You are on page 1of 47

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

ACARA 1

PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)

Oleh :
Sutan Andriansyah A1D115014
Sahrul Yahya A1D115015
Aris Munandar A1D115016
Indon Ade Novar A1D115018
Riyan Ibrahim A1D115020
Febry Natasya A1D115022
Dewi Puspitasari A1D115024
Syifau Rahmah A1D115025

Rombongan : 13
Kelompok :3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia hidup di bumi pasti tidak akan terpisah dengan lingkungan. Dalam

lingkungan itu sendiri terdapat unsur yang penting yaitu iklim atau cuaca.

Dikatakan iklim jika terbentuk dalam waktu yang panjang dan dikatakan cuaca

jika terbentuk dalam jangka waktu yang singkat. Pada setiap tempat tentunya

memiliki iklim atau cuaca yang berbeda tergantung dengan tofografi dan

sebagainya.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap

perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan

petani. Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat

tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi-

tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses

kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam

pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan

oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya

berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam

hal tempat tinggal, makanan dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang

lain. Dengan adanya pengukuran iklim atau cuaca ini maka dapat memperkirakan

jenis tumbuhan yang akan ditanam, pencegahan dari hama penyakit tanaman, dan

dapat menimalisir kerugian dalam bidang pertanian.


Kita bisa merasakan keadaan udara sekitar hanya dengan menggunakan

indra. Tapi yang dirasakan oleh indra adalah sangat subjektif. Karena seseorang

dapat merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi

orang lain hanya merasakan panas biasa saja. Untuk menghilangkan subjektivitas

ini kemudian digunakan alat-alat pengamatan.

Pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena

sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi

terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Dengan demikian dapat menentukan

waktu bertani yang sesuai dengan keadaan cuaca dan iklim yang sesuai pula.

Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat

menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian.

Pengenalan alat-alat pengukur cuaca dalam praktikum sangat penting karena

akan berpengaruh terhadap kemampuan praktikan itu sendiri. Banyaknya alat-alat

yang harus digunakan dalam mengetahui keadaan iklim pada suatu tempat,

mengharuskan kita untuk mengenal dan mengetahui nama alat serta spesifikasi

alat tersebut. Bukan hanya itu saja kita pun harus memahami bagaimana cara kerja

alat tersebut dan apa prinsip kerjanya . Oleh karena itu, dilakukan praktikum

pengenalan alat-alat pengukur unsur iklim.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengenal peralatan yang digunakan untuk pengamatan cuaca

2. Mengetahui fungsi alat pengamatan cuaca


3. Mengetahui prinsip dasar kerja alat pengamatan cuaca
II. TINJAUAN PUSTAKA

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk

keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau

ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di

atmosfer (Nugroho, 2005).

Unsur cuaca dan iklim utama seperti suhu udara, kelembaban udara, curah

hujan, tekanan udara, angin, durasi sinar matahari, dan beberapa unsur iklim yang

kurang penting. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat

membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut kendali

iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di

bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut.. Kendali iklim yang lain,

misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan rendah,

massa udara, pegunungan, arus laut, dan badai (Bayong Tjasyono HK, 2004).

Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian

diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan

Ombrograf), alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman,

Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur

suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum,

dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air

(Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang

penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes),


alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung

Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah,

Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran

matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche

Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand

Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).

Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke

permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari

disini lebih tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu selama surya berada di

atas horison. Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut,

aerosol atau benda-benda pengotor atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis

dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau dalam persen terhadap panjang

hari. Lama penyinaran surya dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat

merekam sinar yang mencapai di permukaan bumi sejak terbit hingga terbenam;

mampu merekam dengan tepat sampai nilai persepuluh jam (6menit). Terdapat

empat macam/tipe alat perekam sinar surya, yaitu : Tipe Campbell Stokes, Tipe

Jordan, Tipe Marvin, dan Tipe Foster. Dari 4 tipe tersebut hanya tipe Tipe

Campbell Stokes dan Tipe Jordan saja yang banyak dipakai di Indonesia

(Sutikno, 2005).

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan

keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan

potensiair antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke

dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut
akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan

potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt

cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup makaair dari hidrat

kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air ( Lakitan,

1994 ).

Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan

musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan

bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi,

karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu

diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk semalam tanaman

mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi

harian pada suhu tanah (Sostrodarsono, 2006)

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di

permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki

tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang

bertiup di permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi

surya, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu

tersebut meyebabkan perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara

(Tjasyono 2006).

Kecepatan angin dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara. Jika beda tekanan

besar maka gaya gradien tekanan kuat dan angin menjadi kencang, sebaliknya jika

gaya gradien tekanan lemah, maka angin juga lemah (Tjasyono 2004).
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi

sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti

embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi

dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian

menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai

virga.Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari

laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu

turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak

sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula (Kapelima, 2011).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam acara pengamatan alat pengamatan cuaca adalah

alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah termometer

kedalaman tanah, termometer maksimum dan minimum, termohygrometer

(digital), termometer permukaan tanah, anemometer, ombrometer tipe Hellman,

ombrometer tipe observatorium, dan campbell stock.

