You are on page 1of 38

BAB III

KISAH LUQMAN DALAM AL-QUR’AN

A. Kisah Luqman al-Hakim dalam Surat Luqman

Surat Luqman terdiri dari 34 ayat, diturunkan di Makkah sehingga


tergolong surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat as – Saffat. Dinamai
“Luqman” karena pada ayat 12 disebutkan bahwa luqman telah diberi oleh
Allah nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu ia beryukur kepada –Nya
atas nikmat yang diberikan itu. Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat nasehat –
nasehat Luqman kepada anaknya. Ini adalah sebagai isyarat dari pada Allah
supaya setiap ibu bapak melaksanakan pula terhadap anak – anak mereka apa
yang telah dilakukan oleh Luqman. 1

Nasehat – nasehat Luqman yang ada dalam al – Qur’an bersifat


umum, karena mencakup segala aspek yaitu tentang keimanan, peribadatan.
Akhlaq (budi pekerti) dan dakwah (ajakan). Salah satu adalah tentang
keimanan yaitu al – Qur’an merupakan petunjuk dan rahmat dirasakan benar –
benar manfaatnya oleh orang mukmin; keadaan di langit dan di bumi serta
keajaiban yang terdapat pada keduanya adalah bukti – bukti atas ke- Esaan
dan kekuasaan Allah, manusia tidak akan selamat kecuali dengan taat kepada
perintah – perintah Tuhan dan berbuat amal – amal yang saleh, lima hal yang
ghaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri; ilmu Allah meliputi segala –
galanya baik yang lahir maupun yang bathin.
Secara garis besar, intisari kandungan dari surat Luqman dapat
dijelaskan menjadi empat aspek, pertama; tentang orang-orang yang
mendapat hidayah dari Allah dan orang-orang yang ingkar. Hal ini dapat
diketahui dalam permulaan surat Luqman, di mana Allah SWT menerangkan
perihal orang-orang yang berjaya dan berbahagia yang telah mendapatkan
hidayah petunjuk Al-Qur’an dan mematuhi ajarannya. Kemudian diterangkan

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid VII, UII, Jakarta,1997, hlm 618

30
31

perihal orang-orang yang ingkar. Kedua; tentang aspek keimanan. Aspek ini
dapat diketahui dalam nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya, antara lain
adalah agar menjahui perbuatan syirik, mengerjakan perbuatan yang baik serta
berakhlak mulia (akhlak al-karimah). Ketiga; tentang kewajiban manusia
bersyukur atas nikmat Allah SWT, dan kewajiban berbakti kepada kedua
orang tua serta tawakal kepada Allah SWT. Semasa menerangkan kisah
Luqman dengan anaknya, Allah SWT menegaskan tentang wajibnya manusia
bersyukur akan segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan
wajibnya mereka menjauhi perbuatan syirik. Kemudian diperintahkan kepada
setiap manusia agar berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya (birru al-
walidain) yang tidak akan dapat dibalas budi baiknya, lebih-lebih lagi ibunya.
Setelah itu ditegaskan bahwa orang yang berserah diri (sebenar-benarnya)
kepada Allah SWT dengan ikhlas dan tenang tentram hatinya kepada apa yang
telah ditakdirkan baginya, sesudah ia berusaha dengan bersungguh-sungguh
mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, berarti ia telah
berpegang pada tali penyelamat yang teguh kukuh itulah agama Allah.

Keempat; tentang ke-Mahakuasaan Allah SWT atas segala rahasia


yang tidak dapat diketahui oleh manusia. Aspek yang keempat ini dijelaskan
oleh Allah SWT pada penutup surat, dimana dijelaskan bahwa hanya Allah
SWT yang mengetahui dengan tepat tentang Hari Qiamat. Dan Dia lah yang
menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang
apa yang ada dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorangpun yang
benar-benar mengetahui apa yang akan diusahakannya esok, (perbuatan baik
atau jahat), dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi manakah ia
akan mati.2

2
Ibid, hlm. 619
32

I. Ayat-ayat tentang Luqman

a. Ayat Hikmah dalam Surat Luqman Ayat 12

‫ﺸﻜﹸﺮ‬
 ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧﻤ‬‫ﺮ ﹶﻓِﺈ‬ ‫ﺸ ﹸﻜ‬
 ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺮ ِﻟﻠﱠ ِﻪ‬ ‫ﺷ ﹸﻜ‬ ‫ﻤ ﹶﺔ ﹶﺃ ِﻥ ﺍ‬ ‫ﺤ ﹾﻜ‬
ِ ‫ﺎ ﹶﻥ ﺍﹾﻟ‬‫ﺎ ﹸﻟ ﹾﻘﻤ‬‫ﻴﻨ‬‫ﺗ‬‫ﺪ ﺀَﺍ‬ ‫ﻭﹶﻟ ﹶﻘ‬
‫ﺪ‬ ‫ﺣﻤِﻴ‬ ‫ﻪ ﹶﻏِﻨﻲ‬ ‫ﺮ ﹶﻓِﺈﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ‬ ‫ﻦ ﹶﻛ ﹶﻔ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺴ ِﻪ‬ ِ ‫ﻨ ﹾﻔ‬‫ِﻟ‬
(12: ‫)ﻟﻘﻤﺎﻥ‬
Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada
Luqman, yaitu : “bersyukurlah kepada Allah. Dan
barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
(QS. Luqman : 12).

b. Ayat tentang Nasehat-nasehat Luqman dalam Surat Luqman Ayat 13-


19

‫ﻙ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺸ‬


 ‫ﻙ ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬
 ‫ﺗ‬ ‫ ﻟﹶﺎ‬‫ﻨﻲ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ ﻳ‬‫ﻳ ِﻌﻈﹸﻪ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻭﻫ‬ ‫ﺑِﻨ ِﻪ‬‫ﺎ ﹸﻥ ﻟِﺎ‬‫ﻭِﺇ ﹾﺫ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹸﻟ ﹾﻘﻤ‬
(13: ‫ﻢ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬ ‫ﻋﻈِﻴ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﹶﻟ ﹸﻈ ﹾﻠ‬
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku
janganlah kamu mempersyekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kedzaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13).

‫ﻪ ﻓِﻲ‬ ‫ﺎﹸﻟ‬‫ﻭِﻓﺼ‬ ‫ﻫ ٍﻦ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ‬ ‫ﺎ‬‫ﻫﻨ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ ﹸﺃﻣ‬‫ﺘﻪ‬‫ﻤﹶﻠ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻳ ِﻪ‬‫ﺪ‬ ‫ﺍِﻟ‬‫ﺎ ﹶﻥ ِﺑﻮ‬‫ﻧﺴ‬‫ﺎ ﺍﹾﻟِﺈ‬‫ﻴﻨ‬‫ﺻ‬
 ‫ﻭ‬ ‫ﻭ‬
(14: ‫ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬‫ﺼﲑ‬ ِ ‫ﻤ‬ ‫ﻲ ﺍﹾﻟ‬ ‫ﻚ ِﺇﹶﻟ‬  ‫ﻳ‬‫ﺪ‬ ‫ﺍِﻟ‬‫ﻭِﻟﻮ‬ ‫ﺮ ﻟِﻲ‬ ‫ﺷ ﹸﻜ‬ ‫ﻴ ِﻦ ﹶﺃ ِﻥ ﺍ‬‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻋ‬
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang tua ibu bapakknya; ibunya telah
mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu hanya kepada-Ku lah kembalimu”.
(QS. Luqman : 14).
33

‫ﻤﹶﺎ‬‫ﻌﻬ‬ ‫ﺗ ِﻄ‬ ‫ﻢ ﹶﻓﻠﹶﺎ‬ ‫ﻚ ِﺑ ِﻪ ِﻋ ﹾﻠ‬


 ‫ﺲ ﹶﻟ‬
 ‫ﻴ‬‫ﺎ ﹶﻟ‬‫ﻙ ﺑِﻲ ﻣ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬ ‫ﻠﻰ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺗ‬‫ﻙ ﻋ‬ ‫ﺍ‬‫ﻫﺪ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭِﺇ ﹾﻥ ﺟ‬
‫ﻲ‬ ‫ ِﺇﹶﻟ‬‫ﻲ ﹸﺛﻢ‬ ‫ﺏ ِﺇﹶﻟ‬  ‫ﺎ‬‫ﻦ ﹶﺃﻧ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺳﺒِﻴ ﹶﻞ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﺗِﺒ‬‫ﺍ‬‫ﻭﻓﹰﺎ ﻭ‬‫ﻌﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧﻴ‬‫ﺪ‬ ‫ﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟ‬‫ﻬﻤ‬ ‫ﺒ‬‫ﺎ ِﺣ‬‫ﻭﺻ‬
(15: ‫ﻤﻠﹸﻮ ﹶﻥ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﹸﻛ‬‫ﻢ ِﺑﻤ‬ ‫ﺌﹸﻜﹸ‬‫ﻧﺒ‬‫ﻢ ﹶﻓﺄﹸ‬ ‫ﻜﹸ‬‫ﺮ ِﺟﻌ‬ ‫ﻣ‬
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(QS. Luqman : 15).

