You are on page 1of 41

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini
mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan
tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal,
masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya,
seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi.
Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit
menjalani masa ini.
Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual.
Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga
akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak
nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir
positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila
wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan
dan menekan hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian menopause

Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico artinya periode atau
tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya secara degeneratif menstruasi.
Menopause adalah berhentinya menstruasi, berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan
fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan
menunjukkan tanda-tanda ketuaan Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi
(kira-kira 1 tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.
International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan rekomendasi
berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural menopause) adalah
berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium.
Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea selama 12 bulan berturut-turut, tanpa
ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas
2.1.2 Pembagian masa menopause

Masa menopause menurut Kartono (1992), dibagi menjadi 2 :


1. Tahap awal
Tahun-tahun di mana saat haid/menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu atau sudah
tidak sama sekali. Namun aparat endokrin seksual masih terus berfungsi. Periode ini disebut
sebagai masa pra klimakteris.
2. Tahap kedua
Menampilkan gejala : berhentinya secara definitif organisme yang membentuk sel-sel telur,
yaitu berhentinya organisme tersebut sebagai lembaga kehidupan tingkah laku seseorang.
Pada periode ini sifatnya sering lucu dan aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Tingkah
laku tersebut dimaksudkan untuk mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali
pola kebiasaan dimasa muda, menghiasi dirinya dengan pakaian dan perhiasan yang
berlebihan agar kelihatan masih remaja.

2.1.3 Tanda-tanda menopause


menopause ditandai dengan menstruasi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dalam
interval waktu lebih lambat atau lebih awal dari biasanya. Kotoran haid yang keluar banyak
sekali ataupun sangat sedikit. Muncul gangguan-gangguan vasomotorik berupa penyempitan
atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah. Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit
kepala terus menerus. Berkeringat tidak hentinya. Neuralgia atau gangguan sakit saraf.

2.1.4 Perubahan pada masa menopause


perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan
dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi
kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan
eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung,
sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada
juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual,
mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan
femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.

Macam – macam perubahan psikologis pada masa menopause


1. perubahan peran dalam kehidupan keluarga
Perubahan peran ini menginjak pada saat anak-anak menuju usia dewasa dan mandiri.
Menurut Cumming dan Henry, orang yang lebih tua yang mengalami pelepasan itu menjadi
bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak , kewajiban-kewajibannya berkurang
terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama.
2. ibu merasa tidak lagi dibutuhkan
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya seorang anak, terkadang anak tidak
mengikutsertakan orang tua ke dalam suatu permasalahannya – permasalahannya. Seorang
anak ingin mengatasi berbagai masalahnya sendiri.di sini akan timbul suatu konflik baru,
orang tua akan merasa tidak lagi dibutuhkan oleh anak-anak mereka.
3. perubahan hubungan sosial dengan lingkungan
Dalam teori disengagement dikatakan bahwa manusia yang menjadi tua dan terutama yang
sudah sangat tua akan mencari bentuk-bentuk isolasi sosial tertentu dan justru dalam isolasi
itu, atau karena isolasi itu menjadi bahagia dan puas.
4. kehilangan anggota keluarga
Ketika seorang anak menjadi orang dewasa dan pada waktunya mereka harus menikah,orang
tua tentunya akan merasa senang karena kewajibannya telah selesai dalam mengasuh
anak,dan dalam kesenangan itu ada perasaan kehilangan terhadap salah satu anggota
keluarganya. Hal ini dapat menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup mandiri dan
tidak menjadi satu dengan orang tuanya.
5. Pertambahan usia
Segera setelah dilahirkan, maka seseorang secara fisiologis menjadi lebih tua
6. Mudah sakit-sakitan
Dengan bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, debagaian
mengalami regenerasi tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan tidak maksimalnya fungsi
jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut usia akan rentan sekali terhadap
penyakit, sehingga mereka akan mudah sekali sakit.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a.Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa
pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi
pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa
pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu
sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang
telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang
kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga
yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan.
Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami
perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga
dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-
biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek,
menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
•Suasana hatiyaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah,
perasaan sangat tegang.
•Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi,
pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif,
merasa tidak berdaya.
•Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
•Perilaku gelisahyaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang
berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
•Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih
secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada
makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau
mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk
mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak
sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai
masalah klinis.
c.Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung
dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses
mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
d.Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para
lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.
Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan
menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh
secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan
dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau
tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi
pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga.
Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan
fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,
sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi,
mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk
dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi
stress tersebut.
e.Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d
26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam
kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2%
pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan
bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon
terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu,
akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak
sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie
Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
•Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
•Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,
menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
•Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan
kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
•Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,
mengeluh.
•Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang
hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause.
Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia
dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun
diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan
atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik
maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
2.1.5 Mengatasi Gangguan Emosional pada Wanita Menopause
Mengatasi gangguan emosional pada wanita MENOPAUSE :
• Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan
masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh
setiap wanita
• Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya
• Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia
memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause :
Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain
menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.
• Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu di black
out. Anda dapat mengembangkan kemampuan otak, untuk waktu tertentu
tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, dan memusatkan
pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan
• Lakukan “Poison Pen Therapy” atau menulis memo untuk diri sendiri untuk
mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik
yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda yang
mengesalkan dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah
emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu.
(catatan : Memo itu tidak untuk dibaca orang lain)
• Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari
saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang
benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
• Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton. Misalnya :
merubah susunan perabot dirumah atau dikantor, jalan-jalan keluar rumah sebentar, makan
diluar dalam suasana yang nyaman dsb
• Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik melalui gaya
busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan pribadinya
• Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan
berkadar kolesterol rendah dll
• Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset
membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat
memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan
mengatasi perasaan khawatir .
• Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang
positif dan kreatif, seperti ikut aktif dalam kegiatan keagamaan, mencoba hobi baru atau
menggali lagi hoby yang telah lama ditinggalkan misalnya : belajar masak, membuat
kerajinan tangan, melukis, menulis buku, mendengarkan musik atau main musik,
menciptakan lagu dll. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang
baru akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
• Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi,
yoga dll.
• Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan
psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang
Dialaminya

