You are on page 1of 24

PANDUAN

PELAYANAN AMBULANCE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOTA SURAKARTA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI

1. Daftar isi --------------------------------------------------------------------------------------- 2


2. SK panduan pelayanan ambulance----------------------------------------------------- 3
3. BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------ 5
a. Latar belakang -------------------------------------------------------------------------- 5
b. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------- 6
c. Ruang Lingkup Pelayanan ----------------------------------------------------------- 6
d. Batasan Operasional ------------------------------------------------------------------ 6
4. BAB II : STANDAR KETENAGAAN ----------------------------------------------------- 6
a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia -------------------------------------------------- 7
b. Distribusi Ketenagaan ----------------------------------------------------------------- 7
c. Pengaturan Jaga ----------------------------------------------------------------------- 7
d. Tugas Dan Tanggung Jawab -------------------------------------------------------- 8
5. BAB III : FASILITAS DAN PERALATAN ----------------------------------------------- 8
a. Persyaratan Umum--------------------------------------------------------------------- 8
b. Standar Fasilitas ------------------------------------------------------------------------ 9
c. Ambulance Sebagai kereta Jenazah----------------------------------------------- 10
d. Pengelolaan ambulance -------------------------------------------------------------- 10
6. BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN AMBULANCE --------------------------- 13
a. Tata Laksana Transportasi Pasien ------------------------------------------------- 13
7. BAB V : KESELAMATAN PASIEN ------------------------------------------------------ 15
a. Pengertian Keselamatan Pasien ---------------------------------------------------- 15
b. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------- 15
c. Standar Keselamatan Pasien -------------------------------------------------------- 15
d. Tata Laksana Keselamatan Pasien ------------------------------------------------ 16
8. BAB VI : KESELAMATAN KERJA ------------------------------------------------------ 18
a. Pengertian Keselamatan Kerja ------------------------------------------------------ 18
b. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------- 18
c. Tata Laksana Keselamatan Kerja -------------------------------------------------- 18
d. Langkah Pelaksanaan Standar Keselamatan Kerja ---------------------------- 19
9. BAB VII : PENGENDALIAN MUTU ----------------------------------------------------- 21
a. Indikator Mutu --------------------------------------------------------------------------- 21
10. BAB VIII : PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI ---------------------- 23
11. BAB IX : PENUTUP ------------------------------------------------------------------------ 24
12. REFERENSI --------------------------------------------------------------------------------- 25
PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Lettu Sumarto No. 1 Kadipiro, Banjarsari
Telp. (0271) 715300 Fax (0271) 715500 Email  : rsud@surakarta.go.id
SURAKARTA
57136

KEPUTUSAN PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA
Nomor :

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN AMBULANCE


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

Menimbang a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Surakarta, maka diperlukan pelayanan
ambulance yang baik;

b. Bahwa pelayanan ambulance untuk keperluan transportasi rujukan


pasien ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang dibutuhkan
pasien atau sesuai kebutuhan pasien;.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


poin 1 dan 2 , perlu ditetapkan dengan Keputusan Pemimpin Badan
Layanan Umum Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
Nomor 153, Tambhanan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
0152/YanMed/RSKS/1987, tentang standarisasi kendaraan
pelayanan medik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun
2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Panduan pelayanan ambulance Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Surakarta.
KEDUA : Panduan pelayanan ambulance di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Surakarta sebagaimana tercantum dalam diktum KESATU tersebut akan
dievaluasi setiap 3 tahun.
KETIGA : Dengan berlakunya keputusan ini maka Keputusan Pemimpin Badan
Layanan Umum Daerah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Surakarta sebelumnya yang mengatur tentang Panduan Pelayanan
Ambulance di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta dinyatakan
tidak berlaku.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surakarta
Pada tanggal :

PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA SURAKARTA

dr. WILLY HANDOKO WIDJAJA, MARS


NIK. 19520925 201401 1 051
LAMPIRAN : KEPUTUSAN PEMIMPIN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA SURAKARTA
NOMOR :
TANGGAL :

