You are on page 1of 12

LAPORAN MANAJEMEN SEKOLAH

“Studi Kunjungan Alumni Kimia UNESA

Sebagai Kepala Sekolah Di SMAN 4 Surabaya”

Penyusun

Reisma Trinis N.F 15030194012 / PKU2015


Indah Puspa Pratiwi 150301940../PKU2015
Muslela Qona’atun 15030194017/PKU2015
Dwi Yuni Hartini 15030194037 / PKU2015
Anggraini Nugroho.P 15030194063 / PKU2015

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018
I. PENDAHULUAN

SMA Negeri (SMAN) 4 Surabaya, merupakan salah satu Sekolah


Menengah Atas Negeri yang beralamat di JL. Prof. DR. Moestopo No. 04, Pacar
Keling, Kec. Tambaksari, Kota Surabaya Prov. Jawa Timur. Dalam
mengidentifikasi manajemen sekolah diperlukan adanya data dari observasi dan
wawancara. Observasi dan wawancara dilaksanakan pada hari Rabu 18 April 2018
pada pukul 14.00. Letak sekolah cukup strategis di samping udara yang cukup
sejuk untuk kegiatan pembelajaran. Sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Gedung sekolah cukup
memadai, yakni ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, kantor kepala sekolah,
kantor guru, masjid, ruang UKS, dan lapangan yang cukup luas dan memadai
untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sekolah juga memiliki kelengkapan
alat, media, dan sumber belajar yang cukup. pelayanan baik telah dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya kepada siswa sehingga
siswa menjadi nyaman dalam mengikuti proses belajar siswa

SMA Negeri 4 Surabaya yang mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut.

Visi Sekolah :

“Unggul Dalam Mutu Berpijak Pada Iman, Taqwa dan Berwawasan Pada
Lingkungan”

Misi Sekolah :

1. Melaksanakan sistem pembelajaran dan bimbingan secara efektif.


2. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga
dapat dikembangkan secara optimal.
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah
4. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang
dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan
dalam bertindak.
5. Melibatkan seluruh warga sekolah dalam mengelola pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan sekolah
menyenangkan di SMA Negeri 4 Surabaya menitikberatkan pada kepemimpinan
kepala sekolah telah menunjukkan perannya dengan baik sebagai pemimpin,
pengelola, pengabdi, dan sebagai pelayan bagi seluruh warga sekolah. Kepala
sekolah dengan kemampuannya tersebut telah dapat memberdayakan potensi
sekolah sehingga penyelenggaraan sekolah dalam suasana menyenangkan serta
pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 4 Surabaya cukup baik, tidak
saja menyangkut kualifikasi latar belakang pendidikan, melainkan juga mencakup
kompetensi guru yang memadai.

Pada saat itu kami menemui langsung Ibu Dra. Nuri Maria Ulfa, M.Pd
selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Surabaya yang menjabat sejak Januari
2017. Riwayat pendidikan beliau yakni S1 Pendidikan Kimia dan S2 Manajemen
Pendidikan. Sosok Ibu Nuri Maria Ulfa dalam kepemimpinannya sangat
professional dan tegas, bagaimana tidak? Diawali dari berbagai macam
prestasinya sebelum menjadi Kepala Sekolah, yang masih sebagai guru kimia
namun sudah banyak menuai prestasi. Prestasi yang diraih yaitu Lomba Tulis
Guru Prestasi tingkat kota no.1 dan tingkat provinsi no.2. Selain itu Ibu Nuri Maria
Ulfa juga membuat mars untuk sekolah tempat beliau mengajar yaitu SMA
Negeri 7 yang sampai saat ini mars itu resmi menjadi mars sekolah tersebut.
Beliau juga didaulat menjadi Ketua MGMP Surabaya, lalu sempat juga menjadi
Sekretaris MGMP Surabaya. Ibu Nuri Maria Ulfa sempat menyandang gelar
sebagai guru terfavorit dan terdisiplin di SMA Negeri 7 yang kemudian menjadi
wakasek SMA Negeri 7 karena mendapat rapot dan nilai yang baik di mata murid
serta guru-guru lain. Peluang untuk menjadi Kepala Sekolah dengan pendaftaran
via online, beliau mengirimkan essay berjudul “Sekolah Positif” yang kemudian
menjadi titik awal beliau menjadi kepala sekolah. Selain menjadi Kepala Sekolah
Ibu Nuri Maria Ulfa masih tetap menjadi guru kimia yang aktif mengajar murid-
muridnya. Guru yang baik dilihat dari 4 kompetensi yaitu pedagogik,
profesional,sosial,dan kepribadian. Sebagai strateginya pada saat menjadi guru
kimia beliau menerapkan STAD untuk meminimalisir kecurangan padasaat
muridnya mengerjakan tugas, yang strateginya dilakukan dengan membentuk
kelompok serta menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan
menggunakan “ice breaking” di sela pembelajaran. Pada saat menjadi guru kimia,
beliau juga melaksanakan pembelajaran dengan praktikum sederhana di dalam
kelas dengan alat bahan sehari-hari dan tempat duduk murid yaitu dibuat pola
seperti SPU sesuai nomer absen.