Perubahan Psikologi pada masa menopause

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini
mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan
tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal,
masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya,
seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi.
Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit
menjalani masa ini.
Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual.
Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga
akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak
nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir
positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila
wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan
dan menekan hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian menopause

Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico artinya periode atau
tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya secara degeneratif menstruasi.
Menopause adalah berhentinya menstruasi, berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan
fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan
menunjukkan tanda-tanda ketuaan Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi
(kira-kira 1 tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.
International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan rekomendasi
berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural menopause) adalah
berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium.
Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea selama 12 bulan berturut-turut, tanpa
ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas
2.1.2 Pembagian masa menopause

Masa menopause menurut Kartono (1992), dibagi menjadi 2 :


1. Tahap awal
Tahun-tahun di mana saat haid/menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu atau sudah
tidak sama sekali. Namun aparat endokrin seksual masih terus berfungsi. Periode ini disebut
sebagai masa pra klimakteris.
2. Tahap kedua
Menampilkan gejala : berhentinya secara definitif organisme yang membentuk sel-sel telur,
yaitu berhentinya organisme tersebut sebagai lembaga kehidupan tingkah laku seseorang.
Pada periode ini sifatnya sering lucu dan aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Tingkah
laku tersebut dimaksudkan untuk mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali
pola kebiasaan dimasa muda, menghiasi dirinya dengan pakaian dan perhiasan yang
berlebihan agar kelihatan masih remaja.

2.1.3 Tanda-tanda menopause


menopause ditandai dengan menstruasi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dalam
interval waktu lebih lambat atau lebih awal dari biasanya. Kotoran haid yang keluar banyak
sekali ataupun sangat sedikit. Muncul gangguan-gangguan vasomotorik berupa penyempitan
atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah. Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit
kepala terus menerus. Berkeringat tidak hentinya. Neuralgia atau gangguan sakit saraf.

2.1.4 Perubahan pada masa menopause


perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan
dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi
kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan
eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung,
sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada
juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual,
mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan
femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.

