You are on page 1of 7

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Hasil Ekstraksi Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight)
Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight) yang diteliti adalah daun
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu daun yang masih
melekat dengan batang dengan kriteria masih berwarna hijau secara keseluruhan
dibagian atasnya dan tidak ada bagian daunnya yang terpotong atau dimakan
hewan. Kemudian daun diekstraksi dengan metode maserasi dengan hasil seperti
yang tercantum tabel 5.1.
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Berbagai Tahap Ekstraksi
Daun Masisin Simplisia Filtrat Ekstrak Kental
2 kg 700 g 5035 ml 35 g

5.1.2 Hasil Uji Aktivitas Antidiare


Pengujian efek antidiare ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus
tomentosa Wight) diawali dengan orientasi dosis. Dosis orientasi yang digunakan
yaitu dosis 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB. Hasil orientasi dapat
dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan hasil orientasi tersebut peneliti akan menaikan dosis pada
penelitian menjadi 600 mg/kgBB, 900 mg/kgBB, 1200mg/kgBB karena pada
dosis 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan pada uji Kruskal Wallis Test. Penentuan efek antidiare dari EEDM
dilakukan dengan cara mengamati saat mulai konsistensi feses, frekuensi diare,
dan durasi diare.
5.1.2.1 Hasil Uji Ekstrak Etanol Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight)
terhadap Durasi Diare pada Mencit Jantan (Mus musculus)
Hasil dari ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus tomentosa
Wight) terhadap durasi diare pada mencit jantan (Mus musculus) dihitung
dengan cara mengurangi waktu selesainya diare (T2) dengan waktu awal
terjadinya diare (T1). Dari hasil yang diperoleh menunjukkan dengan

36
37

semakin lama terjadinya diare maka semakin lemah efek antidiare yang
diberikan. Hasil secara deskriftif dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Hasil Uji EEDM Terhadap Durasi Diare
Perlakuan N Mean SD
Kontrol Negatif 7 335,14 4,88
Uji Dosis 600 mg/kgBB 7 301,29 5,06
Uji Dosis 900 mg/kgBB 7 273,14 8,21
Uji Dosis 1200 7 236,43 8,68
mg/kgBB
Kontrol Positif 7 199,71 12,01
Total 35 269,14 48,84

Berdasarkan data tersebut, dimasukkan ke dalam program SPSS.


Untuk menentukan analisis data yang akan digunakan, tahap pertama
adalah menentukan distribusi dan homogenitas data. Hasil uji normalitas
dan uji homogenitas untuk hasil uji ekstrak etanol daun masisin
(Rhodomyrtus tomentosa Wight) terhadap durasi diare adalah sebagai
berikut. Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk menunjukkan p>0,05
yang artinya distribusi data normal dan uji homogenitas menunjukkan
p>0,05 yang artinya memiliki varian sama atau homogen. Oleh karena
itu, analisis data dapat dilakukan dengan Uji One Way Anova.

Pada tabel ANOVA digunakan untuk melihat apakah ada


perbedaan/pengaruh dari semua kelompok uji tersebut, dari tabel
ANOVA pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P value) = 0,001.
Didapatkan P < 0,05 sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah
terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus
tomentosa Wight) terhadap penurunan durasi diare pada mencit jantan (Mus
musculus). Hasil dapat dilihat pada lampiran...
Selanjutnya dilakukan uji post-hoc untuk mengetahui kelompok
perlakuan yang memiliki perbedaan yang bermakna. Hasil uji post-Hoc
menunjukan berbeda bermakna atau signifikan jika data memiliki nilai P
< 0,05. Jika P > 0,05 maka data tersebut tidak berbeda bermakna atau
tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut, hasil uji post-hoc pemberian
38

ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight) terhadap


penurunan durasi diare pada mencit jantan (Mus musculus) menujukkan
nilai dibawah 0,05 pada kolom Sig. yang mempertegas adanya perbedaan
antar semua perlakuan berbeda bermakna atau signifikan. Hasil dapat
dilihat pada lampiran...