‫ﻭ ﻓِﻲ‬ ‫ﺮ ٍﺓ ﹶﺃ‬ ‫ﺨ‬


‫ﺻ‬ ‫ﻦ ﻓِﻲ‬ ‫ﺘﻜﹸ‬‫ﺩ ٍﻝ ﹶﻓ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺒ ٍﺔ ِﻣ‬‫ﺣ‬ ‫ ِﻣﹾﺜﻘﹶﺎ ﹶﻝ‬‫ﺗﻚ‬ ‫ﺎ ِﺇ ﹾﻥ‬‫ﻧﻬ‬‫ ِﺇ‬‫ﻨﻲ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻳ‬
‫ﲑ‬ ‫ﺧِﺒ‬ ‫ﻒ‬
 ‫ﻪ ﹶﻟﻄِﻴ‬ ‫ﻪ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ‬ ‫ﺎ ﺍﻟﱠﻠ‬‫ﺕ ِﺑﻬ‬
ِ ‫ﻳ ﹾﺄ‬ ‫ﺽ‬
ِ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ ﻓِﻲ ﺍﹾﻟﹶﺄ‬ ‫ﺕ ﹶﺃ‬
ِ ‫ﺍ‬‫ﻤﻮ‬ ‫ﺴ‬
 ‫ﺍﻟ‬
(16: ‫)ﻟﻘﻤﺎﻥ‬
Artinya : “(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya ( membalasnya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
(QS. Luqman : 16).

‫ﻋﻠﹶﻰ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺻِﺒ‬


 ‫ﺍ‬‫ﻨ ﹶﻜ ِﺮ ﻭ‬‫ﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟﻤ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻧ‬‫ﺍ‬‫ﻑ ﻭ‬
ِ ‫ﻭ‬‫ﻌﺮ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺮ ﺑِﺎﹾﻟ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭﹾﺃ‬ ‫ﺼﻠﹶﺎ ﹶﺓ‬
 ‫ ﹶﺃِﻗ ِﻢ ﺍﻟ‬‫ﻨﻲ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻳ‬
(17: ‫ﻮ ِﺭ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬‫ﺰ ِﻡ ﺍﹾﻟﹸﺄﻣ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻚ ِﻣ‬  ‫ﻚ ِﺇﻥﱠ ﹶﺫِﻟ‬
 ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﺎ ﹶﺃﺻ‬‫ﻣ‬
Artinya : “Hai anakku, dirikanlah Shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.
(QS. Luqman : 17).

‫ﻪ ﻟﹶﺎ‬ ‫ﺎ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ‬‫ﺮﺣ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺽ‬


ِ ‫ﺭ‬ ‫ﺶ ﻓِﻲ ﺍﹾﻟﹶﺄ‬
ِ ‫ﻤ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻭﻟﹶﺎ‬ ‫ﺱ‬
ِ ‫ﺎ‬‫ﻙ ﻟِﻠﻨ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺼ‬
 ‫ﺗ‬ ‫ﻭﻟﹶﺎ‬
(18: ‫ﻮ ٍﺭ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬‫ﺎ ٍﻝ ﹶﻓﺨ‬‫ﺨﺘ‬  ‫ﻣ‬ ‫ ﹸﻛ ﱠﻞ‬‫ﺤﺐ‬ ِ ‫ﻳ‬
34

Artinya : “Dan janganlah Kamu memalingkan mukamu dari


manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”. (QS. Luqman : 18).

‫ﺕ‬
ِ ‫ﺍ‬‫ﺻﻮ‬
 ‫ﺮ ﺍﹾﻟﹶﺄ‬ ‫ﻧ ﹶﻜ‬‫ﻚ ِﺇﻥﱠ ﹶﺃ‬
 ‫ﻮِﺗ‬ ‫ﺻ‬
 ‫ﻦ‬ ‫ﺾ ِﻣ‬
 ‫ﻀ‬
 ‫ﺍ ﹾﻏ‬‫ﻚ ﻭ‬
 ‫ﺸِﻴ‬
 ‫ﻣ‬ ‫ﺪ ﻓِﻲ‬ ‫ﺼ‬ِ ‫ﺍ ﹾﻗ‬‫ﻭ‬
(19: ‫ﺤ ِﻤ ِﲑ )ﻟﻘﻤﺎﻥ‬  ‫ ﺍﹾﻟ‬‫ﻮﺕ‬ ‫ﺼ‬
 ‫ﹶﻟ‬
Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suara mu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai”. (QS. Luqman : 19).3
B. Munasabatul Ayat

Munasabah dalam pengertian bahasa adalah cocok, patut, sesuai, atau


mendekati.4 Dikatakan A munasabah dengan B, berarti A mendekati atau
menyerupai B. Sedangkan secara istilah ada beberapa pendapat :
1. Manna’ al-Qattan, munasabah adalah segi-segi hubungan antara satu kata
dengan kata yang lain dalam satu ayat, antara satu ayat dengan ayat lain,
atau antara satu surat dengan surat yang lain.5
2. Az-Zarkasyi dan As-Suyuthi, munasabah adalah hubungan yang
mencakup antar ayat ataupun antar surat.6
3. Menurut Prof. Dr. Abdul Djalal, munasabah adalah ilmu untuk
mengetahui alasan-alasan penertiban dari bagian-bagian al-Qur’an yang
mulia.7
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa; munasabah dapat diartikan sebagai penyesuaian,

3
Prof. R.H.A. Soenarjo, SH., Al-Qur’an dan terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Jakarta, 1971, hlm. 654-655
4
Mana’ul Qattan, Pembahasan Ilmu al-Qur’an, terj. Halimuddin, Rineka Cipta, Jakarta,
hlm. 96. Lihat juga Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998,
hlm. 154
5
Mana’ul Qattan, Ibid., hlm. 97
6
Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumul Qur’an, Juz I, Dar Ihya’ al-Kutb al-Arabiyah, Kairo,
1957, hlm. 35. As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumul Qur’an, Juz I, Mustafa al-Babi al-Halabi, Kairo,
1951, hlm. 108
7
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., loc-cit.,
35

hubungan, dan juga relevansi. Yaitu hubungan penyesuaian antara ayat atau
surat yang satu dengan ayat atau surat yang sebelum atau sesudahnya. Baik
hubungan itu berupa antara ‘am (umum) dan khos (khusus), abstrak dan
konkrit, sebab akibat, antara illat dan ma’lulnya. Serta antara hal yang
rasioanal dan irrasional atau dua hal yang kontradisksi.
Jika melihat dari paparan tersebut di atas, maka munasabah tidak
hanya terbatas dalam arti yang sejajar dan paralel saja, melainkan juga
melingkupi hal-hal yang bersifat kontradiktif. Misalnya; Allah menerangkan
orang yang mukmin dan juga menerangkan orang yang kafir dan sebagainya.
Sebab, ayat-ayat al-Qur’an itu terkadang merupkan takhshish (pengkhususan)
dari ayat yang umum. Dan juga sebagai penjelasan yang konkrit terhadap hal-
hal yang abstrak. Selain itu sering pula didapati sebagai keterangan sebab dari
sesuatu akibat. Misalnya seperti; kebahagian setelah amal shaleh.

Berangkat dari pengertian munasabah di atas, penulis hendak


mengkaji tentang munasabatul ayat dalam surat Luqman.
Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam kitabnya “Shafwah Al-Tafsir”
menjelaskan bahwa; sebelum Allah menyebutkan wasiat Luqman kepada
anaknya, terlebih dahulu Allah menyebutkan kerusakan dan kebobrokan
aqidah orang-orang musyrik Makkah. Lantaran penolakan mereka terhadap
agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. Kemudian Allah
menyebutkan wasiat-wasiat Luqman Al-Hakim yang dimulai dengan
peringatan atau larangan untuk menjahui perbuatan mempersekutukan Allah
dengan ciptaan-ciptaannya, sebab perbuatan menyekutukan Allah adalah
seburuk-buruk dosa.8
Dari pendapat Ali Ash-Shabuni di atas, maka dapat dipahami bahwa
munasabah ayat yang terdapat dalam surat Luqman sebagaimana dijelaskan
Allah SWT melalui wasiat Luqman kepada puteranya, sebagaimana yang
tertera di dalam al-Qur’an al-Karim. Nasihat-nasehat itu merupakan pokok
dari pengajaran Allah, sebagai panduan bagi umat Muhammad s. a.w. untuk

8
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwa Al-Tafsir, Dar al-Qur’an al-Karim, Beirut, 1981,
Jilid II, hlm. 357
36

melaksanakannya. Munasabah atau keterkaitan ayat pada surat Luqman dapat


diketahui melalui wasiat Luqman yang mencakup 11 hal.9 Munasabah ayat
pada surat Luqman ayat 12-19 bisa berbentuk 1) Diathafkannya ayat yang satu
dengan ayat yang lain seperti dalam ayat 13 surat Luqman dan ayat 15 surat
Luqman. Maksudnya bahwa munasabah dengan athaf ini ialah untuk
menjadikan dua ayat tersebut sebagai dua hal yang sama. Ayat 12 surat
Luqman melarang untuk menyekutukan Allah dan ayat 15 surat Luqman
melarang mengikuti seruan untuk berbuat syirik. 2) Tidak diathafkannya ayat
yang satu kepada ayat yang lain. Contoh munasabah antara ayat 15 surat
Luqman dengan ayat 14 surat Luqman. Dalam munasabah ini tampak
hubungan yang kuat antara ayat yang kedua (ayat 15 surat Luqman) dengan
ayat sebelumnya (ayat 14 surat Luqman), sehingga ayat 15 surat Luqman itu
dianggap sebagai bagian kelanjutan dari ayat 14 surat Luqman. 3)
Digabungkannya dua hal yang sama misalkan pada ayat 18-19. yaitu kedua
ayat itu sama – sama menerangkan tentang kesombongan. Ayat 18 surat
Luqman itu menerangkan janganlah kamu memalingkan muka karena
sombong dan ayat 19 surat Luqman menerangkan kekerasan suara yang bisa
membuat sakit orang karena sombong. 4) Dikumpulkannya dua hal yang
kontradiksi misalkan pada ayat 12. surat Luqman dengan ayat 13 surat
Luqman, ayat 13 surat Luqman menerangkan tentang hikmah yang diberikan
kepada Luqman, tetapi ayat 12 surat Luqman menjelaskan tentang syirik
kepada Allah. 5) Dipindahkannya satu pembicaraan misalkan pada ayat 13
surat Luqman dengan ayat 14 surat Luqman. Ayat 14 surat Luqman dialihkan
pembicaraan tentang berbakti kepada orang tua, dan pembicaraan ayat 13
surat Luqman yang membicarakan tentang perbuatan syirik kepada Allah.10