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah institusi pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat dengan
tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam
pelaksanaan fungsinya rumah sakit juga harus mengendalikan atau meminimalisir resiko baik
klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan
berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman dan nyaman.
Keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua bentuk
kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi
pasien diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi
pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Transportasi merupakan kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain dimana didalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi
sangat memegang peranan penting dalam pengembangan suatu Rumah Sakit. Proses transfer
pasien dari atau ke rumah sakit membutuhkan pelayanan transportasi khusus. Kendaraan yang
dirancang khusus untuk pengangkutan orang sakit dikenal dengan ambulance. Ambulance
dapat berupa kendaraan apa saja yang didalamnya dirancang untuk pelayanan pasien selama
dalam perjalanan. Mobil ambulance dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk pasien
maupun kereta jenazah
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Surakarta pelayanan transportasi, baik
penggunaan transportasi pasien, jenazah, dan operasional rumah sakit diseluruh unit terkait,
dalam melakukan tugas pengantaran maupun penjemputan masih terdapat kendala dan belum
sempurna. Namun usaha-usaha tetap dilakukan untuk menciptakan transportasi rumah sakit
yang baik, transportasi yang komprehensif, efisien dan efektif dengan perbaikan dalam sarana,
prasarana dan sumber daya manusia sehingga diharapkan mampu pelayanan menjadi lebih
optimal.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan pelayanan ini bertujuan untuk menjadikan pelayanan transportasi
ambulance dapat berjalan optimal, efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
a. Rumah sakit memiliki sistem pelayanan transportasi pasien dan jenazah yang
efektif dan efesien
b. Terciptanya budaya disiplin.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan ambulance kepada masyarakat secara
terus menerus selama 24 jam, 7 hari.
2. Pelayanan ambulance Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Surakarta adalah:
1. Merujuk ke rumah sakit lain karena fasilitas rawat inap di RSUD Kota
Surakarta penuh, fasilitas penunjang di rumah sakit tidak lengkap atau sumber
daya manusia seperti dokter spesialisnya tidak ada/tidak lengkap. Pelayanan
ini menyangkut ketersediaan tenaga medis (kompetensi yang dimiliki), sarana
maupun prasarana yang tersedia untuk tujuan rujukan (the right patient to the
right hospital by the right ambulance at the right time).
2. Pelayanan ambulance RSUD Kota Surakarta sebagai pertolongan pasien pra
rumah sakit (evakuasi) dan membawa penderita yang sudah distabilkan ke
tempat tindakan definitif/distabilkan di rumah sakit, misalnya saat terjadi
bencana alam.
3. Back Up kegiatan sosial kemasyarakatan serta event yang diadakan oleh
Pemerintah kota Surakarta.
4. Ambulance sebagai kereta jenazah.
Ambulance sebagai transportasi jenazah (pasien yang meninggal di RSUD
Kota Surakarta) ke rumah duka di dalam maupun keluar kota.

D. BATASAN OPERASIONAL
Unit Ambulance dan Kamar Jenazah adalah unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan transportasi pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain atau
fasilitas kesehatan lain yang dituju, dari rumah sakit ke rumah pasien dan pelayanan
kegiatan sosial kesehatan masyarakat dengan cara aman selain itu memberikan
pelayanan bagi transportasi jenazah maupun kebutuhan transportasi lain.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber Daya Manusia yang ada di Unit Ambulance dan Kamar Jenazah RSUD
Kota Surakarta terdiri dari Tenaga Kerja dengan status PNS dan Non PNS (outsourcing).
Berikut adalah jenis tenaga dan kemampuan dari setiap staf yang ada:

NO. JENIS TENAGA PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH


FORMAL
1. Kepala Unit S1 BHD 1
2. Kepala Ruang SMP BHD 1
3 Pengemudi SLTA sederajat BHD 6

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

JADWAL DINAS JENIS JUMLAH KETERANGAN


TENAGA

Dinas pagi Kepala Unit 1 Kepala Unit Ambulance dan Kamar


Jenazah
Kepala Ruang 1 Kepala Ruang Unit Ambulance dan
Kamar Jenazah
Pengemudi 2 Petugas yang standby di pos
kendaraan

Dinas sore Pengemudi 2

Dinas malam Pengemudi 1

C. PENGATURAN JAGA

JADWAL DINAS WAKTU

Dinas Pagi Pkl. 07.00 – 14.00 WIB


Dinas sore Pkl. 14.00 – 21.00 WIB
Dinas malam Pkl. 21.00 – 07.00 WIB
D. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
No JABATAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1 Kepala Unit Ambulance a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan


dan Kamar Jenazah ambulance :
- Ketersediaan dan kesiapan tenaga
- Kelengkapan fasilitas
- Perencanaan dan evaluasi kegiatan
b. Mengkoordinir penyusunan SPO ambulance

