You are on page 1of 5

ACARA I

KARTOMETRIK I

I. Tujuan
Melakukan inventarisasi pembacaan peta melalui penentuan posisi koordinat suatu
titik dan pengukuran jarak, luas, dan volume objek pada peta.

II. Alat dan Bahan


1. Peta Rupabumi Kaliurang Skala 1:25.000
2. Kertas Kalkir
3. Kertas HVS
4. Spidol OHP
5. Kalkulator
6. Penggaris
7. Bujur
8. Alat Tulis

III. Langkah Kerja


IV. Hasil
1. Deleneasi objek titik, garis, dan area ukuran 3 x 3 grid (terlampir).
2. Perhitungan posisi absolut dan posisi relatif objek titik, garis, dan area
(terlampir).
3. Pengukuran jarak, luas, dan volume beserta sketsa (terlampir).
V. Pembahasan
Kartometrik merupakan metode penelusuran atau penarikan garis batas pada
peta dan pengukuran dan atau perhitungan posisi objek, jarak, dan luas cakupan wilayah
dengan menggunakan peta dasar maupun peta lain yang digunakan sebagai pelengkap
(Kementrian Dalam Negeri,°° 2012 dalam Purwanti dan Budisusanto, 2015). Adapun
objek terukur tersebut dapat berupa titik (0 dimensi), garis (1 dimensi), dan area (2
dimensi) (Sari, 2018). Posisi objek yang dapat dihitung dengan menggunakan metode
kartometrik tersebut dapat berupa posisi horisontal, vertikal dan temporal secara
absolut maupun relatif. Selain itu, metode kartometrik juga dapat digunakan untuk
menghitung volume dari suatu objek yang memiliki bentuk cembung maupun cekung
contohnya seperti objek bukit, lembah, dan danau dengan menggunakan informasi
ketinggian seperti garis kontur pada suatu bentukan tersebut.
Posisi horisontal merupakan posisi yang ditentukan secara horisontal yaitu
berdasarkan sumbu x dan y pada peta. Posisi horisontal terdiri dari dua macam, yaitu
posisi horisontal absolut dan posisi horisontal relatif. Posisi horisontal absolut
merupakan posisi objek secara pasti pada grid koordinat peta baik dengan
menggunakan koordinat UTM maupun Geografis. Setiap objek titik, garis, serta area
memiliki posisi horisontal absolut. Contoh posisi horisontal absolut objek titik berupa
bangunan sekolah pada Peta RBI Kaliurang skala 1:25000 terletak pada koordinat
110°28'50'' dan 07°36'00'' (Geografis) dan atau koordinat 442700 mT dan 9160275 mU
(UTM). Posisi horisontal absolut objek garis ditentukan dengan menggunakan posisi
titik ujung awal dan akhir pada objek tersebut, contohnya pada objek garis 1 (jalan 1)
titik A (awal) terletak pada koordinat 110°28'42'' dan 07°36'16'' (Geografis) dan atau
koordinat 442472 mT dan 915935 mU (UTM) dan titik B (akhir) terletak pada
koordinat 110°28'47'' dan 07°36'28'' (Geografis) dan atau koordinat 442700 mT dan
9159000 mU (UTM). Kedua titik tersebut berfungsi untuk mewakilkan seluruh titik-
titik yang membentuk objek garis. Sedangkan penentuan posisi horisontal absolut pada
objek area ditentukan dengan menggunakan beberapa titik yang memiliki perubahan
sudut yang kontras yang berfungsi untuk untuk mewakilkan seluruh titik-titik yang
membentuk objek area, contohnya berupa penentuan koordinat x dan y pada 5 titik
utama di area tegalan yang terdapat Peta RBI Kaliurang skala 1:25000.
Posisi horisontal relatif merupakan posisi objek baik objek titik, garis dan area
yang ditentukan berdasarkan objek lain yang digunakan sebagai acuan (referensi) dan
biasa ditentukan dengan menggunakan jarak serta sudut antara objek dan titik acuan.
Adapun contoh posisi horisontal relatif objek titik pada Peta RBI Kaliurang skala
1:25000 pada objek bangunan sekolah terhadap objek masjid yang digunakan sebagai
titik acuan adalah jarak sebesar 450 m dan sudut sebesar 130°. Sedangkan ). Posisi
horisontal relatif objek garis ditentukan dengan menggunakan besar jarak dan sudut
yang terbentuk antara posisi titik ujung awal dan akhir pada objek (berfungsi untuk
mewakilkan seluruh titik pada objek garis tersebut). Contoh posisi horisontal relatif
objek garis 1 (jalan 1) titik A (awal) terhadap titik B (akhir) menghasilkan jarak sebesar
450 m dan sudut sebesar 146°. ). Posisi horisontal relatif objek area ditentukan
berdasarkan besar jarak dan sudut yang terbentuk antara titik pusat area (center of
graph) dan objek titik lain yang digunakan sebagai acuan. Contoh posisi horisontal
