Alur Audit Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
a. Pengertian Audit Mendefinisikan auditing (Halim, 2015) sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. b. Jenis – Jenis Audit 1) Audit Keuangan Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. 2) Audit Oprasional Pengertian audit operasional adalah prosedur yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan. 3) Audit Kepatuhan Audit Kepatuhan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 4) Audit Investigatif Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindak lanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. c. Tujuan Audit
1) Kelengkapan (Completeness). Menyatakan bahwa semua
transaksi yang terjadi telah dicatat secara lengkap. 2) Ketepatan (Accurancy). Menyatakan bahwa transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat. 3) Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu. 4) Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar. 5) Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat. 6) Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat. 7) Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi- transaksi dalam perusahaan telah dilakukan pisah batas. 8) Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. d. Tahapan - Tahapan Audit Laporan Keuangan 1) Menerima Penugasan Audit Berkaitan dengan menerima atau menolak penugasan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang diminta oleh klien. 2) Perencnaan Audit Perencanaan audit berkaitan dengan strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan serta menentukan ruang lingkup dalam pengujian audit laporan keuangan. 3) Pelaksanaan Audit Apabila perencanaan audit telah dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan audit sesuai dengan perencanaan audit. 4) Pelaporan Hasil Temuan Pelaporan temuan yaitu auditor menyampaikan hasil audit yang telah dilaksanakan biasanya memberikan opini: a) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Auditor bias memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian apabila laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP. b) Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Adanya ketidak konsistenan suatu entitas dalam menerapkan GAAP c) Opini Wajar dengan Pengecualian Adanya pembatasan ruang lingkup dalam melaksanakan pengujian audit sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup. d) Opini Tidak Wajar Auditor harus memberi tambahan paragraf untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan auditnya. e) Opini tidak Memberikan Pendapat Pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI.