Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Atik Dwi Utamawati NIM. 21030114120047
Singgih Oktavian NIM. 21030114140128
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Model dan
Komputasi Proses dengan judul “Simulasi Dan Perancangan Reaktor Batch Adiabatis Pada
Proses Dehidrasi Etanol Menjadi Dietil Eter Dengan Software Scilab 5.5.2” dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penyusunan laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, kerjasama dan
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam penyusunan laporan ini ucapan terimakasih juga diberikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko, DEA selaku dosen pengampu mata kuliah
Model danKomputasi Proses.
2. Mohammad Farhan Hekmatyar sebagai koordinator asisten Laboratorium
Komputasi Proses Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3. Mohammad Farhan Hekmatyar selaku asisten pengampu laporan tugas besar
mata kuliah model dan komputasi proses.
4. Teman-teman angkatan 2014 Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Penyusunan laporan ini juga tidak lepas dari permohonan maaf apabila ada terdapat
kekurangan bahkan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan untuk menuju kesempurnaan penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna
sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konstanta kapasitas panas dari senyawa – senyawa yang terlibat ........................... 23
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN
Dalam industri kimia, reaktor merupakan unsur penting dalam unit proses kimia. Salah
satu jenis reaktor kimia berdasarkan prosesnya adalah reaktor batch, yaitu reaktor yang
bekerja dengan sistem batch dan mekanismenya sederhana. Dalam perancangan reaktor
melibatkan berbagai persamaan rumit seperti neraca massa, neraca panas, kinetika reaksi,
termodinamika reaksi kimia, laju reaksi dan perhitungan yang rumit lainnya. Untuk
menyelesaikan persamaan-persamaan tersebut diperlukan suatu aplikasi yang mampu
mempermudah dalam penyelesaian persamaan tersebut. Tujuan dari tugas besar ini adalah
dapat membuat algoritma program komputasi dan menyelesaikan perhitungan di dalam
perancangan reaktor batch serta dapat mensimulasikan reaktor berdasarkan program
komputasi yang telah dibuat.
Reaktor batch adalah sebuah tempat terjadinya suatu reaksi yang berlangsung
sementara. Reaksi batch merupakan reaksi yang berubah tiap waktu dan diikuti dengan
berdasar konsentrasi komponen, perubahan sifat fisik dari fluida seperti konduktivitas elektrik
atau indeks bias, perubahan tekanan total pada sistem volume konstan, dan perubahan volume
pada sistem tekanan tetap.
Kondisi pembentukan diethyl ether dilakukan pada fase gas-cair dengan temperatur
127oC dan tekanan 1 atm dengan katalis yang dipakai yaitu H2SO4 dan reaksi bersifat
reversible adiabatis.
Setelah dilakukan perancangan, dan dihitung menggunakan program scilab 5.5.2
ternyata didapatkan konsentrasi diethyl ether sebesar 65% basis ethano serta konversi ethanol
menjadi diethyl ether sebesar 0,67 dalam waktu 60 menit.
Saran dari kami dalam perancangan ini yaitu teliti dalam membuat algoritma dan harus
benar dalam memasukkan persamaan-persamaan di scipad, analisa kelayakan ekonomi pada
perancangan reaktor, pengambilan data-data penunjang perhitungan perancangan reaktor
melalui literatur yang jelas serta Perhitungan perancangan reaktor menyesuaikan spesifikasi
reaktor yang ada dipasaran.
BAB I
PENDAHULUAN
atau penghilangan panas pada sistem, dan pola aliran fluida dalam bejana. Beberapa
uraian diatas, menunjukan bahwa banya k faktor yang mempengaruhi kinerja
reaktor. Perlakuan paling tepat pada faktor -faktor tersebut merupakan masalah
utama dalam perancangan reaktor (Levenspiel, 1999).
Proses dehidrasi etanol membentuk produk diethyl ether berlangsung secara
eksotermis, adiabatis, reversibel dengan reaksi secara monomlekuler dan paralel yang
dilakukan menggunakan reaktor batch. Reaktor batch adalah sebuah tempat terjadinya
suatu reaksi yang berlangsung sementara. Reaksi batch merupakan reaksi yang berubah tiap
waktu dan diikuti dengan berdasar konsentrasi komponen, perubahan sifat fisik dari fluida
seperti konduktivitas elektrik atau indeks bias, perubahan tekanan total pada sistem volume
konstan, dan perubahan volume pada sistem tekanan tetap. Reaktor ini relatif mudah dan
adaptable pada ukuran atau skala kapasitas laboratorium, serta hanya perlu sedikit
membutuhkan penyesuaian peralatan-peralatan tambahannya. Mekanisme dalam reaktor
batch yaitu bahan baku atau reaktan dimasukkan semua pada awal proses kedalam container,
kemudian dicampur merata dan dibiarkan bereaksi pada jangan waktu tertentu. Setelah
reaksi selesai, produk dikeluarkan. Proses yang terjadi merupakan proses unsteady state atau
tidak tetap dimana komposisi berubah bergantung waktu, akan tetapi komposisi saat berada
dalam reaktor tetap konstan (Levenspiel, 1999).
