Professional Documents
Culture Documents
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS S. PARMAN
Jl. Antasan Kecil Barat RT. 13 N0. 22 Banjarmasin Telpon 0511-3363467
PEDOMAN
PELAKSANAAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS S.PARMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks,
karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui
penyebab kematian di Indonesia untuk semua umur, telah terjadi pergeseran dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular. Hasil Riskesdas 2007 juga
menggambarkan hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma metabolik,
stroke, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung dengan status sosial ekonomi
masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain). Prevalensi gizi buruk yang
berada di atas rata-rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21 provinsi dan 216
kabupaten/kota.
Pada tahun 2015 masih terdapat kematian ibu yang bersalin, angka
kematian bayi yang tinggi dan prevalensi gizi kurang pada balita di wilayah kerja
Puskesmas S. Parman menjadi masalah serius yang harus dikelola secara
komprehensif.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya
untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan
kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Salah satu
upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas S. Parman
adalah program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 75 Tahun 2004 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, upaya perawatan kesehatan masyarakat merupakan
upaya program pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Perawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
=
Meningkatnya upaya perawatan kesehatan masyarakat sehingga
masyarakat mampu mandiri untuk mengatasi masalah kesehatan sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan terkait
untuk bekerjasama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas S. Parman.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat dan peran pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas S. Parman.
E. Batasan Operasional
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lain dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan kelompok.
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan pada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui
proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
mandiri dalam upaya kesehatannya
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Sedangkan pengertian keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri
dari kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana
satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi.
Pengertian kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesarnaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan dan termasuk didalamnya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti ibu hamil, bayi baru lahir. Anak
balita, anak usia sekolah, dan usia lanjut.
b. Kelompok khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya penderita penyakit menular TBC, lepra,
AIDS, dan lain- lain. Penderita dengan penyakit tidak menular sepelti
diabetes mellitus, j antung koroner, cacat fisik, gangguan mental, dan lain-
lain.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit diantaranya : wanita
tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika, kelompok
pekerja teflentu dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya panti wreda, panti
asuhan, pusat - pusat rehabilitasi dan penitipan anak balita.
Sedangkan pengertian masyarakat adalah masyarakat dalam Wilayah
tertentu yang mernpunyai masalah kesehatan, misalnya masyarakat di daerah
endemis suatu penyakit seperti endemis malaria, diare, DHF, dan lain- lain,
masyarakat dengan di daerah dengan lingkungan kehidupan yang buruk, misalnya
daerah kumuh perkotaan; masyarakat di daerah yang mempunyai masalah
kesehatan yang menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya, sepcrti daerah
AKB tinggi; masyarakat di daerah yang mempunyai kesenjangan pelayanan
kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitarnya, seperti cakupan ANC rendah,
cakupan imunisasi rendah dan lain-lain.; sefla masyarakat di daerah pemukiman
baru yang diperkirakan akan mengalami harnbatan dalam melaksanakan adaptasi
kehidupannya, seperti masyarakat di daerah transmigrasi, pemukiman
kembalimasyarakat terasing dan lain-lain .
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab UKM, UKP, dan karyawan
puskesmas dikoordinir oleh Penanggung jawab UKM perawatan kesehatan
mayarakat sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadual Kegiatan.
Jadual pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat disepakati dan
disusun bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas
sektor tiap tiga bulan sekali
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang:
Koordinasi pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan mayarakat dilakukan
oleh Penanggung jawab UKM perawatan kesehatan mayarakat yang
menempati ruang lantai 2 dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat
koordinasi dilakukan di aula Puskesmas S. Parman yang terletak di lantai 3
B. StandarFasilitas
1. Panduan Perkesmas : 1 buah
2. Kit Perkesmsa : 1 kit
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN DAN LOGISTIK
D. Logistik
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini sesuai dengan
tahapan kegiatan.
BAB V
PENGENDALIAN MUTU DAN KESELAMATAN
A. Pengendalian Mutu
C. Keselamatan Sasaran
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VI
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan dan pembinaan upaya perawatan kesehatan masyarakat
dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya perawatan kesehatan masyarakat tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.
H. RAHMADI, SKM., MA
Pembina
NIP. 19711005 199202 1 002