2 Kepala Ruang a. Menyusun jadwal pengemudi ambulance


Ambulance dan Kamar b. Perencanaan dan pengecekan rutin alat medis,
Jenazah BAHP dan obat-obatan (koordinasi dengan
UGD/team blue).
c. Rekapitulasi Pencatatan dan pelaporan pelayanan
ambulance

3 Pengemudi ambulance a. Menjadi pengemudi kendaraan pada saat


melakukan pelayanan.
b. Membantu petugas (dokter/perawat) dalam proses
evakuasi pasien
c. Melakukan pengecekan dan memastikan kendaraan
ambulance siap pakai
d. Mengisi catatan pemakaian kendaraan
e. Menjaga kebersihan kendaraan
f. Melakukan perawatan ambulance monitoring jadwal
servis kendaraan.
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

A. PERSYARATAN UMUM

1. Kendaraan roda empat / lebih dengan suspensi lunak.


2. Warna kendaraan putih dengan pengenal khusus (pada tulisan nama rumah sakit dan
Ambulance) yang memantulkan cahaya
3. Tulisan AMBULANCE pada bagian depan kendaraan ditulis terbalik dan
memantulkan cahaya.
4. Di samping kiri dan kanan kendaraan terdapat logo dan nama rumah sakit.
5. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher.
6. Lampu rotator warna merah terletak di tengah atap kendaraan.
7. Dinding dan lantai kendaraan tidak membentuk sudut, dengan lantai landai.
8. Ruang dalam kendaraan cukup luas untuk bekerja dan infus dapat menetes dengan
baik.
9. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat dibuka/dilipat
(captain seat).
10. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
11. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat tidur
penderita.
12. Didalam ambulance terdapat peta wilayah setempat.
13. Tulisan sponsor (jika ada) hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri dan kanan
dengan ukuran maksimal 10 x 50 cm.

B. STANDAR FASILITAS
No FASILITAS STANDAR
1 Kendaraan
a. mobil Type van dengan suspensi lunak/ aman
untuk pasien
b. tinggi kendaraan 2 sampai 2,2 meter
c. kaca mobil Ruang pasien tidak dapat dilihat dari luar
d. ruang pasien Cukup luas untuk bekerja dan infus dapat
menetes dengan baik
Berisi 1 stretcher, 2 kursi petugas, lemari
alat dan obat
2 Perlengkapan kendaraan
a. lantai ruang pasien Modifikasi lantai dengan vinyl antimikroba
b. pendingin ruangan AC double blower
c. sirine 1 – 2 nada tersedia
d. lampu rotator warna merah tersedia
e. sabuk pengaman pengemudi tersedia
f. sabuk pengaman petugas tersedia
g. sabuk pengaman pasien tersedia
3 Isi ruangan
a. alat medis Memiliki set alat medis sendiri terpisah
dari alat medis yang digunakan IGD
b. lemari alat medis Lemari dibuat rak khusus sesuai dengan
ukuran alat dan diberi penahan dari karet
untuk meletakkan alat medis, monitor,
infus pump, syringe pump, ventilator,
defibrilator supaya tidak jatuh saat
kendaraan bergerak
c. kursi petugas 2 buah dengan ruang dibawah kursi bisa
dimanfaatkan untuk meletakkan alat - alat
d. lampu penerangan Menggunakan jenis neon/warna putih
ditambah lampu senter portable
e. sumber listrik Menggunakan AC/DC converter 1000 watt
dengan 6 stop kontak untuk
1. suction portable
2. infus pump
3. syringe pump
4. monitor EKG
5. isolet transport
6. ventilator mobile
f. gantungan infus Type sliding untuk 2 gantungan, stanlees
steel
g. oksigen 2 tabung oksigen @ 10 kg dengan
regulator, humidifier dan flowmeter
h. stretcher Stretcher dengan tiang untuk
menggantung infus, infus pump, syringe
pump
i. scope stretcher tersedia
4 Alat medis
1. bag valve mask bayi tersedia
2. bag valve mask anak tersedia
3. bag valve mask dewasa tersedia
4. laringoscope anak/dewasa tersedia
5. magile forceps tersedia
6. manset anak tersedia
7. pen light tersedia
8. pulse oxymetri tersedia
9. spighmomanometer tersedia
10. stetoscope anak/dewasa tersedia
11. stylet anak/dewasa tersedia
12. suction unit tersedia
13. sudip lidah tersedia
14. tabung oksigen portable tersedia
15. termometer tersedia
16. monitor pasien tersedia
17. syringe pump tersedia
18. infus pump tersedia
5 Bahan medis habis pakai
a. ETT no 2,5 - 8 tersedia
b. Infus set 2
c. IV chateter 24 - 18 @1
d. Lubricating jell 1
e. Nasal canule anak/dewasa @1
f. Neck splint/ cholar splint @1
g. NRM anak/dewasa @1
h. Oroparingeal airway 1 set
i. Rebreathing mask @1
anak/dewasa
j. Simple mask anak/dewasa @1
k. Sarung tangan 1 box
l. Face mask 1 box
6 Obat obat life saving
a. Aspilet 80 mg 4 tab
b. Dextrose 40 % 1 flacon
c. Dexamethason inj 1 amp
d. Diazepam inj 1 amp
e. Dormicum inj 1 amp
f. Epineprin inj 1 amp
g. Morphin inj 2 amp
h. NaCl 0,9% 500ml 1 kolf
i. Nitrogliserin 5 mg 4 tab
j. Ringer lactate 2 kolf
k. Amiodaron inj 300mg 2 amp
l. Stesolid supp 1 buah
7 Lain lain
Kit untuk peletakan alat medis dan 1 buah
obat obatan ( tool box )
Tempat sampah tertutup 1 buah
Alat komunikasi Radio komunikasi dan mobile phone
Kelengkapan administrasi Buku pemakaian kendaraan 1 buah
Buku petunjuk pemeliharaan kendaraan 1
buah
Manual alat medis 1 buah
Buku petuntuk pemeliharaan alat 1 buah
Buku catatan pemakaian obat/alat 1 buah
Buku catatan tindakan asuhan di
ambulance

