You are on page 1of 16

REPUBLIK INDONESIA

2016

SPESIFIKASI KHUSUS

PERKERASAN JALAN BETON UNTUK PEMBUKAAN


LALU LINTAS LEBIH AWAL DALAM HITUNGAN JAM
(SPEEDCRETE)
UTWT (ULTRA THIN WHITE TOPPING)
DENGAN KUPAS ASPAL

SPESIFIKASI KHUSUS SPEEDCRETE™ UTWT

1
UMUM

1. URAIAN

a. Spesifikasi khusus ini meliputi persyaratan beton untuk segmen


perkerasan jalan beton yang dibuka lebih awal untuk lalu lintas
pada umur beton a.l; 8 jam dan 4 jam terhitung mulai saat selesai
curing sampai dengan lalu lintas dibuka (open traffic). Spesifikasi
khusus ini digunakan untuk segmen jalan dengan lalu lintas padat.

b. Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal


yang digunakan dalam spesifikasi ini adalah beton performa tinggi
dimana saat dibuka untuk lalu lintas kuat tekan beton sudah
mencapai kekuatan yang direncanakan untuk menerima beban
sesuai kelas jalan berlaku. Pemantauan selama tiga bulan pertama
dimana pada bulan ketiga pengujian performa produk terpasang
dengan uji destruktif Core Drill dilakukan untuk memastikan
stabilitas performa produk terpasang tetap stabil.

c. Perkerasan Jalan Beton pada sepesifikasi ini harus dibuat diatas


tanah dasar yang sudah disiapkan dengan Gambar Rencana.

d. Persyaratan – persyaratan dalam Seksi 7.1 Beton dan Seksi 7.16


Perkerasan Jalan Beton dalam Spesifikasi Umum edisi Desember
2006 berlaku dalam spesifikasi khusus ini. Tetapi bila terdapat
persyaratan yang berlawanan, maka persyaratan dalam spesifikasi
ini yang berlaku.

2. PEKERJAAN SEKSI LAIN YANG BERKAITAN DENGAN


SPESIFIKASI KHUSUS INI

a. Persiapan Tanah Dasar (Subgrade Preparation)


b. Lapis Pondasi Agregat
c. Roler Compacted Concrete (RCC/CTB)
d. Pekerjaan Beton
e. Baja Tulangan

3. STANDAR RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 2049-1994 : Semen Portland


(AASHTO M85 – 75)

SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan


dalam
(AASHTO T 26) Beton

2
ASTM C-94 : Beton Siap Pakai
(ACI 318)

SNI 03-2847-2002 : Kebutuhan Bangunan

4. MASA PENYELESAIAN DAN PEMELIHARAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan sesuai hari kalender kerja, dan masa


pemeliharaan atau garansi selama 3 bulan sejak Berita Acara Serah
Terima Pertama ditanda tangani.

5. GARANSI PEKERJAAN
1) Diberikan garansi dalam bentuk dokumen resmi dari hasil pekerjaan
perbaikan selama 3 bulan kepada pemberi tugas. Jika dalam kurun
waktu tersebut terjadi kerusakan maka pihak pemasok akan
bertanggung jawab atas segala kerusakan dan biaya yang terjadi
sejauh tidak ada penyimpangan pada ketentuan teknis serta
perencanaan atau mengacu pula pada pasal 9.2.

2) Pemasok harus memberikan laporan resmi dari hasil pengujian


beton (beton regular) dari laboratorium yang independen dan
mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Dimana untuk pekerjaan
Aplikasi SpeeedCrete berlaku pasal 9.2.

6. MACAM PEKERJAAN

A. Pekerjaan perbaikan Jalan

1) Jalan dengan kondisi beton dan besi tulangan yang rusak :


a. Pekerjaan pembongkaran jalan yang rusak dibongkar
dengan alat jack hammer sampai dengan batas kedalaman
CTB.
b. Pasang bekisting pengecoran
c. Pembesian ulang dengan besi beton wiremesh M12
d. Pengecoran beton Speedcrete UTWT + curring (HB Curring)
dan finishing.
2) Jalan dengan kondisi eksisting aspal :
a. Pekerjaan jalan lama yang merupakan aspal dikupas dengan
menggunakan bucket excavator
b. Pasang bekisting pengecoran
c. Pembesian ulang dengan besi beton wiremesh M12
d. Pengecoran beton Speedcrete UTWT + curring (HB Curring)
dan finishing.

