You are on page 1of 30

PROPOSAL

“RANCANG BANGUN PENDETEKSI KEKERUHAN PADA TANDON


AIR DENGAN VALVE OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
R3”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekatronika yang diampuh oleh
Bapak Giyanto, S.T, M.T, M.Sc

Disusun Oleh :
1. Piasco Imantaka (4.21.15.0.19)
2. Rizki Agung Wicaksono (4.21.15.0.20)
3. Taufiq Andriawan P. (4.21.15.0.22)
4. Tegar Bimantara S. (4.21.15.0.23)
5. Tegar Kukuh Ahmad J. (4.21.15.0.24)
6. Aditya Bagaskara (4.21.15.1.01)
7. Haryanto Setyo N. (4.21.15.1.09)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal: RANCANG BANGUN PENDETEKSI KEKERUHAN PADA


TANDON AIR DENGAN VALVE OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO
UNO R3

1. Pelaksana
Pelaksana 1
a. Nama : Piasco Imantaka
b. NIM : 4.21.15.0.19
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin
Pelaksana 2
a. Nama : Rizki Agung Wicaksono
b. NIM : 4.21.15.0.20
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin
Pelaksana 3
a. Nama : Taufiq Andriawan Prasteyo
b. NIM : 4.21.15.0.22
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin
Pelaksana 4
a. Nama : Tegar Bimantara Sukarman
b. NIM : 4.21.15.0.23
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin
Pelaksana 5
a. Nama : Tegar Kukuh Ahmad Julfikar
b. NIM : 4.21.15.0.24
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin
Pelaksana 6
a. Nama : Aditya Bagaskara
b. NIM : 4.21.15.1.01
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin

Pelaksana 7
a. Nama : Haryanto Setyo Nugroho
b. NIM : 4.21.15.1.09
c. Program studi : Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
d. Jurusan : Teknik Mesin

2. Pembimbing
a. Pembimbing I : Giyanto, S.T, M.T, M.Sc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Air merupakan bahan kebutuhan primer dalam kehidupan, hewan, maupun


tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung
dalam media (pelarut air). Dalam kehidupan sehari-hari air banyak digunakan
untuk berbagai keperluan. Air yang terdapat di alam tidak ada yang betul-betul
murni selalu ada zat-zat yang terlarut maupun tidak terlarut di dalamnya. Selain
mengandung zat-zat tertentu, di dalam air pun sering terlarut gas-gas yang ada di
udara (seperti oksigen, karbon dioksida, dan lain-lain). Air juga mampu
melarutkan garam-garam alkali, garam transisi, dan beberapa senyawa karbon
yang ada di tanah sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air yang baik adalah
jernih (bening) dan tidak keruh.
Batas maksimal kekeruhan air bersih menurut PERMENKES RI Nomor 416
Tahun 1990 adalah 25 skala NTU (Nephelometric Turbidity Unit), dan memiliki
±31oC dari suhu udara. Kekeruhan menggunakan satuan NTU, dan Suhu
menggunakan satuan C merupakan dua kriteria dari enam kriteria parameter fisika
yang digunakan. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi
di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur.
Bahan-bahan yang menyebabkan air keruh antara lain tanah liat, pasir dan lumpur.
Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum atau berbahaya bagi kesehatan.
Namun, dari segi estetika, air keruh tidak layak atau tidak wajar untuk diminum.
Sebenarnya telah tersedia alat untuk menentukan tingkat kekeruhan air, alat
tersebut dinamakan Turbidymeter. Namun Turbiditymeter hanya mampu
mengukur tingkat kekeruhan air dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity
Unit)atau setara dengan 1mg/liter SiO2.
Susahnya mengetahui kotor tidaknya air pada tendon ini, maka dapat
diminimalisir dengan beberapa cara. Salah satunya dengan pemasangan alarm
tingkat kekeruhan air pada sebuah tandon air sebagai penanda bahwa air telah
setengah keruh atau keruh sebagai penunjuk bahwa tandon air tersebut harus di
bersihkan. Munculnya masalah tersebut membuat kami terinspirasi untuk
menentukan judul tugas akhir pada mata kuliah mikrokontroler, oleh karena itu
dibuatlah judul tugas akhir dengan judul “RANCANG BANGUN
PENDETEKSI KEKERUHAN PADA TANDON AIR DENGAN VALVE
OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3”.