relatif objek area tegalan pada Peta RBI Kaliurang skala 1:25000 dengan menggunakan
titik acuan berupa objek jembatan menghasilkan jarak sebesar 1150 m dan sudut
sebesar 53°.
Posisi vertikal merupakan posisi yang menitikberatkan pada variasi ketinggian
yang termasuk pada dimensi ke-tiga dari posisi suatu objek. Posisi vertikal terdiri dari
dua macam, yaitu posisi vertikal absolut dan posisi vertikal relatif. Posisi vertikal
absolut merupakan posisi ketinggian suatu objek (dari muka air laut). Contoh posisi
vertikal absolut objek titik berupa bangunan sekolah pada Peta RBI Kaliurang skala
1:25000 adalah 850 mdpl. Contoh posisi vertikal absolut objek garis (garis 1) berupa
800 mdpl pada titik awal (titik A) dan 750 mdpl pada titik akhir (Titik B). Contoh posisi
vertikal absolut objek area berupa 775 mdpl pada titik 1, 762.5 mdpl pada titik 2, dan
662.5 mdpl pada titik 3.
Posisi vertikal relatif merupakan beda tinggi suatu objek terukur dengan objek
lain yang digunakan sebagai acuan. Posisi vertikal absolut merupakan posisi ketinggian
suatu objek (dari muka air laut). Contoh posisi vertikal relatif objek titik berupa
bangunan sekolah pada Peta RBI Kaliurang skala 1:25000 dengan objek acuan masjid
adalah 50 mdpl. Contoh posisi vertikal absolut objek garis (garis 1) berupa beda tinggi
antara titik awal (titik A) dengan titik akhir (titik B) adalah 50 mdpl. Sedangkan contoh
posisi vertikal relatif obek area berupa beda tinggi antara titik pusat dengan titik acuan
berupa objek jembatan 1 adalah – 62.5 mdpl. Adapun yang dimaksud dengan nilai
negatif adalah menunjukkan bahwa posisi objek terukur di bawah objek acuan.
Sebaliknya, nilai positif menunjukkan bahwa posisi objek terukur di atas objek acuan
Kartometrik dapat digunakan untuk mengetahui jarak, luas, dan volume suatu
objek, contoh kartometrik pada perhitungan jarak pada Peta RBI Kaliurang skala
1:25000 yaitu objek garis 1 memiliki jarak sebesar 500m. Contoh kartometrik pada
perhitungan luas yaitu digunakan untuk menghitung luasan objek area tegalan yang
terdapat Peta RBI Kaliurang skala 1:25000 yaitu sebesar 1802. Sedangkan contoh
kartometrik pada perhitungan volume yaitu digunakan untuk menghitung volume suatu
bukit dengan menggunakan garis kontur sebagai informasi tinggi dari luasan satu garis
kontur bukit yang dikaji, dimana berdasarkan hasil perhitungan kartometrik tersebut
dapat diketahui bahwa volume bukit kajian adalah sebesar 1229.2 m3.
Kekurangan dari perhitungan berupa posisi horisontal absolut dan relatif, serta
vertikal absolut dan relatif dengan menggunakan alat berupa penggaris adalah
menghasilkan ketelitian dengan tingkat akurasi yang kurang baik yaitu hanya terbatas
hingga 0.1 cm. Sehingga pengukuran berupa posisi horisontal absolut dan relatif, serta
vertikal absolut dan relatif secara manual dengan menggunakan penggaris harus
dilakukan secara teliti agar hasil pengukuran yang dihasilkan tidak memiliki distorsi
yang besar dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Selain itu, dibutuhkan validasi
dengan cara melakukan uji lapangan maupun dengan menggunakan data sekunder.
Contoh penerapan aplikasi metode kartometrik adalah digunakan untuk perhitungan
penetapan batas wilayah baik dalam bentuk objek titik, garis, maupun area.

VI. Kesimpulan
Posisi objek titik, garis, dan area terdiri dari posisi horisontal, vertikal dan
temporal secara absolut maupun relatif. Inventarisasi pembacaan peta melalui
penentuan posisi koordinat suatu titik dan pengukuran jarak, luas, dan volume objek
pada peta harus dilakukan secara teliti agar menghasilkan hasil pengukuran yang
akurat, dimana hasil pengukuran tersebut dapat digunakan dalam berbagai kajian
seperti contohnya untuk perhitungan penetapan batas wilayah.

VII. Daftar Pustaka


Purwanti Renita dan Budisusanto Yanto. 2015. Studi Batas Wilayah menggunakan
Metode Kartometrik. Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 21 No. 1 Agustus 2015:
25-30
Sari Djati Candra. 2018. Petunjuk Praktikum Kartografi Analitik. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.

You might also like