You are on page 1of 57

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR


ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

Disusun Oleh :
1. Harumi Farah Setyaningastuti (13616)
2. Nur Farida Setyowati (13618)
3. Raden Mas Tejo Haidar Malik (13628)
4. Kanina Zara Dini (13630)
5. Puji Astutik (13664)
6. Pradysta Maya H (13666)

Gol/ Kel : B3 / 2
Asisten : Rosana Ulil Fiati

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

1
ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan
(atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek
pertanian lainnya. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi
paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga
didapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim dan
juga pola siklusnya.
Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data
meteorologi dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO) yang
berkedudukan di Geneva. Di Indonesia, koordinasi dilakukan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di bawah Dinas Perhubungan
(Dishub) yang berkedudukan di Jakarta. Selama ini BMG seringkali digunakan
untuk kepentingan perhubungan, dan hanya sedikit sekali untuk kepentingan
pertanian secara luas.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah
dan jenisnya. Peralatan-peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan,
pengukur kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur
panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat dibandingkan melalui
cara pengukuran dan tingkat ketelitian serta ketepatan yang sama. Keseragaman
yang dibutuhkan untuk pertukaran data cuaca secara internasional adalah:
a. Waktu pengamatan
b. Satuan anasir cuaca
c. Ketelitian dan ketepatan alat
d. Penentuan letak stasiun

2
B. Tujuan
1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir
cuaca yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan
kualitas data yang dihasilkan dari sesuatu alat pengukur anasir cuaca.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Agroklimatologi, sering juga disebut sebagai klimatologi pertanian, adalah
bidang dalam ilmu interdisipliner agrometeorologi, di mana prinsip-prinsip
klimatologi yang diterapkan pada sistem pertanian. Asal-usulnya berhubungan
dengan peran terpenting bahwa iklim berperan dalam produksi tanaman dan
hewan. Referensi resmi kepada istilah "agrometeorologi" dan "agroklimatologi"
dimulai dari awal abad kedua puluh, tetapi penggunaan pengetahuan empiris
dapat ditelusuri kembali setidaknya 2000 tahun. Agroklimatologi kadang-kadang
digunakan bergantian dengan agrometeorologi, tapi yang pertama mengacu
khusus untuk interaksi antara jangka panjang variabel meteorologi yaitu iklim
dan pertanian (Oliver, 2005).
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan yang jatuh per
satuan waktu, dinyatakan dalam mm/jam. Intensitas hujan menunjukkan lebat
tidaknya hujan. Intensitas hujan yang besar, berarti air yang dicurahkan
jumlahnya banyak dalam waktu singkat, butiran airnya besar, dan akan
menyebabkan erosi lebih besar lagi, karena limpasan permukaan yang besar,
sementara resapan air akan terhambat. Curah hujan jangka pendek dinyatakan
dalam intensitas per jam yang disebut intensitas curah hujan (mm/jam).
Banyaknya hujan sebagai hasil pengukuran dengan alat penakar hujan selama
beberapa tahun dapat digunakan untuk menentukan karakteristik curah hujan di
suatu tempat. Apabila diambil nilai rata-rata curah hujan selama 30 tahun, maka
nilai rata-rata curah hujan itu disebut curah hujan normal. Angka ini
digunakan sebagai patokan untuk mengevaluasi apakah curah hujan suatu
waktu berada di atas normal (AN) atau di bawah normal (BN) (Hanafi, 1988).
Sebaran hujan yang tidak selalu merata baik menurut ruang dan waktu
menyebabkan kondisi ketersediaan air tanah berbeda pada setiap ruang dan
waktunya. Faktor iklim yang berperan dalam ketersediaan air tanaman adalah
curah hujan dan evapotranspirasi. Evapotranspirasi merupakan gabungan
evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi tanaman yang menguap melalui
akar tumbuhan ke batang daun menuju atmosfer yang berpengaruh terhadap
ketersediaan air tanah (Pasaribu, et al., 2012).

4
Iklim sangat berpengaruh pada bidang pertanian, misalnya pada suhu udara
yang mempengaruhi proses evapotranspirasi pada tanaman. Selain itu, curah
hujan juga mempengaruhi presipitasi maupun jumlah air yang diserap oleh
tanaman. Terdapat pula tanaman-tanaman yang tidak tahan terhadap tanah
dengan kandungan air yang tinggi, sehingga tidak dimungkinkan tanaman
tersebut tumbuh pada kondisi lingkungan seperti ini. Selain suhu dan curah hujan,
masih banyak anasir iklim yang perlu diperhatikan dalam pertanian (Bernet,
1995).
Aktivitas pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
pengetahuan secara obyektif dari suatu obyek yang diukur. Kegiatan pengukuran
dijumpai di berbagai bidang kehidupan, antara lain dalam pengukuran gejala-
gejala alam seperti misalnya angin. Tugas pengukuran dan pencatatan gejala-
gejala yang berkaitan dengan cuaca merupakan kegiatan utama Stasiun
Meteorologi Maritim, yang sudah menggunakan komputer namun tidak semua
stasiun menggunakan komputer. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pengukur
kecepatan dan arah angin yang murah, handal, dan mampu mengirimkan data ke
komputer secara Real Time (Hakim, et al., 2009).
Di Indonesia, stasiun pengamat iklim ditempatkan berdasarkan kebutuhan
institusi pengelola. Pada tahap awal Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) membangun stasiun iklim yang ditempatkan dekat bandar
udara untuk kebutuhan transportasi dan perhubungan. Kementerian Pekerjaan
Umum menempatkan stasiun penakar curah hujan di lahan pertanian untuk
kebutuhan pembangunan saluran irigasi dan waduk. Kementerian Pertanian
memfokuskan pengamatan agrometeorologi di wilayah sentra pangan dan
perkebunan. Data iklim nasional harus disimpan dan dikelola dalam suatu
sistem basis data, karena mencakup ruang lingkup wilayah yang luas dan waktu
pengamatan yang tidak terbatas. Pengembangan basis data ini sangat tergantung
pada ketersediaan tenaga teknis, sumber daya perangkat keras dan perangkat
lunak. Perkembangan terbaru teknologi komputer, perangkat lunak, dan
penerapan sistem interpretatif canggih seperti Sistem Informasi Geografis (SIG),
telah mampu mentransfer data volume besar dengan cepat ke pengguna akhir
(Eleonora, 2010).

5
III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar Acara 1 yaitu Pengenalan Alat-Alat
Meteorologi dilaksanakan pada 21 Oktober 2015 di Laboratorium
Agroklimatologi Pertanian, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini diperkenalkan alat-alat
meteorologi manual dan AWS (Automatic Weather Station). AWS yang diamati
terdiri atas wind speed (anemometer), wind direction, solar radiation, relative
humidity, air temperature, barometer pressure, rain gauge dan soil
temperature. Alat-alat meteorologi manual yang diamati adalah alat pengukur
curah hujan (ombrometer tipe observatorium dan ombrograf), alat pengukur
kelembaban nisbi udara (psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer
assman, dan higrograf), alat pengukur suhu udara (termometer biasa dan
termometer maksimum udara, termometer minimum udara, termometer
maksimum-minimum Six Bellani), alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi
udara (termohigrometer dan termohigrograf), alat pengukur suhu tanah
(termometer permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok,
termometer Simons, stick termometer dan termometer maksimum-minimum
tanah), alat pengukur suhu air (termometer maksimum minimum permukaan air),
alat pengukur panjang penyinaran matahari (solarimeter tipe Jordan dan
solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur intensitas penyinaran matahari
(aktinograf dwi logam), alat pengukur kecepatan angin (cup anemometer, hand
anemometer, dan biram anemometer), dan alat pengukur evaporasi (panci
evaporasi kelas A dan Piche evaporation).
Alat- alat meteorologi manual yang ada diamati, kemudian dicatat nama
alat, kegunaan, satuan, ketelitian, prinsip kerja, cara kerja, cara pengamatan, dan
cara pemasangan alat sehingga diketahui perbandingan kelebihan dan
kekurangannya terhadap alat-alat meteorologi manual. Dari hasil pengamatan
kemudian praktikan membuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan
dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
I. Alat Pengukur Curah Hujan
1. Ombrometer Tipe Observatorium
a. Gambar alat dan keterangan