9
Mengenai 11 nasehat Luqman terhadap anaknya. Lebih detail baca, Dr. Fathullah Al-
Hafnawi, Mutiara Nasihat Luqman Al-Hakim, terj. Abdul Halim, Cahaya Press, Jakarta, 2002.
10
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H. A., op-cit.,hlm.
37

C. Kisah Luqman Al-Hakim dalam Perspektif Zamakhsyari, Ath-Thabari


dan Ibnu Katsir

Kisah tentang Luqman al-Hakim sebenarnya belum dapat dibuktikan


akan kebenarnya atau dengan kata lain yang lebih tepat bahwa ayat-ayat al-
Qur’an (khususnya kisah-kisahnya) tidak dapat dijadikan sebagai bukti nyata,
akan tetapi sebagai bukti historis. Menurut Thaha Husein sebagaimana dikutip
oleh Syahrin Harahap mengatakan bahwa peristiwa-peristiwa itu diantaranya
harus bisa ditangkap dengan mudah dari segi waktu dan tempat.11 Maka untuk
mengkaji lebih dalam lagi supaya dapat memperoleh gambaran mengenai
kisah Luqman al-Hakim, akan dikemukakan berbagai pendapat para ulama’
tafsir diantaranya yaitu; Az-Zamakhsyari, Ibnu Katsir, dan Ath-Thabari.

1. Az-Zamakhsyari
a. Riwayat Hidup dan Karyanya
Az-Zamakhsyari lahir pada hari Rabu tanggal 27 Rajab tahun
467 H. Bertepatan dengan tahun 1074 M. Di Zamakhsyar.12 Sebuah
desa di Khawarizm, Turkistan, Rusia. Dan meninggal dunia pada
tahun 538 H/1144 M di Jurjaniah. Nama lengkapnya adalah Al-Imam
Abu al-Qasim Jarullah Mahmud Ibn Umar Ibn Muhammad Ibn
Ahmad bin Umar Ibn al-Khwarizm Az-Zamakhsyari.13
Beliau lahir dan berkembang di tengah lingkungan keluarga
yang berilmu dan taat beribadah. Sejak memasuki usia sekolah,
az-Zamakhsyari sudah menyukai ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ayahnya adalah seorang imam masjid di desa Zamakhsyar, walaupun
ayahnya seorang yang miskin dan tidak memiliki banyak harta ia

11
Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekulerisasi Kajian Kritis terhadap Pemikiran Thaha
Husein, Tiara Wacana, Yogyakarta, Cet. I, 1994, hlm. 154
12
Lihat Dr. Muhammad Husein Azzahabi, Tafsir Wa al-Mufassirun. Juz I Cet I, Dar al-
Kutb, Kairo, 1975, hlm. 429-430 lihat juga Moh. Matsna HS., “Az-Zamakhsyari Linguis dan
Mufassir” dalam Diktatik Islamika Vol. I No. 1. Bandingkan juga dengan Ensiklopedi Islam
Indonesia, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1999, hlm. 37. Mengenai tanggal lahir Zamakhsyari
terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa ia lahir pada tanggal 8 Maret 1074 M, lihat Depag
RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta, 1992/1993, hlm. 1323
13
Nama lengkap Zamakhsyari di atas dihimpun dari beberapa sumber diantaranya lihat
Dr. Muhammad Husein Azzahabi, loc. cit., Moh. Masna SH., loc. cit.,
38

tumbuh menjadi alim, memiliki sifat wara’ dan zuhud. Sedangkan


ibunya adalah orang yang memiliki watak dan kepribadian yang halus.
Hal ini dituangkan ketika az-Zamakhsyari masih berusia kanak-kanak.
Ketika beranjak dewasa, ia meninggalkan tanah kelahirannya
untuk mendalami ilmu agama dan Bahasa Arab di Baghdad dan
Makkah. Di Baghdad ia belajar pada beberapa ulama’, antara lain Abu
Khatab bin Batr, Abu Sa’ad asy-Syaqani, dan Syaikh al-Islam Abu
Mansur al-Harist. Selama beberapa tahun di Makkah, ia berguru
kepada seorang ulama’ besar yang bernama Abu Hasan Ali Hamzah
bin Wahab. Di tanah suci (Makkah) inilah ia kemudian mendapat
gelar Jar Allah (tetangga Allah). Dalam bidang ilmu kalam Ia berguru
pada Abu Madar seorang tokoh Mu’tazilah yang dekat dengan
Perdana Menteri Saljuk, Nizamqi Muluk.14
Az-Zamakhsyari adalah seorang penganut faham Mu’tazilah
dan bermadzhab Hanafi. Ia menyusun kitab al-Kasysyaf untuk
mendukung aqidah dan madzhabnya. Faham kemu’tazilahan dalam
tafsirnya menjadi bukti kepandaian, kecemerlangan dan
kemahirannya. Ia mampu mengungkap isyarat-isyarat yang jauh agar
terkandung di dalam makna ayat yang membela kaum mu’tazilah dan
menyangkal lawan-lawanya. Tetapi dari aspek kebahasaan ia berjasa
telah menyingkap keindahan al-Qur’an dan daya tarik balaghahnya.15
Hal ini karena ia mempunyai pengetahuan yang luas tentang ilmu
balaghah, sastra, nahwu dan sharaf. Karenanya ia menjadi rujukan
kebahasaan yang kaya.16
Diantara karya-karyanya yang terkenal adalah :
1. Al-Kasysyaf, tentang tafsir Qur’an
2. Al-Faiq, tentang tafsir Hadits

14
Prof. Dr. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta, t.th.,
hlm. 362
15
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, Litera Antar
Nusa, Jakarta, 2000, hlm. 369
16
Ibid.,
39

3. Al-Minhaj, tentang Ushul


4. Al-Mufazzal, tentang Nahwu
5. Asasul Balaghah, tentang Bahasa
6. Ru’usul Masailil Fiqhiyah, tentang Fiqh.17
b. Penafsiran az-Zamakhsyari tentang Kisah Luqman
Pada ayat 12 surat Luqman yang berbunyi
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
yaitu: “bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Di sini Allah mengisahkan tentang Luqman al-Hakim
(Luqman yang bijaksana). Dalam tafsir al-Kasysyaf disebutkan
antara lain sebagai berikut :
Bahwasanya Luqman adalah putera Baura yaitu saudara
Nabi Ayyub atau anak bibi Nabi Ayyub. Ada yang mengatakan
bahwa beliau adalah anak Azar, dengan demikian, Luqman adalah
saudara Nabi Ibrahim As. Beliau hidup seribu tahun, dan hidup pada
zaman Nabi Daud As. Serta beliau mengambil ilmu (belajar) pada
Nabi Daud As. Beliau mendapat fatwa, sebelum diutusnya Nabi
Daud As. Ketika diutusnya untuk memutuskan fatwa, maka
dikatakan pada Nabi Daud, beliau berkata : “jika kamu merasa
cukup demikian juga dengan saya”.
Ada yang mengatakan bahwa Luqman itu seorang Hakim
Bani Isra’il. Hal ini terbukti bahwa pada suatu hari Luqman bertemu
dengan Nabi Daud As, ketika beliau itu akan menjahit baju besi
yang kemudian oleh Allah besi itu dilemaskan seperti lumpur. Nabi
Daud As, mengharapkan agar Luqman bertanya perihal tersebut,
maka didapatinya suatu hikmat yaitu: “Diam”. Ketika
disempurnakannya pakaian atau baju besi, Nabi Daud berkata: pasti
ini pakaian perang kamu, maka Luqman berkata : Diam itu bagian
dari hikmah dan sedikit orang yang melakukan, maka berkatalah

17
Ibid., hlm. 530
40

Nabi Daud kepada Luqman : Sesungguhnya Kamu itu adalah


seorang hakim.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. : bahwa Luqman itu
bukan Nabi dan bukan raja, tetapi dia seorang pengembala yang
hitam, Allah memberi rizki dengan menjadi budak, diterima
ucapannya dan juga wasiatnya. Maka diceritakan perintahnya dalam
al-Qur’an supaya dijadikan pegangan dengan wasiatnya itu.18
Pendapat ini dikuatkan ketika Allah SWT memberikan pilihan
kepada Luqman antara Hikmah dan Kenabian, ia kemudian lebih
memilih hikmah daripada kenabian. Kemudian Jibril datang
kepadanya ketika ia sedang tidur lalu menyerahkan kepadanya
hikmah dan akhirnya ia dapat berkata dengan hikmah itu. Sewaktu
ia ditanya kenapa lebih memilih hikmah daripada kenabian, padahal
Allah memberikan pilihan kepadanya, ia menjawab