Pada beberapa perancangan reaktor yang telah ada, perhitungan berbagai
macam data dilakukan dengan metode numerik secara manual. Perhitungan tersebut
merupakan masalah numerik yang kompleks. Sebagai perbaikan metode yang telah ada,
akan dilakukan perancangan dan simulasi reaktor secara numerik menggunakan
perangkat lunak yang disebut Scilab. Perangkat lunak ini hampir menyerupai Matlab,
sebagai sebuah program interaktif untuk komputasi numerik dan visualisasi data
(Sasongko, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perancangan reaktor melibatkan berbagai persamaan rumit seperti neraca
massa, neraca panas, kinetika reaksi, termodinamika reaksi kimia, laju reaksi dan perhitungan
yang rumit lainnya. Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan tersebut diperlukan suatu
aplikasi yang mampu mempermudah dalam penyelesaian persamaan tersebut. Oleh sebab itu
dalam memudahkan penyelesaian perhitungan perancangan reaktor digunakan aplikasi Scilab
5.5.2. Scilab 5.5.2 adalah aplikasi komputasi, pemograman, dan visualisasi dalam suatu
lingkungan yang mudah digunakan, karena permasalahan serta penyelesaian dinyatakan
2
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
dalam notasi matematika yang memudahkan kita dalam menggunakan aplikasi Scilab 5.5.2.
Hal ini memungkinkan untuk menyelesaikan masalah perhitungan, khususnya yang
melibatkan matriks dan vector dengan waktu yang lebih cepat dan efisien dalam perhitungan
perancangan reaktor.
Pada proses pembuatan diethyl ether dari ethanol dengan menggunakan reaktor batch
secara adiabatis dibutuhkan berbagai perhitungan yang kompleks meliputi perhitungan neraca
massa, neraca panas, kinetika dan lain-lain. Sehingga untuk memperoleh nilai konsentrasi
reaktan dan produk serta konversi dari simulasi pembuatan diethyl ether dengan reaktor batch
secara adiabatis diperlukan penyelesaian dengan menggunakan aplikasi Scilab.
1.3 Tujuan
1. Untuk merancang reaktor dengan membuat algoritma progam komputasi untuk
menyelesaikan perhitungan di dalam perancangan reactor dan mensimulasikan reaktor
berdasarkan program komputasi yang telah disusun pada Scilab 5.5.2.
2. Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap besarnya nilai konsentrasi masing-masing zat
dan konversi yang dihasilkan pada pembuatan diethyl ether dengan reactor batch kondisi
adiabatis eksotermis reversible dengan reaksi monomolekuler secara parallel pada Scilab
5.5.2.
3. Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap besarnya nilai suhu reaktor pada pembuatan
diethyl ether dengan reaktor batch kondisi adiabatis eksotermis reversibel dengan reaksi
monomolekuler secara parallel dengan Scilab 5.5.2.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang reaktor dengan membuat algoritma progam komputasi
untuk menyelesaikan perhitungan di dalam perancangan reactor dan mensimulasikan
reaktor berdasarkan program komputasi yang telah disusun pada Scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh waktu terhadap besarnya nilai konsentrasi
masing-masing zat dan konversi yang dihasilkan pada pembuatan diethyl ether dengan
reactor batch kondisi adiabatis eksotermis reversible dengan reaksi monomolekuler secara
parallel pada Scilab 5.5.2.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh waktu terhadap besarnya nilai suhu reaktor pada
pembuatan diethyl ether dengan reaktor batch kondisi adiabatis eksotermis reversibel
dengan reaksi monomolekuler secara parallel dengan Scilab 5.5.2.
3
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi tersebut berlangsung pada suhu operasi 2500C – 3670C. Mekanisme reaksi
pembentukan DME melalui pembentukan metanol dan proses dehidrasi. Kelemahan
dari proses ini adalah prosesnya lebih panjang sehingga menjadi lebih mahal karena
harus ada unit-unit proses lain untuk menyediakan bahan baku gas sintesis CO dan H. O
dan H yang terbentuk akan bereaksi dengan bahan baku CO membentuk CO2, reaksi
samping ini menimbulkan limbah yang memerlukan penanganan khusus.
2) Metode Dehidrasi Etanol
Reaksi yang terjadi adalah :
2C2H5OH (g) C2H5OC2H5 (g) + H2O (l)
4
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
5
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Gambar 2.1 Tiga jenis reaktor berdasarkan proses: (a) reaktor BR, (b) reaktor
PFR, (c) reaktor CSTR
Jenis reaktor berdasarkan bentuknya yaitu reaktor tangki dan reaktor pipa
Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi
dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses
batch, semi batch, dan proses alir
6
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam
pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.
