Professional Documents
Culture Documents
1. KEJADIAN INSAN
PENGENALAN DIRI
Dalam Otak ada Lemak, Dalam Lemak ada Minyak, Dalam Minyak
ada Nur, Dalam Nur ada Nur Akal, Dalam Nur Akal ada Hizabbannur,
Dalam Hizabbannur Hidayamul Amanah Allah SWT.
Di Otak : 7 hari
Di Rulang Belakang : 7 hari
Di Watsulbi Muntarait : 7 hari
Di Tulang Data : 7 hari
Di Pusat : 7 hari
Di Kalam : 7 hari
Jumlah = 42 hari
1 hari : HU
3 hari : ALLAH
7 hari : INNALLAH (hanya Allah)
4 bulan + 4 hari : TURABBUNNUR (Tanah Nur)
7 bulan + 7 hari : SUBHANALLAH (Maha Suci Allah)
8 bulan + 8 hari : ALHAMDULILLAH (Puji Bagi Allah)
9 bulan + 9 hari : INNA ANNA AMANNA (Sesungguhnya Aku
beriman/Pembawa Amanah Allah SWT)
Tidak sah Ma’rifatnya, bila tidak mengetahui asal kejadian Diri kita
ini.
Itifak/Mufakat.
Seluruh Arifbillah.
Adapun mengenal diri itu mengetahui daripada asal Nabi Adam A.S.
Asalnya Nabi Allah Adam itu nasarnya Air, Api, Angin, Tanah, maka
turunlah kepada kita :
Tanah itu = Tubuh kita hurufnya
Angin itu = Nafas kita hurufnya
Api itu = Darah kita hurufnya
Air itu = Rasa kita hurufnya
Adapun Sifat Allah Ta’ala adalah wujud Allah Ta’ala yang kata
mempunyai Wujud dan hakikat daripada segala yang ada, besar
maupun kecil. Bagaimanapun juga pada pandangan lahir maupun
bathin adalah sebenar-benarnya termasuk satu sifat yang sempurna,
tidak bertulang, berdaging, berdarah, atau berkulit. Pada yakin kita
maka yang berbagai sifat dan warna adalah Hanya satu, menurut
yakin Ma’rifat kita.
Adapun yang bernama Wujud Hakiki yaitu Zadtullahita’ala. Wujud
Hakiki itu mustahil pada pandangan awam, wujud majazi itu tidak
ada pada pandangan wujud hakiki.
Wujud ‘Am (umum) itu meliputi pada alam, dan nyata pada
Muhammad.
Adapun yang sebenar-benarnya Manusia yaitu Muhammad
Adapun sebenar-benarnya Muhammad yaitu Allah
Dan sebenar-benarnya Allah yaitu Zadtullah
Maka itulah sebabnya kita manusia dilebihkan Allah Ta’ala dari pada
semesta sekalian alam ini, karena asalnya kejadian sekalian itu
daripada Muhammad.
2. Kenyataan Insan
INSAN
Berjasadkan Rohani
Bernyawakan Nurani
Rahasia Idhafi
NABI
Berjasadkan Nurani
Bernyawakan Idhafi
Rahasia Rabbani
3. Nur Yang Hidup
1. Martabat AHDIAH
2. Martabat WAHDAH
3. Martabat WAHIDIYAH
4. Martabat ALAM ARWAH
5. Martabat ALAM MISAL
6. Martabat ALAM ZASAM
7. Martabat ALAM INSYAN.
1. MARTABAT AHDIAH
Oleh karena itu pada hakikatnya kezahiran Nabi Adam itu adalah
menjadi Wasilah Ja’ani menjadi jalan bagi kezahiran kebesaran Nabi
kita yang bernama Muhammad itu sendiri.
2. MARTABAT WAHDAH
Maka itu adalah tajallinya bagi diri yang bathin, adapun tajalli bagi
diri yang zahir adalah “ALIF” bagi kita, “LAM” dua tangan bagi kita,
“HA” badan bagi kita, “MIM” Pinggang bagi kita dan “DAL” dua kaki
bagi kita. Itulah yang diesakan dengan “ASYAHADU” yakni :
“ALIF ALHAQ" artinya Yang diEsakan dan yang diBesarkan.
