You are on page 1of 3

Avicel pH 102 sebagai pengikat

Karakter Avicel
Pemerian : jernih, kadang berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, kadang
terlihat seperti bubuk kristal.
Titik lebur : 260 - 270 0 C
Kelarutan : sedikit larut dalam 5% b/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak
larut dalam air, asam encer dan sebagian pelarut organik.
a. Magnesium Stearat sebagai lubrikan

Rumus Molekul : C36H70MgO4


Sinonim : Dibasic magnesium stearat
Pemerian bahan : serbuk sangat halur, berwarna putih terang, sedikit
berminyak jika
disentuh, lengket di kulit
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol (95%) hangat
Titik leleh/ lebur : 117-150ºC
Inkompabitilitas : asam kuat, alkalis gdan garam Fe
Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat kering
Magnesium Stearat digunakan sebagai lubrikan karena zat ini stabil
dan tahan pada tempat kering dan dingin. Pemilihan Mg starat sebagai
lubrikan harus dikombinasikan dengan bahan lain karena Mg Stearat bersifat
baik sebagai lubrikan dan antiadheren tapi kurang baik sebagai glidant. Mg
stearat sebagai lubrikan konsentrasinya 0,5-5 % tapi apabila dikombinasikan
maka kombinasinya tidak boleh lebih dari 5 % karena sifatnya yang
hidrofob. Lubrikan hidrofobik seperti magnesium stearat akan membentuk
film hidrofobik yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga mencegah
penetrasi air melewati pori tablet dan menunda disintegrasi tablet, dan
biasanya hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya.
Karena itu pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu
pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu
yang tepat pula agar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap waktu
hancur dan disolusi zat aktifnya.
b. Talkum sebagai glidant
Rumus Molekul : Mg3Si4O10(OH)2
Sinonim : altalc
Pemerian bahan : serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih
keabu-abuan, tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer
Ukuran partikel : 74 μm atau 44 μm
pH : 7-10 untuk untuk 20 % w/v dispersi aqueos
Inkompabitilitas : Senyawa yang mengandung amonium kuarterner
Pemilihan talkum sebagai glidan adalah karena talkum merupakan
glidan yang baik. Konsentrasi talkum sebagai glidan adalah 1-4 %. Talkum
merupakan glidan yang baik tapi kurang baik sebagai anti adheren.
Talkum digunakan karna talkum tidak OTT (Obat Tidak Tercampur)
dengan komponen lain, akan menutupi partikel yang tidak berraturan, tablet
mudah di cetak dan tidak lengket. Komponen pemilihan talkukm sebagai
glidan karena talkum adalah glidan yang baik dan dapat dikombinasikan
dengan Mg stearat untuk memeperbaiki sifat aliran dari granul. sifat fisika
kimia talkum sangat halus, tidak berbau, mudah digunakan, berbentuk bubuk
sehingga talkum mudah melekat, dapat melapisi granul, lembut jika disentuh
dan bebas dari bongkahan kecil. Talek ginakan sebagai pelicir dalam tablet
dengan konsentrasi 5% (Lachman, 1994 : 703)

Nama : Antalgin
Sinonim : Methampiron
Rumus molekul : C13H16N3NaO4S . H2O
BM : 351,37
Kadar bahan aktif : mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih
dari 101,0%
Titik Lebur : 1720C.
Mekanisme Kerja
Pada fase ini, antalgin mengalami proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi yang berjalan secara simultan langsung atau tidak langsung melintasi sel membrane.
(Anif, 1991)

2.10.3 Farmakologis
Antalgin termasuk derivase metasulfonat dari amidopirin yang mudah larut dalam air
dan cepat diserap kedaalm tubuh. bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangakan
nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatic. Antalgin mempengaruhi
hipotalamus dalam menurunkan sensifitas reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur
suhu tubuh (Lukmanto, 1986)
Kontraindikasi : Alergi dipiron, granulasi topenia, porfiria intermiten, defisiensi
GGPD payah jantung, wanita hamil 3 bulan pertama dan 6 minggu terkir, bayi.
Efek samping : Infeksi lambung hiperdrosis, retensi cairan dan garam, reaksi alergi
sukup sering reaksi kulit edema angioneuretik, agranulositosis, panistopenia, dan netrosis.
Interaksi obat
 Efek ototoksik meningkat bila diberikan bersama aminoglikosida.
 Tidak boleh diberikan bersama etakrinat
 Toksisitas salisilat meningkat bila diberikan secara bersamaan
 Mengantagonis tubokurarin dan meningkatkan efek suksinolkolin dan obat
antihipertensi

You might also like