You are on page 1of 3
Kode Makalah: IND-003 Prosiding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2015 Universitas Andalas, Padang, 03 November 2015 Evaluasi Kinerja Tungku Peleburan Logam Buatan Sendiri “Benny Siantury, ?'Yusep Mujalis, *’Yosca Octaviano, *'Tono Sukarnoto dan */Rianti Dewi Sulamet-Ariobimo '2545)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Gedung Hery Hertanto, Kampus A Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta 11440 E-mail: riantiariobimo@gmail.com Abstrak Sebuah prototipe tungku peleburan logam telah dibuat menindaklanjuti proses perancangan. Selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja dari prototipe tersebut untuk melihat kemampuan peleburannya. Uji coba prototipe dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap pertama uji coba dilakukan tanpa menggunakan burner, sedangkan pada tahap 2 dan 3 uji coba dilakukan dengan menggunakan burner. Uji coba dilakukan dengan kondisi prototipe kosong. Selain itu juga dilakukan pengukuran temperatur gas panas yang dihasilkan bumer. Hasil pengukuran temperatur gas buang pada tahap kedua adalah 360°C, Mengacu pada besamnya temperature yang berhasil dicapai dan kondisi asap yang dihasilkan maka dilakuken beberapa perbaikan. Hasil pengukuran temperatur setelah perbaikan menunjukan terjadinya peningkatan pada temperatur dan perbaikan kondisi asap yang dihasilkan. Kata Kunci: tungku peleburan; konstruksi tungku; bahan bakar solar; temperatur; asap. Pendabuluan Pada umumnya, dinding rang pemanas pada tungku peleburan crucible berbentuk datar seperti terlihat pada Gbr. 1, Desain datar ini tidak efektif dalam mendistribusikan dara panas seperti disampaikan pada prinsip Brown, udara panas adalah fluida gas yang bergerak bebas ke segala arah (Nelson, 2001). Gerakan uudara panas ini selanjutnya dikenal sebagai gerakan Brown. Gerakan gas acak ke segala arah secara bebas memungkinkan gas untuk saling bertumbukan dan menyebabkan kerugian panas (eat losses). nt Gambar 1. Desain Umum Dapur Cruscible Pada perancangan tungku peleburan logam buatan sendiri (Mujalis dkk, 2014) difakukan modifikasi dengan membuat ulir pada dinding ruang pemanas schingga udara panas yang ada dapat diarahkan naik dan memanasi kowi secara ‘merata seperti terlihat pada Gbr. 2 dan Gbr. 3 Gambar 2. Perancangan Tungku Peleburan [Mujalis ‘kk, 2014] ‘Gambar 3. Prototipe Tungku Peleburan {Mujalis ‘dkk, 2014] Paper ini membahas evaluasi kinerja dari prototipe tungku peleburan logam — buatan sendiri (Gbr. 4) yang dibuat mengikuti metode Kove Makalah: IND-003, perancangan VDI 2221 (Pahl dan Beitz, 1984) dengan kekhususan adanya alur untuk naiknya udara panas. Gambar 4. Prototipe Tungku Peleburan [Mujalis ‘dk, 2014] Metoda Penelitian Proses uji coba tahap pertama dilakukan ketika tungku peleburan sudah terbentuk sempurna dan dipasang pada dudukannya. Adapun tujuan dari uji coba ini adalah untuk melihat efektivitas dari alur yang dibuat. Metode yang digunakan adalah meniupkan udara ke Kertas yang dibakar pada mulut Iubang burner dan ‘melihat ada tidaknya asap yang keluar. 1 Tampak Atas . Tampak Depan Gambar 5. Posisi Thermocouple Proses uji coba tahap kedua dilakukan dengan ‘menggunakan burner. Tungku dalam keadaan kosong dan tertutup. Proses uji coba ini dilakukan setelah diperoleh hasil positif dari uji coba tahap pertama. Sedangkan uji coba tahap ketiga dilakukan setelah dilakukan perbaikan berdasarkan hasil pengujian tahap kedua. Thermocouple yang digunakan pada pengujian ini diletakan pada bagian permukaan kowi seperti terlihat pada Gor. 5 Pada uji coba tahap 2 dan 3 digunakan bahan bakar minyak solar yang memiliki spesifikasi dan nilai bakar sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi No. Prosiding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2015 Universitas Andalas, Padang, 03 November 2015, 3675/K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006. Selain itu sebelum dilakukan uji coba tahap 2 dan 3, terlebih dahulu dilakukan pengukuran temperatur nyala burner (solo run test atau free burner) Hasil dan Pembahasan Hasil uji coba tahap pertama dapat dilihat pada Gbr. 6. Terlihat keluamya asap pada Gbr. 6.b. ‘menunjukan bahwa ulir bebas hambatan sehingga udara panas dapat mengalir sempurna. 