Kepemimpinan kepala sekolah terfokus pada sekolah SMA Negeri 4


Surabaya menjadi sekolah favorit, unggulan, dan menyenangkan. Menjadi Kepala
Sekolah SMA Negeri 4 Surabaya, Ibu Nuri Maria Ulfa menerapkan EMASLIM
(Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Motivator, Inovator)
dalam kepemimpinannya. Sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 4 yang
menyandang akreditasi A tidak luput dari inovasi yang ada di sekolah sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran yakni seperti literasi di awal kegiatan
pembelajaran, literasi yang diterapkan tidak hanya literasi baca, namun adapula
literasi mengaji pada hari-hari tertentu yaitu tepatnya Selasa dan Kamis sebagai
wujud pengamalan visinya terkait iman dan taqwa. Pencitraan sekolah juga
dilambangkan melalui prestasi prestasi peserta didiknya. Kurikulum yang dipakai
adalah Kurikulum 2013 . SMA Negeri 4 Surabaya juga memiliki branding
berkaitan dengan lingkungan yaitu launching “Zero Waste” sebagai wujud
pengamalan visinya yang berwawasan lingkungan. Ibu Nuri Maria Ulfa juga
melakukan analisis SWOT dalam sistemnya dengan ilmu didaktikmetodik sebagai
kekuatan. Peningkatan kompetensi guru untuk mengetahui karakteristik guru lalu
mengevaluasi dan melakukan supervise klinis. Beliau juga menghimbau agar
guru-guru tidak terlambat karena dijadikan cermin teladan muridnya. Kemudian
melihat berbagai peluang untuk menjadikan strategi sebagai daya unggul sekolah.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru SMA Negeri 4 Surabaya memiliki
kemampuan didaktikmetodik yang baik. Guru mampu mendesain perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi sehingga memiliki kinerja baik dan berdampak pada
prestasi peserta didik yang baik pula. Dampak kinerja guru itulah sehingga SMA
Negeri 4 Surabaya merupakan salah satu SMA favorit di Surabaya serta
lingkungan sekolah baik dan kondusif sangat mendukung kegiatan pembelajaran
maupun kegiatankegiatan akademik dan sosial lainnya. Suasana kelas merupakan
salah satu indikator penting yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran, di samping faktor-faktor pendukung lainnya. Suasana kelas dalam
pembelajaran di SMA Negeri 4 Surabaya cukup kondusif dan mendukung
kegiatan pembelajaran.Sekolah selalu mempersiapkan program tahunan dan
jangka panjang dalam arsip rekapan makalah setiap tahunnya, beserta rencana
kegiatan dan anggarannya sehingga terstruktur rapi.
II. ISI
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMAN 4 Surabaya
diperoleh hasil sebagai berikut :

1. MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH


Manajemen sebagai salah satu kepemimpinan sangat penting untuk mencapai
suatu tujuan organisasi yang salah sate contohnya adalah sekolah. Suatu sekolah
atau lembaga pendidikan pastilah memiliki seorang pemimpin yang disebut
kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka
memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi, serta mampu melaksanakan
peranan kepala sekolah sebagai seseong yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang
menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah dan kepala sekolah harus
memahami tugas dan fungsi mereka demikeberhasilan sekolah, serta memiliki
kepedulian kepada staf dan siswa. Sebagai kepala sekolah, Ibu Nuri menjalankan
fungsinya dengan baik dengan menerapkan prinsip EMASLIN, yaitu :
a. Edukator
Kepala Sekolah juga merupakan seorang guru, seorang pendidik. Sehingga saat
seseorang menjabat Kepala Sekolah, diharapkan tidak akan melupakan tanggung
jawabnya sebagai pendidik.
b. Manajer
Kepala Sekolah memiliki hak dan wewenang untuk mengatur sekolahnya menjadi
yang lebih baik dengan dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah yang dibagi sesuai
bidangnya masing-masing.
c. Administrator
Sebagai seorang kepala sekolah, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya,
dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan
dengan yayasan, surat instruksi kepala sekolah dan lain- lain.
d. Supervisor
Sebagai supervisor, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kemampuan
menyusun program supervisi (progam KBM dan ekstrakurikuler), kemampuan
untuk melaksanakan progam yang telah disusun tersebut, dan menggunakan hasil
supervisi untuk meningkatkan guru dan karyawan serta pengembangan sekolah.
e. Leader
Seorang Kepala Sekolah merupakan pemimpin atau orang nomor satu di tempat
tersebut.
f. Inovator
Penting sekali seorang Kepala Sekolah melaksanakan fungsi ini. Karena dengan
adanya inovasi-inovasi baru dalam mengelola sekolah, sekolah bisa menjadi lebih
baik dan mampu menyelesaikan permasalahan yang mungkin belum teratasi
sebelumnya serta mampu meningkatkan prestasi sekolah.
g. Motivator
Kepala Sekolah merupakan orang nomor 1 di sekolah tersebut, maka hendaknya ia
dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sekolah baik melalui tindakan
atau pemikiran, serta mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada
di sekolah.

Namun ternyata juga terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan saat
seseorang menjabat Kepala Sekolah. Salah satunya yaitu di saat terdapat pergantian
Menteri Pendidikan, kurikulum yang diacu pada saat tersebut cenderung diubah
atau direvisi. Maka solusinya yaitu, Kepala Sekolah sebagai pelaksana kebijakan
kurikulum harus siap, dan mampu mengarahkan guru-guru dalam naungannya
untuk melaksanakan pendidikan atau pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Dalam pelaksanaannya, tentu guru membutuhkan perangkat pembelajaran
sesuai materi yang akan diajarkan dan perangkat tersebut bisa saja berbeda pada
model atau metode pembelajaran yang digunakan, karena disesuaikan dengan
kondisi masing-masing kelas pada sekolah tersebut.

2. VISI – MISI SEKOLAH


3. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan


setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kesiapan setiap fungsi
dan faktor-faktornya, dicapai melalui membandingkan faktor dalam kondisi nyata
dengan faktor dalam kriteria kesiapan. Yang dimaksud dengan kriteria kesiapan
faktor adalah faktor yang memenuhi kriteria/standar untuk mencapai
sasaran/tujuan situasional. Faktor yang memenuhi kriteria/standar ini ditemukan
melalui perhitungan-perhitungan atau pertimbangan-pertimbangan yang
bersumber pada pencapaian sasaran. Analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor yang tergolong internal
maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor pada setiap fungsi yang
berada didalam kewenangan sekolah. Sedangkan yang dimaksud faktor eksternal
adalah faktor-faktor pada setiap fungsi yang berada diluar kewenangan sekolah.