“Seandainya diberikan kepadaku kewajiban dan perintah


untuk memikul tugas kenabian pasti tidak ada sesuatu yang
kuharapkan darinya melainkan kesuksesan dan pasti aku
akan berusaha untuk menunaikannya dengan baik. Akan
tetapi, Allah memberikan kepadaku pilihan maka aku takut
menjadi orang yang paling lemah dalam menunaikan
kenabian itu, sehingga hikmah lebih kusenangi daripada
kenabian”.19

Menurut Ikrimah dan Sya’byi bahwa Luqman itu nabi,


dengan alasan bahwa nasehat Luqman kepada anaknya telah
dikembangkan begitu panjang oleh Sofyan al-Tsauri. Diriwayatkan
oleh Ibn Musayyab: bahwa Luqman itu adalah seorang hitam dari
Sudan Mesir, beliau adalah tukang jahit. Kemudian Said telah
berkata kepada orang hitam : janganlah bersedih, sesungguhnya
orang yang paling baik dari manusia yang berasal dari daerah sudan
ada 3 yaitu; Bilal, Muhja (budaknya Umar) dan Luqman.

18
Al-Imam Abi Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Muhammad az-Zamakhsyari, Al-
Kasysyaf, juz III, Dar Al-kutub al-Ilmiah, Beirut, t.th., hlm. 477
19
Ibid
41

Menurut Mujahid Luqman itu hamba sahaya (budak) hitam


yang tebal dua bibirnya, jelek dua telapak kakinya. Luqman berkata
pada seorang laki-laki yang sedang melihatnya “Jika engkau melihat
kepadaku tebal dua bibirnya maka sesungguhnya apa yang keluar
dari dua bibir itu adalah pembicaraan yang halus, dan jika engkau
melihat hitam maka hatiku putih”.20
Kembali kepada penafsiran ayat 12 ini : yaitu Allah telah
mangaruniakan kepada Luqman akan hikmah kebijaksanaan. Lafadz
“Al-Hikmah” dalam ayat ini telah diartikan oleh ahli tafsir dengan
berbagai makna. Dalam hal ini az-Zamakhsyari memberikan
pengertian hikmah dalam ucapan adalah sesungguhnya Allah
mengingatkan bahwa hikmah yang asli dan ilmu yang hakiki
adalah : beramal dengan hikmah dan ilmu, ibadah kepada Allah dan
bersyukur kepadanya. Oleh sebab itu Allah menyuruh kepada
Luqman supaya bersyukur atas nikmat Allah. Caranya dengan
memuji dan menyanjungnya, karena hanya Allah yang patut dipuji,
dan dengan mencintai kebaikan untuk kepentingan manusia serta
menggunakan anggota tubuh kearah yang menepati kepada maksud
ia dijadikan, disamping ilmu yang diperoleh itu hendaknya
diamalkan.
Ayat 13 sampai 19 adalah tentang nasehat – nasehat Luqman
kepada anaknya. Dalam hal ini Zamakhsyari menjelaskan:
Penafsiran ayat 13, Luqman berkata kepada anaknya yang
bernama An’am menurut al-Kalby namanya adalah Asy-kam.
Dikatakan bahwa anak dan istrinya kafir, Luqman tidak henti-
hentinya berkata pada keduanya sehingga akhirnya keduanya
berislam.
‫ ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢ‬karena mempersamakan antara dzat yang jadi sumber
segala nikmat dengan orang yang sama sekali tidak menjadi sumber
nikmat dan tidak memberikan atau menciptakan kenikmatan adalah
sikap aniaya yang tidak terkira besarnya.

20
Ibid
42

Penafsiran ayat 14 dan 15, ‫ ﺣﻤﻠﺘﻪ‬Ibu mengandung ‫وهﻨﺎ ﻋﻠﻰ وهﻦ‬


sebagaimana perkataanmu dia kembali dengan benar kembali
kepermukaan, dengan pengertian dia kembali seperti semula (lemah)
ucapan tersebut diucapkan pada suatu keadaan. Artinya bahwa ibu
dalam keadaan melemah dengan lemah yang amat sangat, atau
bertambah lemah atau bertambah kelemahannya berlipat ganda,
karena setiap kandungan bertambah dan membesar maka
bertambahlah beratnya dan kelemahannya. Dan dibaca ‫وهﻨﺎ ﻋﻠﻰ وهﻦ‬
dengan kharakat dari Abi Amar dan dikatakan ‫ وهﻦ ﻳﻮهﻦ‬dan ‫وهﻦ ﻳﻬﻦ‬
dan di baca ‫ وﻓﺼﺎﻟﻪ‬. ‫ ان اﺷﻜﺮ‬penjelasan dari kata washaina.
‫ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻟﻚ ﺑﻪ ﻋﻠﻢ‬maksudnya adalah sesuatu yang dinafikkan
keberadaanya oleh ilmu pengetahuan arti ayat tersebut janganlah
kamu menyekutukan aku dengan sesuatu yang bukan apa-apa.
Maksud Allah adalah berhala sebagaimana firmannya ‫( ﻣﻌﺮف‬QS. Al-
Ankabut 42) dengan pergaulan yang baik atau bergaul yang baik
dengan akhlak yang baik, lemah lembut, baik berbakti dan
bersilaturahmi dan yang dituntut oleh sifat kehormatan dan muru’ah
(harga diri). ‫ واﺗﺒﻊ ﺳﺒﻴﻞ ﻣﻦ اﻧﺎب اﻟﻰ‬Dan ikutilah jalan orang yang
beriman pada agamamu dan janganlah mau mengikuti jalan kedua
orang tua yang tidak beriman dan jika kamu disuruh untuk
memperbaiki etikamu pada keduanya di dunia, dan hanya kepada-Ku
tempat kembalimu dan tempat kembali kedua orang tua, maka Allah
akan membalas atas keimanan dan membalas kekufuran kedua orang
tuamu dengan cara itu Allah mengajarkan hukum di dunia dan saya
akan mengajarkanmu atas kewajiban manusia untuk hidup bersama
kedua orang tua dan menjaga hak orang tua dan memuliakannya dan
bergaul dengan kedua sebagai bagian dari kewajiban-kewajiban
kepada orang tua yang tak boleh diabaikan atau dilalaikan.
Kemudian Allah menjelaskan tentang hukum kedua orang tua dari
keadaan keduanya di akhirat. Diriwayatkan bahwa ayat ini turun
berkaitan dengan peristiwa Saad bin Abi Waqas dan Ibu yang
menurut cerita bahwa ibunya tinggal selama tiga hari tidak makan
43

dan tidak minum sampai mulutnya pecah secara sengaja (mogok


makan).21
Diriwayatkan bahwa Saad berkata seandainya ibunya
mempunyai 10 nafsu dan nafsu tersebut keluar semua atau hilang
tidak akan kembali jadi kafir. Dan jika ditanyakan bagaimana
kalimat tersebut bisa berada di tengah-tengah wasiatnya Luqman ?
saya menjawab dalam perkataan itu mengajak dengan cara
menjadikan diri, sebagai penguat wasiat atau nasehat Luqman
tentang larangan syirik. Maka jika anda berkata firman Allah ‫ﺣﻤﻠﺘﻪ اﻣﻪ‬
‫ وهﻨﺎ ﻋﻠﻲ وهﻦ و ﻓﺼﺎﻟﻪ ﻓﻲ ﻋﺎﻣﻴﻦ‬bagaimanakah memasukkannya antara
yang menjelaskan dan yang dijelaskan. Saya menjawab ketika
Luqman berwasiat tentang kedua orang tua.
Luqman menyebutkan penderitaan ibu berupa kesulitan dan
keletihan dalam mengandung dan mengasuh anak pada masa yang
sangat panjang sebagai bentuk kewajiban untuk berwasiat tentang
ibu khususnya dan sebagai peringatan tentang hak semata-mata
pribadi ibu yang tinggi. Sebagaimana Rasul SAW bersabda kepada
orang yang bertanya kepadanya kepada siapakah saya harus berbuat
baik ? Rasul menjawab ibumu kemudian ibumu dan ayahmu.
Jika kamu bertanya : apakah artinya penetapan waktu
pengasuhan (penyusuhan) selama dua tahun ? saya menjawab
makna penetapan waktu dengan masa itulah batas yang tidak boleh
lebih dan masalah penyusunan kurang dari 2 tahun itu diserahkan
pada ijtihad dari ibu itu, jika ia tahu kalau anaknya kuat untuk
disapih maka boleh baginya untuk menyapihnya dan dalil yang
menonjol hal itu adalah firman Allah.
‫ اﻟﺢ‬.. ‫واﻟﻮاﻟﺪات ﻳﺮﺿﻌﻦ أوﻻ دهﻦ ﺣﻮﻟﻴﻦ آﺎﻣﻴﻦ ﻟﻤﻦ ارادأن ﻳﺘﻢ اﻟﺮﺿﺎ ﻋﺔ‬
Dari ayat tersebut Syafi’i mengambil kesimpulan bahwa
waktu menyusui dua tahun tidak tetap keharaman menyusui setelah

