You are on page 1of 11

ACARA II

JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN KADAR HEMOGLOBIN

Disusun Oleh :
Nama : Baiq Wiwik Purnama Sari
NIM : E1A015004)
Kelas : A / Semester: VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018/2019
ACARA II
JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN KADAR HEMOGLOBIN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Menghitung jumlah sel darah merah
seseorang.
b. Mengukur kadar hemoglobin seseorang.
2. Hari, tanggal praktikum : Sabtu, 5 April 2018
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Sel darah merah atu eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk makhluk
hidup. Eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia. Dalam
keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagaipembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh
terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri atas dua komponen
utama, pertama plasma darah yaitu bagian darah yang terdiri dari air, elektrolit dan
protein darah. Kedua sel darah merah yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (lekosit), dan keeping darah (trombosit) (Indah dan Tristyanto,
2012).
Jangka hidup sel darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah yang
telah tua akan ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan limpa.
Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm3 darah.
Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun demikian nilai-
nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung pada
faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan (Kimball,
1999).
Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang lebih 8% dari
berat tubuh manusia. Umumnya dalam tubuh seorang pria dewasa terdapat sekitar
5 – 6 liter darah dan wanita dewasa sekitar 4 – 5 liter. Kekentalan darah biasanya
sekitar 4,4 – 4,7 relatif terhadap viskositas air = 1. Hal iniyang mengakibatkan
darah lebih sulit mengalir dibandingkan air ( Depkes RI ,1989 ).
Haemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut
(heme) dan protein globulin. Terdapat 300 molekul haemoglobin dalam setiap sel
darah merah. Haemoglobin merupakan zat protein yang kaya akan zat besi yang
dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dengan protoporphyrin globulin
(tetra phirin), menyebabkan warna darah merah karena adanya Fe. Hemoglobin
dinamakan juga zat warna merah. Bersama-sama dengan eritrosit, hb,
karbondioksida menjadi karboxyhemoglobin dan warnanya menjadi merah tua.
Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida
(Corwin E J, 2000).
Kadar hemoglobin normal antara wanita dan pria berbeda Laki-laki
dewasa kadar normal 13,5-17,0 g/dl, rentang normal pada perempuan adalah 12,0-
15,0 g/dl (Kee, 2007). Apabila wanita maupun pria mengalami penurunan jumlah
hemoglobin maka pertanda anemia. Menurut morfologi eritrosit didalam sediaan
darah apus, anemia dapat digolongkan atas tiga golongan yaitu anemia mikrositik
hipokrom, anemia makrositik, dan anemia normositik normokrom. Untuk mencari
penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut
Hoffbrand, 1992 (dalam Anonim, 2017).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
 Seperangkat hemositometer
 mikroskop
 blood lancet
 Alat tulis
 Hand counter
2. Bahan
 Alcohol 70 %
 Aquades
 Kapas
 Hayem
 Praktikan

D. Langkah Kerja
1. Jumlah sel darah merah
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
b. Mengambil kapas dan alcohol 70% kemudian, mensterilkan ujung jari
yang akan diambil darahnya.
c. Menusuk jari dengan blood lancet dan biarkan darah keluar tanpa memijat
jari.
d. Menghisap darah dengan pipet sel darah merah sampai angka 0,5 dan
mengusahakan darah yang terhisap pipet tidak terputus-putus.
e. Mengambil larutan hayem dengan menghisapnya sampai anka 10 sehingga
larutan darah diencerkan sampai 200 kali.
f. Melepaskan pipet penghisap dan memegang pipet antara ibu jari dan
telunjuk. Selanjutnya, kocok dengan memutar-mutar pergelangan tangan
membentuk angka delapan.
g. Membuang 3 tetes cairan pertama dengan meniup perlahan-lahan,
kemuadian meneteskan sel darah merah ke dalam kamar hitung Nabauer
yang sudah fokuskan.
h. Menutup kamar hitung Nabauer dengan kaca penutup.
i. Mengamati dan menghitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak kamar
hitung untuk sel darah merah, dibawah mikroskop dengan bantuan hand
counter.
j. Mencatat jumlah hasil pengamatan seldarah merah pada lembar kerja.
k. Menentukan jumlah sel darah merah per mm kubik dengan rumus:
Pengenceran x 50 x jumlah sel darah merah dalam 5 kotak.
l. Memasukkan hasil perhitungan dalam tabel hasil pengamatan.