Macam – macam perubahan psikologis pada masa menopause


1. perubahan peran dalam kehidupan keluarga
Perubahan peran ini menginjak pada saat anak-anak menuju usia dewasa dan mandiri.
Menurut Cumming dan Henry, orang yang lebih tua yang mengalami pelepasan itu menjadi
bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak , kewajiban-kewajibannya berkurang
terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama.
2. ibu merasa tidak lagi dibutuhkan
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya seorang anak, terkadang anak tidak
mengikutsertakan orang tua ke dalam suatu permasalahannya – permasalahannya. Seorang
anak ingin mengatasi berbagai masalahnya sendiri.di sini akan timbul suatu konflik baru,
orang tua akan merasa tidak lagi dibutuhkan oleh anak-anak mereka.
3. perubahan hubungan sosial dengan lingkungan
Dalam teori disengagement dikatakan bahwa manusia yang menjadi tua dan terutama yang
sudah sangat tua akan mencari bentuk-bentuk isolasi sosial tertentu dan justru dalam isolasi
itu, atau karena isolasi itu menjadi bahagia dan puas.
4. kehilangan anggota keluarga
Ketika seorang anak menjadi orang dewasa dan pada waktunya mereka harus menikah,orang
tua tentunya akan merasa senang karena kewajibannya telah selesai dalam mengasuh
anak,dan dalam kesenangan itu ada perasaan kehilangan terhadap salah satu anggota
keluarganya. Hal ini dapat menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup mandiri dan
tidak menjadi satu dengan orang tuanya.
5. Pertambahan usia
Segera setelah dilahirkan, maka seseorang secara fisiologis menjadi lebih tua
6. Mudah sakit-sakitan
Dengan bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, debagaian
mengalami regenerasi tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan tidak maksimalnya fungsi
jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut usia akan rentan sekali terhadap
penyakit, sehingga mereka akan mudah sekali sakit.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a.Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa
pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi
pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa
pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu
sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang
telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang
kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga
yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan.
Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami
perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga
dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-
biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek,
menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
•Suasana hatiyaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah,
perasaan sangat tegang.
•Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi,
pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif,
merasa tidak berdaya.
•Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
•Perilaku gelisahyaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang
berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
•Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih
secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada
makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau
mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk
mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak
sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai
masalah klinis.
c.Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung
dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses
mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
d.Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para
lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.
Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan
menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh
secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan
dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau
tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi
pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga.
Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan
fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,
sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi,
mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk
dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi
stress tersebut.
e.Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d
26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam
kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2%
pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan
bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon
terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu,
akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak
sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie
Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
•Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
•Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,
menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
•Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan
kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
•Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,
mengeluh.
•Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang
hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause.
Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia
dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun
diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan
atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik
maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
2.1.5 Mengatasi Gangguan Emosional pada Wanita Menopause
Mengatasi gangguan emosional pada wanita MENOPAUSE :
• Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan
masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh
setiap wanita
• Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya
• Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia
memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause :
Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain
menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.
• Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu di black
out. Anda dapat mengembangkan kemampuan otak, untuk waktu tertentu
tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, dan memusatkan
pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan
• Lakukan “Poison Pen Therapy” atau menulis memo untuk diri sendiri untuk
mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik
yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda yang
mengesalkan dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah
emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu.
(catatan : Memo itu tidak untuk dibaca orang lain)
• Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari
saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang
benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
• Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton. Misalnya :
merubah susunan perabot dirumah atau dikantor, jalan-jalan keluar rumah sebentar, makan
diluar dalam suasana yang nyaman dsb
• Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik melalui gaya
busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan pribadinya
• Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan
berkadar kolesterol rendah dll
• Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset
membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat
memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan
mengatasi perasaan khawatir .
• Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang
positif dan kreatif, seperti ikut aktif dalam kegiatan keagamaan, mencoba hobi baru atau
menggali lagi hoby yang telah lama ditinggalkan misalnya : belajar masak, membuat
kerajinan tangan, melukis, menulis buku, mendengarkan musik atau main musik,
menciptakan lagu dll. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang
baru akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
• Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi,
yoga dll.
• Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan
psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang
Dialaminya

Peran Bidan dalam Menghadapi Wanita Klimakterium


Klimakterium akan dialami dengan mulus oleh para wanita jika mereka mengerti dan
menyadari tentang hal tersebut. Sebagi seorang Bidan, kita sangat berperan dalam
menghadapi wanita klimakterium. Kita harus bisa menyiapkan seorang wanita sehingga dia
tidak akan kaget jika mengalami klimakterium. Di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa
Bidan lakukan untuk menghadapi wanita klimakterium.

5.1 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya usia dewasa tentang


klimakterium

Hal ini dilakukan untuk menyiapkan, tidak hanya wanita tetapi juga laki – laki. Selain wanita
yang siap akan klimakterium yang akan dialaminya, penting juga bagi laki – laki untuk
memahami hal ini, sehingga dia bisa mengerti ketika istrinya mengalami klimakterium.

5.2 Memberikan informasi tentang klimakterium pada ibu – ibu setiap berkunjung ke Bidan

Ketika ibu datang ke Bidan, baik untuk memeriksakan dirinya sendiri maupun anaknya,
penting untuk diberikan informasi tentang klimakterium pada kunjungan tersebut, supaya Ibu
tidak akan kaget apabila ibu mengalami gejala – gejala klimakterium.