B. Prosedur Kerja

1. Alat pengamatan cuaca diamati dan digambar secara sistematik.

2. Alat pengamatan cuaca yang diamati diberi keterangan bagian-

bagian.

3. Prinsip kerja alat dijelaskan.

4. Dilakukan cara yang sama untuk semua alat pengamatan cuaca yang

diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Nama Alat Gambar Keterangan Prinsip Kerja Fungsi


1. Termometer 1. Reserfoir Termometer maksimum; jika Untuk mengukur suhu udara
maksimum dan 2. Termometer
suhunya naik air raksa dalam maksimum dan suhu udara
minimum
maksimm
reservoir memuai dan dipaksa maksimum dan suhu udara
3. Termometer
melalui bagian yang sempit terendah dalam jangka
minimum
kedalam pipa kapiler. Jika waktu tertentu
1 2 3
suhunya turun air raksa dalam (Waryono, 1987).
pipa tidak kembali karena
tertahan oleh bagian sempit.
Termometer minimum; apabila
suhunya naik stif kaca tetap
pada tempatnya dan alkohol
yang mengembang masuk
kedalam pipa kapiler melalui
stif kaca. Jika suhunya turun stif
kaca dibawa turun oleh
permukaan alkohol (Waryono,
1987).
2. Termohigrometer 1 1. Skala suhu Mengukur suhu dalam ruang Untuk menentukan suhu
2. Skala yang dicatat secara otomatis udara dan kelembaban
kelembaban oleh alat. Suhu ditentukan oleh relative udara (Waryono,
2
besarnya °C, sedangkan 1987).
2 besarnya kelembaban relative
ditentukan oleh besarnya %
pada termohigrometer
(Waryono, 1987).
3. Termometer 1. Air raksa Untuk pengukuran pada Untuk mengukur suhu pada
bengkok /
2. Skala penunjuk kedalaman kurang dari 50 cm kedalaman tertentu
Termometer tanah
dipakai termometer tanah yang (Hartono,2007).
dibengkokan dan skalanya
menghadap ke atas (Tjasyono,
2 1
2004).
2
Prawirowardoyo, (1996)
menambahkan bahwa
pembacaan temperatur tanah
dilakukan dengan cara
mengangkat termometer dari
dalam tabung besi/baja dan
pembacaan temperatur yang
terjadi kearena pengaruh
iklimnya.
4. Termometer 1. Batang Termometer tanah harus Untuk mengukur suhu
permukaan tanah
termometer terhindar dari penyinaran tanah, tetapi harus juga
2. Jarum suhu langsung matahari sebab terhindar darigangguan
3. Skala fungsinya untuk mengukur suhu dalam tanah. (Rafii, 1995).
tanah, tetapi harus juga terhindar
dari gangguan dalam tanah.
1 2 3 Untuk ini termometer tersebut
(50 dan 100 cm) ditempatkan
dalam tabung logam yang
dibenamkan dalam tanah (Rafii,
1995).

5. Ombrometer 1. Mulut corong Pada penakar hujan tipe Alat ini berfungsi untuk
observatorium
2. Badan tabung Observasi prinsip kerjanya yaitu mengukur jumlah curah
1
3. Pintu tabung menampung air hujan pada hujan (Waryono, 1987).
2
sebuah penampungan air dan
3 terdapat kran yang berfungsi
untuk mengeluarkan air hujan
yang tertampung pada
penampungan air tersebut. Pada
setiap jam pengukuran yaitu
pukul 07.00 (GMT 00.00)
petugas menakar air hujan yang
telah tertampung pada gelas
ukur yang memiliki satuan mm.
Sehingga didapatkan nilai curah
hujan pada hari tersebut. Pada
penakar hujan tipe hellman
prinsip kerjanya seperti penakar
hujan tipe observasi tetapi pada
penakar hujan ini dapat
merekam berapa lama terjadinya
hujan pada hari tersebut,
penghitungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan jam
bekker yang di beri pena dan
memutar kertas pias (Permana
dkk, 2015).
6. Ombrometer 1 1. Mulut corong Penakar hujan tipe hellman Untuk mengukur jumlah
Hellman 2
2. Leher corong prinsip kerjanya menampung air hujan harian secara otomatis
3 3. Pias dan silinder hujan pada sebuah (Daldjoeni, 2000).
4
4. Tabung penampungan air dan terdapat
5. Bejana kran yang berfungsi untuk
penampung
mengeluarkan air hujan yang
5
tertampung pada penampungan
air tersebut. pada penakar hujan
ini dapat merekam berapa lama
terjadinya hujan pada hari
tersebut, penghitungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan
jam bekker yang di beri pena
dan memutar kertas pias
(Permana, 2015).
7. Anemometer 1. Cangkir Alat ini terdiri dari tiga buah Untuk mengukur arah dan
2. baling-baling mangkok yang berputar apabila kecepatan angin selama
1
3. Baling- baling tertiup angin karena angin periode waktu tertentu
2
sejajar dengan mengadakan tekanan yang besar (Waryono, 1987).
angin pada pada bagian yang cekung,
4. Kertas pias maka mangkok selalu berputar
3
satu arah. Bila gerakan angin
makin cepat perputaran
anemometer semakin cepat pula.
Jumlah perputarannya dapat
dihitung dengan alat
penghitung. Dengan mengetahui
jumlah perputaran dalam waktu
tertentu dapat ditentukan jarak
yang telah ditempuh oleh angin
yang kemudian dapat ditentukan
kecepatan angin pada waktu itu.
(Waryono, 1987).
8. Campbell stokes 1. Bola kaca masif Alat ini berupa bola kaca masif Untuk mengukur lama
2. Kertas pias dengan garis tengah/ diameter penyinaran matahari
1
3. Skala derajatlintang 10 – 15 cm dan berfungsi (Waryono, 1987).
sebagai lensa cembung yang
2
dapat mengumpulkan sinar
matahari ke suatu titik api
3
(fokus). Alat ini dipasang di
tempat terbuka diatas pondasi
beton dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan tanah. Lamanya
penyinaran matahari dicatat
dengan jalan memfokuskan
sinar matahari tepat mengenai
kertas pias yang khusus dibuat
untuk alat ini, dan hasilnya pada
pias akan terlihat bagian yang
terbakar, panjang jejak/ bekas
bakaran menunjukkan lamanya
penyinaran matahari
(Kartasapoetra, 2004).
Elemen pengukurannya terdiri
atas bola masif, sebagai lensa
bakar dan dibawahnya terdapat
piaskarto. Karena berkas sinar
matahari dikumpulkan titik api
yang tepat pada kertas pias,
maka kertas itu akan terbaka
rapa bila terjadi penerimaan
radiasi matahari. Dari bekas-
bekas yang terbakar dapat
ditentukan berapa lama matahari
bersinar pada hari tersebut
(Waryono, 1987).
B. Pembahasan

