Professional Documents
Culture Documents
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid VII, UII, Jakarta,1997, hlm 618
30
31
perihal orang-orang yang ingkar. Kedua; tentang aspek keimanan. Aspek ini
dapat diketahui dalam nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya, antara lain
adalah agar menjahui perbuatan syirik, mengerjakan perbuatan yang baik serta
berakhlak mulia (akhlak al-karimah). Ketiga; tentang kewajiban manusia
bersyukur atas nikmat Allah SWT, dan kewajiban berbakti kepada kedua
orang tua serta tawakal kepada Allah SWT. Semasa menerangkan kisah
Luqman dengan anaknya, Allah SWT menegaskan tentang wajibnya manusia
bersyukur akan segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan
wajibnya mereka menjauhi perbuatan syirik. Kemudian diperintahkan kepada
setiap manusia agar berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya (birru al-
walidain) yang tidak akan dapat dibalas budi baiknya, lebih-lebih lagi ibunya.
Setelah itu ditegaskan bahwa orang yang berserah diri (sebenar-benarnya)
kepada Allah SWT dengan ikhlas dan tenang tentram hatinya kepada apa yang
telah ditakdirkan baginya, sesudah ia berusaha dengan bersungguh-sungguh
mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, berarti ia telah
berpegang pada tali penyelamat yang teguh kukuh itulah agama Allah.
2
Ibid, hlm. 619
32
ﺸﻜﹸﺮ
ﻳ ﺎﻧﻤﺮ ﹶﻓِﺈ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ﺮ ِﻟﻠﱠ ِﻪ ﺷ ﹸﻜ ﻤ ﹶﺔ ﹶﺃ ِﻥ ﺍ ﺤ ﹾﻜ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﹾﻟﺎ ﹸﻟ ﹾﻘﻤﻴﻨﺗﺪ ﺀَﺍ ﻭﹶﻟ ﹶﻘ
ﺪ ﺣﻤِﻴ ﻪ ﹶﻏِﻨﻲ ﺮ ﹶﻓِﺈﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ﻦ ﹶﻛ ﹶﻔ ﻣ ﻭ ﺴ ِﻪ ِ ﻨ ﹾﻔِﻟ
(12: )ﻟﻘﻤﺎﻥ
Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada
Luqman, yaitu : “bersyukurlah kepada Allah. Dan
barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
(QS. Luqman : 12).
ﻪ ﻓِﻲ ﺎﹸﻟﻭِﻓﺼ ﻫ ٍﻦ ﻭ ﻋﻠﹶﻰ ﺎﻫﻨ ﻭ ﻪ ﹸﺃﻣﺘﻪﻤﹶﻠ ﺣ ﻳ ِﻪﺪ ﺍِﻟﺎ ﹶﻥ ِﺑﻮﻧﺴﺎ ﺍﹾﻟِﺈﻴﻨﺻ
ﻭ ﻭ
(14: )ﻟﻘﻤﺎﻥﺼﲑ ِ ﻤ ﻲ ﺍﹾﻟ ﻚ ِﺇﹶﻟ ﻳﺪ ﺍِﻟﻭِﻟﻮ ﺮ ﻟِﻲ ﺷ ﹸﻜ ﻴ ِﻦ ﹶﺃ ِﻥ ﺍﻣ ﺎﻋ
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang tua ibu bapakknya; ibunya telah
mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu hanya kepada-Ku lah kembalimu”.
(QS. Luqman : 14).
