You are on page 1of 6

DISRUPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

PENGARUHNYA PADA TRANSPARANSI AKUNTANSI


( Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas take home Ujian Tengah Semester mata
kuliah Akuntansi Internasional )

Oleh :

Amalia Rachmadiani NIM 041411333076

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

KOTA SURABAYA

2018
DISRUPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

PENGARUHNYA PADA TRANSPARANSI AKUNTANSI

Konsep Disrupsi Teknologi Informasi

Belakangan ini perkembangan teknologi dan informasi terjadi sangat cepat. Hal ini
tentu saja berpengaruh terhadap bidang-bidang lainnya, termasuk dalam bidang ekonomi
akuntansi dari segi transparansinya. Abad 20 dan 21 telah menjadi saksi akan cepatnya
perkembangan teknologi informasi. Globalisasi memang merupakan salah satu faktor utama
terjadinya hal ini. Dikarenakan globalisasi seolah menjadi pintu pembuka perkembangan
teknologi ke seluruh pelosok dunia. Mudahnya pengaksesan internet, ketertarikan orang-orang
pada dunia teknologi informasi seakan menjadi nilai tambah. Karena percuma saja jika sesuatu
hal bisa berkembang dengan cepat, namun tidak ada orang yang tertarik maka akan menjadi
hal yang sia-sia saja. Perkembangan teknologi informasi tidak hanya memberikan keuntungan,
namun juga memiliki dampak negatif bagi sebagian orang karena adanya perubahan yang
sangat signifikan. Hal ini bisa kita sebut sebagai disrupsi teknologi informasi.

Sebelum membahas tentang disrupsi teknologi informasi, perlu kita ketahui apa arti
dari kata disrupsi itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disrupsi adalah
hal yang tercabut hingga akar-akarnya. Dalam hal ini mungkin bisa diartikan sebagai sesuatu
yang perubahannya terjadi sangat signifikan dan benar-benar mempengaruhi seluruh bagian.
Jadi, disrupsi teknologi informasi yang mempengaruhi bidang ekonomi bisa diartikan sebagai
teknologi yang membantu kegiatan ekonomi yang awalnya memiliki proses yang panjang dan
membutuhkan waktu yang lama menjadi lebih singkat dan hemat waktu. Sebagai contoh, hal
yang baru-baru ini diterapkan, yaitu pembayaran tol menggunakan e-money atau e-toll.
Sebenarnya penerapan cash-less dengan memanfaatkan teknologi ini merupakan inovasi yang
sangat bagus. Jika dilihat dari segi positifnya, pembayaran tol menggunakan e-money ini bisa
memudahkan pengguna jalan tol agar tidak perlu repot-repot menyiapkan uang recehan.
Petugas loket tol juga tidak perlu repot-repot menyiapkan uang kembalian. Kemudian,
keuntungan yang paling besar adalah bisa meminimalisir korupsi. Hal ini bisa terjadi karena
tidak adanya pembayaran menggunakan uang cash, maka kesempatan untuk mencuri uang
tersebut oleh petugas tol yang nakal menjadi sangat berkurang bahkan bisa jadi tidak ada sama
sekali. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan besar bagi pemasukan negara.
Inovasi yang sangat bagus seperti ini bukan berarti tidak memiliki kerugian sama sekali.
Pembayaran tol yang hanya bisa menggunakan e-money dan tidak menerima uang cash, akan
menjadi kendala bagi para pengguna tol yang mungkin saja lupa membawa kartu e-moneynya,
atau yang lupa belum mengisi saldo. Jika ada 1 mobil saja yang mengalami kendala seperti
diatas, maka akan mempengaruhi antrian mobil yang ada dibelakangnya. Karna adanya 1 mobil
yang terjebak seperti itu, mobil-mobil yang sedang antri dibelakangnya menjadi tidak bisa
segera membayar tol, yang bukan tidak mungkin akan menimbulkan kemacetan.

Konsep Transparansi

Transparansi adalah sebuah konsep yang hubungannya luas dengan ketersediaan


informasi (supply side of transparency), kemudahan pengaksesan, dan digunakan oleh
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (demand side of transparancy) (Araujo dan
Tejedo-Romero 2016). Hal ini didasarkan pada ketersediaan informasi organisasi pemerintah
yang memungkinkan warga negara dan faktor eksternal lainnya untuk dapat memantau dan
menilai kinerja internal dan organisasi publik (Meijer 2013; Grimmelikhuijsen 2012). Ridha
dan Basuki (2012) mendefinisikan transparansi sebagai suatu kejujuran dan ketepatan akan
jumlah yang disampaikan atau dirilis oleh organisasi serta bagaimana organisasi tersebut
beroperasional. Transparansi mengacu pada akses yang tidak terbatas oleh masyarakat untuk
informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan pada keputusan dan kinerja di sektor publik
(Armstrong 2005).

Menurut penulis sendiri, transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran akan laporan
keuangan yang bertujuan untuk memiliki kepercayaan dari masyarakat akan pengelolaan dana-
dana yang ada di pemerintahan baik pemerintahan pusat, propinsi, maupun daerah.