Cuaca dan iklim merupakan unsur lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Unsur cuaca dan iklim adalah faktor yang sangat sulit untuk dikontrol

oleh manusia, sementara sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman dan hewan. Namun demikian, mengelola dan menangani unsur – unsur

melalui pengukuran yang tepat dan akurat dapat menentukan keberhasilan dan

mengurangi kegagalan dari setiap operasional pertanian (Soefandi, 2008).

Dalam pengelolaan cuaca (iklim) dalam bidang pertanian data cuaca yang

benar sangat dibutuhkan. Penyasuaian tanaman dengan cuaca (iklim) suatu

daerah, peramalan awal dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan

pertanian, pengubahsuaian (modifikasi) cuaca (iklim) dan penggantian satu atau

beberapa unsur cuaca dibutuhkan data cuaca yang benar dan dari hasil

pengamatan yang panjang. Data yang benar tentunya dihasilkan dari peralatan

yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati

secara nasional. Peralatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat

dibandingkan dengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan

iklim (Soefandi, 2008).

Pada pratikum kali ini diperkenalkan macam-macam alat pengamatan

cuaca yang biasa digunakan untuk mengamati cuaca dalam bidang pertanian.

Dalam mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan
yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti

dari segi ketelitian pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh

karena itu, setiap alat yang digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Alat-alat anasir cuaca yang digunakan yaitu :

a. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara

Dalam pengukuran suhu terdapat dua proses yaitu termometer

menyamakan suhunya dengan udara secara termodinamikk seginga terjadi

kesetimbangan, kemudian suhu termometer terukur, pengukuran dapat dilakukan

secara terus menerus menggunakan alat perekam atau maual pada periode

tertentu. Bentuk pengukuran suhu dapat dilakukan secara : pengukuran udara

dekat permukaan, udara lapis tanah, dalam tanah, permukaan air.

1) Termometer maksimum dan Termometer minimum

Termometer maksimum termasuk alat non recording dan terpasang

dalam sangkar meteorologi. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam

satuan 0C. Spesifikasi dari termometer maksimum adalah terdapatnya

celah sempit bagian antara bola termometer dan kolom raksa pada skala,

untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah masuk ke kolom

raksa kembali ke bola termometer saat terjadinya penyusutan oleh

penurunan suhu. Termometer maksimum dipasang dengan kemiringan 50

dari garis horizontal. Setelah dilakukan pembacaan suhu maksimum, alat

ini diayunkan sehingga menunjukkan suhu yang sama dengan suhu bola

termometer bola kering (Prawiroardoyo, 1996).


Termometer minimum merupakan alat non recording. Alat ini

digunakan untuk mengukur suhu yang terendah yang terjadi dalam

periode waktu 24 jam. Data yang didapat dinyatakan dalam satuan 0C.

Termometer minimum terpasang dalam sangkar meteorologi. Spesifikasi

dari alat ini adalah termometer minimum tidak menggunakan air raksa,

akan tetapi menggunakan alkohol. Alasan penggunaan alkohol adalah

alkohol mempunyai titik beku yang rendah dan merupakan penghantar

yang baik (Prawiroardoyo, 1996).