33
ﺕ
ِ ﺍﺻﻮ
ﺮ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻧ ﹶﻜﻚ ِﺇﻥﱠ ﹶﺃ
ﻮِﺗ ﺻ
ﻦ ﺾ ِﻣ
ﻀ
ﺍ ﹾﻏﻚ ﻭ
ﺸِﻴ
ﻣ ﺪ ﻓِﻲ ﺼِ ﺍ ﹾﻗﻭ
(19: ﺤ ِﻤ ِﲑ )ﻟﻘﻤﺎﻥ ﺍﹾﻟﻮﺕ ﺼ
ﹶﻟ
Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suara mu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai”. (QS. Luqman : 19).3
B. Munasabatul Ayat
3
Prof. R.H.A. Soenarjo, SH., Al-Qur’an dan terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Jakarta, 1971, hlm. 654-655
4
Mana’ul Qattan, Pembahasan Ilmu al-Qur’an, terj. Halimuddin, Rineka Cipta, Jakarta,
hlm. 96. Lihat juga Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998,
hlm. 154
5
Mana’ul Qattan, Ibid., hlm. 97
6
Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumul Qur’an, Juz I, Dar Ihya’ al-Kutb al-Arabiyah, Kairo,
1957, hlm. 35. As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumul Qur’an, Juz I, Mustafa al-Babi al-Halabi, Kairo,
1951, hlm. 108
7
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., loc-cit.,
35
hubungan, dan juga relevansi. Yaitu hubungan penyesuaian antara ayat atau
surat yang satu dengan ayat atau surat yang sebelum atau sesudahnya. Baik
hubungan itu berupa antara ‘am (umum) dan khos (khusus), abstrak dan
konkrit, sebab akibat, antara illat dan ma’lulnya. Serta antara hal yang
rasioanal dan irrasional atau dua hal yang kontradisksi.
Jika melihat dari paparan tersebut di atas, maka munasabah tidak
hanya terbatas dalam arti yang sejajar dan paralel saja, melainkan juga
melingkupi hal-hal yang bersifat kontradiktif. Misalnya; Allah menerangkan
orang yang mukmin dan juga menerangkan orang yang kafir dan sebagainya.
Sebab, ayat-ayat al-Qur’an itu terkadang merupkan takhshish (pengkhususan)
dari ayat yang umum. Dan juga sebagai penjelasan yang konkrit terhadap hal-
hal yang abstrak. Selain itu sering pula didapati sebagai keterangan sebab dari
sesuatu akibat. Misalnya seperti; kebahagian setelah amal shaleh.
8
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwa Al-Tafsir, Dar al-Qur’an al-Karim, Beirut, 1981,
Jilid II, hlm. 357
36
9
Mengenai 11 nasehat Luqman terhadap anaknya. Lebih detail baca, Dr. Fathullah Al-
Hafnawi, Mutiara Nasihat Luqman Al-Hakim, terj. Abdul Halim, Cahaya Press, Jakarta, 2002.
10
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., op-cit.,hlm.
37
1. Az-Zamakhsyari
a. Riwayat Hidup dan Karyanya
Az-Zamakhsyari lahir pada hari Rabu tanggal 27 Rajab tahun
467 H. Bertepatan dengan tahun 1074 M. Di Zamakhsyar.12 Sebuah
desa di Khawarizm, Turkistan, Rusia. Dan meninggal dunia pada
tahun 538 H/1144 M di Jurjaniah. Nama lengkapnya adalah Al-Imam
Abu al-Qasim Jarullah Mahmud Ibn Umar Ibn Muhammad Ibn
Ahmad bin Umar Ibn al-Khwarizm Az-Zamakhsyari.13
Beliau lahir dan berkembang di tengah lingkungan keluarga
yang berilmu dan taat beribadah. Sejak memasuki usia sekolah,
az-Zamakhsyari sudah menyukai ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ayahnya adalah seorang imam masjid di desa Zamakhsyar, walaupun
