You are on page 1of 3

Soal

MCQ

1. Seorang mahasiswa bertempat tinggal ‘indekos’ datang ke RS dengan keluhan sariawan


pada bibir atas dan bawah, langit, dan lidah. Hari ke lima didapatkan hasil anamnesis
bahwa sariawan pada bibir atas dan bawah membaik dan tidak sakit. Pasien masih
mudah lelah dan pusing. Hasil pemeriksaan darah lengkap adalah Hb 12,6 g/dl, PCV
36,6%, MCH 27,9 pg, monosit 10 %, LED pada jam ke 1 : 35 mm / jam. Pada pemeriksaan
ekstraoral tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan intraoral tampak ulser pada mukosa
bibir atas dan bawah semakin mengecil, diameter 0,5 mm, multiple, menyebar, warna
kekuningan, dikelilingi kemerahan, tidak sakit. Dokter gigi mendiagnosis pasien tersebut
Stomatitis aftosa rekuren yang disebabkan oleh karena anemia.

Patofisiologi anemia dapat menyebabkan terjadinya Stomatitis aftosa rekuren adalah


sebagai berikut ………….

a. Aktivitas enzim-enzim pada mitokondria dalam sel meningkat karena terganggunya


transpor oksigen dan nutrisi

b. Proses diferensiasi terminal sel-sel epitel menuju stratum basalis terhambat


sehingga mukosa mulut akan menjadi lebih tipis

c. Peningkatan keratinisasi secara normal dan atropi oleh karena proses diferensiasi
terminal sel-sel epitel

d. Bertambahnya aktivitas bakterisidal dari leukosit polimorfonuklear, respons antibodi


tidak adekuat dan abnormalitas pada jaringan epitel

e. Pasien mengalami penurunan intake zat besi, vitamin, dan mineral oleh karena
asupan makanan yang tidak teratur

Alasan :

Patofisiologi anemia dapat menyebabkan terjadinya RAS adalah :

Anemia menyebabkan aktivitas enzim-enzim pada mitokondria dalam sel menurun karena
terganggunya transpor oksigen dan nutrisi, sehingga menghambat dierensiasi dan
pertumbuhan sel epitel. Akibatnya proses diferensiasi terminal sel-sel epitel menuju stratum
korneum terhambat dan selanjutnya mukosa mulut akan menjadi lebih tipis karena
hilangnya keratinisasi normal, atropi dan lebih mudah ulserasi. Anemia juga menyebabkan
terjadinya kerusakan imunitas seluler, berkurangnya aktivitas bakterisidal dari leukosit
polimorfonuklear, respons antibodi tidak adekuat dan abnormalitas pada jaringan epitel.
Kondisi ini sering terjadi pada seseorang yang menderita defisiensi vitamin B12, folat, dan
zat besi. Pada saat pasien banyak kegiatan, seringkali makannya tidak teratur. Hal ini
menyebabkan pasien mengalami penurunan intake zat besi, vitamin, dan mineral yang
diduga menadi penyebab pasien menjadi anemia.

Referensi :

Beard, J.L, 2001, Iron Biology in Immune Function, muscle metabolism and neuronal
functioning., American Society for Nutritional Sciences, Vol 11no. 2. Pennsylvania

Cawson, R.A, E.W. Odell, 2002, Cawson’s essentials of oral pathology and oral medicine, 7th
ed. London: Churchill Livingstone

Ciesla, Betty, 2007, Hematolog in practise. Philadelphia : A Davis Company

Field, A & Lesley Longman, 2004, Tyldesley’s oral medicine, 5 th ed, oxford universit press

Greenberg, Glick, 2003, Burket’s oral medicine diagnosis and teratment, 10th ed. Hamilton :
BC Decker Inc

2. Deskripsi interpretasi dari hasil pemeriksaan darah lengkap pada skenario diatas adalah
……….

a. Terdapat peningkatan nilai hemoglobin sebesar 1-6 g/dl, penurunan hemoglobin/sel


darah merah 1-6 pg/sel, jumlah monosit normal, peningkatan kecepatan endap
eritrosit > 15 mm/jam

b. Terdapat penurunan nilai hemoglobin sebesar 1-6 g/dl, penurunan hemoglobin/sel


darah merah 1-6 pg/sel, jumlah monosit normal, peningkatan kecepatan endap
eritrosit > 15 mm/jam

c. Terdapat penurunan nilai hemoglobin sebesar 1-6 g/dl, penurunan hemoglobin/sel


darah merah 1-6 pg/sel, jumlah monosit normal, penurunan kecepatan endap
eritrosit > 15 mm/jam

d. Terdapat penurunan nilai hemoglobin sebesar 1-6 g/dl, peningkatan hemoglobin/sel


darah merah 1-6 pg/sel, jumlah monosit normal, peningkatan kecepatan endap
eritrosit > 15 mm/jam

e. Terdapat penurunan nilai hemoglobin sebesar 1-6 g/dl, penurunan hemoglobin/sel


darah merah 1-6 pg/sel, jumlah monosit abnormal, peningkatan kecepatan endap
eritrosit > 15 mm/jam
Alasan :

Pemeriksaan hemoglobin

Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L

Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) (Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)

Perhitungan : MCH (picogram/sel) = hemoglobin/sel darah merah

Nilai normal : 28– 34 pg/ sel

Monosit

Nilai normal : 0%-11%

Laju Endap Darah (LED)

Nilai normal:

Pria <15mm/1 jam

Wanita <20mm/1 jam

Referensi :

PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK, KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2011

You might also like