Fungsi proses belajar mengajar terdiri dari banyak faktor, satu diantaranya
perilaku mengajar guru (faktor internal) dan satu lainnya kondisi lingkungan
sosial masyarakat (faktor eksternal). Perilaku mengajar guru digolongkan faktor
internal karena sekiranya perilaku tersebut perlu diubah, masih dalam
kewenangan sekolah. Sebaliknya, kondisi lingkungan sosial masyarakat
digolongkan sebagai faktor eksternal karena sekiranya kondisi tersebut ingin
diubah, diluar kewenangan sekolah.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

S = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari


organisasi atau program pada saat ini.

W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari


organisasi atau program pada saat ini.

O = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar


organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
T = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

4. PENCITRAAN PUBLIK
Pencitraan publik yaitu terkait dengan citra sekolah di mata masyarakat.
Pencitraan ini dapat berupa citra positif ataupun citra negative bergantung pada
usaha sekolah dalam membangun citra sekolah iu sendiri. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui bahwa citra yang berkembang
di masyarakat tentang SMAN 4 Surabaya yaitu citra positif, seperti siswa-siswa
di SMAN 4 Surabaya merupakan siswa-siswa berprestasi dalam bidang akademik
maupun non akademik, SMAN 4 Surabaya dapat menjamin lulusannya diterima
di perguruan tinggi yang terfavorit, dan juga lain sebagainya.

5. RKA DAN RKAS


Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) merupakan kewajiban bagi setiap sekolah untuk mnyusun kedua hal
tersebut. RKA adalah suatu dokumen yang memuat rencana program
pengembangan sekolah empat tahun ke depan dengan memepertimbangkan
sumber daya yang dimiliki sekolah. RKAS merupakan dokumen yang berisi
rencana program pengembangan sekolah satu tahun ke depan yang disusun
berdasarkan RKA.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Nuri selaku kepala sekolah mengenai sub bab
RKA dan RKAS tidak terlalu banyak pembahasan yang diutarakan. Jadi pada
intinya, RKA dan RKAS dibuat oleh kepala sekolah beserta staff dan dewan guru,
dengan adanya RKA dan RKAS akan memberikan gambaran kepada sekolah
mengenai hal-hal apa yang perlu dilakukan, hal apa yang perlu dicapai, diperbaiki
dan lain sebagainya sehingga program-program sekolah lebih terarah dan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
6. BRANDING SEKOLAH
Branding sekolah didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk membuat nama,
simbol atau pun identitas untuk membedakan satu sekolah dengan sekolah yang
lainnya. Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citra dari sebuah
brand atau merk kepada masyarakat ataupun wali murid. jika sebuah sekolah
memiliki branding yang baik, maka diharapkan brand atau merk sekolah tersebut
akan senantiasa diingat oleh masyarakat atau wali muriddalam jangka waktu yang
lama. Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) 4 Surabaya, brand yang digunakan
ada 2 hal yaitu :
a. Sebagai sekolah adiwiyata dengan bentuk kegitaan Zero Waste.
b. Satu-satunya sekolah model di Surabaya

Dengan adanya branding tersebut branding di sekolah itu lebih kepada


penyadaran untuk peningkatan kualitas sekolah, khususnya pendidikan karakter
yang dimiliki warga sekolahnya.