Termometer maksimum minimum berfungsi untuk mengukur suhu

maksimum yang terjadi dalam 1 hari dan diamati setiap jam 12:00 UTC

atau jam 19:00 WIB. Hasil baca suhu maksimum harus lebih tinggi atau

serendah-rendahnya sama dengan suhu udara hasil pembacaan dari

termometer bola kering yang tertinggi pada hari yang bersangkutan.

Termometer Maksimum bekerja dengan adanya katup pada leher tabung

dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup

oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun, air raksa tertahan pada katup dan

tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung.

Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimum selama waktu

yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer

harus diayun dengan keras (Nasri, 1978).

Sedangkan fungsi Termometer minimum berfungsi mengukur suhu

minimum yang terjadi dalam 1 hari dan diamati setiap jam 00:00 UTC

atau jam 07:00 WIB. Hasil baca suhu minimum harus lebih rendah atau
setinggi-tinggi sama dengan suhu udara hasil pembacaan dari termometer

bola kering yang terendah pada hari yang bersangkutan (Prawiroardoyo,

1996).

Perlu diperhatikan ketika air raksa atau alkohol dalam kapiler

terpisah-pisah maka termometer sudah tidak dapat digunakan lagi, ini

menunjukan termometer rusak. Sehingga menyebabkan pengukuran tidak

akurat. Kerusakan yang demikian dapat diakibatkan karena perubahan

suhu secara drastis, artinya perubahan suhu dari rendah ke tinggi dalam

waktu yang singkat. Akan tetapi kerusakan yang seperti ini dapat

diperbaiki oleh teknis kusus. Kelebihan thermometer ini adalah dapat

menunjukkan suhu maksimum dan minimum air sekaligus dan

reservoirnya aman di bawah pelindung. Kekurangannya adalah ada beda

muai antara air raksa dan alkohol sehingga alat ini kurang teliti (Manan,

1986)

2) Termohigrometer

Dapat digunakan secara lebih praktis untuk mengukur suhu

sekaligus kelembaban nisbi dalam satu alat ukur.Satuan yang tertera pada

alat ukur ini adalah 0C pada skala penunjuk suhu dan % pada skala

penunjuk kelembaban nisbi. Alat ini digunakan untuk mengukur

kelembaban suatu tempat, digunakan pada waktu melakukan riset tentang

lingkungan. Dengan alat ini dapat menunjukkan banyaknya organisme

pada ekosistem. Karena salah satu faktor eksteral dari suatu ekosistem

adalah kelembaban (Prawiroardoyo, 1996).


Prinsip kerjanya yakni, tekan tombol clear terlebih dahulu

untuk menetralkan,kemudian tekan tombol thermo min dan max

secara bergantian untuk mengetahui suhu dan tombol hygro

untuk mengetahui kelembaban. Saat pengamatan,alat harus terlindung

dari kelembaban suatu lingkungan dari pengaruh sinar matahari secara

langsung, dan tetesan air hujan. Suhu udara (⁰C) dan kelembaban (% )

dibaca langsung pada alat (Wallace,1995)

Penggunaannya yang praktis membuat pengukuran dengan alat ini

lebih hemat waktu dan tenaga dan pengamatannya lebih mudah

dibandingkan menggunakan termohigrograf karena temperatur dan

kelembaban nisbi dapat langsung terbaca secara bersamaan. Kelemahan

dari pengggunaan alat ukur ini adalah kerentanannya terhadap pengaruh

sinar matahari dan tetesan air hujan secara langsung saat digunakan di

lapangan terbuka tanpa pelindung sehingga kurang fleksibel.

Keakuratannya pun lebih rendah dibanding termohigrograf karena

pengamatan dengan alat ini biasanya hanya dilakukan seminggu sekali

(Nasri, 1978).

b. Alat Pengukur Suhu Tanah

1) Termometer permukaan tanah

Termometer Permukaan Tanah merupakan modifikasi bentuk

thermometer air raksa. Untuk mempermudah pembacaan maka skala di

nuat bengkok, dengan sudut : 6o;45o;15o; atau 0o atau 0o dari permukaan


tanah. Thermometer berskala bengkok ini bekerja dengan baik sampai

kedalaman 5;10 dan 20 cm. Kelemahan jenis termometer ini adalah

mudahnya terjadi adhesi air raksa dengan dinding kaca karena radiasi

intensif dari sinar matahari, sehingga radiasi skala perlu dlindungi kain

putih atau selubung putih yang mengkilat (Samantha, 2008).

2) Termometer kedalaman tanah

Prinsipnya sama dengan termometer air raksa yang lain, hanya saja

aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2,

5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus

ditanam sebuah tabung silinder(pipa) untuk menempatkan thermometer

agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,

cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan

kedalaman yang diperlukan (Manan, 1986)

Secara umum ciri-ciri pada alat ini adalah pada bagian bawahnya

dilengkungkan, namun ada juga termometer kedalaman tanah yang tidak

dilengkungkan pada bagian bawahnya. Maksud dari bentuk lengkung

tersebut adalah untuk memudahkan pembacaan skala. ekurangannya

yaitu harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm karena

hanya dapat mengukur pada kedalaman tersebut. Penggunaan bor ini

dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah

secara lanngsung (Samantha, 2008).