5.3 Memberikan konsultasi yang baik

Ibu yang mengalami klimakterium membutuhkan seseorang untuk diajak bercerita tentang
keluhan – keluhannya, sebab sering ibu akan merasa malu jika bercerita kepada orang di
sekitarnya. Oleh karena itu, Ibu yang mengalami klimakterium akan mendatangi Bidan dan
berkonsultasi tentang keluhan – keluhannya. Disini, peran Bidan adalah memberikan
konsultasi sebaik mungkin sehingga rasa gelisah dan kekhawatiran ibu akan perubahan dalam
dirinya bisa dihilangkan dan kita bisa membangkitkan rasa percaya diri ibu kembali.

5.4 Mengajarkan kepada ibu cara – cara merawat diri apabila ibu sudah mengalami
klimakterium

Bahasa verval sering kali tidak berarti apabila sseorang sudah mengalami keluhan kaitannya
dengan psikologis. Maka dari itu, Bidan bisa mendemonstrasikan secara langsung bagaimana
perawatan – perawatan yang bisa dilakukan ketika ibu mengalami klimakterium sehingga
perubahn – perubahan fisik pada diri ibu bisa teratasi.

5.5 Memberikan informasi tentang pencegahan terhadap sindrom klimakterium

Pencegahan terhadap sindrom klimakterium dapat dilakukan melalui hal – hal sebagai
berikut:

 Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup


serat
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen, seperti:

1. Isoflavon: terdapat pada kacang – kacangan


2. Lignan: terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran
3. Caumestran: terdapat pada daun semanggi

 Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan


 Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg/hari dan vitamin D

5.6 Melakukan manajemen kebidanan klimakterium dengan tepat


 Anamnesis

Mengkaji adanya keluhan fisik, psikologi, riwayat personal, dan budaya yang berkaitan.

 Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan lainnya yang meliputi:

1. Tinggi badan

Diukur untuk mengkaji postur, mekanika tubuh dan tanda osteoporosis

2. Kulit

Diperiksa untuk mengkaji adanya lesi, integritas kulit, perubahan tahi lalat. Resiko Kanker
kulit meningkat pada masa ini.

3. Mulut

Memeriksa daerh sekitar mulut seperti gigi dan gusi untuk mengkaji kesehatan mulut.

4. Payudara

Payudara diperiksa untuk mendeteksi adanya kegananasan.

5. Perut

Pemeriksaan perut dilakukan untuk mengetahui adnya pembesaran yang bersifat kistik
maupun solid.

6. Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan panggul ddengan speculum untuk mengamati perubahan pada vagina dan portio.

7. Rektum

Pemeriksaan rectum untuk memeriksa adanya massa dan fissura.

 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, pap smear/ IVA test,
mammography, USG, kolesterol, pemeriksaan hormone FSH, LH dan TSH.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehidupan pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan yang kontinyu atau

serangkaian perkembangan yang kontinyu dari lahir sampai mati. Jadi perkembangan akan

dialami oleh setiap individu. Setiap perkembangan mengandung pengertian adanya suatu

proses menuju pada suatu kemasakan dan kematangan yang meliputi aspek jasmaniah,

rohaniah dan sosialnya. Bila seorang individu telah mencapai periode kemasakan, baik aspek

fisik, psikis maupun sosial, yang umumnya dapat dicapai pada usia remaja - dewasa, maka

periode berikutnya adalah tahap kemantapan dan untuk selanjutnya adalah peiode penurunan.

Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan

seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus

sepanjang kehidupan. Usia lanjut mengandung pengertian adanya perubahan yang progresif

pada organisme yang telah mencapai kemasakan, perubahan ini bersifat umum dan

irreversible (tidak dapat kembali).

Menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan

berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap wanita

yang menandai berakhirnya masa subur. Menopause seperti halnya menarche dan kehamilan

dianggap sebagai peristiwa yang sangat berarti bagi kehidupan wanita. Menarche pada remaja

wanita, menunjukkan mulai diproduksinya hormon estrogen, sedang menopause terjadi

karena ovarium tidak menghasilkan atau tidak memproduksi hormon estrogen.

Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula

kemunduran fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu

ovarium. Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon

estrogen, dan ini akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik-

biologis. Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai akibat dari
berhentinya produksi hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis, dan

sosialnya.

B. Tujuan

1. Mengetahui definisi menopause

2. Mengetahui jenis gangguan menopause

3. Mengetahui proses terjadinya gangguan menopause

4. Mengetahui cara mengatasi gangguan menopause


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Menopause

Menurut Mappiare (1983), Menopause adalah penghentian fungsi mastural, yang

berlangsung selama masa klimakterium pada wanita yang meliputi perubahan emosional

yang bersamaan terjadinya.

Menurut Rivlin (1982), Menopause adalah suatu fakta yang tak terhindarkan dalam

kehidupan setengah baya yang menimbulkan gejala psikis seperti : depresi, kecemasan, dan

ketidakstabilan emosi.