“SYIN SYUHUDUL HAQ “ artinya Yang diakui bersifat Ketuhanan
dengan sebenar-benarnya.
”HA HADIYAN MUHDIYAN ILAL HAQ “ artinya Yang menjadi
Petunjuk selain menunjuki kepada jalan/Agama yang Hak.
“DAL DAIYAN ILAL HAQ" artinya Selalu menyerukan atau yang
selalu memberi Peringatan kepada Agama yang Hak.
“ALHAMDU” berma’na “ALHAYATU MUHAMMADU” artinya
Kesempurnaan Tajalli Nur Muhammad.
Fahamnya ialah “ADAM” adalah nama adab atau nama syari’at atau
nama hakikat, atau nama kebesaran bagi kesempurnaan tajalli NUR
MUHAMMAD. Dan MUHAMMAD adalah nama keesaan yang
menghimpunkan akan nama Adam dan nama Allah.
Pada bahasa atau ilmu bahasa Arab “ADAM” itu damirnya “HU” dan
MUHAMMAD itu damirnya “HU” dan ALLAH itu damirnya “HU”.
Pada makna Syari’at “HU” itu bermakna Dia Seorang Laki-laki, dan
pada makna Hakikat adalah jumlah yang banyak rupa wujudnya,
tetapi pada makna Hakikat “HU” itu adalah “Esa” tiada berbilang-
bilang. Itulah isyarat Al Qur’an “HUWAL HAYYUN QAYYUM” yang
HAIYUN awal tiada ada permulaannya “WAHUWAL’ALI YIL’AZIM”
yang bersifat denga sifat-sifat kesempurnaan lagi maha besar.
“HUWAR RAHMANURRAHIM” yang bersifat Rahman dan Rahim.
“HUWARABBUL ‘ABSIL KARIM” yang memiliki Arasy yang Maha
Mulia, Arasy itu ada nama kemuliaan Diri Nabi Kita itu yang
sebenar-benarnya, tetapi juga menjadi nama Majazi bagi sesuatu
tempat atau suatu alam Ghaib yang dimuliakan adanya, sama halnya
seperti JIBRIL, MIKAIL, IZRAFIL, ISMA’IL, NUHAIL, SURAIL.
1. Alam HASUT ialah alam yang terhampar langit dan bumi dan
segala isinya dan bagi kita HASUT itu ialah seluruh Jasad, Kulit,
Daging, Otak, Sumsum, Urat, Tulang.
2. Alam MALAKUT ialah alam ghaib bagi malaikat-malaikat, dan
bagi kita malakut itu ialah Hati, Akal, Nafsu, Nafas, Penglihat,
Pendengar, Pencium, Pengrasa dan sebagainya.
3. Alam JABARUT ialah alam ghaib bagi Arasy, Kursi, Luh
Mahfus, Syurga, Neraka dan sebagainya dan bagi kita Alam
Jabarut itu ialah Roh, Ilmu, Hikmah, Fadilat, Hasanah dan
sebagainya, dari pada segala sifat yang mulia dan terpuji.
4. Alam LAHUT ialah alam ghaib bagi kebesaran Nur Muhammad
dan bagi kita alam Lahut itu ialah Bathin tempat Rahasia, Iman,
Islam, Tauhid dan Ma’rifat, maka ke 4 (empat) macam alam itu
adalah semuanya wujud kesempurnaan tajalli Nur Muhammad,
dan 4 (empat) macam alam itu lagi terhimpun kepada
kebenaran wujud diri Rasulullah yang bernama INSANUL
KAMIL. Dan menjadi berkah dan FAIDURRABBANI yakni
kelebihan yang harus bagi tiap-tiap Mu’min yang ahli Tahkik,
karena mereka itu adalah “WADA SYATUL AMBIYA” yakni
mewarisi kebenaran bathin nabi-nabi dan rasul-rasul dan
mu’min yang tahkik itulah yang dinamakan Aulia Allah, tetapi
mu’min itu tiada mengetahui bahwa dirinya adalah Aulia yang
sebenarnya.