Gambar 2.2 Jenis reaktor berdasarkan bentuknya : (a) reaktor tangki, (b) reaktor
pipa
Berdasarkan keadaan operasinya, reaktor dibagi menjadi 3, yaitu isotermal,
adiabatis, nonadiabatis.
Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran
yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.
Reaktor adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi
dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan –rA besar
sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
Reaktor Non-Adiabatis
Dikatakan reaktor Non-Adiabatis apabila terdapat perpindahan panas antara
reaktor dengan sekelilingnya
Gambar 2.3 Jenis reaktor berdasarkan kondisi operasi : (a) reaktor isotermal, (b)
reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis
7
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Pada reaktor batch, tidak ada aliran A masuk maupun aliran A keluar sistem
sehingga nilai FA0 dan FA adalah 0
8
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
𝑑𝐶𝐴 𝑑𝑉
0 – 0 – ( - rA . V) = 𝑉 + 𝐶𝐴 𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
- rA.V = - 𝑉 𝑑𝑡
𝑑𝐶 𝐴
dt = - − 𝑟𝐴
𝑑𝐶𝐴
t = − ∫ − 𝑟𝐴
9
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Selain itu, penentuan reaksi utama dapat ditentukan dengan berdasar selektivitas.
Selektivitas adalah kemampuan katalis mempercepat suatu reaksi diantara beberapa reaksi
yang seharusnya terjadi sehingga produk yang diinginkan dapat diperoleh dengan produk
samping seminimal mungkin
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang sama
dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula.
10
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
suatu reaksi dikatakan endoterm bila menyerap kalor atau panas atau energi dari
lingkungannya untuk proses reaksi tersebut dengan ΔH bernilai (+) (Endang Widjajanti,
2004).
Contoh reaksi eksotermis
2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (g) ΔH=-483,636 KJ/mol
Reaksi di atas menunjukan reaksi eksoterm dimana reaksi melepaskan kalor dari
sistem menuju lingkungan, sehingga kandungan kalor sistem menjadi berkurang.
Penentuan nilai ΔH (Enthalpi) contoh reaksi diatas dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus ΔH = ΔHfproduk – ΔHfreaktan
ΔHf H2 = 0 KJ/mol (Smith et al., 2001)
ΔHf O2 = 0 KJ/mol (Smith et al., 2001)
ΔHf H2O = - 241,818 KJ/mol (Smith et al., 2001)
ΔH = ΔHfproduk – Δhfreaktan
ΔH = (2 x ΔHf H2O) – ((2 x ΔHf H2) + (1 x ΔHf O2))
ΔH = (2 x (-241,818 KJ/mol)) – ((2 x 0) + (1 x 0))
ΔH = - 483,636 KJ/mol
Dengan ΔH yang bernilai negatif maka contoh reaksi tersebut dapat digolongkan ke
dalam reaksi eksotermis.
Reaksi Samping
C2H5OH (g) C2H4 (g) + H2O (l)
Ethanol Etilen Air
Reaksi utama pembentukan diethyl ether ini bersifat eksotermis dan dilakukan pada
fase gas-cair pada temperatur 127oC dan tekanan 1 atm dengan katalis yang dipakai yaitu
H2SO4 dan reaksi bersifat reversible.
13
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa reaksi utama berlangsung secara
eksotermis yang berarti reaksi tersebut mengeluarkan panas pada reaksinya. Pengaruh
temperatur terhadap konstanta kesetimbangan reaksi sesuai dengan rumus:
Untuk reaksi eksotermis, maka kenaikan suhu (T) akan menyebabkan turunnya harga K
yang artinya akan membuat konversi menjadi turun dan hal ini berlaku untuk yang
sebaliknya. Reaksi dehidrasi merupakan reaksi kesetimbangan. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan konstanta kesetimbangan sebagai berikut :
Perubahan harga energi Gibbs dapat dihitung dari persamaan :
14
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
=
= [-266240 –(-237129)]-[ 2 x -243810]
= -15749 J/kmol
K = exp ( )
= exp (-15749 / (8,314 x 298))
= 576,3
K298 ΔH298 1 1
ln 𝐾400 = ( - 𝑇400 )
𝑅 𝑇298
K = 0,5049
K reaksi utama ≈1
K = 2,92 x 10-42
Dari perhitungan tersebut tampak bahwa harga K pada suhu 298 K kecil, maka reaksi
dehidrasi merupakan reaksi kesetimbangan yang reversible.
Hubungan antara konstanta kesetimbangan, konversi, dan tekanan secara
termodinamika dapat mengikuti persamaan sebagai berikut :
15
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Dan pada reaksi pembentukan diethyl ether melalui proses dehidrasi ethanol:
2C2H5OH(g) (C2H5)2O (g) + H2O(l)
Harga v = (1+1)-2 = 0
Maka dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan diethyl ether dari dehidrasi
ethanol pada temperatur reaksi (T) yang tetap, kenaikan tekanan (P) tidak akan
mempengaruhi konversi/reaksi ( tersebut.