Prinsip kerja berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan

suhu. Apabila suhu naik maka air raksa yang ada didalam
alat pengukur mengembang dan naik. Dan sebaliknya jika suhu menurun

maka air raksa akan menurun.sehingga akan terlihat perubahan suhunya

( Vink,1984 )

c. Alat Pengukur Kecepatan dan Arah Angin

1) Anemometer

Anemometer merupakan alat yang paling umum digunakan karena

merupakan anemometer yang paling simple dan sederhana. Ini terdiri

dari beberapa cup logam biasanya tiga pelekat pada ujung lengan

horizontal terpasang pada poros vertikal. Penangkapan dalam cup angin

menyebabkan mereka berputar. Tindakan ini ternyata poros, yang

terhubung ke perangkat yang memberikan kecepatan angin dalam mil per

jam, kilometer per jam, atau knot. Dalam satu jenis umum cup

anemometer, poros dihubungkan ke generator listrik. Jumlah arus yang

dihasilkan oleh generator bervariasi dengan kecepatan angin. Cup

anemometer (digunakan dalam stasiun cuaca) mengukur kecepatan dalam

bidang tegak lurus terhadap sumbu rotasi cup. Jika cup anemometer

dipasang dengan poros tegak lurus terhadap horizontal, maka akan

mengukur hanya komponen dari angin yang sejajar dengan tanah.

Anemometers lain, seperti anemometer baling-baling, digunakan dengan

ujung sejajar dengan total vektor kecepatan. Sebelum menggunakan

anemometer, penting untuk menentukan bagaimana harus diposisikan

dan komponen apa dari total kecepatan pengukuran yang mewakili

(Prawiroardoyo, 1996).
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang

dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau

semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh

mangkok menghadap kesatu arah. melingkar sehingga bila angin bertiup

maka rotor berputar pada arah tetap.kecepatan putar dari

rotor tergantung kepada kecepatan tiupanangin.Melalui suatu sistem

mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur system akumulasi angka

penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe “cup counter “ hanya

dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama

suatu periode pengamatan. dengan alat ini penambahan nilai yang dapat

dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya , menyatakan

akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan

tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi

jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya

(Tjasyono, 2004)

Anemometer merupakan alat non recording. Cup counter

anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan rata–rata angin pada

ketinggian yang ditentukan. Data yang dihasilkan berupa kecepatan rata–

rata angin pada ketinggian tersebut dalam satuan km/jam. Di stasiun

klimatologi si cincin dipasang tiga buah cup counter anemometer dengan

ketinggian 0,5 meter, 2 meter dan 10 meter (Prawiroardoyo, 1996).

Cup counter anemometer digunakan untuk mengukur laju dan atau

arah angin. Cup Counter Anemometer ini dilengkapi alat untuk


mengukur kekuatan angin. Penempatan Cup Counter Anemometer yaitu

di lapangan terbuka yang tidak ada penghalangnya, dengan ketinggian

tertentu.

kecepatan angin dapat diukur dengan anemometer mangkok. Alat ini

digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada suatu jangka waktu dan

jumlah tiupan angin per satuan waktu. Tiga buah mangkok akan berputar

jika tertiup angin. Semakin besar kekuatan angin semakin cepat

putarannya. Pada poros putaran dipasang magnit pembangkit arus listrik

sehingga bila mangkok berputar timbul arus yang besarnya sebanding

dengan kecepatan putaran.( Hassan, 1979)

Prinsip kerja anemometer adalah dengan adanya hembusan angin

yang mengenai baling- baling pada perangkat tersebut. Putaran dari

baling-baling tersebut akan di konversi menjadi sebuah besaran dalam

bahasa matematika. Baling-baling pada anemometer digunakan sebagai

alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan

angin. Setelah baling-baling berputar maka hal ini akan menggerakan

sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus

melalui putaran dari baling-baling pada anemometer (Manan, 1986).

Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin

sampai ketinggian 10 m dari tanah jika tidak penghalang. Namun

kekurangan dari alat ini adalah penempatannya yang di atap bangunan

akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat (Prawiroardoyo,

1996).
d. Alat Pengukur Curah Hujan

 Ombrometer

Merupakan alat pengukur curah hujan yang dibagi menjadi dua

jenis berdasarkan keunggulan kerjanya yaitu ombrometer otomatis dan

manual. Alat-alat ini digunakan pada stasiun dan laboratorium. Secara

umum prinsip pengukuran hujan yaitu dengan mengukur tinggi air hujan

yang jatuh pada permukaan horisontal berupa alat penakar hujan. Cara

penggunaan Ombrometer manual adalah dengan menampung hujan yang

terjadi kemudian pada setiap jam pengamatan alat dilepas dan air hujan

ditakar dengan menggunakan gelas ukur. Prinsip kerja alat manual ini

adalah menghitung besar air yang tertampung pada alat dan diukur

dengan gelas ukur. Pengukuran dengan ombrometer manual dilakukan

setiap hari jam 07.00 pagi. Penakar hujan ini termasuk jenis penakar

hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya

sederhana, terdiri dari : Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian

badan alat, bak tempat penampungan air hujan, kaki yang berbentuk

tabung silinder, gelas penakar hujan (Nasri, 1978)

Ombrometer dipasang di tanah lapang dan sebaiknya tegak lurus di

atas kayu dengan pondasi kuat dan permukaan corong rata (datar).

