Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NIM : C1M015147
KELOMPOK : 27
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ACARA VI. UJI DAYA KECAMBAH
A. TUJUAN
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Waktu praktikum : Hari senin, 13 Oktober 2017. Pukul 12.30 – 13.45 WITA.
2. Tempat praktikum : Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih ,
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nurlaela, et,.al. (2008), Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Dibawah ini
digolongkan ke dalam kecambah abnormal Kecambah rusak: kecambah yang struktur
pentingnya hilang atau rusak berat. Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah
dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak
proporsional. Dan Kecambah lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum
mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih
normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil.
E. CARA KERJA
1. Diisi bak persemaian dengan pasir sampai ¾ tinggi bak, kemudiandisiram air
sampai lembab
2. Ditanam benih tanaman ditanam pada baak-bak yang sudah disediakan
3. Ditutup benih tanaman tersebut dengan pasir.
4. Dirawat dan diamati pertumbuhannya selama tujuh hari
F. HASIL PENGAMATAN
KRITERIA BENIH
TANAMAN KELOMPOK
Normal Abnormal Mati
Kacang Hijau 34 21 4 0
Jagung 27 21 3 1
G. PEMBAHASAN
Daya Kecambah akan mempengaruhi kekuatan tumbuh benih (Vigor) yang memberi
informasi akan kemungkinan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman
normal dan berproduksi wajar meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimum.
Vigor benih pulalah yang mencerminkan vigor kecambah, vigor bibit, dan vigor
tanaman. Biasanya tanaman yang memiliki vigor benih yang tingi memiliki tingkat
produksi yang tinggi. Penilaian kecambah pada uji kekuatan tumbuh benih digolongkan
menjadi : Vigor (Untuk kecambah yang tumbuh kuat), Less Vigor Untuk kecambah
yang tumbuh kurang kuat, Non-Vigor untuk kecambah yang tumbuh lemah dan Death
untuk benih yang tidak tumbuh.
Pada hasil pengamatan tabel pertama yaitu jumlah kecambah yang tumbuh. Pada
tanaman jagung di hari pertama 0 artinya tidak ada. Sedangkan di hari ke-2 ada 7
kecambah. Hari ke-3 berjumlah 17 kecambah. Sedangkan dihari ke-4 sampai hari ke-7
data yang didapat salah. Seharusnya data yang harus diperoleh pada kecambah yang
tumbuh berjumlah 24. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya kesalahan dan
ketidakfokusan praktikan saat melakukan pengamatan. Sedangkan pada kelompok yang
lain pada pengamatan kacang hijau didapat pada hari pertama jumlah kecambah yang
tumbuh berjumlah 3. Pada hari ke-2 dan hari ke-3 berjumlah 24. Dan pada k-4 sampai
ke-7 berjumlah 25 kecambah.
Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau lebih cepat
dibandingkan pertumbuhan jagung. Hal ini disebabkan karena tipe perkecambahan
tanaman kacang hijau dan jagung berbeda. Dimana kacang hijau memiliki tipe
perkecambahan epigeal yaitu kotiledonnya terangkat keatas dan hipokotilnya lebih
aktif tumbuh. Sedangkan pada tanaman jagung, tipe perkecambahannya adalah
hipogeal yaitu kotiledonnya tetap dalam tanah dan epikotilnya yang lebih aktif tumbuh.
Selain itu faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi perkecambahan. Faktor
internal seperti ; tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dan dormansi. Sedangkan
faktor dalam seperti ; air, cahaya, suhu, oksigen, dan medium.
Pada hasil pengamatan pada tabel kedua didapat pada benih jagung kecambah yang
normal berjumlah 23, abnormal 3, dan yang mati 1. Sedangkan pada kacang hijau
didapatkan kecambah yang normal 21, abnormal 3 dan tidak ada yang mati atau tidak
tumbuh.
Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh karena itu, benih
yang tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan pengujian, dari pertama
pengujian hingga habis akhir periode pengujian benih tidak berkecambah, benih dapat
disebabkan oleh banyak faktor, kemungkinan benih bisa merupakan benih yang keras,
benih keras adalah benih yang hingga akhir periode pengujian tetap keras itu karena
benih tidak dapat menyerap air, kemudian ada juga benih segar tetapi tidak
berkecambah, benih segar yaitu benih yang tidak keras dan juga tidak keras dan juga
tidak berkecambah hingga akhir pengujian, tetapi tetap bersih, dan menunjukkan
tampak masih hidup, kemudian ada juga kemungkinan benih mati, benih yang pada
akhrnya mati, tidak keras, biasanya benih mati lunak, warnanya memudar, dan sering
kali disebabkan cendawan.
H. KESIMPULAN
Nurlaela, I., S. Yati, dan Y. Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.