Dari penelitian Widayat, dkk (2012) diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi
utama (k1) dan reaksi samping (k2) sebagai berikut
−80424
k1 = 1210000 exp ( )
𝑅𝑇
−80424
k1 = 1210000 exp (8,314 𝑥 400)
k1 = 0,00003803
−80601
k3 = 50665 exp ( )
𝑅𝑇
−80601
k3 = 50665 exp (8,314 𝑥 400)
16
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
k3 = 0,000001509
Dari persamaan Arhenius, diketahui bahwa dengan bertambahnya suhu reaksi
maka akan memperbesar harga konstanta kecepata reaksi (k), yang berarti
mempercepat kecepatan reaksinya.
Reaksi Utama :
2C2H5OH (g) C2H5OC2H5 (g) + H2O (l)
Ethanol Diethyl Ether Air
Reaksi Samping :
C2H5OH (g) C2H4 (g) + H2O (l)
Ethanol Etilen Air
17
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
18
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
BAB III
METODE PENYELESAIAN
FET
Pada perancangan ini akan dilakukan simulasi Proses Dehidrasi Etanol yang merupakan
reaksi paralel monomolekuler eksotermis mengginakan reaktor batch secara adiabatis yang
menghasilkan produk utama yaitu Dietil Eter dan produk samping Etilen. Pembentukan dietil
eter dengan metode dehidrasi etanol dilakukan pada suhu operasi 127°C dan tekanan 1 atm.
Reaksi Utama
k1
2C2H5OH(g) C2H5OC2H5 (g) + H2O (l)
k2
Reaksi Samping
k3
C2H5OH(g) C2H4 (g) + H2O (l)
k4
3.1.1 Neraca Massa
Pada neraca massa reaktor batch, terdapat akumulasi di dalam reaktor sehingga
reaktor batch bergantung terhadap waktu. Neraca massa pada reaktor batch dapat
disusun sebagai berikut :
19
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
20
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
−80424
k1 = 1210000 exp ( )
𝑅𝑇
−80424
k1 = 1210000 exp (8,314 𝑥 400)
k1 = 0,00003803
−80601
k3 = 50665 exp ( )
𝑅𝑇
−80601
k3 = 50665 exp (8,314 𝑥 400)
k3 = 0,000001509
K1=0,5049
K1=k1/k2
k2=k1/K1
k2=0,000075
K2=2,92x10-42
K2=k3/k4
k4=k3/K2
k4=5,167x1035
3.1.3 Stokiometri
21
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Dengan :
ET = Ethanol
DE = Dietil ether
E = Etilen
H = Air
3.1.4 Kombinasi
Asumsi volume gas di dalam reaktor tetap
V = V0(1+ε1X1+ ε2X2)
Sehingga =
C ETO (1 X 1 X 2 ) P TO
C ET
(1 X 1 X 2 ) PO T
CDE = (1/2 CET0XA1) / (1+ε1X1+ ε2X2)
CE = (1/1 CET0XET2) / (1+ε1X1+ ε2X2)
CW = ((1/2 CET0XET1) + (1/1 CET0XET2)) / (1+ε1X1+ ε2X2)
Laju Reaksi
𝑑𝐶𝐶2𝐻5𝑂𝐻
rC2H5OH = = - k1CC2H5OH2 + k2CC2H5OC2H5OCH2O - k3CC2H5OH + k4CC2H4CH2O
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐶2𝐻5𝑂𝐶2𝐻5
rC2H5OC2H5 = = - k2CC2H5OC2H5OCH2O + k1CC2H5OH2
𝑑𝑡
𝑑𝐶2𝐻4
rC2H4 = = - k4CC2H4CH2O + k3CC2H5OH
𝑑𝑡
𝑑𝐻2𝑂
rH2O = = - k2CC2H5OC2H5OCH2O + k1CC2H5OH2 - k4CC2H4CH2O + k3CC2H5OH
𝑑𝑡
Maka,
𝑑𝐶CET0−CET0XET
- k1CC2H5OH2 + k2CC2H5OC2H5OCH2O - k3CC2H5OH + k4CC2H4CH2O = 𝑑𝑉
𝑑𝐶 1
CD0 + ( CET0XET)
2
- k2CC2H5OC2H5OCH2O + k1CC2H5OH2 = 𝑑𝑉
𝑑𝐶CE0 + (1/1 CET0XET)
- k4CC2H4CH2O + k3CC2H5OH = 𝑑𝑉
- k2CC2H5OC2H5OCH2O+k1CC2H5OH2-k4CC2H4CH2O+k3CC2H5OH
𝑑𝐶CH0 + (1/2 CET0XET) + (1/1 CET0XET)
= 𝑑𝑉
22
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Pada reaktor batch tidak ada aliran yang masuk dan keluar reaktor selama
berlangsungnya proses. Energi yang masuk dalam reaktor merupakan panas dari
sekeliling yang masuk dalam sistem, sedangkan akumulasi energi dalam reaktor berasal