Bagian-bagiannya :
a. Mulut penakar seluas 100
cm2
b. Corong sempit (di bagian
dalam)
c. Tabung penampung dengan
kapasitas setara 300-500 mm
CH
d. Kran
Gambar 1.1.1. Ombrometer Tipe Observatorium

Gambar 1.1.2. Ombrometer Tipe Observatorium


(Sumber : http://geo-mining.webnode.com/)
b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : mm
2. Ketelitian : 0.5 mm
3. Prinsip : Penampungan curah hujan
4. Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian

7
5. Cara Kerja :
Air hujan yang turun akan masuk ke dalam mulut penakar yang
selanjutnya akan masuk ke dalam corong sempit. Kemudian air akan
tertampung pada tabung penampung, untuk mengetahui jumlah hujan
harian dilakukan pembukaan kran. Kemudian air ditampung di gelas
ukur. Skala pada gelas menunjukkan banyaknya curah hujan.
6. Cara Pemasangan :
 Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon
atau bangunan sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau
bangunan tersebut.
 Permukaan mulut corong harus benar-benar horisontal dan
dipasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.
7. Cara Pengamatan :
 Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00 WIB.
 Data curah hujan harian didapat dengan membuka kran dan airnya
ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
 Ketelitian pengamatan sampai dengan 0.2 mm.
 Hujan kurang dari 0.5 mm dianggap tidak ada curah hujan
meskipun dicatat.
 Jika gelas penakar pecah, pengukuran dapat dilakukan dengan
mengukur volume air yang tertampung dalam gelas ukur biasa,
karena luas penampang corong pada ombrometer tipe
observatorium adalah 100 cm2 setiap volume 100 cc air hujan sama
dengan 100 mm tinggi muka air.

8
2. Ombrograf
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Mulut penakar
b. Corong sempit
c. Tabung penampung
d. Tabung penampung utama
dengan kapasitas setara 60 mm
CH
e. Saluran pembuangan air dengan
Gambar 1.2.1. Ombrograf sistem bejana berhubungan
f. Silinder kertas grafik
g. Pelampung
h. Pena penara
i. Tuas
b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : mm
2. Ketelitian : 2 mm
3. Prinsip : Sistem pelampung
4. Fungsi : Penampungan curah hujan
5. Cara Kerja :
Air hujan masuk ke tabung penampung kemudian mengalir ke tabung
penampung utama yang otomatis akan menggerakkan pena penunjuk
sehingga membentuk grafik di kertas grafik.
6. Cara Pemasangan :
 Syarat penempatan alat sama seperti ombrometer tipe
observatorium.
 Alat dipasang di atas permukaan tanah dengan tinggi permukaan
mulut corong 40 cm dari permukaan tanah.
7. Cara Pengamatan :
 Kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara otomatis.
 Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.

9
 Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas
maksimum menampung 60 mm. Satuan pencatatan dalam mm.
 Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan
intensitasnya) dapat dibaca pada kertas grafik.
II. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
1. Psikrometer Sangkar
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air

Gambar 2.1.1. Psikrometer Sangkar

Gambar 2.1.2. Psikrometer Sangkar


b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : °C
2. Ketelitian : 0.5°C
3. Prinsip : Sistem termodinamika
4. Fungsi : Mengukur kelembaban nisbih udara

10
5. Cara Kerja :
Alat ini terdiri dari dua termometer yang dipasang berdampingan,
termometer bola basah dan termometer bola kering. Termometer bola
basah menggunakan alkohol sebagai pengisinya, sedangkan
termometer bola kering menggunakan raksa sebagai pengisi. Dengan
adanya perbedaan pengisi ini menyebabkan adanya selisih yang
nantinya dapat diketahui nilai kelembaban udara dengan menggunakan
tabel.
6. Cara Pemasangan :
 Psikrometer sangkar dipasang di dalam sangkar meteo.
 Kain kasa pada termometer bola basah (TBB) harus tetap bersih
dan selalu dibasahi secara kapilaritas.
7. Cara Pengamatan :
 Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00 WIB,
13.00 WIB atau 14.00 WIB dan 18.00 WIB.
 Mula-mula dilakukan pembacaan suhu termometer bola basah
kemudian termometer bola kering.
 Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1°C. Kelembaban dicari
dalam tabel, berdasarkan nilai selisih suhu pada termometer bola
basah dan termometer bola kering.
2. Sling Psikrometer
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan

Gambar 2.2.1. Sling Psikrometer

11
Gambar 2.2.2. Sling Psikrometer
(Sumber : http://www.sperdirect.com/)
b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : °C
2. Ketelitian : 0.2°C
3. Prinsip : Sistem termodinamika
4. Fungsi : Mengukur kelembaban nisbih udara
5. Cara Kerja :
Sebelum digunakan, kain kasa pada termometer bola basah dibasahi
dengan cara ditetesi air secukupnya. Sling psikrometer diputar
sebanyak 33 kali dengan kecepatan 4 putaran per detik. Pengamatan
dilakukan 3 kali sehari, yaitu pukul 07.00 WIB, 13.00 WIB atau 14.00
WIB, dan 18.00 WIB. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu pada
termometer bola basah, kemudian suhu termometer bola kering.
Kelembaban dicari dalam tabel, berdasar nilai selisih suhu termometer
bola basah dan termometer bola kering.
6. Cara Pemasangan : Jinjing (portable)
7. Cara Pengamatan :
 Sebelum digunakan, kain kasa pada termometer bola basah ditetesi
air secukupnya.
 Sling psikrometer kemudian diputar 33 kali dengan kecepatan 4
putaran per detik.
 Pengamatan selanjutnya sama seperti pada psikrometer sangkar.

12
3. Psikrometer Tipe Assmann
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Kipas
d. Sekrup pemutar pegas
e. Saluran angin

Gambar 2.3.1. Psikrometer Tipe Assmann

b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : °C
2. Ketelitian : 0.2°C
3. Prinsip : Sistem termodinamika
4. Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara
5. Cara Kerja :
Hampir sama dengan sling psikrometer, tetapi menggunakan kipas
sebagai pengganti pemutaran. Kipas diputar dengan cara memutar
kunci pemutar pegas. Kerja alat ini pada dasarnya sama dengan
psikrometer lain. Kelembaban nisbi diperoleh dari selisih antara
termometer bola basah dengan termometer bola kering.
6. Cara Pemasangan : Jinjing (portable)
7. Cara Pengamatan :
 Sebelum digunakan, kain kasa pada termometer bola basah ditetesi
air secukupnya.
 Pegas kipas diputar sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan
kecepatan 5 m/s pada bagian reservoir termometernya.
 Setelah suhu termometer konstan, dilakukan pembacaan seperti
pada psikrometer sangkar.

13
4. Higrograf
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Rambut (rambut kuda)
b. Sistem tuas
c. Pena/penera grafik
d. Silinder kertas grafik

Gambar 2.4.1. Higrograf

b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat :%
2. Ketelitian : 1%
3. Prinsip : Sifat kembang kerut benda higroskopis
4. Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara
5. Cara Kerja :
Rambut kuda sebagai benda higroskopis sangat peka terhadap
perubahan suhu udara. Saat suhu rendah, rambut kuda akan
mengendor, sedangkan saat suhu tinggi rambut kuda akan mengkerut.
Kembang kerut rambut menyebabkan tuas pena grafik bergerak naik
turun dan hasilnya dicatat pada kertas grafik.
6. Cara Pemasangan : Dipasang di dalam sangkar meteo.
7. Cara Pengamatan :
 Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat berputar
secara otomatis
 Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali
 Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) dapat dibaca
pada kertas grafik
 Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban
nisbi udara selama seminggu.