5.1.2.2 Hasil Uji Ekstrak Etanol Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight)
terhadap Peningkatan Konsistensi Feses pada Mencit Jantan (Mus
musculus)
Dalam penentuan konsisitensi feses dilakukan dengan cara melihat
bentuk feses yang terjadi, dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu
konsistensi berlendir atau berair (BL) dengan diameter serapan air besar
dari >1 cm, konsistensi lembek (L) dengan diameter serapan air antara 0,5
cm sampai 1 cm dan konsistensi normal (N) dengan diameter serapan air
kecil dari <0,5 cm. Selain mengamati diameter serapan air dari feses yang
terbentuk, juga diamati waktu terjadinya dan berat feses (BF) yang
terbentuk. Hasil secara deskriptif dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Hasil Uji EEDM Terhadap Peninkatan Konsistensi Feses


Perlakuan N Mean SD
Kontrol Negatif 7 12,86 0,90
Uji Dosis 600 mg/kgBB 7 9,00 0,82
Uji Dosis 900 mg/kgBB 7 8,29 0,76
Uji Dosis 1200 7 7,00 0,82
mg/kgBB
Kontrol Positif 7 5,00 0,82
Total 35 8,43 2,75

Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk menunjukkan p>0,05 yang


artinya distribusi data normal dan uji homogenitas menunjukkan p>0,05
yang artinya memiliki varian sama atau homogen. Oleh karena itu,
analisis data dapat dilakukan dengan Uji One Way Anova. Hasil dapat
dilihat pada lampiran...
39

Pada hasil uji pos-hoc terlihat diperoleh nilai signifikansi di bawah


0,05 sehingga dapat mempertegas bahwa adanya perbedaan antar
perlakuan uji. Pada uji dosis 600 mg/kgBB dengan uji dosis 900
mg/kgBB, dan uji dosis 900 mg/kgBB dengan uji dosis 1200 mg/kgBB
menunjukan nilai Sig. berada di atas 0,05 yang artinya tidak berbeda
bermakna/ tidak signifikan. Hasil dapat dilihat pada lampiran...

5.1.2.3 Hasil Uji Pemberian Ekstrak Etanol Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa
Wight) terhadap Penurunan Frekuensi Diare pada Mencit Jantan (Mus
musculus)
Hasil uji pemberian ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus
tomentosa Wight) terhadap frekuensi diare, diperoleh nilai rata-rata dari
masing-masing kelompok menunjukkan hasil semakin tinggi frekuensi
terjadinya diare maka efek antidiare akan semakin lemah. Hasil deskriptif
frekuensi diare dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Hasil Uji EEDM Terhadap Penurunan Frekuensi Diare


Perlakuan N Mean SD
Kontrol Negatif 7 10,86 1,35
Uji Dosis 600 mg/kgBB 7 7,00 0,82
Uji Dosis 900 mg/kgBB 7 6,58 0,98
Uji Dosis 1200 7 4,86 0,69
mg/kgBB
Kontrol Positif 7 4,00 0,82
Total 35 6,66 2,57

Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk menunjukkan p>0,05 yang


artinya distribusi data normal dan uji homogenitas menunjukkan p>0,05
yang artinya memiliki varian sama atau homogen. Oleh karena itu,
analisis data dapat dilakukan dengan Uji One Way Anova. Hasil dapat
dilihat pada lampiran...

Pada hasil uji pos-hoc terlihat diperoleh nilai signifikansi di


bawah 0,05 sehingga dapat mempertegas bahwa adanya perbedaan antar
perlakuan uji. Pada uji dosis 600 mg/kgBB dengan uji dosis 900
40

mg/kgBB, dan uji dosis 1200 mg/kgBB dengan kontrol positif


menunjukan nilai Sig. berada di atas 0,05 yang artinya tidak berbeda
bermakna/ tidak signifikan. Hasil dapat dilihat pada lampiran...