ayahnya seorang yang miskin dan tidak memiliki banyak harta ia
11
Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekulerisasi Kajian Kritis terhadap Pemikiran Thaha
Husein, Tiara Wacana, Yogyakarta, Cet. I, 1994, hlm. 154
12
Lihat Dr. Muhammad Husein Azzahabi, Tafsir Wa al-Mufassirun. Juz I Cet I, Dar al-
Kutb, Kairo, 1975, hlm. 429-430 lihat juga Moh. Matsna HS., “Az-Zamakhsyari Linguis dan
Mufassir” dalam Diktatik Islamika Vol. I No. 1. Bandingkan juga dengan Ensiklopedi Islam
Indonesia, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1999, hlm. 37. Mengenai tanggal lahir Zamakhsyari
terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 8 Maret 1074 M, lihat Depag
RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta, 1992/1993, hlm. 1323
13
Nama lengkap Zamakhsyari di atas dihimpun dari beberapa sumber diantaranya lihat
Dr. Muhammad Husein Azzahabi, loc. cit., Moh. Masna SH., loc. cit.,
38
14
Prof. Dr. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta, t.th.,
hlm. 362
15
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, Litera Antar
Nusa, Jakarta, 2000, hlm. 369
16
Ibid.,
39
17
Ibid., hlm. 530
40
18
Al-Imam Abi Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Muhammad az-Zamakhsyari, Al-
Kasysyaf, juz III, Dar Al-kutub al-Ilmiah, Beirut, t.th., hlm. 477
19
Ibid
41
20
Ibid
42
21
Al – Imam Abi Qasim Jarullah Mahmud Bin Umar Bin Muhammad Az -Z
Amakhsyari, Al – Khasysyaf, Juz III, Dar Al – Kutub Beirut, t.th., hlm. 479
44
Allah untuk itulah hadits yang mengatakan bahwa tidak ada puas
bagi orang yang tidak berniat untuk puasa dan malam harinya.
Penafsiran ayat 18 dan 19, ﺗﺼﺎﻋﺮ ﺗﺼﻌﺮDengan tasydid dan
takhfif dikatakan berpaling pipinya dan artinya menghadaplah kamu
pada manusia dengan wajahmu untuk taqaid dan janganlah kamu
memalingkan wajahmu dari mereka sebagaimana yang dilakukan
oleh orang - orang yang sombong. وﻻ ﺗﻤﺶBerlaku ﻣﺮﺣﺎsombong
bisa juga diartikan dan janganlah kamu berjalan dengan maksud
untuk sombong tidak akan tercapai tujuanmu dalam melakukan
kebatilan dan kejahatan sebagaimana yang dilakukan oleh
kebanyakan orang bukan untuk mencukupi kepentingan agama
bukan pula kepentingan dunia. Sebagai firman QS al-Anfal 47
ﺱ
ِ ﺎﻭ ِﺭﺋﹶﺎ َﺀ ﺍﻟﻨ ﺍﺑ ﹶﻄﺮ ﻢ ﺎ ِﺭ ِﻫﻦ ِﺩﻳ ﻮﺍ ِﻣﺮﺟ ﺧ ﻦ ﻮﺍ ﻛﹶﺎﱠﻟﺬِﻳﺗﻜﹸﻮﻧ ﻭﻟﹶﺎ
ﻂ
ﻣﺤِﻴ ﹲ ﻤﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻌ ﻳ ﺎ ِﺑﻤﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺒِﻴ ِﻞ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻭ ﻦ ﻋ ﻭ ﹶﻥﺼﺪ
ﻳﻭ
وﻗﺼﺪ ﻓﻲ ﻣﺸﻴﻚDan berlaku adillah kamu واﻋﻀﺾ ﻣﻦ ﺻﻮﺗﻚdan
kurangilah serta ringkaslah suaramu. Seseorang mengurangi
suaranya maka ringkaslah suaranya. ان اﻧﻜﺮ اﻻ ﺻﻮاتBiar sesuatu yang
ingkar sedang khimar dalam celanya.
2. Ath-Thabari
22
Amul adalah suatu tempat yang masyhur banyak ulama’nya dan salah satu daerah
berkembangnya kebudayaan Islam pada waktu itu.