dari panas reaksi serta dari enthalpi produk hasil reaksi. Dalam reaktor batch adiabatic
nilai dari Q dan W = 0. Sehingga, secara umum persamaan neraca panas untuk reaktor
batch adiabatic adalah sebagai berikut :
Kecepatan energi yang Kecepatan energi yang
Kecepatan aliran panas
Kecepatan kerja ditambahkan ke Kecepatan Kecepatan akumulasi
ke sistem meninggalkan sistem
[ ] - [ sistem dalam ] + sistem dari kecepatan - [ ] + [ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 ] = [ energi pada ]
dari dari kecepatan alir massa
lingkungan alir massa yang 𝐴 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 sistem
lingkungan yang keluar
[ masuk ]
i i i n
Q W N AO H iO N A H (rAxVxH) ni Cpi dT/dt
i 1 i 1
𝑑𝑇
[(∆HRX)(-rA)V] = ∑i ni Cpi 𝑑𝑡
𝑑𝑇 [(∆HRX)(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp
(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
23
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Cp = (C1+C2*C3*coth(C3/Ti)-C5*C4*tanh(C5/Ti))-(C1+C2*C3*coth(C3/Tr)-
C5*C4*tanh(C5/Tr)) (𝑘𝐽⁄𝑘𝑚𝑜𝑙. 𝐾)
2. Laju Reaksi
Dari reaksi dehidrogenasi etanol maka didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut:
-rC2H6OH = k1CC2H6OH2 - k2CC2H5OC2H5OCH2O + k3CC2H6OH - k4CC2H4CH2O
rC2H5OC2H5O = k2CC2H5OC2H5OCH2O -k1CC2H6OH2
rC2H6OH = -k3CC2H6OH + k4CC2H4CH2O
rH2O = -k1CC2H6OH2 + k2CC2H5OC2H5OCH2O - k3CC2H6OH + k4CC2H4CH2O
3. Stoikiometri
Komposisi akhir masing-masing komponen setelah reaksi sebagai berikut :
Etanol : NET0(1-X1-X2)
Dietil Ether : (1/2 NET0X1)
Etilen : (1/1 NET0X2)
Water : (1/2 NET0X1) + (1/1 NET0X2)
24
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
4. Kombinasi
Dari neraca massa, laju reaksi dan stoikiometri, dapat dikombinasikan sebagai berikut:
𝑑𝐶CET0−CET0XET
- k1CC2H5OH2 + k2CC2H5OC2H5OCH2O - k3CC2H5OH + k4CC2H4CH2O = 𝑑𝑉
𝑑𝐶 1
CD0 + ( CET0XET)
2
- k2CC2H5OC2H5OCH2O + k1CC2H5OH2 = 𝑑𝑉
𝑑𝐶CE0 + (1/1 CET0XET)
- k4CC2H4CH2O + k3CC2H5OH = 𝑑𝑉
- k2CC2H5OC2H5OCH2O+k1CC2H5OH2-k4CC2H4CH2O+k3CC2H5OH
𝑑𝐶CH0 + (1/2 CET0XET) + (1/1 CET0XET)
= 𝑑𝑉
Start
Input Value :
T298, Tpendingin, Toperasi,P, R, A1, E1, A2, E2,
V0, e1, e2, Xawal reaksi 1, Xreaksi 2, nET0, nDE0,
nE0, nW0, CET0, CDE0, CE0, CW0
25
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
For Data = 1 : 4
ΔH komponen, ΔG komponen,
CP komponen =(C1+C2*C3*coth(C3/Ti)-
C5*C4*tanh(C5/Ti))-
(C1+C2*C3*coth(C3/Tr)-
C5*C4*tanh(C5/Tr))
End
function dy=konsentrasi(t, y)
dy(1) hingga dy(6)
endfunction
26
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
y0=[CET0;CDE0;CE0;CW0;Ti;X1]
t0=0;
t=(t0:2000:50000) //detik
y=ode(y0,t0,t,konsentrasi)
t=t'
y=y'
Hubungan t vs Ca
Hubungan t vs Xa
Hubungan t vs T
End
disp('')
disp(' Disusun Oleh: ')
disp('')
disp(' 1. Atik Dwi Utamawati 21030114120047 ')
disp(' 2. Singgih Oktavian 21030114140128 ')
disp('')
disp(' DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK ')
disp(' UNIVERSITAS DIPONEGORO ')
disp(' SEMARANG ')
disp(' 2016 ')
disp('==================================================================
====================')
C3=S(E,8)
C4=S(E,9)
C5=S(E,10)
ma=S(E,15)
na=S(E,16)
cp=(C1+C2*C3*coth(C3/Ti)-C5*C4*tanh(C5/Ti))-(C1+C2*C3*coth(C3/Tr)-
C5*C4*tanh(C5/Tr))