1.2.Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan proposal adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekatronika yang diampuh oleh
Bapak Giyanto, S.T, M.T, M.Sc di Jurusan Teknik Mesin, Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
2. Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh setelah
menerima mata kuliah mekatronika pada Program Studi Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan
3. Untuk membuat sistem pendeteksi kekeruhan pada air tendon dan pintu
pembuangan pada tendon dengan control ARDUINO UNO

1.3. Pembatasan Masalah


Dalam pembuatan tugas ini untuk menjaga agar topik masalah tidak keluar
dari permasalahan, kami hanya membatasi hal-hal sebagai berikut :

1 Cara mendeteksi kekeruhan air menggunakan Mikrokontroler ARDUINO


UNO dengan Sensor turbidity, dan sensor ultrasonik hc-sr04 untuk mengukur
ketinggian air.
2 Bagaimana merancang rangkaian mikrokontroler ARDUINO UNO yang
merupakan komponen utama dalam melakukan kontrol kerja sistem ?
3 Apa saja komponen yang digunakan untuk merancang alat tersebut ?
4 Bagaimana merancang sistem alarm tingkat kekeruhan air pada tandon air ?
5 Bagaimana merancang sistem ototmatis pada kran pembuangan pada tendon
air ?
6 Bagaimana prinsip kerja sistem alarm tingkat kekeruhan air pada tandon air
dengan sensor cahaya?
7 Bagaimana prinsip kerja sistem pembuangan pada tendon air dengan sensor
ultrasonic hc-sr04 ?
1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memberi gambaran yang jelas tentang susunan materi yang dibahas
dalam proposal ini, sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai Latar Belakang, Tujuan, Pembatasan
Masalah dan Sistematika Penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Pembahasan pada bab ini mengenai peralatan yang akan digunakan
pada pembuatan tugas akhir seperti Sensor Turbidity, Arduino Uno
R3, LCD, LED, sensor ultrasonic hc-sr04.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini akan dibahas mengenai alat dan bahan yang akan
digunakan, flowchart alur penelitian beserta blok diagram,
perancangan alat, desain alat dan pengujian alat.
BAB IV. PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan seluruh proses
perancangan dan pembuatan tugas akhir ini serta penyelesaian
laporannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Kekeruhan Air (Turbidity)


Kekeruhan menggambarkan sifat optic air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan
organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir
halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan
mikroorganisme lain.(Alaerts, G. 1987.)

2.2. Arduino Uno R3


Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang
berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output
(atau biasa ditulis I/O, dimana 14 pin diantaranya dapat digunakan sebagai
output PWM antara lain pin 0 sampai 13), 6 pin input analog, menggunakan
crystal 16 MHz antara lain pin A0 sampai A5, koneksi USB, jack listrik, header
ICSP dan tombol reset. Hal tersebut adalah semua yang diperlukan untuk
mendukung sebuah rangkaian mikrokontroler.Spesifikasi arduino uno R3 dapat
dilihat pada tabel 2.1 dan arduino uno R3 dapat dilihat pada gambar 2.1.

Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3

Mikrokontroler ATmega328

Operasi Tegangan 5 Volt

Input Tegangan 7-12 Volt

Pin I/O Digital 14

Pin Analog 6
Arus DC tiap pin I/O 50 mA

Arus DC ketika 3.3V 50 mA

Memori flash 32 KB

SRAM 1 KB

EEPROM 1 KB

Kecepatan Clock 16 MHz

Gambar 2.1 Arduino UNO R3

2.3 Sensor Turbidity

Turbidity Sensor Untuk Arduino adalah sensor yang berfungsi untuk


mengukur kualitas air dengan mendeteksi tingkat kekeruhan. Sensor ini
mendeteksi partikel yang tersuspensi dalam air dengan mengukur transmitansi
dan hamburan cahaya yang sebanding dengan tingkat Total Suspended Solids
(TTS). Semakin tinggi level TTS, semakin tinggi tingkat kekeruhan air. Sensor
ini mendukung dua mode output, digital dan analog sehingga dapat dengan
mudah diakses melalui Arduino atau mikrokontroler lainnya. Sensor ini dapat
diterapkan untuk mengukur tingkat kekeruhan air di sungai, danau,
laboratorium, limbah, dll.