Menurut Andrianto(1985), Menopause adalah proses surutnya haid yang tidak

berlangsung secara drastic tetapi secara perlahan-lahan,yang menimbulkan kecemasan dan

ketakutan serta hal tersebut membuat hilangnya daya tarik yang telah dimiliki hilang

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan

dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah

sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan

menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu.

Menopause merupakan pertanda berhentinya sikulus reproduksi normal atau

berhentinga siklus menstruasi dari seorang wanita dan khususnya terjadi antara usia 45 - 55

tahun karena produksi dan fungsi hormon wanita untuk mengatur menstruasi mengalami

penurunan secara alamiah. Namun, menopause dapat juga terjadi pada usia lebih muda

karena penyakit atau operasi pengangkatan uterus atau indung telur.

Menopause dapat terjadi karena indung telur mensekresi lebih sedikit zat estrogen,

kehabisan telur dan menjadi berkurang responsif terhadap hormon FSH. Mula-mula kelenjar
hipofisis membuat lebih banyak FSH, untuk mencoba mempertahankan tingkat estrogen yang

normal, tetap akhirnya ia tidak mampu.

Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan

ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:

1. Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihaan anatara masa reproduksi dan masa senium.

Biasanya periode ini disebut jga dengan pramenopause.

2. Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah menopause disebut pasca menopause.

3. Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu

menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik

B. Gangguan Menopause

Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat

dihindari pada kehidupan wanita. Banyak wanita dengan menopause tidak mengalami

gejalanya, tetapi banyak juga yang mengalami gejala yang sangat mencolok. Beberapa gejala

dari menopause tersebut yaitu:

 Penurunan jumlah dan lama siklus menstruasi.

 Frekuensi menstruasi abnormal (kemungkinan dengan pendarahan yang berlebihan)

atau hanya merupakan tetesan.

 Menopause sebagai akibat dari hilangnya fungsi indung telur dan berkurangnya

hormon estrogen dapat menyebabkan perubahan pada sistem tubuh antara lain:

a) Sistem reproduksi; mengalami penyusutan pada alat genitalia eksternal dan kehilangan lemak

di bawah kulit, penyusutan labia, penyusutan mukosa vagina, jaringan vagina mengalami

pengendoran, vagina terasa gatal dan keluar cairan, kekeringan pada vagina sangat parah dan

rasa sakit sewaktu berhubungan badan karena pelumas vagina berkurang, penyusutan indung
telur dan salurannya, panggul mengalami relaksasi progresif karena kehilangan estrogen yang

menyebabkan struktur pendukung kehilangan tonusnya.

b) Sistem urinal, kandung kemih meradang akibat dari penurunan estrogen, sakit sewaktu

buang air kecil, sering dan selalu ingin buang air kecil.

c) Buah dada mengalami penyusutan ukuran.

d) Hilangnya libido atau hasrat seks.

e) Kulit, rambut dan kuku, elastisitas kulit dan kekenyalan menurun (karena kehilangan

estrogen) rambut pubis dan ketiak mulai rontok.

f) Sistem saraf; keringat pada malam hari dan merasa kepanasan, vertigo, lelah, denyut nadi

bertambah, nafas pendek, telinga berdenging, kelainan emosi (iritabilitas, nervous, pemarah

dan bicara menjadi latah), bertambah depresi, cemas, kompulsif maniak dan bertabiat

schizopreni.

Ada wanita yang mengalami gangguan emosi – psikologi saat menghadapi dan

mengalami menopause. Tetapi tidak berarti semua wanita pada masa mengalami gangguan

emosi, karena sebenarnya bagaimana individu menanggapi suatu peristiwa itu sangat

ditentukan oleh faktor kepribadiannya khususnya bagaimana ia mengintrepetasi atau menilai

peristiwa tersebut. Mudah tidaknya seseorang mengalami gangguan emosional sehubungan

dengan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya antara lain tergantung dari

kepribadiannya, gaya hidupnya, kondisi kesehatan mental dan fisiknya secara menyeluruh,

masalah-masalah pribadi yang dialaminya, kondisi lingkungan psikososialnya yang

menimbulkan stress.

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

a. Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,

namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering

lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.

b. Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi

pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa

pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu

sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang

telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang

kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga

yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan.

Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami

perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga

dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat

reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-

biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.

Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa

aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :

 Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti:

mudah marah, perasaan sangat tegang.

 Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai

sangat sensitif, merasa tidak berdaya.


 Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,

ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

 Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup,

kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

 Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,

berdebar-debar, mual, mulut kering.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang

dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan

berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada

makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau

mengurangi bahaya atau ancaman.

Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon

normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan

dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal

sebagai masalah klinis.

c. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah

tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini

mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari

proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif

terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku

tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam

dirinya.

d. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk

para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan

pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.

Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan

menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh

secara diam-diam.

Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga

memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung

pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan

atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat

individual sifatnya.

Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-

tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik

keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori

psikologis dan fisiologis.

Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,

sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi,

mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk

dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada

beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi

stress tersebut.

e. Depresi

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan

9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di

dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3%
s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat

dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada

pria.

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan

untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena

kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai

wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan

respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan

tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam

yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit

dihindarkan.

Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut

Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :

 Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.

 Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,

menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.

 Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari

kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.

 Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,

mengeluh.

 Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah,

hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.


Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai

menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi

kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut

diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak

keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa

dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai

gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu

mereka

C. Cara Mengatasi Gangguan Menopause

Mengatasi gangguan emosional pada wanita menopause:

· Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan

pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan

untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran. Disamping itu juga bisa

menngkonsumsi vitamin yang fungsinya memperlambat proses penuaan. Untuk pengatasan

ini perlu konsultasi dengan dokter yang berwewenang. Cara yang lainnya untuk

meninhgkatkan estragon dengan makan makanan dan minuman yang berasal dari kedelai

· Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa

menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita

· Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya

· Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu dihilangkan

dan memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan

· Menulis memo untuk diri sendiri untuk mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi

perubahan fisik dan psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang

dilingkungan anda dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah

emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu
· Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari

saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang

benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis

· Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton

· Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik

· Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan

berkadar kolesterol rendah dll

· Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset

membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat

memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan

mengatasi perasaan khawatir

· Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang

positif dan kreatif. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru

akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi

· Masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat memiliki atau menciptakan

pekerjaan yang menarik, atau mempunyai pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, akan

dapat membuat seseorang merasa dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan

penghargaan terhadap diri sendiri

· Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi,

yoga dll

· Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan

psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialaminya

· Dan yang paling penting adalah tingkatkan ibadah, dekatkan diri pada Allah SWT, yang
akan memperkaya kehidupan ruhani dan menyadari sepenuhnya bila tujuan hidup ini untuk
mengabdi pada Allah SWT. Yakinlah bahwa semua proses kehidupan manusia sejak dalam
kandungan, lahir, tumbuh dan meninggal, itu semua sudah merupakan merupakan
perwujutan dari ketentuan Allah yang harus dijalani dalam kehidupan dunia, sebelum
memasuki kehidupan akhirat yang kekal dan tidak berakhir. Pandanglah bahwa semua yang
dialami sebagai kenikmatan dari Allah SWT. Menopause bukan akhir dari suatu kehidupan,
bahkan merupakan saat yang tepat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari.

Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari

pada kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause tersebut yaitu: Penurunan jumlah

dan lama siklus menstruasi, Frekuensi menstruasi abnormal, Ketidakteraturan tersebut dapat

berakhir dalam beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama

sekali. Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih

sehat dan selalu berpikiran positif.

B. Saran

Masa menopause adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh setiap wanita.

Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang pada dirinya maupun

lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat mempersiapkan

diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh sejak masih muda, juga

memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah menopause.

Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu

luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga ataupun

lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi

yang kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang

sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia merasa

diperhatikan, dibutuhkan dan dihargai dengan demikian masa menopause justru merupakan

awal kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri hikmah yang diperolehnya

dalam kehidupan ini.


DAFTAR PUSTAKA

1. “Mencegah dan Mengatasi Gangguan Menopause Secara Alamiah”. Prof.H.M. Hembing

Wijayakusuma. http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=Hembing&newsno=48

2. “Mengatasi Gangguan Emosional Pada Wanita Menopause”.

Dra. M.Louise Maspaitella M.Psi. www.klinikmedis.com

3. “Menopause”. http://www.klikdokter.com/illness/

4. “Menopause”. http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause

Definisi Manopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan

tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama

sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan

menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut

sebagai perubahan kehidupan.

Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico artinya periode

atau tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya secara degeneratif menstruasi.

Menopause adalah berhentinya menstruasi, berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan

fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan

menunjukkan tanda-tanda ketuaan Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi

(kira-kira 1 tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.

International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan rekomendasi

berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural menopause) adalah

berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium.

Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea selama 12 bulan berturut-turut, tanpa

ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas.


Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak

arti.Men dan pauseis adalah kata pertama yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya

haid. (Kasdu, 2002, h.9)

Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode

berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50. Menopause

kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. (Kasdu, 2002,

h.9)

Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG., dari Sub-bagian Endokrinologi dan Immunologi

Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta,

menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi

hormon indung telur. (Kasdu, 2002, h.10)

Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause

dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat

didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur

waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola

kehidupan. (Wiknjosastro, 2007, h. 129)

Menopause rupanya ada hubungannya dengan menarche. Makin dinimenarche terjadi,

makin lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambat menarche terjadi, makin cepat

menopause timbul. (Wiknjosastro, 2007, h. 130)

Menopause merupakan masa krisis dalam kehidupan wanita yang mendekati usia paruh

baya. Berbagai macam penyakit akan timbul saat wanita memasuki masa menopause ini,

akibat berkurangnya jumlah estrogen dalam tubuh.

Periode Manopause

Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) ada tiga periode menopause, yaitu:

1. Klimakterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.

Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan

siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.

2. Menopause

Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah

menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai

menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.

3. Senium

Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan

kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita

juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian

tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif

secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti sebelumnya.

Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang

umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur

30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.

Tahap Masa Menopause

Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu

sebagai berikut:

1. Pra Menopause

Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada

fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang

memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.

2. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul

pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang

panjang.

3. Menopause

Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana

(2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hari,

mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan

vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa,

sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

Tanda dan Gejala Menopause

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010)

1. Ingatan Menurun

Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,

namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering

lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.

2. Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi

pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa

pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu

sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang

telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang

kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga

yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan.


Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami

perubahan yang berarti dalam kehidupannya.

Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang

remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada

yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.

Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek,

menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :

Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah

marah, perasaan sangat tegang.

Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi,

pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif,

merasa tidak berdaya.

Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,

ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang

berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,

berdebar-debar, mual, mulut kering.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang

dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan

berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada

makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau

mengurangi bahaya atau ancaman.


Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal

untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan

tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai

masalah klinis.

3. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah

tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini

mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari

proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif

terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku

tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam

dirinya.

4. Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para

lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan

pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.

Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan

menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh

secara diam-diam.

Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga

memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung

pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan

atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat

individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba

jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik

keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori

psikologis dan fisiologis.

Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,

sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi,

mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk

dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada

beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi

stress tersebut.

5. Depresi

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan

9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di

dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3%

s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat

dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada

pria.

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan

untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena

kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai

wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan

respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan

tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam
yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit

dihindarkan.

Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut

Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :

Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.

Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,

menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.

Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan

kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.

Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,

mengeluh.

Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang

hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.

Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause.

Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman

dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia

dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun

diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan

atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik

maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.

2.5. Gangguan Psikologi Bagi Wanita Menopause

1. Depresi Menstrual

Depresi manual adalah keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian

hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia

klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu
selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan

datangnya siklus haid.

Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang

bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi

reproduksi dan haid.

Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:

Dukungan Informatif

 Memberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami

oleh semua wanita.

 Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima siklusnya.

 Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang dada.

 Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang

terjadi pada suaminya.

 Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media

cetak, elektronik dan lain – lain.

 Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.

 Memberi contoh – contoh pengalaman positif tentang wanita menopause.

 Menganjurkan untuk berolahraga.

 Memberi latihan penanganan stress.

 Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.

Dukungan Emosional

 Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.

 Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.

 Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.

 Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
Dukungan Penghargaan

Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.

Memberi dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.

Dukungan Instrumental

 Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.

 Memberi bantuan materi (yang diberikan keluarga).

2. Masturbasi Klitoris

Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual,

pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara lagi, dan ia

menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang selama periode

produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini mereka

menjadi beku dingin secara seksual.

Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat

membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris

(onani kelentit).

Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :

Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.

Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.

Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.

Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu

memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.

3. Ide Delerius

Ide Deleriusm adalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan jika pada usia

pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-

nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan
gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide

delirius (kegilaan).

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:

 Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

 Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam

kehidupannya.

4. Aktifitas Hipomanis Semu

Aktifitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini

merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan

selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari

awal lagi.

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu:

Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif

contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang

memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.

Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.

5. Infantile

Infantile pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber

kedua ini. Saat menopausemuncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan, harapan,

permainan, lepas, gembira, asyik, dan masih banyak suasana kegembiraan yang

menyertai. Pada masa menopause infantil ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya

seperti anak-anak.

6. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor

dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan,

gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.

Setelah usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau

tetap tidur:

Penurunan kadar hormon

Kemerahan dan berkeringat di malam hari.

Depresi dan kecemasan.

Masalah fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.

Penggunaan kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.

Masalah Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran

pekerjaan, masalah keuangan dll.

