You are on page 1of 14

PRODUKTIVITAS BUCKET WHEEL EXCAVATOR

PENAMBANGAN BATUBARA DI PT BUKIT ASAM


KECAMATAN TANJUNG ENIM KABUPATEN MUARA ENIM
PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROPOSAL KERJA PRAKTIK (TTA-300)

Diajukan Oleh :
1. Mohamad Fajar Nugraha (10070115050)
2. Nelly Nur Yuanita (10070115063)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M / 1439 H
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PRODUKTIVITAS BUCKET WHEEL EXCAVATOR


PENAMBANGAN BATUBARA DI PT BUKIT ASAM
KECAMATAN TANJUNG ENIM KABUPATEN MUARA
ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

Peserta : 1. Mohamad Fajar Nugraha (10.07.01.15.050)


2. Nelly Nur Yuanita (10.07.01.15.063)

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Koordinator Kerja Praktik

Ir. Rully Nurhasan Ramdani, M.T. Elfida Moralista, S.Si.,M.T.


NIK.D.17.0.720 NIK.D.95.0.219

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Ir. Sri Widayati, M.T


NIK.D.97.0.270
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penambangan batubara di Indonesia umumnya dibagi menjadi dua sistem
yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Sampai akhir abad ke-20
hampir semua tambang batubara di Indonesia menggunakan tambang terbuka
karena sebagian besar cadangan batubara terdapat di daerah rendah atau daerah
pegunungan dengan topografi tidak terlalu landai sebagaimana genesa batubara
yang umumnya terbentuk di daerah rawa atau, lapisan penutup tidak terlalu tebal,
dan kemiringan lapisan batubara yang relatif kecil yaitu di bawah 30°. Sistem ini
memiliki berbagai kelebihan, diantaranya waktu persiapan yang relatif pendek,
target produksi bisa besar, penggunaan alat bisa disesuaikan dengan target
produksi, kontrol terhadap operasi penambangan lebih mudah, dan keselamatan
kerja lebih terjamin.
Untuk mempermudah operasi penambangan diperlukan berbagai alat berat
baik dalam kegiatan penggalian, pemuatan, pengangkutan sampai ke pengolahan.
Umumnya alat gali dalam pertambangan yang digunakan yaitu excavator,
kemudian alat muat yang biasa digunakan yaitu beku dan alat angkut yang sering
digunakan yaitu dump truck. Seiring berkembangnya teknologi diciptakan alat-alat
berat multifungsi baik itu untuk digunakan pada metode penambangan
konvensional maupun penambangan berkelanjutan. Salah satu alat berat
multifungsi yang biasa digunakan pada metode penambangan berkelanjutan yaitu
bucket wheel excavator.
Bucket wheel excavator merupakan alat gali sekaligus muat berbentuk
seperti roda yang terdiri dari banyak bucket. Alat ini dapat menggali secara terus-
menerus tanpa terhambat proses pengosongan bucket. Masing-masing alat
memiliki keefektifan tersendiri yang dapat dinyatakan dengan produktivitas, karena
keistimewaannya yang mampu menggali sekaligus memuat dalam satu alat maka
alat ini dipilih untuk diketahui produktivitasnya. Karena memanfaatkan fungsi dari
alat tersebut, PT. Bukit Asam dipilih sebagai tempat Kerja Praktik dikarenakan
perusahaan ini merupakan perusahaan satu-satunya yang menggunakan bucket
wheel excavator sebagai alat gali sekaligus muat dalam operasi penambangan
batubaranya.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kegiatan kerja praktik ini adalah mengetahui
bagaimana proses penambangan batubara di PT. Bukit Asam serta mengetahui
besarnya produktivitas alat berat Bucket Wheel Excavator pada penambangan
batubara di PT. Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses penambangan batubara di PT. Bukit Asam.
2. Mengetahui alat apa saja yang digunakan sebagai alat gali muat di PT. Bukit
Asam.
3. Menghitung besarnya nilai produktivitas Bucket Wheel Excavator di PT.
Bukit Asam.
4. Menghitung besarnya looses dalam penggunaan Bucket Wheel Excavator
di PT. Bukit Asam.
5. Menganalisis pertimbangan pemilihan alat Bucket Wheel Excavator
sebagai alat gali muatnya.

1.3 Batasan Masalah


Masalah yang diangkat hanya mengenai kegiatan gali muat batubara yang
dilakukan di PT Bukit Asam.