C. Ambulance Sebagai Kereta Jenazah


Tekhnis Persyaratan Kendaraan :
a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak.
b. Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang.
c. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi.
d. Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakkan.
e. Sirine satu atau dua nada.
f. Lampu rotator warna merah.
g. Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti
jenazah.
h. Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi.
i. Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang di samping
jenazah.

D. Pengelolaan Ambulance
Pengelolaan ambulance / pemeliharaan dilakukan oleh Seksi Sarana Prasaranan dan
Logistic RSUD Kota Surakarta.
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN AMBULANCE

Ambulance RSUD Kota Surakarta selalu siaga 24 jam selama 7 hari penuh untuk
mendukung pelayanan kepada masyarakat.

A. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


1. Sebelum berangkat dipastikan kendaraan dalam keadaan siap, fasilitas dan
peralatan yang ada di dalam ambulance termasuk Ambulance kit.
2. Pada saat merujuk pasien, harus didampingi oleh petugas (dokter atau perawat)
dan wajib menunggu hingga pasien diterima ditempat rujukan.
3. Saat rujukan pemeriksaan penunjang atau konsul dokter ahli, pasien didampingi
petugas sampai pemeriksaan selesai dan kembali ke rumah sakit.
4. Seluruh tindakan medis yang dilakukan di dalam ambulance harus tercatat pada
buku kegiatan ambulance.
5. Tata tertib :

a. Pada saat menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu
rotator.
b. Pada saat mengangkut pasien hanya boleh mengunakan lampu rotator.
c. Semua peraturan lalulintas harus di taati.
d. Kecepatan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di jalan bebas
hambatan.
e. Petugas membuat laporan keadaan penderita selama transportasi, yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas pasien
waktu dan keadaan penderita.
f. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
g. Setelah selesai melakukan transportasi harus langsung menuju Rumah Sakit.
h. Penggunaan ambulance harus sesuai fungsi dari masing-masing ambulance;
i. Ambulance transport
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan
khusus/tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan
tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
ii. Ambulance gawat darurat
Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah distabilkan ke tempat
pelayanan definitif. Pasien memerlukan pengawasan medis khusus dan
memungkinkan tindakan resusitasi dalam perjalanan rujukan
i. Penggunaan ambulance untuk transportasi diluar ketentuan tersebut
seperti antar jemput dokter atau perawat dan lain-lain harus mendapat
persetujuan direktur.
j. Tarif pelayanan mengacu pada tarif pelayanan ambulance yang berlaku di
RSUD Kota Surakarta.