21
Al – Imam Abi Qasim Jarullah Mahmud Bin Umar Bin Muhammad Az -Z
Amakhsyari, Al – Khasysyaf, Juz III, Dar Al – Kutub Beirut, t.th., hlm. 479
44

2 tahun Adapun menurut Abu Hanifah waktu menyusui adalah 30


bulan, menurutnya jika ibu menyapihnya sebelum 2 tahun, kemudian
anak tersebut tidak butuh makanan lalu disusui, maka anak itu anak
susuan, tetapi jika anak tersebut memakan makanan yang lembut dan
tidak membutuhkan susuan kemudian disusui maka anak tersebut
anak susuan yang haram dinikahi.
Penafsiran ayat 16, dibaca‫ ﻣﺜﻘﺎل ﺣﺒﺔ‬pada surat al-Anbiya 47
dan surat Luqman 16 nasab dan rafa’, jika dibaca nasab dhomirnya
‫ ﺗﻚ‬mereka makan sesuatu yang buruk atau baik artinya misalnya ada
sesuatu benda yang kecilnya dan lembutnya seperti biji sawi dan
berada di tempat yang tersembunyi dan terpelihara seperti di
kedalaman padang pasir, baik di alam yang tinggi maupun di alam
yang paling rendah
‫ ﻳﺄﻧﻲ ﺑﻬﺎ اﷲ‬pada hari kiyamat maka amalan akan terhisab. ‫ان اﷲ‬
‫ ﻟﻄﻴﻒ‬Ilmu Allah berhubungan atau meliputi segala sesuatu yang
tersembunyi ‫ ﺧﺒﻴﺮ‬mengetahui dengan sesuatu yang tersembunyi. Dari
qatadah : maka mengetahui dengan lembut atau detail cara keluarnya
sesuatu, dan Allah mengetahui keberadaanya. Adapun yang
membacanya dengan marfu’ (rafa’) maka dhomirnya untuk qisah
(cerita) misal diidhafahkan pada ‫ﺣﺒﻪ‬
Diriwayatkan bahwa anaknya Luqman berlanjut apakah kamu
tahu jika biji tersebut berada di dasar laut ? ia menjawab
sesungguhnya Allah mengetahui sekecil-kecilnya sesuatu dan
tersembunyi dari tempat karena bijian tersebut berada di tengah
padang pasir adalah lebih tersembunyi dari pada di air. Diceritakan
bahwa shara adalah yang berada di bawah bumi, yaitu penyatu yang
di dalamnya di tulislah perbuatan orang-orang kafir dan dibaca ‫ﻓﺘﻜﻦ‬
dengan kasroh pada kaf yang berarti di bawah bumi.
Penafsiran ayat 17, ‫ واﺻﺒﺮ ﻋﻠﻲ ﻣﺎاﺻﺎﺑﻚ‬Boleh untuk umum
dalam setiap ujian yang menimpanya atau khusus dengan ujian yang
menimpanya ketika sedang melakukan amar makruf nahi mungkar
dari siksaan orang yang mengakui mereka untuk kebaikan dan
memungkiri kejahatan ‫ ان ذﻟﻚ‬termasuk hal-hal yang dikehendaki oleh
45

Allah untuk itulah hadits yang mengatakan bahwa tidak ada puas
bagi orang yang tidak berniat untuk puasa dan malam harinya.
Penafsiran ayat 18 dan 19, ‫ ﺗﺼﺎﻋﺮ ﺗﺼﻌﺮ‬Dengan tasydid dan
takhfif dikatakan berpaling pipinya dan artinya menghadaplah kamu
pada manusia dengan wajahmu untuk taqaid dan janganlah kamu
memalingkan wajahmu dari mereka sebagaimana yang dilakukan
oleh orang - orang yang sombong. ‫ وﻻ ﺗﻤﺶ‬Berlaku ‫ ﻣﺮﺣﺎ‬sombong
bisa juga diartikan dan janganlah kamu berjalan dengan maksud
untuk sombong tidak akan tercapai tujuanmu dalam melakukan
kebatilan dan kejahatan sebagaimana yang dilakukan oleh
kebanyakan orang bukan untuk mencukupi kepentingan agama
bukan pula kepentingan dunia. Sebagai firman QS al-Anfal 47

‫ﺱ‬
ِ ‫ﺎ‬‫ﻭ ِﺭﺋﹶﺎ َﺀ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺍ‬‫ﺑ ﹶﻄﺮ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺎ ِﺭ ِﻫ‬‫ﻦ ِﺩﻳ‬ ‫ﻮﺍ ِﻣ‬‫ﺮﺟ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻮﺍ ﻛﹶﺎﱠﻟﺬِﻳ‬‫ﺗﻜﹸﻮﻧ‬ ‫ﻭﻟﹶﺎ‬
‫ﻂ‬
‫ﻣﺤِﻴ ﹲ‬ ‫ﻤﻠﹸﻮ ﹶﻥ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ ِﺑﻤ‬‫ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳﺒِﻴ ِﻞ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﻭ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻭ ﹶﻥ‬‫ﺼﺪ‬
 ‫ﻳ‬‫ﻭ‬
‫ وﻗﺼﺪ ﻓﻲ ﻣﺸﻴﻚ‬Dan berlaku adillah kamu ‫ واﻋﻀﺾ ﻣﻦ ﺻﻮﺗﻚ‬dan
kurangilah serta ringkaslah suaramu. Seseorang mengurangi
suaranya maka ringkaslah suaranya. ‫ ان اﻧﻜﺮ اﻻ ﺻﻮات‬Biar sesuatu yang
ingkar sedang khimar dalam celanya.

2. Ath-Thabari

a. Riwayat hidup dan karyanya


Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir
Ibn Yazid Ibn Katsir Ibn Ghalib Ath-Thabari. Beliau lahir pada tahun
224 H bertepatan dengan tahun 839 M di Amul22 Tabaristan, Iran.23
Sebuah kota di Iran 12 mil sebelah Selatan laut Kaspia.24 Dan
meninggal dunia di Baghdad pada tahun 310 H/932 M. Ath-thabari

22
Amul adalah suatu tempat yang masyhur banyak ulama’nya dan salah satu daerah
berkembangnya kebudayaan Islam pada waktu itu.
23
Dr. Muhammad Husein Az-zahabi, op. cit., hlm. 205
24
J. J. G. Jansen, Diskursus Tafsir Al-Qur’an Modern, terj. Hairussalim, Tiara Wacana,
Yogyakarta, 1997, hlm. 19
46

hidup pada masa Islam mencapai puncak kejayaan dalam kebudayaan


dan ilmu pengetahuan.
Pada usia tujuh tahun ath-Thabari sudah hafal al-Qur’an.
Setelah menempuh Pendidikan Dasar di kotanya, ia pindah ke Ray
untuk melanjutkan pendidikannya dari ulama’-ulama’ terkemuka.
Kemudian berangkat lagi ke Baghdad untuk menemui Imam Ahmad
bin Hambal, tetapi ketika ia sampai di sana, Ahmad bin Hambal telah
meninggal. Kemudian ath-Thabari pergi ke Kuffah, dan di negeri
itulah ia mendalami Hadits dan ilmu yang berkaitan dengan
kecerdasan dan kekuatan hafalannya hingga membuat kagum para
ulama’ di negeri itu. Setelah dari Kuffah, ath-Thabari melanjutkan
pendidikannya ke Bahgdad untuk mendalami ilmu-ilmu al-Qur’an dan
Fiqh Syafi’i dari para ulama’ terkemuka di negeri itu. Untuk memper
dalam pengetahuan di bidang fiqh, ath-Thabari pergi ke Syam. Di sana
ia tidak hanya mendalami bidang fiqh tetapi juga mempelajari
pemikiran-pemikiran yang ada di sana pada saat itu.
Setelah dari Syam, ath-Thabari melanjutkan kembali
perjalanannya ke Mesir. Di Mesir inilah ia dapat bertemu langsung
dengan para ulama’ terkemuka yang bermadzhab Syafi’i. Misalnya,
Rabi’ bin Sulaiman dan Al-Muzani. Dengan kedua ulama’ tersebut
ath-Thabari sering melakukan diskusi-diskusi ilmiah. Di negeri itu
juga ia bertemu dengan Muhammad Ibn Ishaq Ibn Khuzaimah.25
Sepulangnya dari Mesir, ath-Thabari pergi ke negeri
kelahirannya. Kemudian ia pergi ke Baghdad, dan di negeri inilah ia
menghabiskan sisa umurnya untuk mengajar dan mengarang kitab.26
Dalam bidang tafsir ath-Thabari mempunyai aliran tersendiri
yang dapat dilihat dalam tafsirnya, dalam bidang fiqh ia mempunyai

25
Ibn Khuzaimah adalah seorang ulama’ yang mengarang kitab “Al-Sirah”, berdasarkan
suatu riwayat dikatakan bahwa ath-Thabari dalam menulis kitab “Tarikh al-Umam wa al-Mulk “
banyak merujuk pada kitab al-Sirah.
26
Prof. Dr. Harun Nasution, loc.cit.,
47

madzhab sendiri, dan dalam bidang sejarah ia terkenal sebgai seorang


sejarawan terkemuka.27
Di antara karya-karya ath-Thabari adalah sebagai berikut :

1. Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an


2. Tarikhul Umam wa Mulk wa Akhbaruhum
3. Al-Adabul Hamidah wa Akhlakun Nafisah
4. Tarikhurrijal
5. Ikhtilaful Fuqaha’
6. Tahdzibul Atsar
7. Kitabul Basit fi Fiqh
8. Al-Jami’ fi al-Qira’ah
9. Kitabut Tabsir fil Ushul 28

b. Penafsiran ath-Thabari tentang kisah Luqman


Ath-Thabari dalam menafsirkan kisah Luqman dalam kitabnya
“Jami’ al-Bayan” banyak bersumber dari hadits. Sehingga di sini
penulis dalam memaparkan penjelasan ath-Thabari mengenai Luqman
juga merujuk pada hadits yang telah dia tulis di dalam kitabnya. Yaitu
ayat 12 – 19.
Penafsiran ayat 12 surat Luqman yang berbunyi ‫وﻟﻘﺪ اﺗﻴﻨﺎ ﻟﻘﻤﻦ‬
‫ اﻟﺤﻜﻤﺔ‬menurut ahli ta’wil bahwa Luqman itu pandai dalam bidang
agama, berakal dan jujur dalam ucapannya. Riwayat lain yaitu
Muhammad bin Amr dari Mujahid bahwa Luqman pandai dalam
bidang agama (fiqh) berakal dan benar dalam ucapannya serta bukan
seorang nabi. Menurut Basyar dari Qatadah bahwa Luqman itu pandai
dalam Islam, bukan nabi dan tidak menerima wahyu. Sedangkan
menurut Yakub bin Ibrahim dari Mujahid bahwa Luqman al Hakim itu
jujur, jujur dalam berbicara tetapi bukan nabi.29

27
Ibid., hlm. 636
28
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 526
29
Lihat Abi Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath – Thbari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil, Jilid 10,
Dar Al – Kutub Al – Ilmiyah, Beirut Libanon, T.Tth, hlm. 208
48

Berdasarkan hadits-hadits yang dikutip oleh ath-Thabari


mengenai status dan kedudukan Luqman diriwayatkan bahwa Luqman
al-Hakim itu budak dan hamba yang hitam dari Habsyi. Besar dua
bibirnya dan pecah-pecah dua telapak kakinya. Ada yang mengatakan
bahwa Luqman itu seorang hitam dari Sudan Mesir. Diceritakan dari
Abdur Rahman bin Harmalah bin Musayyab seraya berkata datang
orang hitam pada Said bertanya maka Said menjawab janganlah sedih
tentang kehitaman sesungguhnya ada 3 orang sebaik manusia dari
Sudan yaitu bilal, Muhaji (budak Umar bin Khatab) dan Luqman al-
Hakim yang hitam serta mempunyai bibir seperti unta.
Ada yang mengatakan bahwa Luqman itu nabi yaitu riwayat
ikrimah. Dari Mujahid berkata hikmah itu amanah menurut ulama lain
Luqman adalah nabi. Didasarkan pada hadits dari Ibnu Waki. berkata
Waki dari Israil dari Jabir dari Ikrimah berkata Luqman adalah nabi.30
Allah berfirman ‫ ان اﺷﻜﺮاﷲ‬yaitu untuk memuji Allah atas
anugrah Allah dengan menuturkan kepadamu Luqman Allah
menjadikan ‫ ان اﺷﻜﺮ‬sebagai penjelasan tetang hikmah karena
sesungguhnya diantara hikmah yang diberikan Allah padanya adalah
rasa syukur atas anugrah Allah. Adapun firman Allah ‫وﻣﻦ ﻳﺸﻜﺮ ﻓﺄﻧﻤﺎ ﻳﺸﻜﺮ‬
‫ ﻟﻨﻔﺴﻪ‬Ibnu Jarir berkata barang siapa yang bersyukur atas nikmat-
nikmat yang dimilikinya maka dia sesungguhnya bersyukur pada diri
sendiri. Barang siapa kufur terhadap nikmat Allah, maka memburuk
diri sendiri, sebab Allah akan balas kekufurannya. Dan Allah Maha
Kaya tidak butuh terhadap mengharap syukur manusia. Syukur
manusia terhadap Allah tidak menambah kekuasanya dan
kufurnya tidak mengurangi kekuasannya dari yang dikehendaki.
Allah dengan firmannya ‫ﺣﻤﻴﺪ‬ bahwa Allah terpuji dalam segala
keadaan, bagi-Nya pujian atas beberapa nikmat tidak perduli apakah

30
Ibid, hlm. 209
49

hamba itu bersyukur atau kufur. Lafald tersebut merupakan perubahan


dari wazan ‫ ﻣﻔﺤﻮل‬- ‫ ﻣﺤﻤﻮد‬diubah menjadi. ‫ ﻓﻌﻴﻞ‬- ‫ﺣﻤﻴﺪ‬
Penafsiran Ayat 13, Ibnu Jarir berpendapat Allah SWT
berfirman untuk mengingatkan Nabi Muhammad SAW : ingatlah
wahai Muhammad
‫ واذﻗﺎل ﻟﻘﻤﻦ ﻻ ﺑﻨﻪ وهﻮ ﻳﻌﻈﻪ ﻳﺒﻨﻲ ﻻ ﺗﺸﺮك ﺑﺎﷲ ان اﻟﺸﺮك ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢ‬berkata
Ibnu Jarir ‫ ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢ‬merupakan kesalahan dari ucapan yang besar
Penafsiran Ayat 14, Allah menuturkan dan kami perintahkan
manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya ‫ﺣﻤﻠﺘﻪ اﻣﻪ وهﻨﺎ ﻋﻠﻰ‬
‫ وهﻦ‬Allah mengatakan kelemahan di atas kelemahan, kesukaran di
atas kesukaran. Muhammad bin Said bercerita kepadaku, dia berkata
bapakku, dia berkata pamanku berkata, ia berkata lagi, bapak mu dari
bapaknya dari Ibnu Abbas , firman Allah
‫ ووﺻﻴﻨﺎﻻﻧﺴﺎن ﺑﻮاﻟﺪﻳﻪ ﺣﻤﻠﺘﻪ اﻣﻪ وهﻨﺎ ﻋﻠﻰ وهﻦ‬menurutnya kelemahan
di atas kelemahan dan rapuh di atas kerapuhan.
Riwayat dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid ‫ وهﻨﺎ ﻋﻠﻰ وهﻦ‬ia
berkata anak dalam kondisi lemah di atas kelemahan ibu. Dan
firmannya ‫ وﻓﺼﺎﻟﻪ ﻓﻰ ﻋﺎﻣﻴﻦ‬Allah berkata dan menyapihnya dalam waktu
dua tahun penuh. ‫ وﻓﺼﺎﻟﻪ ﻓﻰ ﻋﺎﻣﻴﻦ‬Meninggalkan penuturan kata
“sempurna atau penuh” ‫ اﻧﻔﻀﺎر‬dianggap cukup sebab pengertian yang
terdapat dalam ucapan yang seperti ‫ واﺳﺄل اﻟﻘﺮﻳﺔ اﻟﻦ آﻨﺎ ﻓﻴﻬﺎ‬yang dimaksud
adalah penduduk desa. ‫اهﻞ اﻟﻘﺮان‬
Dan firmannya ‫ ان اﺷﻜﺮ ﻟﻰ وﻟﻮ ﻟﺪﻳﻚ‬Allah berkata dan kami
menjanjikan kepadanya dan bersyukur kepada-Ku atas nikmat –
nikmat-Ku dan kepada kedua orang tuamu atas pendidikan mereka
berdua padamu. Dan pengobatan keduanya atasmu ketika kamu
tertimpa kesulitan sampai kamu benar-benar telah kuat dan firmannya
‫ اﻟﻲ اﻟﻤﺼﻴﺮ‬dia berkata kepada Allahlah tempat kembalimu. Hai manusia
(Aku akan meminta pertanggungjawaban atas kesyukuranmu pada-Nya
atas nikmat-Nya padamu dan kesyukuranmu kepada kedua orang tuamu,
dan kebaktianmu kepada keduanya atas yang mereka berguna berikan
50

kepadamu. Berupa pertolongan atau perlindungan dan kesukaran


mereka ketika masa kecilmu.
Telah diceritakan bahwa ayat ini diturunkan pada Saad bin Abi
Waqas dan ibunya. Bercerita kepada kami Hanad bin Sarri ia berkata,
cerita padaku Ahwas dari Samak bin Harab dari Musab bin Saad, dari
bapaknya berkata ibunda Said. Bukanlah Allah menyuruhmu berbakti
kepada orang tua? Demi Allah aku tidak akan makan dan minum
hingga mati atau kamu kufur, Said orang-orang kafir ketika ingin beri
makan ibunya, mereka mengikat mulut ibunya dengan rangkai, lalu
mereka beri hadiah ibunda Saad kemudian turun ayat.