Sebelumnya, Mardiasmo (2002) juga menyatakan bahwa transparansi merupakan


prinsip yang harus dipegang teguh dan penting untuk dilaksanakan dalam pengelolaan
keuangan daerah. Hal ini karena pada dasarnya masyarakat memiliki hak mendasar terhadap
pemerintah, yaitu:

1) Hak untuk mengetahui, seperti mengetahui apa saja kebijakan pemerintah, keputusan yang
diambil pemerintah, dan alasan tentang dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu,

2) Hak untuk diberi informasi, seperti hak untuk diberi penjelasan secara terbuka atas berbagai
permasalahan yang menjadi perdebatan publik,
3) Hak untuk didengar aspirasinya.

Dari beberapa argumentasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa transparansi tidak hanya
sebatas tersedianya informasi yang dapat di akses oleh publik, namun juga disajikan
(dipublikasikan) secara tepat waktu. Informasi yang dipublikasikan secara tepat waktu akan
lebih bermanfaat dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh publik terkait
penyelenggaraan pemerintahan, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan
daerah.

Pengaruh Disrupsi Teknologi terhadap Bidang Lain Selain Akuntansi

Perkembangan teknologi yang sangat pesat tentu berbanding lurus dengan kecanggihan
dari teknologi tersebut. Semakin canggih teknologi yang dipakai, maka semakin bagus pula
hasil / output dari teknologi tersebut. Salah satu contohnya adalah microsoft excel. Saat
melakukan pengolahan data, kita sudah tidak perlu repot-repot untuk menghitung secara
manual, karena microsoft excel bisa menggunakan rumus-rumus otomatis yang bisa
mempercepat dan memudahkan pekerjaan para penggunanya.

Contoh lain dari bidang perbankan, yaitu kemunculan mobile banking, yang dapat
memudahkan masyarakat yang ingin melakukan transaksi berupa transfer menjadi tidak perlu
memakan waktu untuk pergi ke ATM, karena transfer tersebut bisa dilakukan dari handphone
menggunakan fasilitas mobile banking, sms banking, atau internet banking. Kemudian masih
dari sisi perbankan yaitu adanya fasilitas setoran tunai di mesin ATM. Mesin ini dapat
memudahkan masyarakat yang ingin menabung atau memasukkan uangnya ke rekening bank
agar tidak perlu mengantri di teller bank. Cukup dengan pergi ke atm yang memiliki mesin
setoran tunai, masukkan uang yang ingin kita tabung, kemudian uang akan masuk otomatis ke
rekening yang kita inginkan.

Pengaruh Disrupsi Teknologi Informasi terhadap Transparansi Akuntansi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat
tentu berbanding lurus dengan kecanggihan dari teknologi tersebut. Kecepatan internet,
kecanggihan software untuk pengolahan data juga bisa menjadi faktor bagus atau tidaknya
kualitas suatu data, salah satunya laporan keuangan. Jika software yang digunakan untuk
pengolahan data laporan keuangan adalah software yang canggih dan berkualitas baik, maka
pengolahan tersebut bisa berlangsung cepat, yang mana bisa membuat proses publikasi laporan
keuangan tersebut menjadi lebih cepat juga. Namun jika software yang digunakan adalah
software yang kualitasnya kurang bagus, maka bisa saja terjadi hambatan-hambatan saat proses
pengolahan data laporan keuangan sedang berlangsung. Jika terjadi banyak hambatan, maka
proses publikasi juga akan berlangsung lebih lama. Yang mana hal ini dapat menimbulkan
asumsi-asumsi dari masyarakat yang ingi segera melihat penggunaan dana-dana yang ada di
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, E. 2005. Integrity, transparency and accountability in public administration:


recent trends, regional and international developments and emerging issues. United
Nations, Department of Economic and Social.

Grimmelikhuijsen, S. 2012. Linking transparency, knowledge and citizen trust in government:


an experiment. International Review of Administrative Sciences 78 (1): 50–73.

Huang, H.,. Lee, E.,. Lyu, C. & Zhu, Z.,. 2016. The effect of accounting academics in the
boardroom on the value relevance of financial reporting information, International
Review of Financial Analysis. Science Direct:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1057521916300114 (Diakses pada
06 April 2018).

Irwan Taufiq R., dan Syamsul. 2016. Mengukur transparansi pengelolaan keuangan daerah di
Indonesia: berbasis website. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia.
http://www.journal.uii.ac.id/index.php/jaai (Diakses pada 06 April 2018)

Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Andi.

Meijer, A. 2013. Understanding the complex dynamics of transparency. Public Administration


Review 73 (3): 429–439.

Ridha, M. A., dan H. Basuki. 2012. Pengaruh tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan,
dan komitmen managemen terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.
Universitas Gajah Mada.

Taipaleenmäki J,. and Ikäheimo S,. 2013. On the convergence of management accounting and
financial accounting – the role of information technology in accounting change,
International Journal of Accounting Information Systems. Science Direct:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1467089513000390 (Diakses pada
06 April 2018).

You might also like