6. Setelah selesai kegiatan, petugas ambulance (petugas medis) melakukan


pemeriksaan dan pencatatan seluruh pemakaian alat medis, obat dan BAHP yang
telah digunakan dan segera dilakukan penggantian agar kembali sesuai standar.
BAB V

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN


Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem keselamatan pasien memiliki 6 sasaran, yaitu
ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir), peningkatan komunikasi efektif (S-
BAR), peningkatan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi prosedur dan tepat
pasien operasi, pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko pasien jatuh (lihat
gelang warna kuning pada pasien), adapun yang terdapat di bagian kendaraan meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir, alamat).
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR).
3. Pengendalian infeksi.
4. Mengurangi resiko pasien jatuh

B. TUJUAN
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman, baik berupa materil maupun non material.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
4. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

D. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


SISTEM KESELAMATAN PASIEN
1. Ketepatan identifikasi pasien
Pasien yang akan menggunakan ambulance ataupun ambulance jenazah
diidentifikasi terlebih dahulu menggunakan identitas pasien yang meliputi:
1.1. Nama.
1.2. Tanggal lahir.
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR).
2.1. Petugas dari ruang perawatan / unit gawat darurat menginformasikan
permintaan penggunaan ambulance kepada petugas ambulance melalui
telepon secara jelas.

2.2. Petugas ambulance mencatat permintaan ambulance pada buku pesanan


dan mengklarifikasi kembali kepada bagian yang akan menggunakan
ambulance pada saat siap pengantaran atau penjemputan.

2.3. Petugas kasir bangsal/ruang perawatan memberikan formulir permintaan


ambulance kepada keluarga pasien yang digunakan untuk pembayaran
administrasi ambulance dan diberikan kepada petugas ambulance untuk
pelayanan penggunaan ambulance sesuai tempat yang akan dituju.

2.4. Petugas ambulance bersama perawat menyiapkan peralatan yang akan


digunakan untuk pengantaran atau penjemputan pasien.

3. Pengendalian Infeksi
3.1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja untuk mencegah infeksi silang.

3.2. Pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan darah dan
cairan infeksi yang lain seperti masker, sarung tangan, googles dan apron jika
dibutuhkan.

3.3. Pengelolaan jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan.

3.4. Pembersihan ambulance setiap penggunaan pengantaran ataupun


penjemputan pasien.

3.5. Pengelolaan limbah rumah sakit dan sanitasi ruangan.

4. Mengurangi resiko pasien/jenazah jatuh.


4.1. Rumah sakit menyediakan peralatan kesehatan yang dapat mengurangi
resiko pasien/jenazah jatuh pada saat pemindahan pasien/ jenazah ke dalam
ambulance atau mobil jenazah, pada proses transfer maupun pemindahan
pasien/jenazah dari ambulance atau mobil jenazah.

a. Fasilitas Ambulance dan mobil jenazah yang sudah dilengkapi dengan


tempat untuk meletakan Brankar yang disebut dengan Landasan.
Landasan Brankar berfungsi untuk mempermudah Brankar masuk dan
keluar.

b. Brankar dilengkapi dengan sabuk pengaman.

4.2. Cara pemindahan pasien/jenazah ke dalam maupun keluar ambulance/mobil


jenazah yang tepat dan menghindari resiko pasien/ jenazah jatuh.

LANGKAH PELAKSANAAN STANDARD KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
1.1. Dalam penjemputan pasien atau pengantaran pasien terdapat dokter dan
atau pun perawat sesuai dengan keadaan pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
2.1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap mengenai ambulance yang
digunakan dan biaya penggunaan ambulance
2.2. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
2.3. Memperlihatkan sikap mengormati dan tenggang rasa
2.4. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
3.1. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh mencakup komunikasi antar profesi
kesehatan.
4. Membangun budaya keselamatan pasien.
5. Rumah sakit memimpin dan mendukung staf.
6. Mengintegrasikan aktivitas pengolahan resiko dalam identifikasi pasien.
7. Mengembangkan system pelaporan.
8. Berbagi pengalaman dalam keselamatan pasien.
9. Menerapkan solusi untuk mencegah cidera.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA


Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996). Keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang
pun yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung
pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

B. TUJUAN
Kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan
atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA


Prosedur yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan (SOP, Standards
Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan
peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan
bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Pedoman itu antara lain:
1. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan
dan lingkungan kerja.
2. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
3. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.