23
Dr. Muhammad Husein Az-zahabi, op. cit., hlm. 205
24
J. J. G. Jansen, Diskursus Tafsir Al-Qur’an Modern, terj. Hairussalim, Tiara Wacana,
Yogyakarta, 1997, hlm. 19
46
25
Ibn Khuzaimah adalah seorang ulama’ yang mengarang kitab “Al-Sirah”, berdasarkan
suatu riwayat dikatakan bahwa ath-Thabari dalam menulis kitab “Tarikh al-Umam wa al-Mulk “
banyak merujuk pada kitab al-Sirah.
26
Prof. Dr. Harun Nasution, loc.cit.,
47
27
Ibid., hlm. 636
28
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 526
29
Lihat Abi Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath – Thbari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil, Jilid 10,
Dar Al – Kutub Al – Ilmiyah, Beirut Libanon, T.Tth, hlm. 208
48
30
Ibid, hlm. 209
49
31
Ibid., hlm. 216
57
32
Nur Faizin Maswan, Kajian Diskriptif Tafsir Ibnu Katsir, Menara Kudus, Yogyakarta,
2002, hlm. 35
33
Dr. Muhammad Husein az-Zahabi, op .cit., hlm. 1
58
34
Ibid.,
35
Al-Imam Abi al-Fida’ al-Hafidz bin Katsir ad-Damasyqi, al-Bidayah wa al-Nihayah,
Dar al-Fikr, Beirut, t.th., Jilid II, hlm. 32
36
Nur Faizin Maswan, op. cit., hlm. 35-36
37
Ibid., hlm. 39
38
Ibid.,
39
Ibid., hlm. 39-40
59
40
Depag RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta,
1987, hlm. 357
41
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 528
42
Nur Faizin Maswan, op. cit., hlm. 42
60
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Hamid dari Amr bin Qois
menagatakan bahwa Luqman adalah hamba sahaya berkulit hitam,
tebal bibir, dia didatangi oleh seseorang ketika sedang berada di
majelis memberikan pengajaran kepada orang - orang, orang tersebut
berkata kepada Luqman bukankah kamu yang menggembala kambing
bersama saya di tempat ini, ini Luqman menjawab ya apa yang telah
sampai kepadamu yang tidak aku ketahui, Luqman menjawab
perkataan yang benar dan berdiam diri dari suatu yang meragukan.
Ibn Abi Khafir menceritakan dari Abu Zur’ah dari Jabir berkata
sesungguhnya Allah mengangkat Luqman dengan hikmahnya.
Kemudian seorang laki-laki mengenalnya sebelum diangkatnya
Luqman oleh Allah dengan hikmah kemudian orang tersebut berkata
bukanlah kamu hamba sahaya Bani Fulan yang menggembalakan
kambing kemarin, “ya” kemudian orang tersebut berkata apa yang
menjadikan engkau sampai pada kedudukan seperti ini yang aku tidak
tahu, Luqman menjawab Qodar Allah melaksanakan amanah, jujur
dalam perkataan dan meninggalkan sesuatu yang meragukan.
Beberapa Atsar ini menjelaskan keadaan Luqman sebagian
menjelaskan bukan seorang nabi karena sementara bagian yang lain
mengisyaratkan bahwa Luqman bukan nabi. Keadaan Luqman sebagai
hamba sahaya, yang telah merasakan perbudakan menafikan
keadaanya sebagai nabi. Beberapa utusan Allah diutus dari kalangan
orang termulia diantara kaumnya. Oleh karena itu sebagian besar
ulama salaf berpendapat bahwa Luqman bukan nabi. Dan riwayat yang
menukil bahwa Luqman adalah nabi hanyalah riwayat dari Ikrimah
jika benar sanadnya sampai kepada Ikrimah.
Ibu Jariri at-Thobari meriwayatkan tersebut dari Waqi dan dari
Ikrimah bahwa Luqman seorang nabi. Jabir (riwayat Waqi) adalah Ibn
Yazid al Jubai dia orang yang dhoif periwayatnya.