1.4 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian dalam Kegiatan Kerja Praktik yang berlokasi di
PT. Bukit Asam dapat dijelaskan dengan bagan sebagai berikut :
II. TEORI DASAR
2.1 Genesa Batubara
Batubara merupakan batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah
heterogen yang mengandung unsur-unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen
(H) sebagai komponen unsur utama dan belerang (S) serta nitrogen (N) sebagai
unsur tambahan (Elliot, 1981). Batubara di dunia umumnya berasal dari Zaman
Karbon. Pada era itu iklim di bumi adalah tropis sehingga memungkinkan
bermacam-macam tumbuhan tumbuh subur di bumi, khususnya di daerah rawa.
Pembentukan batubara biasanya dibagi menjadi dua tahap yaitu penggambutan
(peatification) dan pembatubaraan (coalification). Proses penggambutan dimulai
ketika tumbuhan yang tua lama-kelamaan mati dan menumpuk serta tertimbun
didaerah rawa.

Timbunan itu makin lama makin tebal dan seiring laju pertambahan
timbunan tumbuhan, terdapat pula laju penurunan dasar rawa. Hal ini
menyebabkan terakumulasinya timbunan tumbuhan mati yang kemudian diuraikan
oleh bakteri. Bagian-bagian itu terurai dalam kondisi anaerob menjadi
karbondioksida, air, dan asam humin. Proses ini dinamakan humifikasi dengan
gambut sebagai hasil akhir. Setelah gambut terbentuk, dibutuhkan tahapan
berikutnya yang mengubah bahan baku batubara ini menjadi batubara seutuhnya.
Tahapan ini dikenal dengan tahapan pembatubaraan. Tahap ini merupakan
diagenesis atau pengubahan pasda gambut akibat adanya pengaruh tekanan dan
peningkatan temperatur sebagai hasil gabungan proses biokimia, fisik, serta kimia
yang disebabkan pembebanan sedimen dalam kurun waktu lama. Pada tahap ini
terjadi peningkatan kandungan karbon dan penurunan kandungan oksigen serta
air. Gambut akan berubah menjadi lignit atau sering disebut dengan brown coal.
Dengan adanya peningkatan temperatur dan tekanan terus-menerus, lignit
selanjutnya dapat berubah menjadi sub-bituminus lalu meningkat lagi menjadi
bituminus dan meningkat lagi menjadi antrasit dengan kandungan karbon tertinggi.
Pematangan batubara ini terjadi selama pembatubaraan, serta sangat dipengaruhi
oleh kondisi temperatur dan tekanan.

2.2 Continous Mining Methods


Continous mining methods merupakan salah satu metode penambangan
bawah tanah dimana terjadi kegiatan penambangan secara berkelanjutan mulai
dari menggali, memuat dan mengangkut bahan galian sampai ke tempat
penampungan dalam satu rangkaian sistem. Jika salah satu sistem berhenti maka
bagian-bagian yang lain akan berhenti juga. Menggunakan metode ini maka
tahapan-tahapan penambangan konvensional seperti pengeboran untuk lubang
tembak dan peledakan dapat dieliminasi sehingga ongkos produksi dapat
berkurang, salah satu alat yang dapat mendukung metode ini adalah Bucket
Wheel Excavator.

Alat ini sesuai untuk dipergunakan pada material berupa tanah penutup
maupun bijih yang lunak terutama yang berupa tanah atau lempung, pasir maupun
serpihan lunak dimana tidak terdapat formasi batuan yang keras bahkan dalam
beberapa laporan alat ini pernah digunakan untuk endapan lignit, batubara, pasir
minyak, serpih minyak, serpih uranium dan bauksit. Adapun rangkaian kerja pada
proses penggalian sampai penimbunan batubara menggunakan metode ini
membutuhkan beberapa peralatan yaitu :
a. BWE sebagai alat gali dan muat batubara,
b. Conveyor Excavator (CE) dan Conveyor Coal (CC) sebagai alat
pengangkutan batubara,
Stacker Reclaimer sebagai alat untuk menimbun batubara ke stockpile atau ke
gerbong kereta api.

