You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH

Oleh :

NAMA : Nur Inayah

NIM : C1M015147

KELOMPOK : 27

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH

A. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui struktur kecambah dan mempraktekan cara evaluasi


daya kecambah sebagai jenis tanaman

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Waktu praktikum : Hari senin, 13 Oktober 2017. Pukul 12.30 – 13.45 WITA.
2. Tempat praktikum : Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih ,
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam teori Kuswanto (2001) mengatakan, Perkecambahan benih merupakan salah


satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas benih. Perkecambahan benih juga
merupakan salah satu tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan.
Pengertian dari berkecambah itu sendiri adalah jika dari benih tersebut telah muncul
plumula dan radikula di embrio. Plumula dan radikula yang tumbuh diharapkan dapat
menghasilkan kecambah yang normal, jika faktor lingkungan mendukung.

Viabilitas benih menunjukkan persentase benih yang akan menyelesaikan


perkecambahan, kecepatan perkecambahan dan vigor akhir dari kecambah-kecambah
yang baru berkecambah. Viabilitas benih dapat ditentukan dengan suatu prosedur
penguji pengujian yang dibukukan. Hal ini paling nyata dari pengukuran viabilitas
adalah persentase perkecambahan yaitu angka rata-rata persentase dari uji suatu spesies
yang menghasilkan kecambah normal pada kondisi perkecambahan yang apling
normal(Qomara 2003).

Kecambah normal merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk


berkembang lebih lanjut hingga menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak
normal atau abnormal tidak menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut.
Kriteria untuk kecambah normal seperti yang dikatakan oleh Nurlaela (2008),
diantaranya adalah kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan
batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan
berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik, Kecambah dangan cacat ringan
pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun primer, dan koleoptil dan Kecambah
dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna.

Menurut Nurlaela, et,.al. (2008), Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Dibawah ini
digolongkan ke dalam kecambah abnormal Kecambah rusak: kecambah yang struktur
pentingnya hilang atau rusak berat. Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah
dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak
proporsional. Dan Kecambah lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum
mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih
normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil.

Dalam teorinya Kertasapoetra (2002), mengatakan Vigor benih dapat


dikategorikan dalam vigor benih kuat dan vigor benih lemah. Ciri-ciri benih yang
mempunyai vigor tinggi antara lain benih ini dapat disimpan lama sehingga dapat
mempermudah dalam penyimpanan benih dalam jumlah yang besar. Vigor benih tinggi
juga memiiki cirri benih berkecambah cepat dan merata, bebas dari penyakit benih,
tahan terhadap gangguan mikroorganisme yang bersifat merugikan tanaman yang
menyebabkan baik kerusakan fisik maupun fisiologis tanaman, laju tumbuhnya tinggi
dengan arti benih cepat tumbuh mulai dari perkembangan embrio, perkecambahannya,
dan petumuhannya menuju tanaman dewasa, dan juga vigor benih yang tinggi ini
memiliki produksi yang tinggi baik secara vegetatif maupun generatif nantinya.
Sedangkan ciri-ciri vigor benih rendah merupakan kebalikan dari vigor benih tinggi
cirri-cirinya antara lain benih ini tidak dapat disimpan. Vigor benih rendah juga memiiki
cirri benih berkecambah tidak cepat dan merata, tidak bebas dari penyakit benih, tidak
tahan terhadap gangguan mikroorganisme yang bersifat merugikan tanaman yang
menyebabkan baik kerusakan fisik maupun fisiologis tanaman, laju tumbuhnya rendah
dengan arti benih lambat dalam pertumbuhannya tumbuh mulai dari perkembangan
embrio, perkecambahannya, dan petumuhannya menuju tanaman dewasa, dan juga
vigor rendah ini memiliki produksi yang rendah.
D. BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM
1. Bahan Praktikum : Kertas merang, benih jagug, dan benih kacang hijau.
2. Alat Praktikum : Cawan Petridis, bak kecambah sprayer, alat pengecambah benih,
pinset, dan alat tuli menulis.

E. CARA KERJA
1. Diisi bak persemaian dengan pasir sampai ¾ tinggi bak, kemudiandisiram air
sampai lembab
2. Ditanam benih tanaman ditanam pada baak-bak yang sudah disediakan
3. Ditutup benih tanaman tersebut dengan pasir.
4. Dirawat dan diamati pertumbuhannya selama tujuh hari

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Jumlah Total Benih Berkecambah

Hari BENIH TANAMAN


pengamatan
JAGUNG KACANG HIJAU
1. 0 3
2. 7 24
3. 17 24
4. 16 25
5. 14 25
6. 11 25
7. 8 25

Tabel 2. Jumlah benih yang tumbuh Normal, Abnormal, dan Mati

KRITERIA BENIH
TANAMAN KELOMPOK
Normal Abnormal Mati
Kacang Hijau 34 21 4 0
Jagung 27 21 3 1
G. PEMBAHASAN

Daya kecambah merupakan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman


yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Bisa
juga dikatakan bahwa daya kecambah (germination rate) adalah daya dari biji untuk
tumbuh menjadi kecambah dinyatakan dengan satuan %. Daya kecambah yang bagus
adalah daya kecambah yang tinggi.Parameter yang biasa digunakan dalam menguji
perkecambahan benih berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian
terhadap struktur tumbuh embrio diamati secara langsung atau secara tidak langsung
dengan melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan
benih.Persentase perkecambahan benih adalah persentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan.