1 Keras pads Mult Burner Asap Putin ‘Gambar 6. Prototipe Tungku Peleburan Selanjutnya dilakukan pengukuran temperatur ‘udara panas yang dihasilkan oleh burner. Has pengukuran menunjukan bahwa temperatur uudara panas adalah 950°C. Setelah diperoleh hasil pengukuran temperatur udara panas maka dilanjutkan dengan uji coba tahap 2, yaitu pengujian dengan memasang burner pada tungku peleburan, Hasil uji coba menunjukan bahwa temperatur udara panas pada bagian atas tungku adalah rata-rata 360°C. Adanya perbedaan antara temperatur udara panas yang dihasilkan oleh pengujian free burner dengan uji coba tahap 2 menunjukan terjadinya penyerapan udara panas oleh dinding kowi Tingginya asap yang keluar menunjukan bahwa udara panas yang keluar dari cerobong asap ‘masih memiliki kecepatan yang terjadi karena adanya profil alur. Hasil pengukuran temperatur pada uji coba tahap 2 belum memenuhi target yang ditentukan arena adanya aliran balik udara panas ke burner. Melihat kondisi ini dilakukanlah evaluasi rancangan. Hasil evaluasi menemukan bahwa jarak burner tip sebesar 10 cm dati dinding kowi tidak memberikan cukup ruang bagi gas panas untuk bergerak mencapai kesempurnaan —pembakaran. _Berdasarkan temuan ini dilakukan perbaikan dengan meninggikan dudukan kowi. Setelah dilakukan perbaikan maka dilakukan wji coba kembali. Uji coba pertama setelah perbaikan dilakukan dengan kondisi terbuka. Hasil pengukuran temperatur pada uji coba ini menunjukan Kode Makalah: IND-003 kenaikan temperatur hingga 342°C, Tetapi ketika selanjutnya dilakukan uji coba kedua dengan kondisi tertutup ternyata_hasil pengukuran temperatur turun hingga 300°C diiringi dengan bunyi dengungan. Ketika dilakukan analisa terhadap asap yang dihasilkan terlihat bahwa pembakaran yang terjadi belum sempurna, Guna mengurangi dengungan dan kecepatan gas panas, maka dilakukan pembesaran lubang cerobong asap. Uji coba dalam kondisi tertutup yang dilakukan setelah proses perbaikan menghasilkan pengukuran temperatur —maksimum 390°C dan. berkurangnya bunyi dengungan. Selain itu asap yang keluar terlihat tidak lagi hitam pekat Gambar 7. Grafik Hasil Pengukuran Temperatur Semua hasil pengujian ini dapat dilihat pada Gbr. 7. Hasil yang diperoleh_ menunjukan bahwa terjadi perpindahan panas konveksi dari panas yang dihasilkan oleh burner ke dinding kowi, Selanjutnya perpindahan panas konduksi akan terjadi pada dinding kowi memanaskan skrap didalam = kowi —sampai__ melebur. Selanjutnya terlihat juga bahwa gap antara pengukuran temperatur free burner dengan uji coba tahap 1 dan 2 menunjukan bahwa diameter cerobong asap —berpengaruh —_terhadap pembentukan temperatur tungku. — Ukuran cerebong asap yang terlalu kecil akan ‘menyebabkan terjadinya kepadatan fluida gas dalam tungku karena kecepatan pengeluaran Prosiding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2015, Universitas Andalas, Padang, 03 November 2015 ‘gas panas menjadi lambat. Kepadatan fluida gas dalam tungku akan mengganggu kinerja burner. Selain itu dalam proses pembakaran diperlukan oksigen. Lubang cerobong asap yang terlalu kecil juga akan menghambat masuknya oksigen sehingga pembakaran yang terjadi tidak sempurna, Kesimpulan dan Saran Evaluasi kinerja yang dilakukan tethadap prototipe tungku peleburan logam buatan sendiri menunjukan bahwa penggunaan profil ulir pada dinding tungku akan membantu gas panas untuk naik dan memanasi kowi secara ‘merata. Selain itu untuk mencapai temperatur yang diinginkan maka jarak burner tip dan lubang cerobong asap harus diperhatikan, Ucapan Terima Kasih Pembuatan prototipe dan evaluasi yang dilakukan ini adalah bagian dari penelitian yang. dibiayai oleh Universitas Trisakti Referensi = Mujalis, ¥., Y. Octaviano, B. Siantury, T. Sukamoto dan R. D Sulamet-Ariobimo, Perancangan Tungku Peleburan Logam Buatan Sendiri, Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2014,Universitas Andalas, Padang, 26 ‘Agustus 2014, = Nelson, E, Dynamical Theories of Brownian Motion, Princeton University, Edisi ke-2, 2001 - Pahl, G. dan W. Beitz, Engineering Design, Springer-Verlag, London, 1984.

You might also like