g(1,L)=ga
m(1,L)=ma
n(1,L)=na
Cp(1,L)=cp
end
//Diketahui data berikut:
HET=(m(1))/1000 //entalpi etanol (Joule/mol)
GET=(n(1))/1000 //gibs etanol (Joule/mol)
HDE=(m(2))/1000 //entalpi dietil eter (produk) (Joule/mol)
GDE=(n(2))/1000 //gibs dietil eter (produk) (Joule/mol)
HE=(m(3))/1000 //entalpi Etilen (Joule/mol)
GE=(n(3))/1000 //gibs Etilen (Joule/mol)
HW=(m(4))/1000 //entalpi Water (Joule/mol) (samping)
GW=(n(4))/1000 //gibs Water (Joule/mol)
disp(HET,'HET')
disp(HDE,'HDE')
disp(HE,'HE')
disp(HW,'HW')
disp(GET,'GET')
disp(GDE,'GDE')
disp(GE,'GE')
disp(GW,'GW')
CpET=Cp(1)
CpDE=Cp(2)
CpE=Cp(3)
CpW=Cp(4)
H1=(HDE+HW)-(2*HET)//entalpi reaksi 1 (joule per mol)
H2=(HE+HW)-(HET)//entalpi reaksi 2 (joule per mol)
H3=(H1+H2) //total entalpi kedua reaksi (joule per mol)
G1=(GDE+GW)-(2*GET)//delta G 298
K1298=exp(-G1/(R*Tr))// laju saat 298
K1=K1298/(exp(-(H1/R)*((1/Tr)-(1/Ti)))) //K besar laju reaksi 1
G2=(GE+GW)-(GET) //delta G 298
K2298=exp(-G2/(R*Tr))// laju saat 298
K2=K2298/(exp(-(H2/R)*((1/Tr)-(1/Ti)))) //K besar laju reaksi 2
k1=A1*(exp(-E1/(R*Ti))) //k kecil reaksi 1 reversibel
k2=k1/K1 //k kecil reaksi 1 reversibel
k3=A2*(exp(-E2/(R*Ti))) //k kecil reaksi 2 reversibel
k4=k3/K2 //k kecil reaksi 2 reversibel
function dy=konsentrasi(t, y)
dy(1)= -0.5*k1*((y(1))^2)+k2*y(2)*y(3)-k3*y(1)+k4*y(4)*y(3)
29
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
dy(2)=k1*((y(1))^2)-k2*y(2)*y(3)
dy(3)=k3*y(1)-k4*y(4)*y(3)
dy(4)=k1*((y(1))^2)-k2*y(2)*y(3)+k3*y(1)-k4*y(4)*y(3)
dy(5)=(-(H3*((-0.5*k1*(y(1))^2)+(k2*y(2)*y(3))+(-
k3*y(1))+(k4*y(4)*y(3)))*(V0*(0+1+e2*X2))))/((CpET*nET)+(CpDE*nDE)+(CpE*nE)+(CpW*
nW))
dy(6)=(0.5*k1*((y(1))^2)-k2*y(2)*y(3)+k3*y(1)-k4*y(4)*y(3))/CET0
endfunction
y0=[CET0;CDE0;CE0;CW0;Ti;X1]
t0=0;
t=(t0:2000:50000) //detik
y=ode(y0,t0,t,konsentrasi)
t=t'
y=y'
30
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.2 Grafik hasil simulasi dehidrasi etanol pada scilab 5.5.2
31
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Dari hasil simulasi perhitungan perancangan reaktor batch adiabatis untuk reaksi
dehidrasi etanol membentu dietil eter diperoleh hubungan konversi terhadap waktu tinggal
yang menunjukkan semakin lama waktu tinggal dalam reaktor maka konversi yang
dihasilkan semakin besar. Hal ini dikarenakan konversi dalam reaktor batch merupakan
fungsi waktu, sesuai dengan persamaan 1 :
𝑑𝑋𝑎
= -ra/CA0
𝑑𝑡
(Levenspiel, 1999)
Sehingga dengan semakin lama waktu, maka semakin banyak zat pereaktan yang
bereaksi membentuk produk, sehingga konversi yang dihasilkan semakin besar. Dari
grafik di atas, waktu yang diperlukan untuk mendapatkan konversi sebesar 51,7% adalah
50.000 detik.
32
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
33
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
dimana mol dietil eter (C4H10O) sebesar 1/2(NET0XET) , mol C2H4 sebesar
NET0XET dan mol H2O sebesar 1/2(NET0XET).
34
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dalam perancangan reaktor batch untuk proses dehidrasi etanol membentuk dietil eter
dengan menggunakan aplikasi komputasi Scilab 5.5.2 diperoleh waktu untuk
mencapai konversi sebesar 51,7% yaitu selama 50.000 detik.