14
III. Alat Pengukur Suhu Udara
1. Termometer biasa (glass thermometer)
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air
raksa/ alkohol

Gambar 3.1.1. Termometer Biasa

Gambar 3.1.2. Termometer Biasa


(Sumber : http://alatlabmiconos.co.id/)
b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : °C
2. Satuan ukur : °C
3. Ketelitian : 0,5°C
4. Prinsip : Muai ruang zat cair
5. Fungsi : Mengukur suhu udara
6. Cara kerja :
Reservoir akan terpengaruh apabila terjadi kenaikan suhu sehingga
menyebabkan air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa
dalam tabung bertambah. Apabila suhu turun, panjang kolom air raksa
akan memendek.
7. Cara pemasangan : Dipasang sekaligus sebagai TBK pada psikrometer
sangkar.
8. Cara pengamatan :

15
- Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian
pembacaan 0.1°C
- Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa.
- Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 WIB,
13.00 WIB atau 14.00 WIB dan 18.00 WIB.
2. Termometer Maksimum Udara
a. Gambar alat dan keterangan

Bagian-bagiannya :
a. Reservoir
b. Celah sempit
c. Pipa kapiler berisi air raksa

Gambar 3.2.1. Termometer Maksimum Udara


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0.25 0 C
4. Prinsip kerja : Muai ruang air raksa yang dimodifikasi
dengan adanya penyempitan pipa kapiler.
5. Fungsi : Mengukur suhu udara
6. Cara kerja :
Jika suhu naik, maka reservoir yang berisi air raksa akan
terpengaruh sehingga air raksa mengembang dan dapat melewati
celah sempit. Pada penurunan suhu, air raksa akan menyusut
tetapi penyempitan tidak melewatkan air raksa di dalam tabung
menuju reservoir.
7. Cara pemasangan :
Alat dipasang pada sangkar meteo. Miring 2° terhadap sumbu
horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah.

16
8. Cara pengamatan :
- Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom
air raksa.
- Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian
reservoir di sebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat
pemutusan kolom air raksa pada celah sempit. Selanjutnya,
alat dipasang untuk pengamatan berikutnya.
- Pengamatan dilakukan pukul 16.00 WIB.
3. Termometer Minimum Udara
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Reservoir
b. Index penunjuk suhu minimum
c. Pipa kapiler berisi alkohol

Gambar 3.3.1. Termometer Minimum Udara


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 2.5 0 C
4. Prinsip kerja : Muai ruang alkohol yang dimodifikasi dengan
adanya indeks.
5. Fungsi : Mengukur suhu minimum udara
6. Cara kerja :
Jika suhu naik, maka reservoir berisi alkohol akan terpengaruhi
sehingga alkohol akan mengembang. Pada penurunan suhu,
alkohol akan menyusut dan menggerakkan indeks yang
menunjukkan suhu minimum.
7. Cara pemasangan :

17
Dipasang pada sangkar meteo. Miring ± 2° terhadap sumbu
horizontal dengan bagian reservoir lebih rendah.
8. Cara pengamatan :
- Ujung kolom alkohol menunjukkan suhu udara minimum yang
dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala yang ditunjuk
oleh ujung indeks.
- Ujung kolom alkohol menunjuk suhu udara sesaat.
- Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
- Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tepat pada
ujung kolom alkohol untuk pengamatan berikutnya.
4. Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani
a. Gambar alat dan keterangan

Gambar 3.4.1. Termometer Maks-Min Six Bellani


Bagian-bagiannya
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa
c. Pipa kapiler berisi alkohol
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Tombol pengembali indeks
g. Celah sempit
b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : °C
2. Satuan ukur : °C
3. Ketelitian alat : 2.5°C
4. Prinsip kerja : Muai ruang zat cair (alkohol dan air raksa)

18
5. Fungsi : Mengukur suhu maksimum dan minimum
udara
6. Cara kerja :
Berdasarkan pemuaian alkohol dan air raksa yang dimodifikasi,
adanya indeks menunjukkan suhu maksimum yang ditunjukkan
oleh air raksa (jika suhu mengembang). Jika suhu turun, indeks
penunjuk suhu minimum akan bergerak turun.
7. Cara pemasangan : Dipasang pada sangkar meteo dengan
posisi tegak.
8. Cara pengamatan :
- Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah
indeks.
- Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks
bagian kiri menunjukkan suhu minimum.
- Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00 WIB.
- Setelah pengamatan, tombol kemudian ditekan sedemikian
rupa sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan
permukaan kolom air raksa untuk pengamatan berikutnya.
IV. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
1. Termohigrometer
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Spiral Dwi logam/ bimetal
b. Spiral benda higroskopis
c. Jarum penunjuk skala suhu
d. Jarum penunjuk skala kelembaban
e. Ventilasi

Gambar 4.1.1. Termohigrometer

19
Gambar 4.1.2. Termohigrometer
b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : termometer = °C ; higrometer = %
2. Satuan ukur : termometer = °C ; higrometer = %
3. Ketelitian alat : termometer = 0.5°C ; higrometer = 1%
4. Prinsip kerja : - Termometer : muai dwi logam
- Higrometer : higroskopis rambut
5. Fungsi : Sebagai alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi
udara
6. Cara kerja :
Suhu udara mempengaruhi logam bimetal menjadi mengembang atau
mengkerut sehingga menggerakkan jarum penunjuk. Kemudian
apabila kelembaban udara tinggi rambut akan mengembang dan
sebaliknya jika kelembaban rendah akan mengkerut. Panjang pendek
rambut akan menggerakkan jarum.
7. Cara pemasangan : Jinjing (portable) atau dipasang pada sangkar
meteo
8. Cara pengamatan :
- Pada saat pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh sinar
matahari secara langsung dan tidak terkena tetesan air hujan.
- Suhu udara (0C) dan kelembaban udara (%) suatu saat maupun
ayunannya dapat dibaca langsung pada alat.

20
2. Termohigrograf
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Lempeng dwi logam/
bimetal
b. Rambut (menggunakan
rambut ekor kuda)
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
Gambar 4.2.1. Termohigrograf

Gambar 4.2.2. Termohigrograf


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : termometer = °C ; higrograf = %
2. Satuan ukur : termometer = °C ; higrograf = %
3. Ketelitian alat : termometer = 0.5°C ; higrograf = 1%
4. Prinsip kerja : - Termometer = muai dwi logam
- Higrometer = higroskopis rambut
5. Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban nisbi
udara
6. Cara pemasangan : Jinjing atau dipasang pada sangkar meteo.
7. Cara pengamatan :
- Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat
berputar secara otomatis.

21
- Kertas grafik diganti seminggu sekali.
- Suhu udara (°C) dan kelembaban udara (%) ayunannya dapat
dibaca pada kertas grafik.
8. Cara kerja :
- Termograf: kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi
logam memuai dan menggerakan sistem tuas sehingga pena
pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas
grafik.
- Higrograf: kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut
menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan
menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara
bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.
V. Alat Pengukur Suhu Air
1. Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa
c. Pipa kapiler berisi alkohol
d. Indeks penunjuk suhu
maksimum
e. Indeks penunjuk suhu
minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
Gambar 5.1.1. Termometer Maksimum-
Minimum Permukaan Air

22
Gambar 5.1.2. Termometer Maksimum-
Minimum Permukaan Air
b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0,5 0C
4. Prinsip kerja : muai zat cair (raksa dan alkohol)
5. Fungsi alat : mengukur temperatur air
6. Cara kerja :
Alat ini diletakkan pada permukaan air secara horizontal lalu
diamati skala suhunya setelah beberapa menit, pembacaan suhu
dilakukan dengan melihat indeks, yang kanan menunjukkan suhu
maksimum, dan yang kiri menunjukkan suhu minimum.
7. Cara pengamatan :
- Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah
indeks.
- Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks
bagian kiri menunjukkan suhu minimum.
- Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00 WIB.