2. Kadar hemoglobin
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunaka terlebih dahulu.
b. Menganbil tabung Sahli dan mengisinya dengan HCL sampai angka 2.
c. Mengambil kapas dan alcohol 70% kemudian, mensterilkan ujung jari
yang akan diambil darahnya.
d. Menusuk jari dengan blood lancet dan biarkan darah keluar tanpa memijat
jari.
e. Menghisap darah dengan pipet kapiler 20 mm kubik sampai tepat pada
garis.
f. Meniupkan darah ke dalam tabung pengukur sampai seluruh darah
tercampur dengan HCL kemudian diamkan selama 3menit.
g. Meneteskan akuades dengan pipet tetes sedikit demi sedikit sambal
dikocok hingga warna coklat seperti warna standar di sebelah kiri-kanan
tabung pengukur.
h. Melihat dan mencatat tinggi permukaan cairan dalam tabung penguur
sengan skala g%.
i. Memasukkan hasil pengukuran dalam tabel hasil pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
1. Sel darah merah
a. Tabel sel darah merah
No. Nama Mahasiswa Jenis Ʃ sel SDM total
kelamin darah
merah
1 Nurul zahropi P 1093 10.930.000
2 Ilham L 292 2.920.000
3 Ria Fauzia P 166 1.660.000
4 M. Asfian P 226 2.260.000

b. Analisis data
1) Nurul zahropi
SDM = PENGENCERAN X 50 X Ʃ SDM
SDM = 200 x 50 x 1093
SDM = 10.930.000
2) Ilham
SDM = PENGENCERAN X 50 X Ʃ SDM
SDM = 200 x 50 x 292
SDM = 2.920.000

3) Ria Fauzia
SDM = PENGENCERAN X 50 X Ʃ SDM
SDM = 200 x 50 x 166
SDM = 1.660.000
4) M. Asfian
SDM = PENGENCERAN X 50 X Ʃ SDM
SDM = 200 x 50 x 1093
SDM = 2.260.000
2. Kadar hemoglobin
a. Tabel hasil pengamatan kadar hemoglobin

Kadar Hb gr/l 100 cc


No. Nama Mahasiswa
Perempuan Laki-laki
1. Awan 12
2. Asfian 14,2
3. Jaya 14
4. Silwa 10,1
5. Annisa 10
6. Ria 12,4