2. Hubungan antara konversi terhadap waktu tinggal yang diperoleh dalam
perancangan reaktor batch untuk proses dehidrasi etanol membentuk dietil eter
menunjukkan semakin lama waktu tinggal dalam reaktor maka konversi yang
dihasilkan semakin besar. Hal ini disebabkan semakin lama waktu, maka semakin
banyak reaktan yang bereaksi menjadi produk.
3. Suhu didalam reaktor semakin lama akan meningkat karena reaksi dehidrasi etanol
bersifat eksotermal yang berarti panas yang dihasilkan merupakan panas yang dilepas
dari reaksi dehidrasi dari sistem menuju ke lingkungan sehingga suhu menjadi
meningkat.
5.2 Saran
1. Pengambilan data-data penunjang perhitungan perancangan reaktor melalui literatur
yang jelas.
2. Perhitungan perancangan reaktor menyesuaikan spesifikasi reaktor yang ada
dipasaran.
3. Perhitungan perancangan reaktor seperti neraca massa dan neraca panas
dilakukan dengan teliti.
4. Melakukan analisa kelayakan ekonomi pada perancangan reaktor
35
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
DAFTAR PUSTAKA
Atya Nur Aisha, Yassierli, dan Pamoedji Hardjomidjojo, “Evaluasi Sistem Insentif Untuk
Meningkatkan Performansi Kerja (Studi Kasus : Pegawai Non Akademik)”, Jurnal
Ilmiah Teknik Industri Dikti, Vol. 13, No. 1, Juni 2014
Dr., Ir., Setia Budi Sasongko, DEA. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Penerbit: Andi
Fogler,H.S. 2006. Element of Chemical Reaction Engineering, 3rd ed., Prentice-Hall, Engle
Cliffs., New Jersey.
Gunawan, Anggita Sari Anggraini (2014) Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride Dari
Oksidasi Benzene Oleh Udara Kapasitas 20.000 Ton/Tahun (Perancangan Reaktor
(Re-201)). Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Harsanti, Mining. 2015. Reaksi Ganda. Teknik Reaksi Kimia 3.
Heri Hermansyah, Rita Arbianti, Dyah Ayu Prameshwari, Non-Alcohol Route Of Biodiesel
Synthesis From Used Cooking Oil Using Immobilized Biocatalyst In Packed Bed
Reactor, Journal of Sustainable Energy and Environment: 2 (2011) 1-5
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction Engineering, 3rd ed., John Wiley and Sons,
Inc., New York
Perry, R.H. and Green, D.W. 1999. Perry’s Chemical Engineer Handbook, 8th ed., McGraw-
Hill Book Co., Singapore
Simoehch. 2012. © Manufacture of Diethyl Ether from Ethanol, (Pembuatan Dietil Eter dari
Ethanol). Diakses dari http://simoehch.blogspot.co.id/2012/12/judul-skripsi-
manufacture-of-diethyl.html pada 9 November 2016
Smith, J.M., Vannes, H.C., and MM. Abbot. 2001. Introduction to Chemical
36
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
LAMPIRAN
37
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
38
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah terbakar yang
jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari kelompok
campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter ini merupakan sebuah isomernya butanol.
Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3, dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa dan telah digunakan
sebagai anestesi umum. Eter terlarut sedikit di dalam air (6.9 g/100 mL).
Dietil eter merupakan sebuah pelarut laboratorium yang umum dan memiliki kelarutan terbatas di
dalam air, sehingga sering digunakan untuk ekstrasi cair-cair. Karena kurang rapat bila dibandingkan
dengan air, lapisan eter biasanya berada paling atas. Sebagai salah satu pelarut umum
untuk reaksi Grignard, dan untuk sebagian besar reaksi yang lain melibatkan berbagai reagen
organologam, Dietil eter sangat penting sebagai salah satu pelarut dalam produksi plastik selulosa
sebagai selulosa asetat. Dietil eter memiliki angka setanayang tinggi, 85 sampai 96, digunakan sebagai
salah satu cairan awal untuk mesin diesel dan bensin karena keatsiriannya yang tinggi dan temperatur
yang mudah menyala.
Katalisator
Jenis : Alumina silicat (zeolit)
Bentuk : silinder
Ukuran : 1/16 in x 3/16 in
Bulk density,Ρb : 0.78 kg/m3
Void space : 0.35
Kinetika reaksi
Persamaan reaksi kimia :
39
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
k = A. exp (-E/R.T)
dimana :
rA : kecepatan reaksi etanol, kmol/ (m3.jam)
k : konstanta kecepatan reaksi
A : frekwensi tumbukan
: 1,21 x 106 kmol/m3.jam.kPa
E : energi aktivasi
: 19222 kkal/kmol
R : konstanta gas ideal, 1.987 kkal/(kmol.K)
T : Suhu operasi, K
PA : Tekanan parsial ethanol, kPa
Data US Patent untuk proses Diethyl Ether dari Ethanol adalah US Patent No. 2050600 , 11 Agustus 1936
dengan label Production and purification of diethyl ether
Sumber : http://simoehch.blogspot.co.id/2012/12/judul-skripsi-manufacture-of-diethyl.html
40
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
41
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Reaksi Ganda
Sarapan pagi bagi Sang Juara bukanlah Roti tetapi kritikan dan atau saran anda.