23
- Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa
sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan
kolom air raksa, untuk pengamatan berikutnya.
8. Cara pemasangan : Alat diletakkan terapung pada permukaan
air (biasanyadalam panci evaporasi kelas A) dengan kedudukan
horizontal.
VI. Alat Pengukur Suhu Tanah
1. Termometer permukaan tanah (jeluk 0 cm)
a. Gambar alat dan keterangan

Bagian-bagiannya :
1. Termometer zat cair
2. Reservoir (berisi raksa)
3. Statif kaki tiga
4. Tabung pelindung reservoir
berventilasi

Gambar 6.1.1. Termometer permukaan tanah (jeluk 0 cm)


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0,5 0C
4. Prinsip kerja : Muai zat cair
5. Cara pemasangan :
Jinjing, alat diletakkan di atas permukaan tanah.
6. Cara pengamatan :
Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang
ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
7. Cara kerja :
Pertama, alat diletakkan pada permukaan tanah, setelah beberapa
saat atau bisa dikatakan stabil, suhu tanah diamati dengan membaca
skala yang tertera pada termometer.

24
2. Termometer selubung kayu (jeluk 0-10 cm)
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Ujung sensor sampai
jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung
termometer

Gambar 6.2.1. Termometer selubung kayu (jeluk 0-10 cm)


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 10 C
4. Fungsi alat : mengukur suhu tanah
5. Prinsip kerja : Muai zat cair (raksa)
6. Cara pemasangan :
Jinjing (portable), bagian ujung ditancapkan ke dalam tanah
sesuai dengan jeluk yang akan diamati
7. Cara pengamatan :
Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala
yang ditunjuk.
8. Cara kerja :
Termometer ini pertama-tama ditancapkan dalam tanah
sedalam 5 cm. Lalu diamkan selama 2 menit, kemudian suhu
diamati dalam skala Fahrenheit, lalu dikonversikan dalam
Celcius.

25
3. Termometer tanah tipe bengkok (jeluk 20 cm)
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
1. Reservoir untuk jeluk tanah
20 cm
2. Pipa kapiler berisi air raksa

Gambar 6.3.1. Termometer tanah tipe bengkok (jeluk 20 cm)


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 10 C
4. Funsi alat : mengukur suhu tanah
5. Prinsip kerja : Muai zat cair
6. Cara pemasangan :
1. Dibuat lubang ditanah dengan jeluk tertentu dengan dibor.
2. Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang,
kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
7. Cara pengamatan :
Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala
yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
8. Cara kerja :
Pertama-tama digunakan bor tanah untuk melubangi tanah pada
kedalaman 10-20 cm. Lalu termometer dimasukkan ke dalam
tanah. Lalu dibaca suhu yang ada dalam termometer tersebut.

26
4. Termometer tanah tipe Symons (jeluk 50 cm)
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
1. Pipa pelindung termometer
2. Bagian sensor
3. Termometer zat cair
4. Reservoir
5. Rantai

Gambar 6.4.1. Termometer tanah tipe Symons (jeluk 50 cm)


b. Dekripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0,5 0C
4. Fungsi alat : mengukur suhu tanah
5. Prinsip kerja : muai ruang zat cair
6. Cara pemasangan :
1. Dibuat lubang tanah dengan jeluk tertentu dengan bor
2. Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang
kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian
7. Cara pengamatan :
1. Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu
tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
8. Cara kerja :
Tanah dibor, lalu bagian pipa pelindung dimasukkan kedalam
tanah. Kemudian tunggu 20 menit sampai stabil, baru kemudian
dibaca skala termometernya.

27
5. Stick Termometer (jeluk 100 cm)
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral
logam sebagai penghantar
d. Ujung peka yang semacam
sensor

Gambar 6.5.1. Stick Termometer


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0,5 0C
4. Fungsi alat : mengukur suhu tanah
5. Prinsip kerja : muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung
bejana
6. Cara pemasangan :
Alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang
akan diamati dengan cara memutar pegangan.
7. Cara pengamatan :
Setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu dapat dibaca pada skala
yang ditunjuk.
8. Cara kerja :
Pertama-tama alat dimasukkan ke tanah pada kedalaman 25 cm, 50
cm, 75 cm, bahkan 100 cm. Dibiarkan selama 2 menit, lalu suhu
pada alat tersebut dilihat dan diukur.

28
6. Termometer maksimum-minimum tanah
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
1. Bagian sensor
2. Pipa berisi zat cair (air raksa)
3. Jarum hitam penunjuk suhu
sesaat
4. Jarum hijau penunjuk suhu
minimum
5. Jarum merah penunjuk suhu
maksimum

Gambar 6.6.1. Termometer maksimum-minimum tanah


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : 0C
2. Satuan ukur : 0C
3. Ketelitian alat : 0,5 0C
4. Prinsip kerja : pemuaian zat cair pada tabung Bourdan
5. Fungsi alat : mengukur suhu tanah
6. Cara pemasangan :
Jinjing (portable), bagian sensor dibenamkan ke dalam tanah
hingga kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode
pengamatan
7. Cara pengamatan :
1. Sebelum pengamatan, ketiga jarum penunjuk dibuat saling
berhimpit dengan cara memutar sekrup
2. Pada saat membaca :
1. jarum merah menunjukkan suhu maksimum
2. jarum hijau menunjukkan suhu minimum
3. jarum hitam menunjukkan suhu sesaat

29
8. Cara kerja :
Pada termometer maksimum terdapat penyempitan pada tabungnya
di dekat bola tandon. Kalau suhu naik, maka air raksa yang
mengembang akan melewati penyempitan ini. Pada penurunan
suhu air raksa akan menyusut, tapi penyempitan tidak melewatkan
air raksa dalam tabung menuju tandon. Sedangkan pada
termometer minimum jika suhu naik alkohol yang mengembang
dapat melewati indeks, pada penurunan suhu alkohol akan
menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol
tabung dapat menggeser indeks menuju ke arah tandon.
VII. Alat Pengukur Panjang Penyinaran Matahari
1. Solarimeter Type Jordan
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Silinder setengah lingkaran dengan
sudut 600
b. Celah sempit tempat masuknya
sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan
Gambar 7.1.1. Solarimeter Type Jordan

b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : jam
2. Satuan ukur :%
3. Ketelitian alat : 0,5 jam
4. Prinsip kerja : reaksi fotokhemis cahaya dan kertas pias
5. Fungsi alat : mengukur panjang penyinaran
6. Cara pemasangan :
a. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton
yang agak tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat

30
menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian
3m di atas horizon
b. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
c. Arah U-S dari alat sesuai dengan U-S dari tempat pemasangan
d. Tutup kotak menghadap khatulistiwa
e. Alat dipasang dengan kemiringan kearah khatulistiwa terhadap
sumbu horizontal, sebesar derajat lintang tempat pemasangan
(Yogyakarta 7 0)
7. Cara pengamatan :
a. Persiapan kertas pias
b. Kertas pias dicelupkan atau dilapisi dengan larutan Kalium
Ferrosianida atau Feriamonium sitrat dengan kepekatan baku,
disesuaikan dengan kepekaan kertas pias tehadap intensitas sinar
matahari
c. Sebelum digunakan, kertas pias harus disimpan rapat dan tidak
boleh bereaksi dengan sinar
d. Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan
diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
e. Noda yang terdapat pada kertas pias dicelupkan terlebih dahulu
dalam aquades segera setelah digunakan, kemudian diukur
panjangnya dalam satuan jam. Nilai pengukuran ini merupakan
nilai PP aktual.