(‫ ﺍﱃ ﻗﻮﻟﻪ )ﰲ ﺍﻟﺪﻳﻨﺎ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ‬...(‫)ﻭﻭﺻﻴﻨﺎ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ ﺑﻮﺍﻟﺪﻳﻪ‬


Bercerita Ibnu Masna berkata Muhammad bin Ja’far berkata
dari Samak bin Harab dari Mus’ab bin Saad dari ibunya berkata ibu
Saad aku bersumpah untuk tidak makan dan minum, sehingga Saad
berpindah dari agamanya ia berkata saya enggan untuk melakukan hal
itu, dan ia tetap dalam keadaan seperti itu sampai ia (Said) datang
kepadanya, ia berkata maka datang kepada anaknya dan memberi
minum ia berkata maka ketika ia bangun maka turun ayat

‫ﻭﻭﺻﻴﻨﺎ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ ﺑﻮﺍﻟﺪﻳﻪ‬


Bercerita kepada kami ibn al-Masna berkata cerita padaku Abu
Dal Ala ia berkata Baad bin Samak bin Warab ia berkata Said bin
Malik turun kepada ayat.

‫ﻤﹶﺎ‬‫ﻌﻬ‬ ‫ﺗ ِﻄ‬ ‫ﻢ ﹶﻓﻠﹶﺎ‬ ‫ﻚ ِﺑ ِﻪ ِﻋ ﹾﻠ‬


 ‫ﺲ ﹶﻟ‬
 ‫ﻴ‬‫ﺎ ﹶﻟ‬‫ﻙ ﺑِﻲ ﻣ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬
 ‫ﻠﻰ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺗ‬‫ﻙ ﻋ‬ ‫ﺍ‬‫ﻫﺪ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭِﺇ ﹾﻥ ﺟ‬
‫ﻭﻓﹰﺎ‬‫ﻌﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻧﻴ‬‫ﺪ‬ ‫ﺎ ِﻓﻲ ﺍﻟ‬‫ﻬﻤ‬ ‫ﺒ‬‫ﺎ ِﺣ‬‫ﻭﺻ‬
Ia berkata ketika saya masuk Islam, ibu saya bersumpah untuk
tidak makan dan tidak minum, ia menyatakan itu pada hari pertama,
sedang saya tetap enggan, maka saya berkata kepadanya demi Allah
seandainya engkau mempunyai seratus jiwa niscaya engkau akan
51

keluar sebelum aku mendakwahkan agamamu ini. Maka ketika ibunya


melihat hal itu dan ia atau kalau aku bukanlah sebagai pengikut maka
ia pun mau untuk makan.
Bercerita kepada kami Ibn al-Masna, berkata memuji
Muhammad bin Ja’far berkata memuji Syarban dari Abi Sihaq berkata
saya mendengar Abu Huraiah berkata ia berkata ayat ini diturunkan
kepada Saad bin Abi Waqas

‫ﻤﹶﺎ‬‫ﻌﻬ‬ ‫ﺗ ِﻄ‬ ‫ﻢ ﹶﻓﻠﹶﺎ‬ ‫ﻚ ِﺑ ِﻪ ِﻋ ﹾﻠ‬


 ‫ﺲ ﹶﻟ‬
 ‫ﻴ‬‫ﺎ ﹶﻟ‬‫ﻙ ﺑِﻲ ﻣ‬ ‫ﺸ ِﺮ‬
 ‫ﻠﻰ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺗ‬‫ﻙ ﻋ‬ ‫ﺍ‬‫ﻫﺪ‬ ‫ﺎ‬‫ﻭِﺇ ﹾﻥ ﺟ‬
Penafsiran ayat 15, dan jika manusia dua orang berusaha
membuat kamu untuk menyekutukan Aku dalam ibadahmu pada-Ku
dengan Tuhan selain dari-Ku yang tidak kamu ketahui. Bahwa
sesungguhnya itu menyekutukan terhadap-Ku (Tuhan) selain-Ku.
Merupakan sekutu bagi-Ku padahal tidak ada sekutu baginya. Allah
menuturkannya dengan kedermawanan yang besar. Maka janganlah
mentaati keduanya jika keduanya menginginkan kamu untuk berbuat
syirik kepada Allah.
‫ وﻣﺎ ﺣﺒﻬﻤﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﻌﺮوﻓﺎ‬Allah berfirman dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan taat pada keduanya tanpa ada kewajiban ikut berbuat
dosa antara kamu dan Tuhanmu, dan firmannya ‫واﺗﺒﻊ ﺳﺒﺴﻞ ﻣﻦ اﻧﺎب اﻟﻰ‬
Allah berfirman ikutilah jalan orang yang taubat dari syiriknya dan
kembali kepada Islam. Dan ikutilah nabi Muhammad SAW.
Bercerita kepada kami Basyir ia berkata cerita Said dari
Qatadah
‫ واﺗﺒﻊ ﺳﺒﺴﻞ ﻣﻦ اﻧﺎب اﻟﻰ‬artinya orang – orang yang menghadap
kepada-Ku dan firmannya ‫ اﻟﻰ ﻣﺮ ﺟﻌﻜﻢ ﻓﺄﻧﺒﺌﻜﻢ ﺑﻤﺎ آﻨﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮن‬sesungguhnya
kepadakulah tempat kembalimu kelak setelah kematianmu dan kami
Allah beberkan segala perbuatan di dunia yang baik maupun yang
buruk. Yang baik dibalas dengan kebaikan dan yang jelek dibalas
dengan kejelekan.
Jika ada orang yang bertanya kepadaku tentang apakah bentuk
pengadilan atau pembicaraan antara dua wasiat Luqman pada anaknya
dan juga bila hal tersebut berupa kabar atau pemberitahuan dari Allah
52

pasti Allah akan menentukannya tentang wasiat Luqman kepada


anaknya. Padahal kalimat tersebut adalah wasiat Luqman. Maka wasiat
Luqman untuk anaknya
‫ واذﻗﺎل ﻟﻘﻤﻦ ﻻﺑﻨﻪ وهﻮ ﻳﻌﻈﻪ ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﻻﺗﺸﺮك ﺑﺎﷲ‬makan janganlah kamu
mengikuti atau mentaati keduanya dalam kemusyrikan kepada-Nya
dan firman-Nya
‫ﻣﻌﺮوﻓﺎ‬ ‫اﻟﺪﻧﻴﺎ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﺣﺒﻬﻤﺎ‬ ‫وﻣﺎ‬ karena sesungguhnya Allah
menasehatkan dengan keduanya.
Penafsiran ayat 16, pada ayat 16 ath-Thabari menafsirkan
bahwa para ahli bahasa berselisih tentang arti, ‫ هﺎ‬dalam firman Allah
‫ اﻧﻤﺎ‬sebagai ahli bahasa dari Basyrah berpendapat bahwa ‫ هﺎ‬itu kinayah
atau kiyasan dari makna maksiat atau kesalahan. Maka firman Allah
tersebut menurut mereka. Hai anakku: sesungguhnya jika ada maksiat
atau kesalahan mesti sekecil biji sawi Allah pasti akan mengetahuinya.
Sebagian ahli bahasa Kuffah mengatakan : ‫ هﺎ‬adalah sandaran.
Dan mereka berkata: ‫ هﺎ‬adalah sandaran Muannas dari lafadz ‫ﺗﻚ‬. Dan
Muannas yang dikehendaki dari ‫ هﺎ‬adalah makna ‫( ﺣﺒﺔ‬biji – bijian).
Yang punya pendapat ini (ahli Kuffah) berkata lafaldz ‫ﻣﺜﻘﺎل‬
boleh dibaca rafa’ dan nasab jika dibaca rafa’ dirafa’kan oleh ‫ﺗﻚ‬
lafaldz ‫ ﻣﺜﻘﺎل‬mengandung ‫ﻧﻜﺮﻩ‬, sehingga tidak bisa menjadi isimnya ‫آﺎن‬
dan ‫ ﻟﻴﺲ‬yang sejenis. Dan jika dibaca nasab lafaldz ‫ ﻣﺜﻘﺎل‬harus jadi
isim ‫ ﺗﻚ‬yang dhamirnya mujhal sebagaimana lafaldz ‫ هﺎ‬dalam firman
Allah di atas dan juga firman Allah ‫ اﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﻌﻤﻰ‬Jika ucapan, ‫ان ﺋﻚ ﻣﺜﻘﺎل‬
‫ ﺣﺒﺔ‬maka ucapan itu benar. Sehingga ada dua pendapat. Pendapat
pertama, jika ‫ ﻣﺜﻘﺎل‬dinasabkan maka jadi khabarnya ‫ آﺎن‬dan jadi kalimat
yang sempurna. Dan pendapat yang kedua, jika ‫ ﻣﺜﻘﺎل‬dirafa’kan maka
jadi isimnya ‫ آﺎن‬yang butuh khabar.
Dan dua pendapat di atas yang menurut ku (Ibnu Jarir) benar
adalah benar adalah pendapat yang kedua, karena Allah SWT
menyebutkannya tidak semata- mata balas kejahatan perbuatan hamba
tanpa membalas kebaikan mereka. Sehingga dikatakan, sesungguhnya
maksiat itu walaupun sekecil biji sawi niscaya Allah akan
membalasnya bahkan semua perbuatan baik dan buruk manusia. Jika
53