2.3 Bucket Wheel Excavator


1. Pengertian
Bucket wheel excavator (BWE) merupakan alat mekanik umum digunakan
dalam pemindahan material dalam pekerjaan publik yang berskala besar seperti
pembuatan bendungan dan jalan bebas hambatan serta di tempat kerja terbuka
seperti tambang batubara dan bijih. Alat ini mempunyai prinsip kerja roda yang
berputar dengan bucket dipasang di sekelilingnya yang akan mengeruk material
dan kemudian melepaskan ke belt conveyor.
Alat ini dapat dipergunakan pada material tanah penutup maupun bijih
yang lunak, baik lapisan tipis maupun lapisan tebal, terutama yang berupa tanah
atau lempung, pasir maupun serpih yang lunak dimana tidak terdapat formasi
batuan yang keras.
BWE merupakan salah satu alat gali berkesinambungan atau terus
menerus (continuous digging machine). Umumnya alat ini dapat dipergunakan
baik diatas, di bawah maupun pada lantai kerjanya, kemudian hasil penggaliannya
ditumpukan ke “belt conveyor”.Penggaliannya dilakukan oleh sebuah “boom” yang
pada ujungnya terdapat roda besar dimana sekelilingnya dipasang mangkuk-
mangkuk (bucket). “Boom” beserta mangkuk-mangkuknya yang berputar pada
rodanya ditekan ke arah material yang digali. Setalah mangkuk-mangkuk tersebut
terisi penuh, selanjutnya ditumpahkan dengan cara yang khas ke belt conveyor
yang sudah terpasang sebagi alat angkutnya.
Jumlah mangkuk pada BWE berjumlah 6-12 buah, maka penggalian
dengan BWE dapat dilakukan secara terus menerus. Disamping itu karena hasil
penggaliannya langsung dimuat ke alat angkut yang biasanyanya berupa
rangkaian belt conveyor, maka BWE juga berfungsi sebagai alat muat.
2. Metode Penggalian Dan Fungsi BWE (Bucket Wheel Excavator)
Pada umumnya cara penggalaian mangkuk-mangkuk BWE dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Terrace cut, suatu cara penggalian dengan memotong permuka kerja
(front) kearah depan sehingga terbentuk jenjang-jenjang pada lereng
penggaliannya
2) Dropping cut, suatu cara penggalian dengan memotong permuka kerja
(front) ke arah bawah
3) Combination cut, suatu cara penggalian gabungan, artinya menggali
permuka kerja secara “terrace cut” untuk bagian atas lapisan dan
secara “dropping cut” untuk bagian bawahnya.
Sedangkan pada penggalian BWE secara keseluruhan dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu :
1) Face or front working, dengan pola penggalian ini BWE menggali
sepanjang permuka kerja (working front). Penggalian dimulai dari atas
dengan cara “terrace cut” atau “dropping cut”, atau menggunakan
kombinasi keduanya. Penggalian dengan cara ini biasanya dilakukan
oleh BWE yang berdiri atau bertumpu pada rel (raill mounted BWE).
2) Full block working, dengan pola penggalian ini terlebih dahulu material
yang akan digali dibagi menjadi blok-blok dengan ukuran tinggi 50m
dan lebar 90m, kemudian penggalian dilakukan dari setiap block
dengan membuat jenjang-jenjang dari bagian atas kebawah. Setelah
selesai mengerjakan satu blok BWE dipindahkan ke blok di
sebelahnya dan mulai menggalli dengan cara yang sama, yaitu mulai
dari lapisan paling atas untuk membentuk jenjang.
3) Face block or side block working, pola penggalian ini biasanya
diterapkan pada penambangan batubara dengan metode “stripe
mine”. Penggalian dimulai dari permuka kerja suatu blok disebalahnya
sepanjang kemapuan boomnya. Selanjutnya boom kembali
kepermuka kerja semula sambil terus melakukan penggalian. BWE
kembali melakukan penggalian dari blok semula sampai ke blok
disebelahnya dan seterusnya.
4) Deep cutting with the bucket wheel, pola penggalian ini adalah
penggalian material yang letak materialnya berada di bawah lantai
tempat berdirinya BWE (crawler level) atau penggalian ke arah bawah.
BWE untuk pola penggalian ini biasanya dirancang khusus yaitu
memiliki boom yang lebih panjang, dan mempunyai produksi yang
lebih kecil dibandingkan dengan produksi BWE yang dipergunakan
untuk pola penggalian ke arash atas atau samping. Perbandingan
produksiny adalah 1 : 3 maksium, atau umunya sekitar 1 : 2. Hal ini
disebabkan karena kedalaman penggaliannya adalah terbatas, yaitu
boom akan cepat menyentuh tanah jika penggaliannya terlalu
kebawah.
Kemampaun BWE antara lain adalah :
1. Menggali lapisan tanah penutup (stripping or overburden) pada
endapan-endapan luas mendatar.
2. Menambang endapan bahan galian yang relatif lunak secara menerus
sehingga produksinya besar, endapan bahan galian yang pernah
ditambang menggunakan BWE antar lain, adalah:
a) Lignit
b) Batubara
c) Pasir minyak (oil sand)
d) Serpih minyak (oil shale)
e) Serpih uranium (uranium shale)
f) Bauksit
Untuk kesempurnaan hasil kerjanya, maka BWE biasanya dilengkapi
dengan peralatan bantu, sebagai berikut :
1) Belt wagon, yang berfungsi untuk memperpanjang jangkauan
penumpahan hasil galian BWE.
2) Hopper car, untuk menampung penumpahan dari belt wagon.
3) Sistem belt conveyor untuk mengangkut hasil galian BWE ketempat
penimbunan.
4) Spreader, dipergunakan sebagai penimbun atau penghampar hasil
galian BWE dengan maksud agar penyebaran timbunan dapat lebih
menyebar ke tempat-tempat yang diinginkan.
2. Produktivitas BWE (Bucket Wheel Excavator)
Saat Bucket Wheel Excavator menggali dengan cara memutar mangkuk,
kapasitas pemuatan dalam satuan LCY/menit untuk digunakan dalam
memperkirakan total siklus produktivitas alat BWE tersebut dihitung dengan
rumus:
P = RPM x B x FF x BC
Dimana :
P = Produktivitas
RPM = Kecepatan putaran (r/menit)
B = Jumlah Bucket
FF = Fill factor (tabel.1)
BC = Bucket capacity (LCY)