5.2 Pembahasan
Hasil antidiare pemberian ekstrak etanol daun Masisin (Rhodomyrtus
tomentosa Wight) terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) dilakukan dengan
cara induksi Oleum ricini atau minyak jarak. Hewan uji dengan berat 20-30 gram
dan usia berkisar 2-3 bulan karena rentang umur tersebut mewakili usia dewasa
pada mencit sehingga diharapkan proses absorbsi distribusi, metabolisme dan
ekskresi dapat optimal. Mencit yang diikutsertakan dalam penelitian adalah
mencit yang sehat dengan ciri-ciri mata bersinar, bulu tidak berdiri, dan tingkah
laku normal. Mencit yang memperlihatkan tanda-tanda sakit tidak diikutsertakan
dalam perlakuan.
Oleum ricini mengandung dua bahan berbahaya yaitu suatu protein yang
sangat toksik, risin, dan kaya akan kandungan trigliserida, asam risinoleat.
Trigliserida dalam minyak jarak di usus halus akan dihidrolisis oleh lipase
menjadi gliserol dan zat aktifnya yakni asam risinoleat, yang terutama bekerja di
usus halus untuk menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit serta mempercepat
transit di usus.15
Pada penelitian ini, mencit dibagi menjadi lima kelompok dimana setiap
kelompok terdapat tujuh subjek penelitian. Lima kelompok tersebut dibagi
menjadi uji kontrol negatif, uji dosis 600 mg/kgBB, uji dosis 900 mg/kgBB, uji
dosis 1200mg/kgBB dan uji kontrol positif.
Daun masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight) memiliki kandungan
metabolit sekunder, antara lain tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, steroid dan
triterpenoid yang memiliki mekanisme kerja sebagai antidiare. Pada penelitian
ini, etanol dan ekstrak dipisahkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu
60oC dan kecepatan 165 rpm, rotary evaporator dapat memisahkan suatu larutan
dari pelarutnya dengan cepat. Larutan yang ingin diuapkan ditempatkan dalam
suatu labu yang akan dipanaskan dengan bantuan penangas dan diputar secara
41

otomatis sehingga waktu yang diperlukan relatif singkat, sampai didapatkan


ekstrak yang cukup kental kemudian untuk mengentalkan lagi menggunakan
waterbath dengan suhu 60oC.

5.2.1 Uji Ekstrak Etanol Daun Masisin (Rhodomyrtus tomentosa Wight)


terhadap Frekuensi, Konsistensi, dan Durasi Diare pada Mencit Jantan
(Mus musculus) Yang Diinduksi Oleum Ricini
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan One Way Anova terlihat terjadi
penurunan frekuensi, peningkatan konsistensi feses, dan penurunan durasi dari diare
yang signifikan antar kelompok uji. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan
semakin kuat efek antidiare. Disebabkan karena jumlah dosis yang berbeda-beda
sehingga mempengaruhi kekuatan bahan uji dalam menekan diare. Diduga s enyawa
alkaloid yang sebagai antidiare dapat mengurangi gerakan peristaltik dari usus
sehingga waktu untuk absobsi air dan elektrolit menjadi lebih lama. Didukung
dengan adanya senyawa steroid yang dapat meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit dalam usus, sehingga mengakibatkan absorbsi air dan elektolit dalam
usus normal kembali.
Dari hasil uji fitokimia diketahuin ekstrak etanol daun masisin (Rhodomyrtus
tomentosa) memiliki kandungan tanin, saponin, dan juga flavonoid. Senyawa
tanin dapat mengurangi intensitas diare dengan cara menciutkan selaput lendir
usus dan mengecilkan pori sehingga akan menghambat sekresi cairan dan
elektrolit. Selain itu, sifat adstringens tanin akan membuat usus halus lebih tahan
(resisten) terhadap rangsangan senyawa kimia yang mengakibatkan diare, seperti
dari toksin bakteri dan induksi diare oleh castor oil.
Senyawa aktif golongan saponin juga dilaporkan memiliki efek antidiare
dengan menghambat pelepasan histamin secara in vitro. Mekanisme flavonoid
dalam menghentikan diare yang diinduksi oleh castor oil adalah dengan
menghambat motilitas usus sehingga mengurangi sekresi cairan dan elektrolit.
Aktivitas flavonoid yang lain adalah dengan menghambat pelepasan asetilkolin di
saluran cerna. Penghambatan pelepasan asetilkolin akan menyebabkan
42

berkurangnya aktivasi reseptor asetilkolin nikotinik yang memperantarai


terjadinya kontraksi otot polos dan teraktivasinya reseptor asetilkolin muskarinik
(khususnya Ach-M3) yang mengatur motilitas gastrointestinal dan kontraksi otot
polos.

5.3 Keterbatasan Dalam Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan, yaitu bahan pelarut
yang digunakan yang harusnya menggunakan CMC Na 1% yang dapat
melarutkan dengan optimal diganti menggunakan aquadest.

You might also like