DIA akan bebas bergerak, kalau apa yang ada pada kita teleh
dipunyainya dan dikuasainya, dengan pengertian kalau tadinya kita
menganggap Dia kepunyaan kita, maka adalah sebaliknya yang
terjadi iaitu JADIKAN KITA MENJADI KEPUNYAANNYA.
Setahu kita, DIA telah ada bersama kita dan adalah Dia itu
kepunyaan kita, KURNIA atau ANUGERAH yang Maha Esa lagi Maha
Besar kepada kita. DIA datang dariNYA dan akan kembali
kepadaNYA pula. Dan adalah kedatangannya kepada kita untuk
Kesempurnaan Kejadian kita. Dan tidaklah sempurna kita rasanya,
kalau kita tidak mengetahui, mengenal dan MENEMUInya.
Adalah DIA langsung dari Yang Maha Esa dan adalah keadaan kita
dijadikan dari yang telah dijadikan. Tingkatnya juga lebih tinggi dari
kita kerana DIA ASLI ( original ) dan kita dari yang dijadikan,
sungguhpun yang menjadikan kita itu Tuhan Yang Maha Esa juga.
Satu ASAL, tetapi berlainan KE-ADA-AN. DIA ada tetapi tiada, kita
ada dan nyata, DIA yang telah berada bersama kita, bahkan
terkandung didalam batang tubuh kita, kenapa kita tidak dapat
menemuinya ? Tuhan telah memberikannya kepada kita untuk
HIDUP bukan untuk MATI.
Jadi nyatalah sudah ada KELEBIHANNYA dari kita dan Rahsia Hidup
dan kehidupan kita padanyalah LETAKNYA. Dan kalau kita ingin
hidup bahagia, tentu DIA MESTI KITA CARI dan KITA TEMUI, seperti
telah dikatakan diatas, PADANYALAH TERLETAK RAHSIA HIDUP
itu.
Untuk mengetahui dan MENEMUInya tentu lebih dahulu harus kita
pecahkan soal antara kita dengan DIA dengan jalan MEMISAHKAN
YANG SATU DENGAN YANG LAIN, iaitu antara BADAN dan DIRI atau
antara DIA dan AKU.
Latihan yang kita bawakan dengan mematikan badan sebelum mati
sebenarnya mendatangkan sudah PERMULAAN PERPISAHAN,
kerana dengan perbuatan kita itu maka tinggallah YANG HIDUP.
DIA adalah HAKMILIK kita dan tiadalah orang lain berhak atasnya.
Kenapa tidak kita pergunakan Hakmilik kita Yang Amat Berharga itu
?
Apa yang tidak ada padaKU, ada padamu dan apa juga yang tidak
ada padamu ada padaku.
Engkau selama ini sudah jauh berjalan sendiri dengan tidak
mengikut sertakan AKU, walaupun Aku sentiasa berada bersamamu.
Dalam banyak hal AKU menderita kerana AKU yang merasakannya.
"ALIF" @ ALIFULLAH itu adalah Zat Allah atau Diri Allah dan
sebenarnya Diri ialah Ruh Nabi Muhammad SAW, kerana
Muhammad itu adalah Nama atau Asma Allah.
"RA“ ertinya adalah Diri yang nyata ini, hingga dapat melakukan
sesuatu kehendak yang disebabkan perintah Rahsia yang berasal
dari Ruh Idhafi memerintahkan Nyawa, dan Nyawa memerintahkan
Diri/Tubuh sehingga berkelakuan atau berkelakulah yang
sebenarnya Diri, sebab kesemuanya itu berasal daripada Nur
Muhammad SAW.
Dari itu kenalilah Diri atau Tubuh dengan erti Nyawa, yang
dikatakan Rahsia Allah yang bernama Idhafi.
Caranya :
Sekali atau tiga kali, dan nafas ditarik dengan “HUU” kemudian
ditahan dan lidah dilekukkan di lelangit. Kemudian baca di dalam
hati :
Maka pilihlah yang mana dalam yang tiga ini yang dirasa mudah,
dan tatkala keluar nafas bacalah dalam hati “ALLAHU AKBAR”.
Wallahua'lam
Sumber : http://wariswaning.blogspot.co.id