Panjang penyinaran = PP aktual X100%


PP potensial
f. Sementara PP potensial merupakan panjang penyinaran yang
seharusnya dapat terjadi bila udara cerah selama 1 periode.
8. Cara kerja :
Sinar masuk melalui celah sempit, sinar membentuk noda pada
kertas pias yang dilapisi larutan kalium ferrosianida. Noda yang ada
pada kertas dicuci dengan aquades, sehingga kertas dapat dibaca.

31
Dari panjang noda yang terbentuk, akan dapat diukur sebagai
panjang penyinaran aktual.
2. Solarimeter tipe Combell – Stokes
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Lensa bola kaca pejal dengan
jari-jari 7.3 cm
b. Busur pemegang bola kaca
pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan
lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
Gambar 7.2.1. Solarimeter tipe Combell – Stokes

Gambar 7.2.2. Solarimeter tipe Combell – Stokes


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : jam
2. Satuan ukur :%
3. Ketelitian alat : 0,5 jam
4. Prinsip kerja : pemfokusan sinar matahari
5. Fungsi alat : mengukur panjang penyinaran matahari
6. Cara pemasangan :

32
1. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton
yang agak tinggi, sedemikian rupa sehingga sensor dapat
menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada
ketinggian 3m di atas horizon.
2. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
1. Mangkuk tempat pemasangan kertas pias harus menunjuk
arah timur-barat
2. Bagian bawah alat harus benar-benar datar (diatur dengan
leveling)
3. Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias
dimiringkan sesuai dengan letak lintang tempat
pengamatan.
7. Cara pengamatan :
1. Kertas pias dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul
18.00 WIB.
2. Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bentuk lurus,
bengkok panjang, dan bengkok pendek
3. Jadwal penggunaaan masing-masing bentuk kertas pias
tergantung pada letak pengamatan dan kedudukan matahari
terhadap tempat tersebut
4. Pengukuran PP aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Noda langsung bundar, dihitung 0,5 panjang garis tengah
noda
2. Noda berbentuk titik, setiap 2 atau 3 titik dihitung 0,5 jam
3. Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam
setiap pemutusan
4. Noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dikoreksi
8. Cara kerja :
Sinar ditangkap lensa dan difokuskan ke atas kertas pias, sehingga
kertas pias terbakar, kemudian panjang kertas pias yang terbakar
tersebut diukur untuk mengetahui PP aktual.

33
VIII. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
1. Aktinograf Dwi Logam
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena/ penera grafik
e. Silinder kertas grafik

Gambar 8.1.1. Aktinograf dwi logam


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : cm2
2. Satuan ukur : kal/cm² per hari
3. Ketelitian Alat : 1 cm²
4. Fungsi : Mengukur intensitas penyinaran matahari
5. Prinsip Kerja : Beda muai logam hitam dan putih
6. Cara kerja :
Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan,
sedang logam hitam bersifat menerimannya sehingga perbedaan
murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasa
matahari yang ditangkap oleh sensor.
7. Cara Pemasangan :
Sinar harus bebas mencapai sensor sehingga alat dipasang pada
tempat terbuka di atas tiang beton yang kuat dan bagian atas dibuat
sedemikian rupa sehingga selain sinar berada 15º di atas horizon
bumi.
8. Cara Pengamatan :
a. Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul
18.00 WIB.

34
b. Grafik yang tergambar diukur pada luasan di bawah grafik
tersebut dengan alat planimeter. Luasan yang terukur
disetarakan terhadap satuan kalori / cm² per hari.
IX. Alat Pengukur Kecepatan Angin
1. Cup Anemometer
a. Gambar alat dan keterangan

Bagian-bagiannya :
a. Mangkuk anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga

Gambar 9.1.1. Cup Anemometer

Gambar 9.1.2. Cup Anemometer


b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : km
2. Ketelitian : kam/jam
3. Prinsip : Mekanik gear
4. Fungsi :
Mengukur kecepatan angin untuk pengamatan periode harian
5. Cara Kerja :
Angin akan diterima dan mangkuk akan berputar, putaran yang
disebabkan angin ini akan menggerakkan speedometer melalui sistem
6. Cara Pemasangan :
 Alat dipasang pada tiang atau menara dengan ketinggian 0.5, 2 atau
10 m sesuai dengan masing-masing penggunaan.

35
 Pemasangan harus pada tempat terbuka, dengan jarak benda yang
terdekat minimal 10x tinggi benda tersebut.
7. Cara Pengamatan :
 Pembacaan pada alat pencatat dilakukan setiap pagi pukul 07.00
WIB.
 Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih
pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh
angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut
(periode 1 hari = 24 jam).
 Satuan pengamatan adalah km/jam.
2. Hand Anemometer
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Kipas anemo
b. Speed meter
c. Skala Beauford
d. Tangkai pegangan tangan

Gambar 9.2.1. Hand Anemometer

Gambar 9.2.2. Hand Anemometer

36
b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : m/s
2. Ketelitian : 0.5 m/s
3. Prinsip : GGL induksi
4. Fungsi : Mengkur kecepatan angin sesaat
5. Cara Kerja :
Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan)
sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan
gerakan jarum penunjuk skala.
6. Cara Pemasangan : Jinjing (portable)
7. Cara Pengamatan :
 Kecepatan angin sesaat dapat diketahui dengan membaca
langsung pada pencatat.
 Satuan alat adalah m/s atau skala Beaufort.
3. Biram Anemometer
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
Gambar 9.3.1. Biram Anemometer

Gambar 9.3.2. Biram Anemometer

37
b. Deskripsi alat
1. Satuan Alat : m
2. Ketelitian : 0.5 m
3. Prinsip : Mekanik
4. Fungsi : Mengkur kecepatan angin periode pendek.
5. Cara Kerja :
Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan
menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan
bergerak tentukan interval waktu.
6. Cara Pemasangan : Jinjing (portable)
7. Cara Pengamatan :
 Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rerata kecepatan
angina pada periode pendek, dengan satuan dalam m/s.
 Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih
pembacaan hari ke-2 dengan pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh
angin), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut
(periode 1 hari = 24 jam).
X. Alat Pengukur Evaporasi
1. Piche Evaporimeter
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Tabung kaca tempat air yang
berskala dalam satuan mm
b. Kawat penjepit tempat
meletakkan kertas berpori
c. Penggantung

Gambar 10.1.1. Piche Evaporimeter

38
Gambar 10.1.2. Piche Evaporimeter
b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : ml (milliliter)
2. Satuan ukur : mm
3. Ketelitian alat : 0,05 ml
4. Prinsip kerja : pengukuran selisih tinggi permukaan air.
5. Fungsi alat : mengukur evaporasi.
6. Cara pemasangan :
Tabung diisi air dan digantung di dalam ruangan atau sangkar meteo.
7. Cara pengamatan :
Pengamatan dilakukan sehari sekali. Mula-mula diamati tinggi
permukaan air (P1), pengamatan ke-2 dilakukan keesokan harinya
(P2). Besarnya penguapan adalah selisih P1 dan P2.
8. Cara kerja :
Alat ini terdiri dari unsur penguapan yang berupa cakram terbuat dari
kertas saring dan sebuah tabung pengukur yang berisi air. Kertas
saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya
kertas saring selalu basah dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut,
volume air yang tertinggal di tabung pengukur dapat diketahui
banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap saat.

39
2. Panci Evaporasi Klas A
a. Gambar alat dan keterangan
Bagian-bagiannya :
a. Panci evaporasi dengan diameter
120,7 cm
Tinggi 25 cm dan tebal panic 0.8 cm
b. Rangka kayu/besi
c. Tabung peredam riak/ gelombang
dengan diameter 10 cm
d. Hook (batang kait) dan skala
pengukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
Gambar 10.2.1. Panci Evaporasi Klas A

Gambar 10.2.2. Panci Evaporasi Klas A


b. Deskripsi alat
1. Satuan alat : mm (millimeter)
2. Satuan ukur : mm
3. Ketelitian alat : 0,02 mm
4. Prinsip kerja : pengukuran selisih tinggi permukaan air
5. Fungsi alat : mengukur evaporasi
6. Cara pemasangan :
- Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar di atas
permukaan tanah.