2.3 LCD (Liquid Crystal Display)

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan perangkat display yang paling


umum dipasangkan ke mikrokontroller, mengingat ukurannya yang kecil dan
kemampuan menampilkan karakter atau grafik yang lebih baik dibandingkan
display 7 segment ataupun alphanumeric. Pada pengembangan sistem
embedded, LCD mutlak diperlukan sebagai sumber pemberiinformasi utama,
misalnya alat pengukur kadar gula darah, penampil jam, penampil counter
putaran motor industri dan lainnya. LCD (Liquid Crystal Display) adalah
modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik.LCD
yang paling banyak digunakan saat ini adalah LCD M1632 karena harganya
cukup murah.LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan (2 baris x
16 kolom).

Gambar 2.2 LCD

2.4 Sensor Ultrasonik HC-SR04


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor
ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga
dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan
frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini
menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing,
kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat
padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat
hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan
tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Cara Kerja Sensor Ultrasonik


Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat
yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini
akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz)
ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini
akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target.
Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target
akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu
pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.
Gambar cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas),
sensor ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan
receiver sealigus

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

 Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu


dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas
20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum
digunakan adalah 40kHz.
 Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal
tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
 Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut
akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda
dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang
pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

2.5 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik
untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar
elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan
memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup
(menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan
kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan
kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Cara pengoperasiannya secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang
berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering
ditemukan di Rangkaian Elektronika.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :


1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring

2.6 Power Supply (Catu Daya)


Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah sebuah piranti
yang berguna sebagai sumber listrik untuk piranti lain. Pada dasarnya Catu Daya
bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa
Catu Daya yang menghasilkan energy mekanik, dan energi yang lain. Daya untuk
menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Baterai
dapat menghasilkan suatu ggl dc dengan reaksi kimia. Foton dari panas atau
cahaya yang berasal dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-
foto (photocell). Sel bahan bakar menggabungkan gas hidrogen dan oksigen
dalam suatu elektrolit untuk menghasilkan ggl dc.
Sebuah mesin bahan bakar fosil atau air terjun dapat memutar generator dc
atau generator ac. Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia
tegangan atau sumber daya peralatan elektronika dengan prinsip mengubah
tegangan listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level
yang diinginkan sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik.

Macam-macam Catu Daya


Secara garis besar, Power Supply elektrik dibagi menjadi dua macam, yaitu Power
Supply Linier dan Switching Power Supply.
1. Power Supply Linier
Merupakan jenis power supply yang umum digunakan. Cara kerja dari power
supply ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih
kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan
menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan dibagian akhir ditambahkan
kapasitor sebagai pembantu menyearahkan tegangan sehingga tegangan DC yang
dihasilkan oleh power supply jenis ini tidak terlalu bergelombang.
Selain menggunakan dioda sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini
menggunakan regulator tegangan sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik
daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Power Supply jenis ini dapat
menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 – 30 Volt dengan arus antara
0 – 5 Ampere
2. Switching Power Supply
Power Supply jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan power supply
linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung
disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan
transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan
frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih
tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz. Pada switching power supply
biasanya diberikan rangkaian feedback agar tegangan dan arus yang keluar dari
rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.
Keuntungan utama dari metode ini adalah efisiensi yang lebih besar karena
switching transistor daya sedikit berkurang ketika berada di luar daerah aktif
yaitu, ketika transistor berfungsi seperti tombol dan juga memiliki diabaikan jatuh
tegangan atau arus yang dapat diabaikan melaluinya. Keuntungan lain termasuk
ukuran yang lebih kecil dan bobot yang lebih ringan dari pengurangan
transformator frekuensi rendah yang memiliki berat yang tinggi dan panas yang
dihasilkan lebih rendah karena efisiensi yang lebih tinggi. Kerugian meliputi
kompleksitas yang lebih besar, generasi amplitudo tinggi, energi frekuensi tinggi
yang low-pass filter harus blok untuk menghindari gangguan elektromagnetik
(EMI).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


1. Modul Mikrokontroller Arduino UNO R3
2. GE Turbidity Sensor
3. Sensor Ultrasonik HC-SR04
4. Relay Omron MY2-J
5. Solenoid Valve
6. LCD
7. LED
8. Pompa Air
9. Kabel
10. Kran Air
3.2 FLOW CHART ALUR PENELITIAN
A. Flowchart Sistem

Gambar 3.1 Flowchart Sistem

B. Perencanaan Hardware dan Software


Percencanaan dimulai dengan merencanakan hardware dan software system
seperti dibawah ini:
1. Perencanaan Hardware

Gambar 3.2 Blok Diagram Perencanaan Hardware

Penjelasan mengenai perencanan harware di atas adalah sebagai berikut:


1. Sensor kejernihan GE Turbidity Sensor akan mendeteksi tingkat
kekeruhan air. Ketika mikrokontroller membaca nilai ADC tertentu yang
dianggap keruh maka mikrokontroller ,solenoid valve 2 akan terbuka.
2. Sensor ultrasonik HC-SR04 berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air,
ketika ketinggian air kurang atau sudah mencapai nilai yang diinginkan
mikrokontroller akan mengaktifkan dan mematikan relay 1 sehingga
system informasi display berupa LED dan LCD menyala.
3. Modul mikrokontroller Arduino UNO R3 berfungsi untuk mengolah sinyal
ADC dari sensor kejernihan dan sensor ultrasonik HCSR04, ketika ADC
sudah mencapai nilai tertentu maka mikrokontroller akan mengirim sinyal
ke relay.
4. Relay 1 berfungsi sebagai saklar atau pemutus penghubung antara valve 1
dengan sumber tegangan.
5. Valve 1 berfungsi sebagai control system informasi yang akan menyalakan
display berupa LED dan LCD.
6. Valve 2 berfungsi sebagai kran elektrik untuk menguras bak.
Gambar 3.3 Diagram Blok Perencanaan Software
2. Perencanaan Software
Perencanaan software dimulai dari Sensor kerjenihan GE Turbidity
Sensor yang akan terus mendeteksi tingkat kekeruhan air dan mengirim
sinyal ke mikrokontroller Arduino UNO R3 dalam bentuk ADC. Ketika
sensor kejernihan sudah mendeteksi pada tingkat kekeruhan tertentu dan
sudah diatur pada pemrograman Arduino maka akan memicu relay 2 untuk
aktif. aktifnya valve 2,. Valve 2 akan aktif ketika diberi tegangan 220
VAC. Ketika valve 2 aktif maka air akan terkuras atau terbuang sampai
habis. Dan sensor ultrasonik HC-SR04 akan terus mendeteksi ketinggian
air dengan memancarkan gelombang ultrasonik dari tranmtiter-nya dan
diterima oleh receiver-nya. Ketika wadah sudah terkuras maka sensor
ultrasonik HC-SR04 akan mengaktifkan relay 1 sehingga valve 2 akan
tertutup kembali (tidak aktif). Aktifnya relay 1 yang berfungsi sebagai
saklar antara valve 1 dengan sumber tegangan. Valve 1 akan aktif ketika
diberi tegangan 220 VAC. Ketika valve 1 aktif maka system informasi
yang berupa LED dan LCD akan menyala. Sampai sensor ultrasonik HC-
SR04 mendeteksi ketinggian tertentu maka akan mengirim sinyal ke
mikrokontroller dan akan mematikan relay 1, sehingga akan mematikan
valve 1 juga dan valve 1 akan menutup. Proses pengurasan dan display
informasi yang berupa LED dan LCD selesai.

3.3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT


A. Perancangan Rangkaian Modul Mikrokontroller
Mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah modul
mikrokontroller Arduino UNO R3, yang berfungsi untuk mengolah data ADC dari
sensor kejernihan, relay, dan sensor ultrasonik HC-SR04. Rangkaian modul
mikrokontroller Arduino UNO R3 ditunjukkan seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.4 Rangkaian Modul Mikrokontroller Arduino UNO R3

Pembagian pin modul mikrokontroler Arduino UNO R3 yang digunakan dalam


perancangan alat ini adalah:

1. Pin VCC/GND dihubungkan dengan rangkaian catu daya 12 V.


2. Pin 7 digunakan sebagai jalur pengirim data ke relay 1 untuk
mengaktifkan solenoid valve 1.
3. Pin 8 digunakan sebagai jalur pengirim data ke relay 2 untuk
mengaktifkan solenoid valve 2.
4. Pin A0, A1, A2 dan A3 digunakan sebagai jalur komunikasi data dengan
sensor kejernihan.
5. Pin 12 dan Pin 13 digunakan sebagai jalur jalur komunikasi data dengan
sensor ultrasonik HCSR04.
6. Pin 5 V dan GND dihubungkan dengan sensor kejernihan sebagai catu
daya untuk sensor kejernihan.
7. Pin 5 V dan GND dihubungkan dengan sensor ultrasonik HC-SR04
sebagai catu daya untuk sensor ultrasonik HC-SR04.
B. Perancangan Driver Relay
Relay dibutuhkan untuk mematikan dan menghidupkan valve atau sebagai
saklar melalui pemicuan dari modul mikrokontroller Arduino UNO R3, keluaran
dari modul Arduino UNO R3 akan diteruskan ke relay Omron MY2-J yang
mengaktifkan catu daya 220 VAC untuk dijadikan supply ke solenoid valve.
Rangkaian driver relay ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Relay

C. Perancangan Sensor Kejernihan

Sensor kejernihan GE Turbidity Sensor dibutuhkan untuk mendeteksi


tingkat kekeruhan air. Tingkat kekeruhan air inilah yang akan dijadikan sebagai
indikator oleh mikrokontroller untuk mengaktifkan atau mematikan relay. Yang
akan dilanjutkan untuk menghidupkan atau mematikan solenoid valve, yang
bertujuan untuk menguras atau mengisi wadah..
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Kejernihan

D. Perancangan Rangkaian Power Supply

 Arus untuk mencatu modul mikrokontroller sebesar 50mA. Daya yang


dibutuhkan mikrokontroler sebesar 12V x 50mA = 600mW.
 Arus untuk sensor kejernihan sebesar 30mA. Daya yang dibutuhkan sensor
kejernihan sebesar 5V x 30mA = 150mW.
 Arus untuk sensor ultrasonik HC-SR04 sebesar 35mA. Daya yang
dibutuhkan sensor ultrasonik HC-SR04 sebesar 5v x 35mA = 175mW.

Dari rincian tersebut diperoleh daya maksimum yang dibutuhkan


rangkaian adalah 925 mW. Dengan menggunakan power supply 16,8 V
dan arus 1 A yang memiliki daya maksimal 16,8 V x 1 A = 16,8 W maka
kebutuhan daya tersebut akan terpenuhi. Rangkaian power supply 16,8 V
dengan menggunakan trafo stepdown 12 V yang kemudian disearahkan
dengan rangkaian penyearah gelombang penuh. Untuk catu daya bagi
sensor kejernihan dan sensor ultrasonik HC-SR04 diambil dari kaki-kaki
pada Modul Mikrokontroller Arduino UNO R3.

3.4 DESAIN ALAT


3.5 PENGUJIAN ALAT
A. Pengujian Relay Modul Mikrokontroller Arduino UNO R3
Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian seperti
diagram blok yang ditunjukkan dalam Gambar 10. Modul mikrokontroller
arduino Uno R3 akan mengirimkan data ke komputer melalui perangkat
kabel USB A to USB. Kemudian data tersebut dianalisa apakah data yang
dikirim sesuai dengan data yang diterima.

Gambar 3.8 Blok Diagram Pengujian Arduino UNO R3

B. Pengujian Sensor Kejernihan


Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian seperti
diagram blok yang ditunjukkan dalam Gambar 3.9. Pengujian ini
dilakukan 4 kali yaitu sensor kejernihan dalam kondisi gelap (intensitas
cahaya rendah), 4 kali pengujian dalam kondisi terang (intensitas cahaya
tinggi) dan 4 kali saat sensor terhalang (tidak mendapat cahaya). Akan
diamati setiap keluaran berupa tegangan dan nilai ADC yang dapat diamati
dari komputer saat sensor mendapat intensitas cahaya yang berbeda.

Gambar 3.9 Blok Diagram Pengujian Sensor Kejernihan

C. Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04


Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian seperti
diagram blok yang ditunjukkan dalam Gambar 3.10. Sensor diletakkan
pada ketinggian maksimum kemudian diamati pada komputer nilai
pembacaan sensor ketika jaraknya diubah-ubah. Kemudian data tersebut
dianalisa apakah data yang dibaca sensor sesuai dengan jarak
sesungguhnya.
Gambar 3.10 Blok Diagram Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

D. Pengujian Relay Omron MY2-J


Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian seperti
diagram blok yang ditunjukkan dalam Gambar 3.11. Modul
mikrokontroller Arduino UNO R3 akan mengirimkan sinyal ke relay 1 dan
relay 2 untuk aktif dan tidak aktif. Kemudian keluaran relay 1
dihubungkan dengan solenoid valve 1 dan keluaran relay 2 dihubungkan
dengan solenoid valve 2. Lalu diamati apakah ketika relay 1 aktif akan
mengaktifkan solenoid valve 1 dan sebaliknya, serta diamati ketika relay 2
aktif apakah juga akan mengaktifkan solenoid valve 2.

Gambar 3.11 Blok Diagram Pengujian Relay Omron MY2-J

E. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan


Pengujian keseluruhan bertujuan untuk menganalisis kemampuan
sistem dalam menguras dan mengisi wadah (tempat minum) ketika
menerima masukan dari sensor kejernihan dan sensor ultrasonik HC-
SR04. Pengujian pengambilan data ketinggian dan ADC untuk pengisian
serta pengurasan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Kosongkan air dalam wadah.
2) Sambungkan valve 1 dengan sumber air (kran) dengan
menggunakan selang.
3) Nyalakan alat penguras
4) Mengamati data ketinggian dan ADC ketika sistem mengisi air
dalam wadah.
5) Ketika valve 1 sudah menutup, campurkan kontaminan pada air
dalam wadah untuk mengamati nilai ADC-nya sampai mengaktifkan valve
2.
6) Mengamati data ADC dan ketinggian ketika air dicampurkan
dengan kontaminan.
7) Ketika nilai ADC sudah mengaktifkan valve 2, maka sistem
akan menguras sampai habis dan akan mengisi kembali.
8) Mencatat data ADC dan ketinggian air.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian tiap bagian dan keseluruhan sistem yang telah
dilaksanakan didapat kesimpulan sebagai berikut:
1) Sensor kejernihan GE Turbidity Sensor dengan laser dioda sebagai
transmitter dan LDR sebagai receiver memberikan data keluaran sensor
kejernihan berupa tegangan. Nilai tegangan ini akan diolah di dalam
mikrokontroller berupa nilai ADC. Untuk mendeteksi ketinggian air dapat
digunakan sensor ultrasonik HC-SR04 dengan rentang pengukuran 2cm-
400cm.
2) Mikrokontroller bisa melakukan pembacaan sensor kejernihan air dengan
menggunakan fasilitas ADC yang ada di dalam mikrokontroller.
Berdasarkan pengujian sensor kejernihan didapat nilai ADC 825 dapat
dikategorikan sebagai air keruh. Ketika nilai ADC yang terbaca > 825,
maka mikrokontroller akan mengirim sinyal untuk mengaktifkan relay 2,
yaitu untuk menguras wadah. Pembacaan sensor ultrasonik HC-SR04
berupa jarak, dalam pembacaan sensor semakin tinggi pembacaan sensor
berarti semakin rendah tinggi air di dalam wadah. Jarak 21 cm (jarak
sensor ke dasar wadah + 22cm) dapat dikategorikan persediaan air sedikit
dan jarak 14 cm dikategorikan air penuh, sehingga ketika mikrokontroller
sudah membaca nilai > 21 cm maka mikrokontroller akan mengaktifkan
relay 1 dan mematikan relay 1 ketika mencapai nilai 14 cm, untuk proses
pengisian.
3) Perancangan perangkat lunak dapat bekerja dan mendukung sistem untuk
menjalankan alat dengan baik, ketika mikrokontroller sudah membaca
nilai ADC > 825 dan membaca ketinggian > 21 cm alat mampu menguras
dan mengisi secara otomatis dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional


Ardi Akroma dkk. Tanpa Tahun. RANCANG BANGUN PENGURAS DAN
PENGISI TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN BEBEK.
Malang: Universitas Brawijaya
Djuandi, Feri. 2011. PENGENALAN ARDUINO. Jakarta: Elexmedia
Wicaksono, Handy. Tanpa Tahun. Relay – Prinsip dan Aplikasi. Surabaya:
Universitas Kristen Petra
Wiguna Ponco dkk. 2017. Rancang Bangun Filter Air Berbasis Arduino Pada
Penampungan Air Menggunakan Metode Fuzzy. Malang: Universitas
Brawijaya
LAMPIRAN

Rencana anggaran yang akan kami gunakan adalah sebagai berikut :


Tabel Rencana Anggaran
NO KETERANGAN Jumlah Harga Harga Total Keterangan
Barang Satuan

1 Arduino UNO R3 1 Rp 330.000 Rp 330.000

2 GE Turbidity 1 Rp. 280.000 Rp. 280.000


Sensor
3 Relay Omron 2 Rp. 25.000 Rp. 50.000
MY2-J
4 Sensor Ultrasonik 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
HC-SR04
5 Solenoid Valve 2 Rp 25.000 Rp. 50.000

6 LCD 1 Rp 25.000 Rp 25.000

7 LED 1 set Rp. 15.000 Rp. 15.000

8 Kabel 5m Rp. 55.000 Rp. 55.000

9 Lain-lain Rp. 50.000

Total Rp. 875.000

You might also like