3
B. Pekerjaan pembersihan dan pembuangan sisa pekerjaan.

C. Uji hasil pengecoran beton dari laboratorium uji beton yang


independen untuk beton regular dan mengacu kepada pasal
9.2 untuk pekerjaan SpeedCrete.

D. Pemberian garansi terhadap hasil pekerjaan.

7. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja :


Air untuk bekerja harus disediakan dengan mengadakan supplay dari luar. Air
tawar harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan pemberi tugas.

Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari genset
yang disediakan oleh pihak kontraktor dan atas persetujuan pemberi tugas.

8. Pekerjaan pembongkaran beton lama


Pekerjaan pembongkaran dikerjakan dengan alat bantu excavator jack
hammer dan cutting machine. Jika di dalam pembongkaran tersebut lapisan
pendukung di bagian bawah dari plat beton lama menjadi rusak yang
menimbulkan ketidak stabilan untuk plat beton yang baru maka kontraktor
berkewajiban melakukan perbaikan lapisan tersebut terlebih dahulu (misalnya
: pemadatan dan perbaikan CTB atau RCC). Rencana dan metode perbaikan
harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.Biaya yang timbul akibat
tindakan tersebut menjadi tanggungan dari pihak kontraktor.

9. Pekerjaan beton
9.1. Pekerjaan Beton Regular
a. Semen.
1) Semua semen yang digunakan adalah semen Portland, syarat-syarat :
- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
- Mempunyai sertifikasi uji (test sertificate)
- Mendapat persetujuan Pemberi Tugas atau Pengawas

2) Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis atau
merek semen untuk suatu konstruksi atau struktur yang sama), dalam
keadaaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang
masih disegel dan tidak pecah.

4
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, harus
diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat, dan harus disimpkan di gudang yang cukup ventilasinya
dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 meter atau maksimum 10
sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

4) Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan


akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24
jam.

b. Agregat.
1) Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan
pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous
- Bebas dari tanah atau tanah liat (tidak bercampur dengan tanah atau
kotoran-kotoran lainnya

2) Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana


penguji dari Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, aggregat kasar
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan
berat lebih dari 50 %

3) Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai


ukuran lebih dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan pemberi tugas atau pengawas.

4) Gradasi dari aggregat-aggreagat tersebut secara keseluruhan harus


menghasilakan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang
akan dipakai.

5) Pemberi tugas dapat meminta kontraktor untuk mengadakan tes


kualitas dari aggregat-aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk pemberi tugas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui
atas biaya kontraktor.

5
6) Dalam hal adanya perubahan sumber darimana aggregat tersebut di
supply, maka kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada
pemberi tugas.

7) Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras


permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain dan terkotori.

c. Air
1) Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan
dilapangan adalah air bersih (tawar) tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan
diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan
ditanggung oleh kontraktor.

2) Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk


dipakai.

d Admixture
1) Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu
pengikatan dan pengerasan maupun untuk maksud-maksud lain dapat
dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang
dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas atau pemberi
tugas.

e. Mutu beton
1) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI. 2. Beton
harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang ditentukan dalam
gambar.

2) Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk


mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada
permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari agggregat. Percobaan slump diadakan menurut
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2-1971).

3) Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2.
Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai dengan
yang disyaratkan dalam gambar.
- Adukan beton harus dicegah dari timbulnya atau terjadinya
pengendapan (segregasi) dari aggregat. Percobaan slump
diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-1971)
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut
di atas harus dilakukan untuk menentukan komposisi adukan
yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan
harus mendapat persetujuan pemberi tugas

6
f. Faktor air semen
1) Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan dan mendapat
persetujuan dari kontraktor.

2) Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat


dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka
untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum (yang telah
disetujui oleh pemberi tugas) harus memakai plastiezer sebagai bahan
additive. Pemakaian merek dari bahan additive tersebut harus
mendapat persetujuan dari pemberi tugas

h. Pengujian beton (pengujian mutu)


1) Kontraktor diharuskan melakukan pengujian non destruktif ultra sonic
setelah 3 bulan di semua lokasi perbaikan untuk memastikan mutu
beton yang dikerjakan. Jumlah pengujian untuk masing-masing lokasi
perbaikan adalah 2 titik uji. Jika jumlah tersebut dipandang belum
cukup untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka pemberi tugas
dapat meminta jumlah titik uji. Proses pengujian dilakukan oleh badan
atau laboratorium uji beton yang berwenang dan independen serta
telah mendapat persetujuan dari pemberi tugas.

2) Apabila dalam hasil pengujian mutu beton tidak memenuhi syarat


spesifik, maka pemberi tugas berhak meminta hasil pekerjaaan
tersebut dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk
pemberi tugas. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

3) Semua biaya pengujian menjadi tanggung jawab kontraktor

4) Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada pemberi tugas


segera sesudah selesai pengujian paling lambat 3 hari sesudah
pengujian dalam bentuk laporan resmi dengan mengacu pengawasan
besarnya kekuatan karakteristik dan data-data yang diperlukan

Pasal-pasal beton regular di atas ini berlaku untuk semua pemesanan beton
regular dari Holcim Beton.

9.2. SpeedCrete

1) Aplikasi
- Metode aplikasi pekerjaan beton dengan memberikan
jaminan pada kesiapan dari konstruksi untuk digunakan
(terutama pada konstruksi perkerasan dan atau lantai beton)
pada waktu yang telah ditentukan 12 jam, 10 jam, 8 jam, 6
jam dan 4 jam setelah finishing dengan mengacu kepada

7
prinsip percepatan untuk kesiapan konsrtuksi tersebut
daripada waktu normal.

2) Kualitas
- Observasi kualitas pada usia satu bulan atau selambat-
lambatnya dalam waktu tiga bulan setelah pekerjaan
dilakukan adalah merupakan suatu tahap pemastian dari
berlakunya jaminan kualitas. Uji Non-destruktif UPV
(Ultra Sonic) adalah metode uji yang digunakan.

3) Pemasok tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan pekerjaan yang


diakibatkan oleh sesuatu yang diluar kekuasaan penjual (Force
Majeure).
4) Pemasok tidak bertanggungjawab terhadap kualitas apabila:
 Terjadi pembebanan dan pembiaran yang melebihi dari
kapasitas kelas jalan secara terus menerus pada lokasi yang
telah dikerjakan.
 Terjadi kerusakan pada lapis pondasi bawah perkerasan yang
telah dikerjakan.
 Terjadi kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan termasuk
lamanya waktu pelaksanaan yang diluar ketentuan teknis atau
standar yang berlaku serta kesalahan pada waktu pemeliharaan
beton.
 Terjadi pembukaan lajur lebih cepat dari waktu buka yang telah
disepakati kedua belah pihak dalam pembelian.
5) Pemasok tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dan biaya
yang diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan dan kerusakan struktur
dalam lingkungan proyek selama proses pengiriman, pekerjaan dan
pengecoran berlangsung khusus pekerjaan hanya supply.

9.3 Persyaratan Penyediaan Produk termasuk Pelaksanaan Pekerjaan


a. Besi beton (steel reinforcement) Wiremesh M12
1) Semua besi beton yang akan digunakan harus memenuhi syarat-
syarat :

2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-


ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan pemberi tugas

3) Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau


persetujuan pemberi tugas untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang
digunakan setara Krakatau Steel dan memiliki dimensi sesuai yang
tertera di gambar.

4) Bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang


akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pemberi tugas.
Percobaan mutu besi beton, juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pemberi tugas. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

8
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
atau mendapat persetujuan pemberi tugas atau pengawas untuk hal itu
sebelumnya kontraktor harus membuat gambar rencana
pembengkokkan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada
pemberi tugas untuk mendapat persetujuannya. Hubungan antara besi
beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton,
diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan
bebas dari papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas
minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit gilingan atau bahan-bahan lain
yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat.