7. PENJAMINAN MUTU

8. AKREDITASI SEKOLAH
Akreditasi (accreditation) adalah penilaian kelayakan teknis/akademis suatu
lembaga penyelenggara program pendidikan tertentu untuk menghasilkan lulusan
dengan spesifikasi kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan dukungan oleh
Asosiasi Penyelenggara Program Pendidikan Profesional, badan penyelenggara
akreditasi berfungsi mengawal mutu program pendidikan yang diselenggarakan
oleh lembaga penyelenggara pendidikan.
Akreditasi A SMAN 4 Surabaya mulai disandang sejak 28 November 2008
dengan nlai akreditasi 92.73. Untuk mempertahankan akreditasi dari sekolah
SMAN 4 Surabaya Kepala Sekolah menerapkan EMASLIM (Edukator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Motivator, Inovator) dalam
kepemimpinannya. Inovasi juga terus dilakukan sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran, contohnya adanya kegiatan literasi pembelajaran pada awal
kegiatan. Literasi yang dilakukan selain literasi membaca juga ada literasi
mengaji. Dalam literasi mengaji tersebut siswa diwajibkan dapat membaca
alquran. Kegiatan tersebut dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Akreditasi A yang
disandang oleh SMAN 4 Surabaya tidak lepas dari analisis SWOT yang terus
dilakukan oleh pihak sekolah.

9. INOVASI DI SEKOLAH
Seiring dengan berkembangnya zaman, pendidikan di Indonesia juga semakin
berkembang. Begitu banyak inovasi-inovasi yang dikembangkan untuk
memajukan pendidikan Indonesia. Inovasi pendidikan dapat dilakukan dari
berbagai macam cara baik berupa inovasi dalam sistem, kurikulum, metode
pembelajaran dan lain sebagainya.
Baru-baru ini yang sedang ramai diperbincangankan yaitu mengenai inovasi
kurikulum yaitu kurikulum 2013 revisi 2017. Inovasi Kurikulum adalah suatu
pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap
kurikulum itu sendiri. Inovasi kurikulum muncul karena ada masalah yang
dirasakan dalam pelaksanaan kurikulum. Adanya inovasi dalam kurikulum yang
diterapkan di sekolah, maka berdampak pula pada inovasi-inovasi lain yang perlu
disesuaikan dengan kurikulum, salah satu contohnya yaitu model pembelajaran
yang diterapkan, sistem, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nuri selaku kepala sekolah SMAN 4
Surabaya diperoleh beberapa informasi terkait dengan inovasi di sekolah
diantaranya yaitu terkait dengan kurikulum yang sering berubah-ubah dalam
sistem pendidikan di Indonesia, seperti yang terbaru ini yaitu kurikulum 2013
revisi 2017. Tugas kepala sekolah dalam menghadapi kurikulum yang sering
berubah-ubah yaitu bersikap bijak dan mengarahkan staff dan guru untuk
melaksanakan kurikulum yang dikehendaki karena apapun Undang-undang nya
atau kurikulumnya bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Sehingga sekolah harus tetap melaksanakan inovasi-inovasi yang dikembangkan
pemerintah untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Inovasi lain yang diterapkan di SMAN 4 Surabaya yaitu inovasi selama proses
belajar mengajar. Ibu Nuri selaku kepala sekolah juga memegang jabatan sebagai
guru Kimia di SMAN 4 Surabaya. Tentunya juga mempunyai kewajiban untuk
mengajar dan mencerdaskan generasi penerus bangsa. Ilmu kimia seringkali
terkenal dengan materi yang sulit dan tidak disukai oleh siswa, terkadang banyak
juga siswa yang merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu,
saat mengajar kimia, ibu Nuri seringkali menerapkan ice breaking di sela-sela
pembelajaran, tentunya yang terkait dengan pembelajaran yang sedang diajarkan
pada saat itu. Hal tersebut mendapat respon yang positif dari siswa., banyak siswa
merasa senang dan semangat untuk belajar kimia.
Baru-baru ini sedang digalakkan budaya literasi di Indonesia. SMAN 4
Surabaya juga mengambil peran untuk meningkatkan budaya literasi para
siswanya melalui program literasi baca buku sebelum pelajaran dimulai, literasi
mengaji pada hari selasa dan kamis. Selain itu, juga diterapkan model-model
pembelajaran yang diamanatkan dalam kurikulum 2013 dimana model yang
sering digunakan oleh Ibu Nuri dalam mengajar yaitu model cooperative tipe
STAD, pembelajaran dengan contoh dan juga melatihkan siswa untuk berpikir
tingat tinggih (High Order Thinking Skill).

You might also like