Ombrometer otomatis letaknya lebih rendah dari manual.Curah ujan

diukur setiap jam 7 pagi dengan mengamati gelas ukur. Angka kurang

dari 0,5 mm dibulatkan ke bawah dan jika > atau = 0,5 mm dapat
dianggap nol (Sofendi, 2008). Ombrometer manual mempunyai beberapa

kerugian, antara lain pada waktu hujan lebat, kemungkinan air akan

meluber sehingga hasil pengukuran tidak menunjukkan pengukuran

sebenarnya, sejumlah air di dalam tabung kemungkinan bukan berasal

dari air hujan tetapi dari kondensasi, serta intensitas hujan tidak dapat

diukur (Sofendi, 2008).

Ombrometer tipe Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk

mengukur curah hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu

alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.Alat ini

dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan (Nasri, 1978).

e. Alat Pengukur Lama Penyinaran

1) Campbell stock

Campbell Stokes adalah alat yang digunakan pada stasiun

Klimatologi untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari

adalah menggunakan Bola kaca. Cara pengukuran dengan menghitung

besarnya kertas pias yang tebakar dibanding dengan waktu penyinaran

selama satu hari yaitu terhitung mulai Pukul 08.00 – 16.00 atau 8 jam

penyinaran. Intensitas penyinaran dalam satuan %. Nama alat yang

digunakan adalah Campbell Stokes. Campbel Stokes dilengkapi dengan

kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data.

Kartu Campbell Stokes ini dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian

diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat


bekas bakaran kartu. Bagian yang hagus itulah yang menunjukkan

intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus yang

berwarna coklat dicocokan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran.

Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus menerus dan

penyinaran yang tertutup awan (Nasri, 1978).

Dipergunakannya bola kaca pejal dimaksudkan agar alat tersebut

dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus

menerus, tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada

kerangka cekung yang konsentrik dengan bola pejal dan sinar yang

difokuskan tepat mengenai pias (Samantha, 2008).

Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka

akan diperoleh jejak kertas pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika

matahari bersinar terputus – putus (misalnya terhalang awan, ada hujan,

dan sebagainya), maka jejak pias pun akan terputus – putus. Dengan

menjumlahkan bagian – bagian (jejak) yang terbakar akan diperoleh dan

dipakai sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan

jam/menit). Lamanya diukur 8 jam yaitu dari jam 00.00 UTC – 16.00

UTC ( di Indonesia ). Dengan asumsi bahwa penyinaran matahari

berlangsung mencakup semua wilayah di Indonesia selama waktu diatas

(Samantha, 2008).
Kelebihannya adalah biasanya alat ini dipasang di atas pilar beton

yang ditanam sehingga posisinya tidak berubah dan alatnya tidak

bergetar. Kelemahannya, panjang garis pembakaran / waktu terjadinya

pengukuran tergantung pada kepekaan pias dan kejernihan bola kaca.

Radiasi harga umumnya antara 0,2 cal / cm2 / menit sampai 0,4 cal / cm2

/ menit, dimana di bawah intensitas ini tidak terjadi pencatatan. Selain

itu, pembakaran pias ada kecenderungan melebar sehingga ada resiko

hitungan terlalu besar (Prawiroardoyo, 1996).


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap beberapa alat pengamat cuaca

yang ada dilaboratorium, dapat disimpulkan bahwa :

a. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara meliputi: Termometer

maksimum berfungsi untuk mengukur suhu maksimum yang terjadi

dalam 1 hari dan diamati setiap jam 12:00 atau jam 19:00 WIB.

Termometer minimum berfungsi mengukur suhu minimum yang

terjadi dalam 1 hari dan diamati setiap jam 00:00 atau jam 07:00 WIB.

Termohygrometer berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembapan

udara basah dan kering baik pada ruangan tertutp ataupun ruangan

terbuka secara digital.

b. Alat Pengukur Suhu Tanah meliputi: Termometer kedalaman tanah

berfungsi untuk mengukur suhu lingkungan di atas permukaan tanah.

Termometer permukaan tanah berfungsi untuk mengukur suhu

lingkungan tanah.

c. Alat Pengukur Kecepatan dan Arah Angin meliputi: Anemometer

berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin


d. Alat Pengukur Curah Hujan meliputi: Ombrometer tipe Hellman

berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan secara otomatis.