6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas tidak


sesuai dengan spesifikasi di atas, harus segera dikeluarkan dari site
setelah menerima instruksi tertulis dari pemberi tugas.

b. Cetakan beton (bekisting)


1) Bahan Bekisting beton biasa (non ekspose)
- Plywood t =12 mm
- Paku, angkur dan sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan
dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak
ketika dilakukan pengecoran.

2) Pelaksanaan Pemasangan bekisting


- Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai
pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai
dengan gambar.

- Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat


(bracing), sesuai dengan design dan standar yang telah
ditentukan, sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan
beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan
bentuk, presisi dan dimensi

- Sambungan antar papan bekisting harus lurus dan harus


dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau
kemungkinan deformasi bentuk beton. Sambungan ini
harus diusahakan seminimal mungkin.

- Bekisting untuk pelat jalan beton harus dipasang pada kedua


sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi
harus seijin pemberi tugas. Semua tanah yang mengotori
bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.

- Perkuatan pada bukaan di bagian-bagian yang struktural


yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari pemberi tugas.

9
- Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal
berikut : Deviasi garis vertical dan horizontal :
o 6 mm, pada jarak 3000 mm

o 10 mm, pada jarak 6000 mm

o 20 mm, pada jarak 12000 mm atau lebih

3) Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik. Aplikasi ini harus dilaksanakan sebelum
pemasangan besi beton, angkur dan bahan tempelan (embedded item)
lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh menimbulkan
karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.

4) Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak
terkena bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam
bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga
selalu basah sebelum pengecoran beton.

5) Sisipan (insert, rekatan/embedded) dan buka (opening)


- Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa,
conduits, sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau
melalui atau merembes beton.

- Pasang langsung pada bekisting alat-alat yang pekerjaan lain yang


akan dicor langsung pada beton.

- Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlihat ketika


membentuk/menyediakan bukaan, slots, receesed, sleeves, bolts,
angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan di
atas secara jelas/khusus ditunjukkan pada gambar yang
berhubungan.

- Pemasangan waterstops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak


mengubah letak besi beton).

- Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna


pembersihan dan inspeksi. Tempatkan bukaan di bagian bawah
bekisting guna memungkinkan air bersih keluar dari bekisting. Penutup
bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan
merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

6) Kontrol kualitas
- Periksa dan kontrol bekisting yang akan dilaksanakan telah sesuai
dengan bentuk beton yang diinginkan dan perkuatan-perkuatannya
guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting, wedgeeties dan bagian-bagian lainnya aman.

10
- Informasikan pada pemberi tugas jika bekisting telah dilaksanakan dan
telah dibersihkan guna pelaksanaan pemeriksaan. Harus ada
persetujuan pemberi tugas terhadap bekisting yang telah
dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.

- Untuk permukaan beton ekspose, pemakaianbekisting kayu lebih dari


2 kali tidak diperkenankan. Penambahan pada bekisting juga
tidakdiperkenankan kecuali pada bukaan sementara yang diperlukan.

- Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan


sebelumnya dari pemberi tugas.

7) Pembersihan areal sebelum pengecoran


- Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda
yang tidak perlu. Buang bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian
dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan
tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa, pastikan
bahwa air dan puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang
pembersih yang disediakan.

- Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang


berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau
ketidakseimbangan beban yang terjadi pada struktur.

- Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan


yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

- Untuk pemakaian kembali, bekisting yang telah dibuka harus harus


disimpan dengan cara memberi perlindungan pada permukaan yang
akan bersentuhan dengan beton dari kerusakan.

- Dimana diperlukan perkuatan pada komponen-komponen struktur


yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan konstruksi selanjutnya yang
berhubungan dapat dilanjutkan.

- Bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curring) beton, tidak boleh


dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh pemberi tugas.
Mengingat dalam pekerjaaan perbaikan ini digunakan beton
SpeedCrete produk Holcim yang memiliki karakteristik tersendiri
maka untuk pembukaan bekisting atau open traffic akan diberikan oleh
pihak aplikator dari Holcim dan kontraktor kepada pemberi tugas.

8) Pengecoran beton dan penyambungan dengan beton lama.


- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoranbeton pada bagian-
bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan kepada
pemberi tugas untuk mendapat persetujuan. Jika tidak ada persetujuan
maka kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan atau

11
membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya
kontraktor sendiri.

- Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara atau metode yang sepraktis mungkin sehingga
tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregate dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan
alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan pemberi
tugas sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat pengangkutan yang digunakan pada setiap waktunya
harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.

- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan


besi beton selesai diperiksa oleh pemberi tugas atau pengawas dan
mendapat persetujuan.

- Sebelum pengecoran dimulai maka tempat-tempat yang akan dicor


terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

- Pengecoran dilakukan selapis demi lapis dan tidak dibenarkan


menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan aggregate.

- Untuk menghindari keropos pada beton maka pada waktu pengecoran


digunakan vibrator kecuali untuk beton bersifat SCC (Self Compacted
Concrete) tidak memerlukan vibrator.

- Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu atau tanpa


berhenti). Adukan yang tidak dicor atau ditinggalkan dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan
yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.

- Pada penyambungan beton lama dan beton baru maka permukaan


beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Harus
digunakan bahan additive untuk penyambungan beton lama dan beton
baru (HB bond)

- Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat


persetujuan dari pemberi tugas atau Pengawas.

9) Curring dan perlindungan atas beton


- Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Permukaan beton ditutup dengan terpal dan harus selalu basah.

12
- Untuk jenis bahan curring yang akan digunakan harus diinformasikan
dan mendapat persetujuan dari pihak pemberi tugas. Bahan curring
yang digunakan adalah HB Curring (Curring Compound).

10) Finishing dan grooving permukaan beton


- Bahan finishing digunakan HB Epoxy atau difinish trawl.

- Pemberian alur (groove) atau penyikatan harus dilaukan setelah air


permukaan mulai hilang dan sebelum beton mencapai pengikatan awal.

11) Ketentuan open traffic dan pembongkaran cetakan beton


- Ketentuan open traffic akan diinformasikan dan dikoordinasikan oleh
kontraktor kepada pemberi tugas sesuai dengan waktu yang telah
disepakati serta pemenuhan kualitas dari produk terpasang.

- Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 (NI.2-1971) dimana


bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

- Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui


sebelumnya oleh pemberi tugas.

- Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata bagian-bagian beton


keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut maka kontraktor harus segera memberitahukan
kepada pemberi tugas atau pengawas untuk meminta persetujuan
mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua resiko yang terjadi
sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

- Meskipun hasil pengujian ultra sonic beton memuaskan, pemberi


tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang
cacat seperti yang tercantum pada kriteria penerimaan spesifik dari
setiap jenis pekerjaan didalam proposal metode kerja serta telah
disepakati kedua belah pihak.

12) Pemasangan alat-alat di dalam beton (Jika kondisi diperlukan)


- Kontraktor tidak dibenarkan untuk merusak atau membongkar, membuat
lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa
sepengetahuan dan seijin pemberi tugas atau pengawas.
.

13) Bahan penutup sambungan/joint sealent (Jika kondisi diperlukan)


- Kegunaan penutup celah antara 2 (dua) pelat beton yang berdekatan
adalah untuk mencegah masuknya benda-benda asing yang berbentuk
padat (pasir, kerikil dan lain-lain) yang akan mencegah

13
kesempurnaan merapatnya sambungan yang dapat menimbulkan
tegangan tinggi di dalam plat beton.
- Bahan penutup sambungan harus kedap air untuk mencegah terjadinya
pumping yang akan menyebabkan hilangnya daya dukung terhadap
plat beton yang pada akhirnya akan mengakibatkan keruntuhan struktur
perkerasan.

- Bahan penutup sambungan harus tetap berfungsi sebagai pencegah


masuknya benda-benda asing sambil menyesuaikan terhadap
perubahan lebar sambungan.