Berbagai obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.

Untuk masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala

insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim

menjadi umum.

9. Gangguan konsep diri

Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif yang akan cenderung membuat

individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan

penguasaan lingkungan dalam masyarakat.

Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki

konsep dirinegatif, yaitu :

Ia peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan mudah marah

dan naik pitam.


Orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak

dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.

Memiliki sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau

meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan atau

pengakuan padakelebihan orang lain.

Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia bereaksi

padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban

persahabatan.

Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing dengan orang lain

dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang

merugikan dirinya.Ciri khas individu yang berkonsep diri negatif adalah ketidak akuratan

pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai pemahaman atau

pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang dirinya, ia tidak sungguh-sungguh mengetahui

siapa dia, apa kelebihan dan kekurangannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri negatif akan cenderung

membuatindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan

penguasaanlingkungan dalam masyarakat.

Cara mengatasi gangguan psikologi insomia,gangguan konsep diri dan infantile pada

masa menopause adalah :

Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara

santai, musik yang menyenangkan.

Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.

Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih

juga rapi.
Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi

oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.

Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan BAK waktu malam hari.

Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua

kecemasan sebelum tidur.

Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.

Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.

Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan

memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.

Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota kelurga akan

membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.

Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.

Studi Kasus
Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan seseorang, dan

sudah menjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus sepanjang

kehidupan. Seseorang ibu yang berumur 50 tahun berangsur – angsur merasakan suatu gejala

berakhirnya masa subur dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya siklus

menstruasi, dinding liang rahim menjadi kering dan kaku, payudara menjadi lembek, kulit

berkeriput dan rambut menjadi kering dan berkeriput, timbul kantung dibawah mata, dan

perasaan kewanitaannya juga berubah sampai ketika hubungan kelamin menjadi sakit, kulit

mengendur, inkontinensia (gangguan kontrol beremih) pada waktu beraktivitas, jantung

berdebar-debar, hot flushes ( peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba ), sakit kepala, mudah

lupa, sulit tidur, rasa kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan otot.

Seiring dengan perubahan yang terjadi pada fisiknya ibu tersebut merasa sering

mengalami stres siklus haidnya mundur, merasa reaksi emosi yang tidak menyenangkan,

yang ditandai dengan ketakutan dimana obyek ketakutannya tidak jelas. Emosi-emosi negatif
seperti lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, mudah gugup, merasa tidak

berguna, tidak berharga, menjadi sering muncul.

Pertanyaan:

1) Apa yang menyebabkan ibu tersebut mengalami gejala-gejala seperti yang diceritakan diatas

2) Apa yang bisa diberikan dalam meringankan masalah si ibu ?

Jawaban :

1) Penyabab gejala yang dialami oleh ibu tersebut adalah tidak lain akibat dari faktor

dimana menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan

berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi yang dimulai antara umur 40 tahun

sampai 55 tahun. Pada masa menopause terjadi banyak sekali perubahan terutama pada

hormone-hormon reproduksi seperti GnRH (Gonadotropin Hormone), FSH (Foilicle

Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), estrogen dan progesteron. Kelima

hormon ini sangat berpengaruh pada masa menopause dimana salah satu contoh yaitu apabila

terjadi penurunan kadar estrogen, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal

yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik

dan gangguan siklus haid.

2) Penanganan yang dapat diberikan khusnya sebagai seorang bidan yaitu berupa konseling

dimana dengan diberikannya konseling diharapkan mampu membantu pasien untuk

mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Adapun beberapa konseling yang dapat diberikan

kepada pasien tersebut yaitu :

a) Memberikan konseling dan pendekatan kepada wanita yang mengalami menopause agar

dapat menerima bahwa menopause adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua

wanita. Pendekatan bukan hanya dilakukan kepada wanita yang mengalami menopause,

tetapi juga kepada suaminya, sehingga suami dapat memahami dan menerima keadaan
istrinya. Sehingga apabila terjadi gangguan psikologis pada wanita menopause, suami dapat

ikut serta dalam mengatasi permasalahannya.

b) Dalam mengatasi gangguan mangenai gejala menopause ini tidak lain yaitu memberikan

dukungan sosial berupa :

1) Memberikan konseling mengenai rasa sakit yang dirasakan oleh ibu diakibatkan karena

bertambahnya usia sehingga jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami

regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan demikian fungsi jaringan dan sel maka

kondisi orang yang sudah lanjut usianya rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka

mudah sekali sakit.

2) Memberi dukungan informatif seperti :

 Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami

oleh semua wanita.

 Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima statusnya tersebut.

3) Dukungan emosional seperti :

 Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.

 Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.

You might also like