Ombrometer tipe observatorium berfungsi untuk mengukur jumlah

curah hujan secara manual

e. Alat Pengukur Panjang Penyinaran meliputi: Campbell stock berfungsi

untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari
B. Saran

Hendaknya praktikan lebih memperhatikan lagi apa yang disampaikan

oleh asisten praktikum, sehingga lebih paham dan praktikum berjalan dengan

lancar, serta tingatkan kedisiplinan .


DAFTAR PUSTAKA

Abu jamin Ahmad Nasri. 1978. Beberapa Alat Pengukur Cuaca di stasiun

Klimatologi Pertanian. Bogor : Fakultas Pertanian IPB

Bayong, T.H.K, 2004. Iklim dan lingkungan. Bandung : Penerbit PT Cendikia

Jaya Utama

Daldjoeni, N. 1983. Pokok-pokok Klimatologi. Penerbit Alumni: Bandung

Habibie, M. Najib et.al. 2011. Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah Sulawesi

dan Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 Nomor 2 -

September 2011: 181 – 187.

Hanggoro, Wido. 2011. Pengaruh Intensitas Radiasi saat Gerhana Matahari

Cincin terhadap Beberapa Parameter Cuaca. Jurnal Meteorologi dan

Geofisika Volume 12 Nomor 2 - September 2011: 137 – 144.

Hartono. 2007. Geografi : Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung.: Citra

Praya

Kartasapoetra, A.G., 1986. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim Terhadap Tanah

Dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara


Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi ;PengaruhIklimTerhadap

TanahdanTanaman. Jakarta.: PT. BumiAksara.

Kensaku,Takeda. 2005. Hidrologi Pertanian. Bogor : PT. Pratya Utama

Lakitan, benyamin . 2002. Dasar-dasar Klimatologi. J a k a r t a : PT. Raja

Grafindo P e r s a d a .

LIPI. 2008. Radiasi Surya Sebagai Unsur Sumber Daya Iklim Dan Sumber Energi

Sisteni Perairan Darat . Jakarta

Manan, M.E., M. A. Nusirwan, dan Soedarsono. 1986. Alat pengukur Cuaca di

Stasiun Klimatologi. Bogor : Jurusan Geomet, FPMIPA, IPB.

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Penuntun Praktikum Agroklimatologi. 2013. Bengkulu : Universitas Bengkulu.

Permana, Ryan Galih, Endah Rahmawati, dan Dzulkiflih. 2015. Perancangan dan
Pengujian Penakar Hujan Tipe Tipping Bucket dengan Sensor Photo –
Interrupter Berbasis Arduino. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia.4(3) : 71 –
76.

Rafii, S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Penerbit Angkasa: Bandung.

Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model


pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim
nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.

Samantha, Olivia. 2008. Alat-alat Pengukuran Meteorologi . Yogyakarta. :


Universitas Gadjah Mada.

Sofendi . 2008. Ilmu Geografi. Jakarta : Akademika Pressindo:

Sosrodorsono. 2006. Variasi Tanah. Bogor : Rineka Jaya.


Swarinoto, Yunus dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu Udara dan
Kelembapan Udara dalam Persamaan Regresi Uuntuk Simulasi Prediksi
Total Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan
Geofisika Volume 12 Nomor 3 - Desember 2011: 271- 281.

Tjasyono, HK. Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB Press.

Tjasyono, B. 2004.Klimatologi.Cetakan Ke-2. Bogor.:IPB Press.

Waryono, dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi untuk Universitas

dan Umum. Surabaya : PT Bina Ilmu.

Wuryatno, Indro. 2000. Klimatologi Dasar. Surakarta : UNS Press

Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta : PT. Midas
Surya Grafindo.
LAMPIRAN

No Nama Alat Gambar Keterangan Prinsip Kerja Fungsi


1. Termometer 4. Reserfoir Termometer maksimum; jika Untuk mengukur suhu udara
maksimum dan 5. Termometer
suhunya naik air raksa dalam maksimum dan suhu udara
minimum
maksimm
reservoir memuai dan dipaksa maksimum dan suhu udara
6. Termometer
melalui bagian yang sempit terendah dalam jangka
minimum
kedalam pipa kapiler. Jika waktu tertentu
1 2 3
suhunya turun air raksa dalam (Waryono, 1987).
pipa tidak kembali karena
tertahan oleh bagian sempit.
Termometer minimum; apabila
suhunya naik stif kaca tetap
pada tempatnya dan alkohol
yang mengembang masuk
kedalam pipa kapiler melalui
stif kaca. Jika suhunya turun stif
kaca dibawa turun oleh
permukaan alkohol (Waryono,
1987).
2. Termohigrometer 1 3. Skala suhu Mengukur suhu dalam ruang Untuk menentukan suhu
4. Skala yang dicatat secara otomatis udara dan kelembaban
kelembaban oleh alat. Suhu ditentukan oleh relative udara (Waryono,
2
besarnya °C, sedangkan 1987).
2 besarnya kelembaban relative
ditentukan oleh besarnya %
pada termohigrometer
(Waryono, 1987).
3. Termometer 3. Air raksa Untuk pengukuran pada Untuk mengukur suhu pada
bengkok /
4. Skala penunjuk kedalaman kurang dari 50 cm kedalaman tertentu
Termometer tanah
dipakai termometer tanah yang (Hartono,2007).
dibengkokan dan skalanya
menghadap ke atas (Tjasyono,
2 1
2004).
2
Prawirowardoyo, (1996)
menambahkan bahwa
pembacaan temperatur tanah
dilakukan dengan cara
mengangkat termometer dari
dalam tabung besi/baja dan
pembacaan temperatur yang
terjadi kearena pengaruh
iklimnya.
4. Termometer 4. Batang Termometer tanah harus Untuk mengukur suhu
permukaan tanah
termometer terhindar dari penyinaran tanah, tetapi harus juga
5. Jarum suhu langsung matahari sebab terhindar darigangguan
6. Skala fungsinya untuk mengukur suhu dalam tanah. (Rafii, 1995).
tanah, tetapi harus juga terhindar
dari gangguan dalam tanah.
1 2 3 Untuk ini termometer tersebut
(50 dan 100 cm) ditempatkan
dalam tabung logam yang
dibenamkan dalam tanah (Rafii,
1995).