- Bahan penutup sambungan harus tahan terhadap tarikan dan tekanan


dan masih bias tetap melekat pada dinding-dinding sambungan. Harus
dari bahan yang cukup kuat dan elastis seperti karet, mastic aspal dan
lain-lain.

9.5 Beton retak atau rusak


a. Jika kondisi beton mengalami retak dan setelah diadakan investigasi
independen adalah akibat kesalahan kontraktor maka pemberi tugas
berhak meminta kontraktor untuk melakukan perbaikan. Apabila retak
tersebut dapat diperbaiki dengan metobe injeksi atau grouting maka
pemilihan merek dan metode kerja harus diinformasikan dan mendapat
persetujuan dari pemberi tugas. Bahan yang digunakan untuk proses
injeksi minimal berbahan dasar epoxy (epoxy base).

b. Biaya yang timbul dari seluruh perbaikan ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

9.6 Pembersihan dan perapihan


a. Puing dan sisa bongkaran dari jalur yang rusak harus segera
disingkirkan dari areal lokasi kerja dan dibuang keluar dari area kerja
karena dapat mengganggu mekanisme pekerjaan dan kegiatan
operasional. Biaya pembersihan dan pengangkutan keluar menjadi
tanggung jawab pihak pelaksana.

10. PENYELESAIAN PEKERJAAN


Pekerjaan ini diselesaikan menurut :
1) Aturan,syarat-syarat dan uraian yang termaktub dalam peraturan ini.
Gambar-gambar yang terlampir beserta perubahan-perubahannya.
Petunjuk pengawasan waktu pelaksanaan pekerjaan peraturan
teknis. Bangunan dan Perundangan-undangan yang berlaku.

2) Elevasi areal ditetapkan sesuai yang ada, serta dengan berpedoman


pada ukuran existing yang sudah ada.

11. UKURAN POKOK.

14
Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar. Dimana ada perbedaan antara
gambar dan peraturan,maka peraturan yang mengikat diatur dengan
pengawas pekerjaan.

12. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran dilakukan sesuai dengan pasal ……Spesifikasi Umum

2. Dokumen penagihan berupa lembar invoice yang menjadi satu dengan


faktur pajak, surat jalan tanda terima material dan berita acara yang
sudah ditandatangani kedua belah pihak.

3. Jangka waktu pembayaran adalah maksimal 30 hari setelah selesai


pelaksanaan kerja atau sesuai tanggal selesai kerja yang tertera pada
berita acara.

4. Harga satuan adalah harga saat ini dan tidak mengikat serta dapat
berubah sewaktu-waktu berdasarkan kenaikan harga material dasar,
BBM dan perubahan kebijaksanaan Moneter Pemerintah yaitu lebih
besar dari 10%.

5. Keterlambatan pembayaran terhadap kesepakatan yang ada dari pihak


pembeli akan berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan dan
dikenakan denda sebesar 1 o/oo (permil) setiap hari keterlambatan

6. Apabila terjadi kesalahan karena kurangnya informasi dalam proses


penagihan sehingga terjadi perbaikan dokumen penagihan maka hal
tersebut tidak dapat menjadi penyebab bertambahnya jangka waktu
pembayaran.

7. Bukti potong pajak Pph pasal 23 sejumlah 2 % harus dikirimkan


kepada pemasok.

8. Pembayaran

Pembayaran disesuaikan dengan harga untuk beton SpeedCrete pada


saat jalan dibuka untuk lalu lintas.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
…… Perkerasan Jalan Beton untuk Meter Kubik
Pembukaan Lalu Lintas Umur
Beton ≤ 4 jam

15
……. Perkerasan Jalan Beton untuk Meter Kubik
Pembukaan Lalu Lintas Umur
Beton lebih dari 4 jam dan
kurang dari 24 jam

……. Perkerasan Jalan Beton untuk Meter Kubik


Pembukaan Lalu Lintas Umur
Beton lebih dari 24 jam dan
kurang dari 3 hari

16

You might also like