Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
1. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman
layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif,
tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
2. Ulat berwarna
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk
bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50
EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
Menurut Darwis (2001) empat prinsip PHT, yaitu (1) budi daya tanaman
sehat, (2) pelestarian dan pemanfaatan musuh alami, (3) pengamatan periodik atau
secara berkala, dan (4) petani mampu menjadi manajer dalam usaha tani.
McKenzie dan Schneider (2006) menyatakan bahwa PHT menggabungkan
berbagai macam cara pengendalian hama, untuk: Mencegah kemungkinan
terjadinya permasalahan hama, mengurangi jumlah permasalahan hama jika sudah
terjadi dan menggunakan pengendalian alami untuk mengatasi permasalahan yang
sudah terjadi. Sistem pengendalian hama terpadu ini lebih dikaitkan dengan
3
konsep ekosistem. Setiap bagian dalam ekosistem saling berkaitan erat dan saling
mempengaruhi. Berhasilnya konsep PHT haruslah memahami bagaimana setiap
bagian dalam sistem bekerja dan bagaimana mereka saling bekerjasama.
(Misalnya, tanah, serangga, tanaman dan pepohonan, burung, binatang, air,
manusia, teknologi).
Sistem PHT akan membantu untuk: Mengurangi penggunaan sumber daya
dan produk yang mahal, karena lahan akan “merawat” dirinya sendiri secara terus-
menerus, serta sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari sumber
daya local, memperbaiki kualitas tanah, tumbuhan dan lingkungan, meningkatkan
produksi dari tanah secara keseluruhan, meningkatkan keanekaragaman dan daya
tahan terhadap hama, penyakit dan cuaca ekstrim dan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat sekitarnya
Kejadian penyakit pada kacang tanah diamati melalui penghitungan
melalui pengambilan sampel secara acak minimal 10% dari populasi tanaman
(Temaja et al., 2007). Kelimpahan populasi serangga pada suatu habitat
ditentukan oleh adanya keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun
sumber daya lain yang tersedia pada habitat tersebut. Berdasarkan hasil tangkapan
diperoleh berbagai serangga dengan fungsi ekologi yang berbeda. Ada beberapa
serangga yang berfungsi sebagai hama, ataupun musuh alami seperti predator
mamupun parasitoid. Keanekaragaman fungsi tersebut bermanfaat dalam menjaga
keseimbangan ekosistem pada pertanaman. Sehingga memudahkan dalam
pengendalian hama secara alami. Menurut Sosromarsono (1977) parasitoid adalah
salah satu musuh alami yang umum digunakan dan merupakan faktor utama
dalam mengendalikan populasi hama di alam. Peningkatan indeks
keanekaragaman parasitoid yang relatif kecil seiring dengan peningkatan indeks
keanekaragaman tumbuhan (Pathak, 2001).
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) BAHAN
b) ALAT
C. CARA KERJA
1) Melakukan penghitungan populasi dari beberapa jenis hama dan musuh alami
pada unit sampel dengan menggunakana mekanik sampling yang sesuai
dengan masing-masing jenis organisme tersebut. Unit sampel berupa satu
tanaman.
2) Melakukan ekstrasi dan pemisahan bagi jenis hama dan musuh alami yang
tidak dapat dikumpulkan langsung dari lapangan.
3) Melakukan penghitungan populasi hama dan musuh alami pada setiap unit
sampel dan dirata-rata sehingga didapatkan angka kepadatan populasi per unit
sampel.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
TANGGAL
NO PENGAMATAN NAMA ILMIAH / NAMA UMUM JUMLAH
Belalang Daun 2
Selasa, 25 okt Belalang Coklat 3
1. 2016
Ulat Grayak 5
Kepik Coklat 1
2. Selasa, 01 Nov Jangkrik 1
2016
Belalang Coklat 4
Belalang Coklat 1
Selasa, 08 Nov Belalang Daun 2
3. 2016
Jangkrik 1
Selasa, 15 Nov Belalang Coklat 5
4. 2016 Kepik Coklat 1
TANGGAL
NO PENGAMATAN NAMA ILMIAH / NAMA UMUM JUMLAH
Selasa, 25 Okt Semut Hitam 8
1. 2016 Laba-laba 1
Selasa, 01 Nov Capung 1
2. 2016 Semut Hitam 10
Selasa, 08 Nov Semut Hitam 8
3. 2016 Laba-laba 1
Selasa, 15 Nov Semut Hitam 11
4. 2016
6
B. PEMBAHASAN
C. KESIMPULAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, V. 2001. Penerapan empat prinsip PHT oleh petani teh. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor. 18 hal.
Pathak, V.N.2001. Diseases of fruit Crops. Oxford and IBH Publ.Co., New Delhi,
309 hal.345
7
Temaja, IG.R.M, G. Suastika, SH. Hidayat, dan U. Kartosuwondo. 2007. Deteksi
Chrysanthemum B Carlavirus (CVB) pada Tanaman Krisan di Indonesia.
AGRITOP 26(1): 6-12.