D. LANGKAH PELAKSANAAN STANDAR KESELAMATAN KERJA


1. Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam melakukan dibagian kendaraan
a. Pakaian kerja digunakan setiap saat petugas bekerja
b. Masker digunakan digunakan pada saat petugas membantu perawat atau dokter
atau petugas lain memasukkan pasien/jenazah ke dalam maupun keluar
kendaraan dan atau saat petugas kendaraan membantu transportasi yang
berhubungan dengan penyakit.
c. Sepatu boat digunakan saat petugas membersihkan kendaraan.
d. Sarung tangan (hand schoen) digunakan petugas ketika membantu
memindahkan pasien/jenazah kedalam maupun keluar kendaraan dan selain itu
juga digunakan petugas membersihkan kendaraan
2. Program kebersihan tangan
Kebersihan tangan sangat penting bagi petugas yang berada dibagian kendaraan
apalagi petugas berhubungan dengan pasien, jenazah maupun segala sesuatu yang
berada di lingkungan rumah sakit. Sangat penting bagi petugas kendaraan untuk
memperhatikan kebersihan tangan yang benar setiap kali membantu pelayanan
dibidang transportasi maupun setiap sebelum dan sesudah membersihkan
kendaraan.

3. Pemeriksaan Kesehatan.
Pemeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepadanya. Mengenai jenis pemeriksaan kesehatan kerja tertuang
dalam Permenakertrans No.: Per-02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, dimana jenis-jenis
pemeriksaan kesehatan kerja terdiri dari:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga
kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. Bertujuan agar tenaga keria yang
diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi- tingginya, tidak
mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan
cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukannya sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain-lainnya juga
dapat dijamin.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter. Bertujuan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga keria sesudah berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan
adanya pengaruh – pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu. Bertujuan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja
tertentu.
Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:

1. Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang


memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu.
2. Tenaga kerja yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang melakukan
pekerjaan tertentu.
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

A. INDIKATOR MUTU
1. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah

Nama indikator Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah


Dimensi mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan pelayanan ambulance/kereta
jenazah yang dapat di akses setiap waktu oleh
pasien/keluarga pasien yang membutuhkan.
Definisi operasional Waktu pelayanan pelayanan ambulance/kereta jenazah
adalah ketersediaan waktu penyediaan ambulance/kereta
jenazah untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga pasien.
Frekuensi pengumpulan Setiap bulan
data
Periode analisis 3 bulan sekali
Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam
satu bulan
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Sumber data Ruang Ambulance dan Kamar Jenazah
Standar 24 jam
Penanggung jawab Kepala Ruang Ambulance dan Kamar Jenazah

2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah rumah sakit

Nama indikator Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta


jenazah di rumah sakit
Nama indikator Kenyamanan dan Keselamatan
Dimensi mutu Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan
kebutuhan pasien akan ambulance/kereta jenazah
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan
kebutuhan pasien akan ambulance/kereta jenazah

Definisi operasional Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta


jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan
ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien di rumah
sakit sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah
maksimal 30 menit.
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat
waktu dalam 1 bulan
Denominator jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam
1 bulan
Sumber data Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Ruang Ambulance dan Kamar Jenazah
BAB VIII

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

1. Setiap melakukan pelayanan ambulance, petugas medis melakukan pencacatan


pada buku kegiatan ambulance, setelah selesai buku kegiatan disimpan di Unit
Ambulance dan Kamar Jenazah.

2. Kepala Ruang Ambulance dan Kamar Jenazah melakukan rekapitulasi kegiatan


setiap bulannya.

3. Seluruh kegiatan ambulance dilakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi secara


rutin dan merupakan bagian dari pelaporan Unit Ambulance dan Kamar Jenazah.

4. Hasil evaluasi oleh Kepala Unit Ambulance dan Kamar Jenazah untuk kemudian
dilaporkan kepada Pimpinan.
BAB IX

PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan Ambulance dibuat dengan harapan meningkatkan pelayanan


dibidang transportasi di RSUD Kota Surakarta sehingga sasaran mutu Unit Ambulance dapat
terealisasi dengan baik.

Ditetapkan di : Surakarta
Pada tanggal :

PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA SURAKARTA

dr. WILLY HANDOKO WIDJAJA, MARS


NIK. 19520925 201401 1 051
REFERENSI

1. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan


Pelayanan Medik.

2. Kepmenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan


Medik.

3. Kepmenkes No 129/Menkes/SK/II/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah


Sakit.

4. Undang undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009

5. Undang undang Rumah Sakit No 44 tahun 2009

You might also like