Tabel.1 Fill Factor Bucket Loaders

Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk mendapat nilai produktivitas


bucket wheel excavator antara lain :
Rumus BWE secara teoritis
𝐼 . 𝑆.60 𝐹
Qth= 27

Dimana :
Qth = Produksi teoritis (BCY/jam)
I = Kapasitas mangkuk, cu, ft (LCF)
S = Banyakya penumpahan mangkuk per menit
F = Faktor pengembangan material (%)

𝐼 . 𝑍 . 𝑉𝑐 . 3600 𝐹
Qth = 𝐷 27
Dimana :
Z = Jumlah mangkuk pada roda
D = Diameter roda, ft
Vc = Kecepatan penggalian, ft/dt
𝑆. 𝐷
Vc = 60 𝑍

III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Sesuai dengan proposal yang kami ajukan, maka waktu pelaksanaan Kerja
Praktik sekitar 1 bulan yang dimulai pada tanggal 06 Agustus 2018 – 06 September
2018 di PT. Bukit Asam dengan alamat di Jalan Parigi No.1, Kecamatan Tanjung
Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Tabel 6.1
Perincian Rencana Kerja Praktik
Waktu (Minggu)
Kegiatan
I II III IV V
Orientasi Lapangan dan
Pemilihan Pembimbing
Lapangan dan Penelitian
Pembuatan Laporan
Lain-lain

Ket : : Kegiatan yang tidak dilakukan


: Kegiatan yang dilakukan
: Minggu ke-

IV. PESERTA KERJA PRAKTIK


Adapun data peserta kegiatan Kerja Praktik di PT. Bukit Asam, ini adalah
sebagai berikut:
1. Nama : Mohamad Fajar Nugraha
NPM : 10.07.01.15.050
No. Telp : 081381554006
Alamat : Komplek Pertanian Jl. Kastuba Blok B/5 RT/RW. 05/15
Kec. Cipanas, Kab. Cianjur 43253.
Email : mohamadfajar422@gmail.com

2. Nama : Nelly Nur Yuanitia


NPM : 10.07.01.15.063
No. Telp : 082214123717
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo No. 2409 RT/RW. 23/09 Kel. Ilir
Timur 2 Kec. 2 Ilir, Palembang 30118.
Email : nellynuryuanita@gmail.com

V. PERMOHONAN FASILITAS
Untuk mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan Kerja Praktik ini,
maka penulis mengharapkan sekiranya dari pihak perusahaan menyediakan
fasilitas berupa :
1. Tempat tinggal (mess) selama kegiatan berlangsung.
2. Konsumsi selama kegiatan berlangsung.
3. Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan.
4. Penyediaan alat-alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama
kegiatan Kerja Praktik berlangsung (bila diperlukan).
5. Transportasi.

VI. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai acuan dalam melaksanakan Kerja
Praktik. Besar harapan kami akan bantuan segenap direksi dan karyawan PT Bukit
Asam demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan kerja praktik yang akan kami
laksanakan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Arif, Irwandi, Prof, 2014, “Batubara Indonesia”, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
2. Partanto., Prof., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung.
3. Simatupang, Maragin, dkk, “Pengantar Pertambangan Indonesia”,
Asosiasi Pertambangan Indonesia.
4. Suharyadi. “Pengantar Geologi Teknik”, Edisi 4, Biro Penerbit, UGM,
Yogyakarta. 2004
5. William A. Hustruid . “Underground Mining Methods”, Society for Mining
, Metallurgy, and Exploration, Inc, Colorado, USA. 2001
6. Horace K. Church. “Excavation Handbook”, McGraw-Hill, Inc, USA. 1981

You might also like