40
- Air bersih dimasukkan ke dalam panci setinggi 20 cm. Permukaan
air dijaga jangan sampai kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut.
Jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar, dapat berakibat
kesalahan hingga 15 %.
7. Cara pengamatan :
- Mula-mula ujung kail (hooke) diatur dengan sekrup pemutar, tepat
menyentuh permukaan air. Tinggi air kemudian dapat dibaca pada
penera (sampai ketinggian 0,02 mm).
- Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai
menyentuh permukaan air.
- Selisih pembacaan ke-1 (P1) dengan pembacaan ke-2 (P2)
merupakan besarnya penguapan air.
- Jika terdapat hujan, rumus perhitungan evaporasi adalah
P1+P2+CH (dalam mm). Kapasitas maksimum terjadi bila terjadi
hujan sebesar 50 mm pada periode pengamatan.
- Penguapan yang terukur adalah penguapan pada permukaan air
terbuka.
8. Cara kerja : Air hujan ditampung pada panci berdiameter 120 cm dan
tinggi 25 cm. Kemudian ketinggian permukaan air di dalam diukur
pada awal periode waktu pengamatan dan akhir periode waktu
tersebut. Selisihnya, setelah dikoreksi dengan banyaknya curah hujan
yang jatuh selama periode waktu pengamatan adalah besarnya
penguapan.
XI. Stasiun Cuaca Otomatis (Automatic Weather Station)
Prinsip kerja AWS Fakultas Pertanian UGM
AWS ini menggunakan tenaga surya atau Solar Cell kemudian terhubung
ke baterai yang ada di box. Baterai berfungsi sebagai penyimpanan tenaga dari
Solar Cell atau untuk menstabilkan aliran listrik. Cara kerja AWS ini
menggunakan Radio. Semua sensor alat yang ada mengirim data dalam bentuk
analog kemudian oleh data logger diubah menjadi data digit. Pancaran sistem
radio dengan frekuensi yang telah ditentukan diterima oleh radio yang ada di

41
Laboratorium Agroklimatologi. Selanjutnya dihubungkan ke monitor komputer
sehingga semua data akan terbaca.
1. Anemometer (Wind-speed)
Kecepatan minimum : 0,25 m/s
Kecepatan maksimum : 65 m/s
Resolusi : 0,1 m/s
Ketelitian : ± 2%
Fungsi : Mengukur kecepatan angin
Gambar 11.1. Anemometer
2. Penunjuk Arah Angin (Wind Direction)
Kecepatan minimum : 0,25 m/s
Kecepatan maksimum : 65 m/s
Resolusi :1
Ketelitian :±2
Fungsi : Menunjuk arah angin
Gambar 11.2. Penunjuk arah angin
3. Pengukur Radiasi Sinar Matahari (Solar Radiation)
Jangkauan ukur (range) : 0-2000 W/m
Resolusi : 0,1 W/m
Ketelitian : ± 2 W/m
Fungsi : Mengukur radiasi sinar matahari
Gambar 11.3. Solar radiation
4. Pengukur Kelembaban Relatif
Jangkauan ukur (range) : 0-100%
Resolusi : 1%
Ketelitian : ± 2%
Fungsi : mengukur kandungan lengas ditanah

Gambar 11.4. Pengukur kelembaban relatif

42
5. Pengukur Suhu Udara (Air Temperature)
Jangkauan ukur (range) : -40 derajat Celcius sampai + 80 derajat Celcius
Resolusi : 0,1 C
Ketelitian : ± 2 derajat Celcius (0 sampai + 70)
± 0,5 derajat Celcius (-40 derajat Celcius sampai 0)
Fungsi : Mengukur suhu (temperatur) udara

Gambar 11.5. Pengukur suhu udara


6. Pengukur Tekanan Udara (Barometric Pressure)
Jangkauan ukur (range) : 600 sampai 1250 mbar
Resolusi : 1 mbar
Ketelitian : 1 mbar (950 sampai 1050 mbar)
Fungsi : Mengukur tekanan udara

Gambar 11.6. Pengukur tekanan udara


7. Pengukur Curah Hujan (Raingauge)
Resolusi : 0,2 mm
Ketelitian : 1%
Fungsi : Mengukur curah hujan

Gambar 11.7. Pengukur curah hujan


8. Pengukur Suhu Tanah (Soil Temperature)
Jangkauan ukur (range) : -40 derajat Celcius sampai + 80 derajat Celcius
Resolusi : 0,1 derajat Celcius
Ketepatan : ± 2 derajat Celcius (0 sampai +70 derajat Celcius)
± 0,5 derajat Celcius (-40 derajat Celcius sampai 0)

43
Fungsi : Mengukur suhu tanah

Gambar 11.8. Pengukur suhu tanah


B. PEMBAHASAN
Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengamati keadaan fisik suatu
lingkungan, keadam atmosfer bumi serta keadaan biologi ingkungan dan keadaan
lain yang berkaitan dengan pertanian secara terus-menerus. Untuk dapat
mengetahui keadaan suatu anasir cuaca dengan hasil yang baik diperlukan syarat
yang harus dipenuhi yakni penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan
lahan yang luas, masing-masing alat memberikan hasil pengukuran parameter
cuaca yang abash, sederhana, dan tidak mudah rusak, serta pengamat harus dapat
dipercaya, terlatih, dan terampil. Dalam pengamatan suatu stasiun meteorologi
paling sedikit mengamati iklim selama 10 tahun berturut-turut.
Dalam stasiun klimatologi pertanian, anasir-anasir cuaca yang diukur
adalah curah hujan, kelembaban nisbi udara, suhu udara, suhu dan kelembaban
nisbi udara, suhu tanah, suhu air, panjang penyinaran matahari, intensitas
penyinaran matahari, kecepatan angina, dan evaporasi. Alat-alat tersebut dapat
digunakan secara manual maupun secara otomatis. Setiap alat tentunya memiliki
kelebihan dan kelemahan tersendiri, berikut adalah alat-alat penentu anasir cuaca
beserta kelebihan dan kekurangannya.
Alat Pengukur Curah Hujan
Curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama waktu tertentu yang diukur dalam satuan tinggi air di atas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh karena proses penguapan
(evaporation), aliran permukaan (run off), dan peresapan (infiltration dan
percolation). Pengukuran curah hujan ini menggunakan 2 alat, yaitu Ombrometer
tipe Observatorium dan Ombrograf yang memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.

44
1. Ombrometer Tipe Observatorium
a. Kelebihan alat ini antara lain :
 Memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibanding dengan
pengukur curah hujan tipe perekam
 Satuan alat sama dengan satuan pengukuran sehingga
memudahkan pengukuran
 Jika gelas penakar pecah dapat diganti dengan mengukur
volume air yang terpampang dengan jelas sebab penampang
curah hujan100 cm2 sehingga setiap volume 100 cc air hujan
berarti sama dengan 1 mm muka air.
b. Kelemahan alat ini antara lain :
 Hanya dapat menunjukkan curah hujan yang terjadi selama satu
hari, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur intensitas
curah hujan
 Alat ini harus dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga
dibutuhkan alat khusus untuk menjangkau ketinggian tersebut
 Alat ini kurang praktis karena setiap hari harus mengamati
hasil yang ada dengan membuka alat tersebut. Sehingga
pengamat harus rutin mengukur curah hujan supaya hari
berikutnya dapat diukur curah hujannya lagi.
2. Ombrograf
a. Kelebihan alat ini antara lain :
 Data curah hujan didapat secara otomatis.
 Data-data yang didapatkan dapat dibaca pada kertas grafik.
 Ombrograf ini menggunakan prinsip bejana berhubungan
sehingga bila terdapat kelebihan air maka secara otomatis
terbuang.
 Alat ini dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi
permukaan mulut corong 40 cm dari permukaan tanah sehingga
tidak sulit dalam pemasangan.
 Dapat mencatat jumlah hujan dan juga intensitas curah hujan.

45
 Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali sehingga
tidak membutuhkan waktu yang banyak.
b. Kekurangan alat ini antara lain :
 Alat kurang teliti dalam memberikan hasil dibandingkan
dengan ombrometer.
 Dibutuhkan keahlian dalam membaca grafik.
 Membutuhkan tinta untuk membuat grafik.
Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
Kelembaban nisbi udara adalah nisbah (perbandingan) antara uap air yang
terkandung dengan kapasitas kandungan maksimum uap air pada suatu temperatur
dan tekanan udara tertentu. Psikrometer terdiri dari Termometer Bola Basah
(TBB) dan Termometer Bola Kering (TBK). TBK menunjukan suhu udara, TBB
digunakan untuk mencatat kelembaban udara dengan bantuan tabel. Hasil
pengamatan dapat dicari besarnya kelembaban nisbi udara dari suatu tabel.
1. Psikrometer Sangkar
a. Kelebihan alat ini antara lain :
 Ditempatkan pada alam terbuka sehingga kecepatan angin tidak
terpengaruh oleh kecepatan putaran tangan.
 Tingkat ketelitiannya sama dengan sling psikrometer.
 Kemungkinan terjadinya human error lebih kecil dibandingkan
sling psikrometer yang diputar oleh tenaga manusia.
 Penggunaannya mudah.Dapat diketahui titik uap dan titik
embun sekaligus.
b. Kelemahan alat ini antara lain :
 Tidak portable, tidak mudah dibawa-bawa
 Diperlukan ketelitian dalam mengamati TBB
2. Sling Psikrometer
a. Kelebihan alat ini antara lain :
 Mudah dioperasikan karena relatif sederhana
 Ketelitian cukup tinggi dibandingkan alat pengukur
kelembaban yang lain
 Bersifat portable sehingga mudah digunakan

46
b. Kekurangan alat ini antara lain :
 Harus diputar 33 kali dengan kecepatan 4 putaran per detik.
Sehingga pemakai akan mempunyai kecenderungan mengalami
kesukaran dalam menjaga kontinuitas putaran/kecepatan
putaran
 Banyak mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya.
 Faktor human error cukup besar
3. Psikrometer Assmann
a. Kelebihan alat ini antara lain:
 Memiliki alat pemompa kecepatan angin sehingga lebih efisien.
 Lebih mudah dioperasikan.
 Kecepatan angin lebih konstan (karena penggunaan pegas
kipas) dibandingkan sling psikrometer.
 Mudah dibawa-bawa karena dapat dijinjing (portable).
b. Kelemahan alat ini antara lain:
 Harus selalu menjaga TBB tetap basah
 Mempunyai tingkat ketelitian yang rendah dibandingkan
dengan psikrometer sangkar dan sling psikrometer
4. Higrograf
a. Kelebihan alat ini antara lain:
 Kertas grafik dapat berputar secara otomatis
 Kelembaban nisbi udara dapat dibaca pada kertas grafik secara
terus-menerus
 Data yang dihasilkan alat ini berupa data matang sehingga
tidak perlu diolah lagi
 Dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban udara
selama seminggu
b. Kelemahan alat ini antara lain:
 Rambut kuda sukar didapat, sekalipun didapat harganya pasti
mahal
 Kertas grafik harus diganti setiap minggu
Alat Pengukur Suhu Udara

47
1. Termometer biasa
Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu. Jika suhu
tinggi, maka air raksa akan memuai dan menunjukan angka tertentu.
Jika suhu turun (rendah) maka volume air raksa itu akan menyusut
dan suhu akan mengecil, biasanya alat ini untuk mengukur suhu udara
terbuka.
Kelebihan :
- mudah cara pemakaiannya
- mudah pengamatannya karena air raksa yang digunakan tampak
mengkilap.
Kekurangann :
- air raksa yang digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat
pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182 % per K).
2. Termometer maksimum udara
Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola
tandonya. Jika suhu naik, maka air raksa akan mengembang dan
melewati penyempitan. Jika terjadi penurunan suhu, raksa menyusut
tetapi tidak melewati penyempitan di dalam tabung menuju tanda.
Dari panjang kolom air raksa yang tinggal di dalam tabung dapat
dibaca suhu tertinggi yang telah dicapai.
Kelebihan : adanya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir.
Kekurangan : air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.
3. Termometer minimum udara
Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai
unsur pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat
melewati benda kecil (barbell). Jika terjadi penurunan suhu, alkohol
akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon
menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu
pengamatan.
Kelebihan : menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah
sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah.

48
Kekurangan : alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga
pengamatannya tidak terlalu jelas.
4. Termometer maksimum-minimun Six Bellani
Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu
termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer
minimum yang diisi oleh alkohol. Semua memiliki prinsip kerja
pemuaian.
Kelebihan : dapat diperoleh data suhu maksimum dan minimum
secara bersamaan.
Kekurangan : data yang didapat kurang akurat karena ada beda tingkat
pemuaian antara raksa dan alkohol.
Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
1. Termohigrometer
Kelebihan :
- Dapat diperoleh data suhu udara dan kelembaban nisbi udara.
Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip termodinamika
dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa.
- Alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya.
Kekurangannya :
- Harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga
tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.
2. Termohigrograf
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan pengembangan dan pengkerutan
rambut akibat kelembaban didalamnya.
Kelebihan : alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada
di kertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara
dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik.
Kekurangan : rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk
menjaga sifat higroskopisnya.

49
Alat Pengukur Suhu Air
Termometer Maximum-Minimum Permukaan Air
Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian zat cair. Kenaikan suhu permukaan
air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai. Pemuaian air raksa
mendorong stif pada suhu tertentu.
Kelebihan :
- dapat menunjukkan suhu maksimum dan minimum air sekaligus.
- reservoirnya aman di bawah pelindung.
Kekurangan : ada beda muai antara air raksa dan alkohol sehingga alat ini
kurang teliti.
Alat Pengukur Suhu Tanah
1. Termometer permukaan tanah
Kelebihan : mudah dan praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya-
hanya saja tanah yang akan diukur udaranya harus ditata terlebih dahulu.
Kekurangan : kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu di atas
permukaan tanah.
2. Termometer Tanah Selubung Kayu
Kelebihan :
- mudah dan praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya-hanya saja
tanah yang akan diukur udaranya harus ditata terlebih dahulu.
- alat ini lebih dalam jangkauan jeluk yang diukur, yaitu 0-10 cm.
Kekurangan : kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu di atas
permukaan tanah.
3. Termometer Tanah Tipe Bengkok
Kelebihan : mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena bentuknya
bengkok.
Kekurangan : harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm karena
hanya dapat mengukur pada kedalaman tersebut. Penggunaan bor ini
dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah secara
langsung.

50
4. Termometer Tipe Simmons
Kelebihan : termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung.
Kekurangan : tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan
pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat
agar tidak terpengaruh oleh suhu udara permukaan luar.
5. Stick Termometer
Kelebihan : mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala mudah
diamati karena berupa jarum penunjuk.
Kekurangan : harus mengebor tanah 100 cm terlebih dahulu untuk
memasukkan stick-nya.
6. Termometer Maksimum-Minimum Tanah
Kelebihan : dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah
sekaligus karena menggunakan tiga jarum penunjuk dalam pembacaan
skala.
Kekurangan : tidak praktis penggunaannya.