Reaksi yang terjadi di dalam suatu reaktor jarang sekali hanya satu buah reaksi (reaksi tunggal/
single reaction) tetapi kebanyakan yang akan terjadi adalah jenis reaksi ganda (multiple reaction)
yang akan dihasilkan produk yang diinginkan dan produk yang tidak diinginkan.
Salah satu kunci keberhasilan dari aspek ekonomi suatu industri kimia`adalah terjadinya produk yang
tidak diinginkan diminimalkan sekecil mungkin selama produk yang diinginkan terjadi.
Ada tiga jenis reaksi ganda yaitu reaksi paralel, reaksi seri dan reaksi independen.
Reaksi paralel
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang sama dihasilkan
produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula.
Contoh :
k1
A R k1 R
atau A
k2 k2
A S S
Contoh reaksi paralel yang cukup terkenal pada skala industri adalah reaksi oksidasi terhadap etilen
akan dihasilkan produk yang diinginkan adalah etilen oksid sementara selama terjadi reaksi oksidasi
sebagian etilen terbakar sempurna dan dihasilkan produk yang tidak diinginkan adalah uap air dan
karbon dioksida.
C2H4 + ½ O2 C2H4O
42
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Reaksi seri
Reaksi seri atau reaksi konsekutif yaitu dari reaktan terbentuk produk antara yang aktif kemudian
lebih lanjut berubah menjadi produk lain yang stabil.
Contoh :
k1 k2
A R S
Reaksi seri yang terkenal pada skala industri adalah reaksi antara etilen-oksid dan ammonia
berurutan terbentuk mono-etanol-amin, kemudian reaksi berlanjut terbentuk di-etanol-amin dan
produk akhir adalah tri-etanol-amin.
k1 EO
C2H4O + NH3 HOCH2CH2NH2
EO
(HOCH2CH2NH)2NH (HOCH2CH2)3N
Contoh :
k1
A + B C + D
k2
A + C E
Reaksi yang melibatkan reaksi paralel dan reaksi seri yang terjadi pada skala industri adalah
pembentukan butadiena dari etanol :
C2H5OH CH3CHO + H2
43
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
Reaksi Independen
Contoh :
k1
A R
k2
B S + T
Reaksi independen terjadi karena di dalam umpan terkandung bebrapa macam reaktan, contoh dari
reaksi independen yang sering terjadi adalah proses pengolahan minyak bumi menjadi gasolin
(bensin).
Reaksi Paralel
Pada reaksi paralel, dipastikan ada produk yang diinginkan (notasi D) dan produk yang tidak
diinginkan (notasi U)
kD
A D
kU
A U
Proses reaksi yang diinginkan adalah meminimalkan terjadinya produk yang tidak diinginkan (U) dan
sekaligus memaksimalkan terjadinya produk yang diinginkan (D).
44
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
E
A REAKTOR P
U
Gambar 1 : Sistem reaksi-separasi produk D dan U
Biaya
Biaya Total Reaktor
B
i
a
y
a
Biaya Separator
Rendah Tinggi
Ada beberapa cara untuk meminimalkan jumlah produk yang tidak diinginkan, U antara lain dengan
cara jenis reaktor yang digunakan atau kondisi operasi (penetapan temperatur reaksi dan tekanan di
dalam reaktor).
Contoh :
Reaksi paralel :
45
Model dan Komputasi Proses
Reaktor Batch Adiabatis
A kD D
kU
A U
rD k D CA1 (6.1)
rU k U CA2 (6.2)
Dan laju pengurangan mol zat A sama dengan laju pertambahan pembentukan zat D dan zat U :
- rA rD rU (6.3)
Nilai α1 dan α2 positif, dan diinginkan laju pembentukan zat D, rD jauh lebih besar dari laju
pembentukan zat U, rU. Dan perbandingan laju pembentukan zat D terhadap laju pembentukan zat U
disebut parameter laju selektivitas
k1 zat D, harus sebesar mungkin.
rD k
SDU D C A( 1 - 2) (6.5)
rU kU
46
Model dan Komputasi Proses
NO TANGGAL KETERANGAN TANDA TANGAN
DIPERIKSA ASISTEN
ACC Judul
3 November 2016
P1
“Simulasi Dan Perancangan
Reaktor Batch Adiabatis Pada
Proses Dehidrasi Etanol Menjadi
Dietil Eter Dengan Software
Scilab 5.5.2”
P5 Perbaiki bab 3
27 November 2016
-logika pemrograman
Perbaiki bab 4
Perbaiki bab 5
47