5. Ombrometer 4. Mulut corong Pada penakar hujan tipe Alat ini berfungsi untuk
observatorium
5. Badan tabung Observasi prinsip kerjanya yaitu mengukur jumlah curah
1
6. Pintu tabung menampung air hujan pada hujan (Waryono, 1987).
2
sebuah penampungan air dan
3 terdapat kran yang berfungsi
untuk mengeluarkan air hujan
yang tertampung pada
penampungan air tersebut. Pada
setiap jam pengukuran yaitu
pukul 07.00 (GMT 00.00)
petugas menakar air hujan yang
telah tertampung pada gelas
ukur yang memiliki satuan mm.
Sehingga didapatkan nilai curah
hujan pada hari tersebut. Pada
penakar hujan tipe hellman
prinsip kerjanya seperti penakar
hujan tipe observasi tetapi pada
penakar hujan ini dapat
merekam berapa lama terjadinya
hujan pada hari tersebut,
penghitungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan jam
bekker yang di beri pena dan
memutar kertas pias (Permana
dkk, 2015).
6. Ombrometer 1 6. Mulut corong Penakar hujan tipe hellman Untuk mengukur jumlah
Hellman 2
7. Leher corong prinsip kerjanya menampung air hujan harian secara otomatis
3 8. Pias dan silinder hujan pada sebuah (Daldjoeni, 2000).
4
9. Tabung penampungan air dan terdapat
10. Bejana kran yang berfungsi untuk
penampung
mengeluarkan air hujan yang
5
tertampung pada penampungan
air tersebut. pada penakar hujan
ini dapat merekam berapa lama
terjadinya hujan pada hari
tersebut, penghitungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan
jam bekker yang di beri pena
dan memutar kertas pias
(Permana, 2015).
7. Anemometer 5. Cangkir Alat ini terdiri dari tiga buah Untuk mengukur arah dan
6. baling-baling mangkok yang berputar apabila kecepatan angin selama
1
7. Baling- baling tertiup angin karena angin periode waktu tertentu
2
sejajar dengan mengadakan tekanan yang besar (Waryono, 1987).
angin pada pada bagian yang cekung,
8. Kertas pias maka mangkok selalu berputar
3
satu arah. Bila gerakan angin
makin cepat perputaran
anemometer semakin cepat pula.
Jumlah perputarannya dapat
dihitung dengan alat
penghitung. Dengan mengetahui
jumlah perputaran dalam waktu
tertentu dapat ditentukan jarak
yang telah ditempuh oleh angin
yang kemudian dapat ditentukan
kecepatan angin pada waktu itu.
(Waryono, 1987).
8. Campbell stokes 1. Bola kaca masif Alat ini berupa bola kaca masif Untuk mengukur lama
2. Kertas pias dengan garis tengah/ diameter penyinaran matahari
1
3. Skala derajatlintang 10 – 15 cm dan berfungsi (Waryono, 1987).
sebagai lensa cembung yang
2
dapat mengumpulkan sinar
matahari ke suatu titik api
3
(fokus). Alat ini dipasang di
tempat terbuka diatas pondasi
beton dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan tanah. Lamanya
penyinaran matahari dicatat
dengan jalan memfokuskan
sinar matahari tepat mengenai
kertas pias yang khusus dibuat
untuk alat ini, dan hasilnya pada
pias akan terlihat bagian yang
terbakar, panjang jejak/ bekas
bakaran menunjukkan lamanya
penyinaran matahari
(Kartasapoetra, 2004).
Elemen pengukurannya terdiri
atas bola masif, sebagai lensa
bakar dan dibawahnya terdapat
piaskarto. Karena berkas sinar
matahari dikumpulkan titik api
yang tepat pada kertas pias,
maka kertas itu akan terbaka
rapa bila terjadi penerimaan
radiasi matahari. Dari bekas-
bekas yang terbakar dapat
ditentukan berapa lama matahari
bersinar pada hari tersebut
(Waryono, 1987).

You might also like