F. Pembahasan
Praktikum mengenai jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah merah seseorang dan mengukur
kadar hemoglobim seseorang. Pada penghitungan sel darah merah menggunakan
alat ukur hemositometer yang terdiri dari kamar hitung, perhitungannnya
dilakukan dalam kamar R yang ukurannya lebih kecil dibandingkan sel darah
putih, yaitu 5 x 0,1 x 0,04 mm3. Hal ini dikarrenakan jumlah eritrosit jauh lebih
bayak dibandingkan leukosit. Pengenceran pada perhitungan eritrosit
menggunakan larutan hayem. . Larutan ini merupakan larutan yang isotonik
dengan sitoplasma eritrosit dan memiliki kemampuan untuk melisis sel darah putih
atau sel-sel lainnya kecuali eritrosit sehingga, memudahkan praktikan untuk
menghitung jumlah eritrosit. Dalam percobaan, larutan darah dalam pipet yang
telah tercampur hayem dibuang sebanyak 3 tetes, karena larutan tersebut tidak
homogen sehingga akan mengacaukan perhitungan.
Sel darah merupakan jaringan ikat yang dibentuk dari sel-sel bebas. Darah
berfungsi sebagai alat transport untuk mengedarkan baik sari makanan,
O2, CO2 serta zat yang diperlukan oleh tubuh. Warna merah pada darah disebabkan
karena adanya Hb (Hemoglobin) didalam darah. Volume darah sangat
dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan aktitfitas. Hasil pengamatan yang
didapatkan beberapa kelompok menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah yang
dimiliki perempuan sebanyak 1.660.000 dan 10.930.000. Sedangkan pada laki-laki
2.260.000 dan 2.290.000. Hasil tersebut tidak sesuai atau sangat jauh dari teori
tentang jumlah eritrosit secara umum. Dimana pada wanita jumlah eritrositnya
sekitar 4,5 juta. Seangkan pada laki-laki 5 juta. Hal ini terjadi dapat disebabkan
oleh kesalahan-kesalahan ketika proses percobaan seperti, kaca mikroskop untuk
pengamatan kabur dan kotor, praktikan kurang teliti dalam menghitung eritrosit
dalam kotak R, lapang pandang tidak focus, dan praktikan tidak membuang 3 tetes
larutan dalam pipet terlebih dahulu sehingga hasil perhitungan menjadi kacau dan
tidak akurat. Namun, berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka dapat
digolongkan bahwa 3 orang kekurangan eritrosit dan 1 orang kelebihan eritrosit.
Salah satu penyebab kurangnya (hipokremia) sel darah merah karena kurangnya
waktu tidur (begadang) dan akan menyebabkan terjadinya anemia. Sedangkan
penyebab kelebihan (hiperkremia) sel darah merah karena merokok sehingga
kondisi paru-paru menjadi tidak fit, ataupun pada penduduk pegunungan dengan
jumlah oksigen ketinggian yang rendah dan akan menyebabkan penggumpalan
darah, kerusakan organ, dll.
Praktikum mengenai kadar hemoglobin dilaksanakan dengan metode Sahli
yakni metode penentuan kadar Hb dengan menyamakan warna darah dengan
warna standart pada hemoglobinometer. Perubahan warna ini karena hemoglobin
diubah menjadi hematin asam, disebabkakan darah dan HCL ditetesi aquades
sampai terbentuknya warna coklat (seperti warna standar). Hasil pengamatan
beberapa kelompok menunjukkan bahwa kadar Hb pada perempuan adalah (10,
10,1 dan 12) gr/dl sedangkan pada laki-laki (12, 14 dan 14,2) gr/dl. Menurut teori
jumlah Hb pada wanita secara umu adalah (12,0-15,0) gr/dl dan pada laki-laki
(13,5-17,0) gr/dl. Oleh karena itu, dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa 2
orang perempuan dan 1 laki-laki mengalami kekurangan Hb sedangkan 1
perempuan dan 2 laki-laki memiliki Hb normal. Kekurangan Hb merupakan tanda
anemia yang disebabkan karena defisiansi nutrisi yaitu, Fe dan asam amino
tertentu. Karena hemoglobin merupakan protein dalam eritrosit yang terdiri dari
protoporfin, flobin dan bervalensi 2 (fero).
Kadar hemoglobin darah tergantung pada seks dan keadaan lingkungan.
Seperti perasaan yang sangat senang menyebabkan peningkatan kadar Hb dan sel
darah merah. Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke
paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir
oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.
Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin. Adapun
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada percbaan kadar Hb dengan metode Sahli
adalah praktikan tidak tepat ukuran dalam mengambil 2 ml HCL ataupun darah,
darah dalam pipet tidak sempurna dimasukkan ke HCL, pengadukan HCL, darah
dan aquades tidak merata, dan warna tabung standar berubah setelah jangka waktu
lama.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan dan pembahasan
maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Semakin tinggi sel darah merah maka semakin tinggi pula kadar
hemoglobin.
b. Kekurangan seldarah merah dan Hb menyebabkan anemia, sedangkan
kelebiha sel darah merah dan Hb menyebabkan penggumpalan darah.
c. Jumlah sel darah merah ditentukan oleh jenis kelamin, lingkungan dan
aktivitas.
d. Kadar Hb tergantung pada seks dan keadaan sekliling. Jumlah Hb dapat
diukur dengan metode Sahli. pada wanita Hb 13,8 gr/100 ml dan pada
pria15,4 gr/100ml.
e. Hasil pengamatan kadar Hb menunjukkan 2 wanita dan 1 kekurangan Hb.
f. Hasil pengamatanjumlah eritrosit 3 orang kekurangan eritrosit dan 1 orang
kelebihan eritrosit. Pengukuran jumlah eritrosit dengan alat hemositometer
dengan kamar R sebesar 5 x 0,1 x 0,04 mm3.

2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya berjalan dengan lancar.
Daftar Pustaka

Anonim. 2017. Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses dari


(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-enirumiyat-5225-2-
bab2.pdf pada hari Jumat, 13 April 2017 pukul 10.22 WITA).
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia medika Indonesia, Jilid V. Jakarta :
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Indah, AGUSTINA Dwi dan Nugroho Tristyanto. 2012. Perbandingan hasil
pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang mengandung
antikoagulansia edta dengan darah segar tanpa antikoagulansia. Diakses dari
(https://www.slideshare.net/nugrohotristyanto/perbandingan-hasil-
pemeriksaan-kadar-hematokrit-mikro-pada-darah-yang-36131493 pada hari
Jumat, 13 April 2017 pukul 10.02 WITA).
Kee, Joy Lefever. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.
Jakarta: EGC.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.

You might also like