Daya Kecambah akan mempengaruhi kekuatan tumbuh benih (Vigor) yang memberi
informasi akan kemungkinan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman
normal dan berproduksi wajar meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimum.
Vigor benih pulalah yang mencerminkan vigor kecambah, vigor bibit, dan vigor
tanaman. Biasanya tanaman yang memiliki vigor benih yang tingi memiliki tingkat
produksi yang tinggi. Penilaian kecambah pada uji kekuatan tumbuh benih digolongkan
menjadi : Vigor (Untuk kecambah yang tumbuh kuat), Less Vigor Untuk kecambah
yang tumbuh kurang kuat, Non-Vigor untuk kecambah yang tumbuh lemah dan Death
untuk benih yang tidak tumbuh.

Pada hasil pengamatan tabel pertama yaitu jumlah kecambah yang tumbuh. Pada
tanaman jagung di hari pertama 0 artinya tidak ada. Sedangkan di hari ke-2 ada 7
kecambah. Hari ke-3 berjumlah 17 kecambah. Sedangkan dihari ke-4 sampai hari ke-7
data yang didapat salah. Seharusnya data yang harus diperoleh pada kecambah yang
tumbuh berjumlah 24. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya kesalahan dan
ketidakfokusan praktikan saat melakukan pengamatan. Sedangkan pada kelompok yang
lain pada pengamatan kacang hijau didapat pada hari pertama jumlah kecambah yang
tumbuh berjumlah 3. Pada hari ke-2 dan hari ke-3 berjumlah 24. Dan pada k-4 sampai
ke-7 berjumlah 25 kecambah.

Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau lebih cepat
dibandingkan pertumbuhan jagung. Hal ini disebabkan karena tipe perkecambahan
tanaman kacang hijau dan jagung berbeda. Dimana kacang hijau memiliki tipe
perkecambahan epigeal yaitu kotiledonnya terangkat keatas dan hipokotilnya lebih
aktif tumbuh. Sedangkan pada tanaman jagung, tipe perkecambahannya adalah
hipogeal yaitu kotiledonnya tetap dalam tanah dan epikotilnya yang lebih aktif tumbuh.
Selain itu faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi perkecambahan. Faktor
internal seperti ; tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dan dormansi. Sedangkan
faktor dalam seperti ; air, cahaya, suhu, oksigen, dan medium.

Medium yang digunakan untuk pertumbuhan perkecambahan ini menggunkan


medium pasir. Pasir memiki pori-pori berukuran besar sehingga mudah basah dan cepat
kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses
pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Kondisi media pasir
pada tanaman jagung agak kering dikarenakan kekurangan air. Sedangkan pada
medium kacang hijau kodisi pasirnya lembab dan gembur. Hal tersebut bisa
mempengaruhi kecepatan perkecambahan tanaman.

Kecambah normal merupakan kecambah yang ditandai dengan pertumbuhan yang


sempurna, dimana akar dan batang berekembang dengan baik, jumlah kotiledon yang
sesuai, daun berkembang dengan baik dan berwarna hijau, serta mempunyai tunas
puncuk yang baik. Sedangkan kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi normal.

Pada hasil pengamatan pada tabel kedua didapat pada benih jagung kecambah yang
normal berjumlah 23, abnormal 3, dan yang mati 1. Sedangkan pada kacang hijau
didapatkan kecambah yang normal 21, abnormal 3 dan tidak ada yang mati atau tidak
tumbuh.

Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh karena itu, benih
yang tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan pengujian, dari pertama
pengujian hingga habis akhir periode pengujian benih tidak berkecambah, benih dapat
disebabkan oleh banyak faktor, kemungkinan benih bisa merupakan benih yang keras,
benih keras adalah benih yang hingga akhir periode pengujian tetap keras itu karena
benih tidak dapat menyerap air, kemudian ada juga benih segar tetapi tidak
berkecambah, benih segar yaitu benih yang tidak keras dan juga tidak keras dan juga
tidak berkecambah hingga akhir pengujian, tetapi tetap bersih, dan menunjukkan
tampak masih hidup, kemudian ada juga kemungkinan benih mati, benih yang pada
akhrnya mati, tidak keras, biasanya benih mati lunak, warnanya memudar, dan sering
kali disebabkan cendawan.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. Daya kecambah merupakan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman


yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.
2. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi perkecambahan. Faktor internal seperti
; tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dan dormansi. Sedangkan faktor dalam
seperti ; air, cahaya, suhu, oksigen, dan medium.
3. Kecambah normal merupakan kecambah yang ditandai dengan pertumbuhan yang
sempurna, dimana akar dan batang berekembang dengan baik, jumlah kotiledon
yang sesuai, daun berkembang dengan baik dan berwarna hijau, serta mempunyai
tunas puncuk yang baik. Sedangkan kecambah abnormal adalah kecambah yang
tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi normal.
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A. G. 2002. Teknologi Benih, Pengelolaan Benih dan Tuntunan

Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.

Kuswanto, H., 2001. Analisis Benih. ANDI.: Yogyakarta.

Nurlaela, I., S. Yati, dan Y. Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Qomara, W. 2003. Pengantar Produksi Benih. FakultasPertanian IPB. Bogor.

You might also like