Abdullah bin Wahab menceritakan dari Amr hamba sahaya
Ghufrah mengatakan seorang laki-laki berhenti di hadapan Luqman
dan berkata kepadanya anda hamba sahaya Bani Has-Has ?. “Ya”
kemudian ia bertanya lagi anda menggembalakan kambing ?. “Ya”
62
dari apa yang diketahui Luqman oleh karena itu Luqman berwasiat
pertama kali untuk menyembah Allah semata dan tidak
menyekutukannya sesuatu apapun kemudian Luqman mengigatkan
kepada putranya berupa firman Allah ان اﻟﺸﺮك ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢsyirik adalah
kedzaliman yang sangat besar. Al-Bukhari meriwayatkan dari
Qutaibah dari Abdullah berkata اﻟﺪﻳﻦ اﻣﻨﻮاوﻟﻢ ﻳﻠﺒﺲ اﻳﻤﺎﻧﻬﻢ ﺑﻈﻠﻢketika ayat
turun para sahabat berselisih faham dan mereka bertanya pada Rasul
manakala orang yang tidak mencampur imannya dengan perbuatan
aniaya rasul menjawab sesunguhnya maksud Allah bukan demikian,
dengarkanlah ucapan Luqman ﻳﺒﻨﻲ ﻻ ﺗﺸﺮك ﺑﺎﷲ ان اﻟﺸﺮك ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢdan
muslim meriwayatkan Hadits al-Anas kemudian Luqman menyertai
wasiatnya untuk tidak menyekutukan Allah dengan wasit berbuat baik
kepada orang tua. Sebagaimana firman Allah
وﻗﻀﻰ رﺑﻚ ان ﻻﺗﻬﺒﺪ وااﻻاﻳﺎﻩ وﺑﺎﻟﻮﻟﻴﻦ اﺣﺴﺎﻧﺎ
Dan banyak firman Allah yang menyertakan 2 hal tersebut di
dalam al-Qur'an. Dan Allah berfirman …. ووﺻﻴﻨﺎ اﻻﻧﺴﺎن Mujahid
mengatakan kesulitan lemahnya anak. Qatadah mengatakan kesulitan
di atas kesulitan, menurut Atto Al Khurasani kelemahan di atas
kelemahan dan Firman Allah ... وﻓﺼﺎﻟﻪartinya merawatnya dan
meyusuinya setelah lahirnya dalam masa 2 tahun. Sebagaimana firman
Allah
واﻟﻮا ﻟﺪات ﻳﺮﺿﻌﻦ أوﻻدهﻦ ﺣﻮﻟﻴﻦ آﺎﻣﻠﻴﻦ ﻟﻤﻦ اراد ان ﻳﺘﻢ اﻟﺮﺿﺎﻋﺔdari sini
Ibnu Abbas dan para imam lainya mengeluarkan sebuah hukum bahwa
masa hamil paling sedikit 6 bulan karena Allah berfirman dalam ayat
lain.
وﺣﻤﻠﻪ وﻓﺼﺎﻟﻬﺜﻼﺛﻮن ﺷﻬﺮاdan Allah menyebut asuhan ibu dan
kelelahanya dan kesulitan di dalam menjaga bayi waktu siang dan
malam, tujuannya agar anak ingat terhadap kebaikan yang ia terima
pada masa dahulu sebagai firman
ﻗﻞ رب ار ﺣﻤﻬﻤﺎ آﻤﺎ رﺑﻴﺎﻧﻰ ﺻﻐﺮاdan karenanya Allah berfirman ان
... اﺷﻜﺮ ﻟﺮartinya sesungguhnya aku akan memberimu balasan atas
perbuatanmu dengan balasan yang sempurna. Ibn Abi Khatim
mengatakan meriwayatkan dari Zurah dari Saad bin Wahab Muad bin
65