Alat Pengukur Panjang Penyinaran


1. Solarimeter Tipe Jordan
Alat ini berprinsip kerja pada reaksi fotokhemis yaitu pengaruh adanya cahaya
terhadap Kalium ferro sianida atau Ferro ammonium sitrat yang dioleskan pada
kertas pias.
Kelebihannya : melalui noda yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan
pengukuran pasang penyinaran yang aktual secara jelas.
Kekurangan : standar dari kepekaan baku terhadap sinar ditentukan oleh ketelitian
penyiapan kertas pias, penyimpanannya harus rapat dan pengamatan atau
pencatatan data tidak boleh ditunda sehingga kurang praktis penggunaannya.
Karena pemakaian kurang praktis maka alat ini sering kali tidak dipergunakan.
2. Solarimeter Tipe Combell-Stokes
Pada solarimeter tipe combell-stokes, gerakan matahari akan merubah fokus
sepanjang hari dan jalur lubang sempit dapat diukur dalam satuan jam matahari
yang bersinar terang sebagai panjang penyinaran aktual.

51
Kelebihan : biasanya alat ini dipasang di atas pilar beton yang ditanam sehingga
posisinya tidak berubah dan alatnya tidak bergetar.
Kekurangan :
Panjang garis pembakaran atau waktu terjadinya pengukuran tergantung pada
kepekaan pias dan kejernihan bola kaca.
Radiasi harga umumnya antara 0,2 cal / cm2 / menit sampai 0,4 cal / cm2 / menit,
dimana di bawah intensitas ini tidak terjadi pencatatan. Selain itu, pembakaran
pias ada kecenderungan melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.

Alat Pengukur Intensitas Penyinaran


Aktinograf Dwi-Logam
Alat ini berprinsip pada beda muai logam hitam-putih yang memiliki sifat
berlawanan terhadap adanya cahaya. Perbadaan muai inilah yang digunakan
untuk menunjukkan besarnya intenstas matahari yang ditangkap sensor.
Sebagai standar, kubah kaca harus permiable untuk panjang gelombang untuk
panjang gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk memberikan rekaman yang
baik maka alat ini harus ditempatkan di tempat yang lebih luas.
Kelebihan :
- dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin.
- relatif tidak mahal.
- dapat dijinjing.
Kekurangan :
aktinograf dwi logam hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek
matahari total, sehingga sensor yang disungkup dengan kubah kaca yang
disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang serta kelambanan
dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%.

Alat Pengukur Kecepatan Angin


Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan adanya perbedaan
tekanan udaradi suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan
udara di atmosfer maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik
partikel kering (debu, asap, dan sebagainya) maupun partikel basah seperti uap

52
air. Pengukuran permukaan angin merupakan pengukuran arah dan kecepatan
angin yang terjadi di permukaan bumi dengan ketinggian 0,5 sampai 10 meter.
1. Cup Anemometer (stasioner)
Kelebihan :
 Hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian
10 m dari tanah jika tidak penghalang.
 Ketelitian alat ini mencapai 1 km.
 Alat ini dapat dipasang pada ketinggian 0.5, 2, 10 meter pada
tempat yang terbuka.
 Dapat untuk mengetahui kecepatan angin harian.
Kekurangan :
 Harus dipasang ditempat yang terbuka.
 Penempatannya yang di atap bangunan akan menghasilkan
pengukuran yang kurang akurat.
 Supaya alat dapat bekerja secara efektif, antara alat dengan
benda-benda sekitar (penghalang) diberi jarak yang cukup jauh.
2. Hand Anemometer
Kelebihan :
 Dapat digunakan untuk mengukur kecepatan sesaat.
 Mudah dibawa.
 Dilengkapi oleh skala beaufort (skala kasar kecepatan angin
sesaat yang dapat diduga dari gejala alam).
Kekurangan :
 Sulit mencari keadaan angin yang stabil, karena hembusan
angin disetiap tempat itu bervariasi.
 Hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat.
 Pengamatan skala harus cepat karena angin yang diukur adalah
angin sesaat.
2. Biram Anemometer
Kelebihan :
 Praktis dalam penggunaanya.
 Pengukurannya mudah diamati.

53
 Mudah dibawa.
Kekurangan :
 Hanya dapat mengukur kecepatan angin periode pendek..
 Kurang efisien karena kita harus mengusahakan agar arah
angin selalu berasal dari belakang alat.
 Pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.
 Penghentian jarum harus tepat agar data yang dihasilkan akurat

Alat Pengukur Evaporasi


1. Piche Evaporimeter
Alat ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu
selisih tinggi air hari pertama dan hari kedua.
Kelebihan : penggunaanya lebih mudah dan murah.
Kekurangan : tidak dapat mengukur secara langsung baik
penguapan dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata,
maupun evapotransporasi potensial.
2. Panci Evaporasi Kelas A
Alat ini berprinsip sama dengan pitche evaporimeter, bedanya yaitu
menggunakan Hook dan skala nonius dengan prinsip pelampung
untuk pengamatannya.
Kelebihan : ketelitian dapat mencapai 0.02 m dan merupakan dasar
berbagai teknik untuk memperkirakan penguapan danau atau
evapotranspirasi.
Kekurangan : kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi
terletak pada tinggi air dalam panci, muka air selamanya
dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci.

AWS FAKULTAS PERTANIAN UGM


Kelebihan alat AWS :
- apabila salah satu alat rusak tidak akan menggangu atau mempengaruhi
kinerja alat yang lainnya.
- AWS juga yang telah diprogram untuk mempermudah pengamat
mendapatkan data.

54
- data hanya perlu diamati tiap hari karena data tiap harinya telah terkumpul
pada sistem komputer.
Kekurangan AWS :
- AWS harus dibangun pada lokasi yang sesuai agar data yang dihasilkan
representatif.

55
V. KESIMPULAN
1. Salah satu contoh stasiun meteorologi yang dapat digunakan dalam bidang
pertanian adalah AWS (Automatic Weather Station) dan alat-alat pengukur
anasir cuaca yang biasa digunakan dalam bidang pertanian, antara lain
ombrometer, ombrograf, psikrometer (tipe sangkar, sling, Assmann),
higrometer, higrograf, termometer (biasa, maksimum, minimum, maksimum-
minimum Six Bellani), termohigrometer, termohigrograf, termometer
permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok,
termometer Simons, Stick termometer, termometer maksimum-minimum
tanah, termometer maksimum-minimum permukaan air, solarimeter tipe
Combell Stokes dan tipe Jordan, aktinograf, cup anemometer, hand
anemometer, biram anemometer, panci avaporasi kelas A, serta piche
evaporimeter.
2. Alat-alat pengukur anasir cuaca memiliki prinsip kerja yang berbeda-beda,
cara kerja yang berbeda-beda, selain itu beberapa alat dapat menghasilkan
data mentah dan data matang.

56
DAFTAR PUSTAKA
Bernet, H.H. 1995. Element of Soil Conversation. Mc Graw Hill Book Company,
New York.
Eleonora,R. 2010. Basis Data Iklim Pertanian Indonesia untuk Mendukung
Adaptasi Iklim. <http://www.litbang.pertanian.go.id>. Diakses tanggal 26
Oktober 2015.

Hakim, A. R., Litasari, dan Djuniadi. 2009. Alat ukur kecepatan dan arah angin
berbasis komputer. Jurnal Teknik Elektro 1 : 1

Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.

http://alatlabmiconos.co.id/termometer-air-raksa-100C
http://geo-mining.webnode.com/products/pengukur-curah-hujan-manual-
observatorium-ombrometer-/
http://www.sperdirect.com/sling-psychrometer-5-50-celsius-336-prd1.htm

Oliver, J. E. 2005. Encyclopedia of World Climatology. Springer Dordrecht,


Berlin.

Pasaribu, H., A. Mulyadi, S. Tarumun. 2012. Neraca air di Perkebunan Kelapa


Sawit di PPKS sub unit Kalianta Kabun Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan 6 : 2.

57

You might also like