. Atau bisa juga mendengarkan murotal pada anak dikandungnya setiap saat,
jangan lupa perbanyak doa yang baik-baik untuk kesehatan dan kebaikan janin.

3.Menjaga dan mengontrol emosi ibu hamil, menjaga lisan dan hindari kata-kata tak tepat.
Karena seperti diketahui, saat hamil biasanya ibu tidak menentu perasaan dan emosinya, ia
sering berkata, berkeinginan dan berperilaku menuruti perasaannya, yang ia anggap sebagai
suatu kewajaran saat wanita hamil. Padahal jika seorang hamba, siapapun itu mencoba
banyak beristighfar, berdzikir dan selalu berpikiran positif InsyaAllah akan terjaga dari
perilaku buruk atau perkataan tidak pantas.

4.Seharusnya pasangan suami istri lebih menjaga kehalalan rezeki yang


didapatkannya dengan menghindari pendapatan/harta yang haram, subhat atau memang
pendapatan atau rezeki itu benar-benar bersifat meragukan. Ini penting, karena asupan
makanan yang masuk pada perut keluarga, termasuk anak dalam kandungan sangat
berpengaruh dengan kehalalan rezeki yang didapatkan. Jika memang sesuatu yang haram atau
meragukan kehalalannya, maka tabiat, kesehatan juga akhlak keluarga termasuk anak dalam
kandungan akan ikut buruk. (Ust. Ahmad Djalaludin Lc, MA)
5.Berupaya mencarikan nama yang baik untuk anak. Tugas ini bukan merupakan tugas ringan
karena nama yang baik dan islami bisa jadi sebuah doa untuk mereka. Jika ketidak hati-hatian
menggunakan nama yang ngetrend dikalangan masyarakat tanpa tahu artinya, maka hal itu
malah membuat kerugian yang besar.

6.Selalu berpikir positif, jika Allah akan memberikan jalan keluar untuk rezeki saat keuangan
untuk keperluan bayi atau melahirkan belum tercukupi. Juga selalu berdoa untuk keselamatan
jabang bayi sekaligus Ibu. InsyaAllah semuanya berjalan dengan baik, sehat dan lancar.

7.Selalu berpegang teguh pada ajaran Islam, jangan mendekati kesyirikan yang mencari
perlindungan selain Allah, meskipun itu atas nama adat istiadat, kebiasaan setempat, jika
memang mendekati kesyirikan dan percaya yang melindungi bayi adalah benda-benda ‘gaib’
atau kekuatan selain Allah maka sungguh jauhilah.

8.Berupaya tetap memeriksakan secara rutin pada tenaga kesehatan terdekat, agar bisa
terpantau kesehatan ibu dan bayi yang didalam kandungan, berikut factor penyulit atau
resiko tertentu. Meskipun itu mengandung bukan anak pertama, namun upaya demikian
sangat ditekankan dalam Islam. Mencegah yang mudharat dan berupaya mencari maslahah.

9.Makan-makanan yang bergizi, halal dan thoyibah untuk ibu dan anak dalam kandungan
harus dipenuhi oleh orang terdekat dan suami. Hal ini juga merupakan suatu usaha baik dan
mulia untuk keperluan bayi dan ibu sehat.

Demikian sahabat Ummi amalan juga hal-hal yang perlu diperhatikan saat ibu mengandung,
berupaya untuk kebaikan ibu dan bayi adalah yang utama yanh haruas dilakukan oleh seluruh
muslim. Acuh dan tak peduli pada kondisi mereka merupakan upaya penyia-nyiaan yang
berujung dosa.
Mendidik anak dalam Km andungan

Tulisan ini mungkin hanyalah’ hidangan pembuka’ saja. Setelah itu perlu digali kembali
secara mendaam konpsep islam perihal pendidikan anak dalam kandungan,

berdasarkan tuntunan al- quran dan as- sunnah.


Dan itu adalah tugas para ulama kita dan para cendekiawan muslim, untuk melakukan
kajian dan riset mendalam tentang tema ini, sehingga kelak buah ilmunya bisa
dinikmati oleh publik islam secara luas.

Cerdas- Sholeh sejak dalam rahim

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan barat dalam bidang
perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat
belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat
kandungan itu telah berusia lima bulan, setara dengan 20 minggu, kemampuan anak
dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik,
sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan.

Dalam buku cara baru mendidik anak sejak dalam kandungan , tulisan E. Rene van de
carr, M.D. dan marc lehrer , Ph. D, ditegaskan bahwa kebiasan baik yang dibentuk secara
konsisiten oleh ibu- ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama kehamilan dapat
mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah lahir ke
dunia. Secara teratur mendengar irama musik tertentu (bisa dialihkan dengan
mendengarkan suara murattal al- quran, misalnya) atau bercerita dan berdendang
untuk si jabang bayi dalam kandungannya, atau melakukan relaksasi, akan
memungkinkan ibu- ibu hamil bisa menjalin komunikasi dan membina hubungan positif
dengan bayinya.
Menurut F.Rene van de carr, M. D dan Marc Lehrer, Ph. D., The American Association of
The advancement of science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penenlitian
sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi pralahir atau bayi, antara lain sebagai
berikut: pertama, Dr. Craig dari university of Alabama menegaskan bahwa program-
program stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada
semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak- anak tersebut
mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi. Kedua, Dr. Marion Cleves
Diamond dari university of california, berkeley AS melakukan eksperimen bertahun-
tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang- ulang bahwa tikus yang diberi
stimulasi tidak hanya mengembangkan pen cabangan sel otak lebih banyak dan daerah
kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih trampil bersosialisasi dengan
tikus- tikus lain. Ketiga, the prenatal enrichment unit di hua chiew general hospital, di
bangkok thailand yang dipimpin oleh Dr. C. Panthura Amphorn, telah melakukan
penelitian yang sam aterhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang
diberi stimulus pralahir akan cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata
pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke suara aorang tuanya, lebih
tanggap terhadap suara irama, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat
dewas.

Demikian juga riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari jepang, sebagaimana pernah
dimuat dalam harian The japan Times Weekly Education ,bahwa stimulus yang diberikan
terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam
kandungan, anak sebenarnya telah siap merespon stimulas- stimulasi edukatif yang
diberikan kedua orangtuanya, terutama oleh ibunya.

Stimulasi ilmu, doa dan al-quran

Setelah menyimak urgensi stimulasi bagi janin dalam rahim, ada beberapa
metode yang bisa ditempuh oleh orangtua, khususnya ibu, untuk memberikan stimulasi
pendidikan yang positif bagi anaknya yang masih dalam kandungan. Hal ini akan
membawa efek positif bagi si janin. Para nabi dan orang- orang shalih terdahulu banyak
melakukan doa ini, seperti nabi ibrahim (Ash- Shaffat:100, al- Furqan: 74), keluarga
imran (ali imran : 38), nabi zakariya (al- anbiya:89, maryam: 5), nabi nuh (nuh: 28) dan
lain- lain.
Kedua, metode ibadah dan dzikir.

Keaktifan ibu melakukan berbagai amal ibadah maupun membaca dzikir- dzikir akan
berpengaruh positif kepada anak dalam kandungan. Lebih baik lagi, jika ibu turut
menyertakan anaknya dalam melakukan ibadah, atau saat akan berdziki. Misanya,
ketika hendak melakukan shalat maghrib, ibu berkata,” hai nak, mari kita shalat!”
sembari ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya, atau ibu mengatakan,”mari nak
kita berdzikir………subhanallahi wa bihamdih subhanallahil’azim…!

Ketiga, metode membaca atau menghafal.

Yakni ibu membacakan buku, atau membaca al-quran dengan suara keras kepada anak.
Demikian juga menghafal al- quran, ibu menepuk atau mengusap- usap perutnya,
sembari mengatakan, “ mari nak, kita hafalkan surat an- naba’! ‘amma yatasa’alun….

Keempat, metode dialog.

Yakni metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang- orang diluar rahim,
seperti ibu, ayah, saudara- saudara bayi, atau keluarga lainnya. Dengan metode ini,
diharapkan seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan
interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak
dalam kandungan.

Mengajak dialog janin dalam kandungan/ perut, menyambutnya dengan sapaan ramah
tatkala si anak menendang- nendang perut ibunya atau bergerak- gerak, sembari ibu
menepuk- nepuk atau mengusap- usap lembut pada bagian perut yang bergerak- gerak
itu, dan mengatakan,” ada apa nak? Ayo bermain- main dengan ibu…! hal ini sangat
positif sekali untuk merangsang kemampuan komunikasi dan emosional anak.

Wahai para ibu… ! jadilah anda guru bagi anak- anak anda, sejak mereka masih
dalam rahim anda, sehingga potensi keshalihan dan kecerdasan anak anda akan mulai
bersemi sejak ia belum terlahir di dunia ini. Wallahul musta’an.

You might also like