demikian maka ‫ اﻟﻬﺎ‬dalam firmannya‫ اﻧﻬﺎ‬yang bermakna menjadi


sandaran ‫ آﺎن‬menyerupai makna kinayah atau kiyasan dari kesalahan
dan maksiat. Adapun nasabnya lafaldz ‫ اﻟﻤﺜﻘﺎل‬maka ‫ ﺗﻚ‬menjadi Majhul
disembunyikan. Jika rafa’, khabarnya lafaldz ‫ ﺗﻚ‬ditampakkan
sebagaimana diucapkan jika ada sepadan dengan berat biji sawi, sebab
‫ ﻧﻜﺮﻩ‬menyimpan khabarnya. Kemudian Allah jelaskan dimana tempat
biji sawi tersebut berada.
Dan firman Allah ‫ ﻣﺜﻘﺎل ﺣﺒﺔ‬menurutku, sebutir biji, ta’wil firman
Allah tersebut kemudian sesungguhnya, sesuatu perbuatan meski
berupa sebutir biji sawi dari perbuatan baik atau buruk, yang terletak di
bawah bebatuan atau di langit atau di bumi pasti akan didatangkan
oleh Allah, pada hari kiamat sehingga ditunaikan pahalanya atau
siksanya pendapat ini sesuai dengan pendapat ahli ta’wil.
Mereka yang berpendapat di dasarkan pada Basyrah cerita pada
kami, dia berkata Said cerita pada kami dari Qatadah firman Allah ‫ﻳﺎﺑﻨﻲ‬
‫ اﻧﻬﺎ ان ﺗﻚ‬berupa bentuk baik atau buruk.
Ahli ta’wil berbeda pendapat, tentang makna firman Allah ‫ﻓﻨﻜﻦ‬
‫ ﻓﻲ ﺻﺤﺮة‬sebagian berkata batu – batuan di atas yang menyembunyikan
amal tersebut pendapat tersebut adalah pendapat yang bersumber dari
Ibnu Abbas dan lainya mereka berkata batuan, tersebut adalah batu
hijau. Mereka juga menyebutkan riwayat cerita pada kami Abu Sath
berkata cerita pada kami Ibn Idris, dari A’masy dari Minhal, dari
Abdullah bin Harits dia berkata batu hijau yang di atas punggung ikan.
Sementara menurut yang lain amal tersebut disembunyikan
oleh gunung maka Firman Allah tersebut ‫ ﻓﺘﻜﻦ ﻓﻲ ﺻﺤﺮة‬adalah amal
tersebut di dalam gunung Mereka yang punya pendapat ini menuturkan
cerita kepada kami Basyar ia berkata cerita padaku Yazid cerita
padaku Zaid dari Qatadah tentang firman Allah
‫ ﻓﺘﻜﻦ ﻓﻲ ﺻﺤﺮة‬maksudnya digunung. Dan firman Allah ‫ﻳﺎﺗﻲ ﺑﻬﺎ اﷲ‬
Sebagian ulama ta’wil mengarahkan maknanya padang pasir diketahui
Allah aku tidak tahu lafaldz ‫ ﻳﺎﺗﻲ ﺑﻪ‬yang bermakna mengetahuinya
kecuali orang yang mengatakan demikian bermaksud bahwa Luqman :
54

sesungguhnya mensifati Allah dengan sifat maha tahu, sebab Allah


mengetahui tempat-tempatnya. Tak satu pun tempat yang samar
baginya, ini merupakan sebuah pendapat. Orang-orang yang
mengatakan demikian menuturkan : cerita pada kami Ibn Basyar dia
berkata cerita pada kami Abrurahman dan Yahya keduanya berkata
cerita pada kami Sufyan dari Suday dari Abi Malik.
‫ ﻓﺘﻜﻦ ﻓﻲ ﺻﺤﺮة او ﻓﻰاﻟﺴﻤﻮاة اوﻓﻰاﻻرض ﻳﺄت ﺑﻬﺎ اﷲ‬keduanya berkata
maksudnya Allah pasti mengetahuinya, cerita pada kami Ibnu Waki’
berkata cerita pada kami Ibnu Mahdi dari Sufyan dari Suday dari Abi
Malik tentang hal yang sama dan firman Allah ‫ان اﷲ ﻟﻄﻴﻒ‬
‫ﺧﺒﻴﺮ‬maksudnya sesungguhnya Allah maha mengetahui secara detail
keluarnya biji dari tempatnya sebagaimana Allah juga Maha
Mengawasi keberadaan biji tersebut pada tempatnya.
Penafsirat ayat 17, Allah SWT berfirman menceritakan tentang
apa yang diucapkan Luqman pada anaknya ‫ ﻳﺎﺑﻨﻲ اﻗﻢ اﻟﺼﻼة‬beserta
aturan-aturannya ‫ وأﻣﺮ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف‬suruhlah manusia untuk taat kepada
Allah dan mengikuti perintahnya ‫واﻧﻪ ﻋﻦ اﻟﻤﻨﻜﺮ‬. Luqman berkata dan
jagahlah manusia dari mendurhakai Allah dan dari terjerembab atau
terjatuh pada melakukan hal yang diharamkan Allah. ‫واﻣﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎاﺻﺎﺑﻚ‬
Luqman berkata dan bersabarlah atas apa yang menimpamu atau
dilakukan manusia terhadapmu. Tentang dzat Allah ketika engkau
menyuruh atau mengajak mereka melakukan perbuatan yang baik dan
mencegah mereka di perbuatan mungkar, dan jangan sekali - kali
perbuatan mereka terhadap menghalangimu. Melakukan amar makruf
nahi mungkar.
‫ ان ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﺰم اﻻﻣﺮ‬Luqman berkata sesungguhnya bersabar atas
perlakuan manusia terhadapmu adalah sebagian dari hal yang
diperintahkan Allah secara tegas atau keras. Pendapat para ahli ta’wil
sejalan dengan pendapat tersebut mereka yang berpendapat demikian
menurutkan. Cerita kepadaku Hajajji dari Ibnu Juraij tentang firman
Allah
55

‫ ﻳﺎﺑﻨﻲ اﻗﻢ اﻟﺼﻼةوأﻣﺮ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف واﻧﻪ ﻋﻦ اﻟﻤﻨﻜﺮ واﺻﺒﺮ ﻋﻠﻰﻣﺎاﺻﺎﺑﻚ‬Ibnu


Juraij berkata hal-hal yang menimpaku berupa kesakitan atau siksaan
dalam melakukan amar makruf dan nahi mungkar ‫ان ذﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﺰم اﻻﻣﺮ‬
Ibnu Juraij berkata sesungguhnya hal tersebut (bersabar) adalah
bagian yang dikehendaki Allah secara tegas atau ditegaskan Allah dari
beberapa perkara atau perintah Hajjar berkata sabar bagian dari sesuatu
yang diperintahkan Allah dari beberapa perkara.
Penafsiran ayat 18, Pendapat tentang ta’wil firman Allah
‫وﻻﺗﺼﻌﺮ ﺧﺪك ﻟﻠﻨﺎس وﻻ ﺗﻤﺶ ﻓﻲ اﻻرض ﻣﺮﺣﺎ ان اﷲ ﻻﻳﺤﺐ آﻞ ﻣﺨﺘﺎل ﻓﺨﻮر‬
Para ahli Qiraat berbeda di dalam membaca firman Allah ‫وﻻﺗﺼﻌﺮ‬
sebagian ahli qiraah Kuffah serta sebagian penduduk Madinah dan
penduduk Kuffah membaca ‫ وﻻﺗﺼﻌﺮ‬seperti wazan ‫ ﺗﻔﻌﻞ‬dan sebagian
penduduk Makkah kebanyakan Qurra Madinah dan Kuffah serta
Basyrah membaca ‫ وﻻﺗﺼﺎ ﻋﺮ‬sebagiamana wazan ‫ﺗﻔﺎﻋﻞ‬
Dan diantara yang benar diantara 2 pendapat tersebut adalah
bahwa kedua qiraah tersebut merupakan bacaan yang telah dibaca
oleh ulama ahli qiraah, bacaan di mana saja keduanya sama benarnya.
Ta’wil firman Allah jangan sekali-kali kamu palingkan mukamu dari
ucapan seseorang karena sikap sombong dan menghina orang yang
mengatakan dan ‫ اﻟﺼﻌﺮ‬pada mulanya adalah penyakit unta yang
menyerang leher atau kepala. Sehingga lehernya berpaling dari
kepalanya. Keadaan tersebut sama dengan atau serupa dengan orang
yang bersikap sombong. Dan diantaranya adalah ucapan Amr bin
Junay tentang hal tersebut.
Ahli Ta’wil berbeda pendapat dalam menta’wilkan firman
Allah tersebut sebagian berpendapat sama dengan pendapatku. Mereka
yang berpendapat demikian menuturkan tentang cerita ahli bahasa
berkata, cerita pada kami Abdullah berkata cerita padaku Muawiyah
dari Ibnu Abbas tentang ‫ وﻻﺗﺼﻌﺮ‬Ibnu Abbas berkata janganlah kamu
bersikap sombong lalu menghina hamba Allah, dan engkau palingkan
mukamu ketika mereka bicara padamu. Cerita lain dari Yazid tentang
ayat ‫ وﻻﺗﺼﻌﺮ ﺧﺬك‬Zaid berkata ketika seorang mengajak kamu bicara
56

engkau buang atau palingkan mukamu dan berpaling darinya karena


menghina dia.
Sedangkan firman Allah‫وﻻﺗﻤﺶ ﻓﻲ اﻻرض‬ Luqman berkata
jangan berjalan di muka bumi dengan sombong, sebagaimana
diceritakan dari Husain, saya mendengar al-Dahkah berkata tentang
firman Allah tersebut adalah kesombongan31. Cerita padaku Basyrah
dari Qatadah tentang ayat di atas Luqman mencegah atau melarang
puteranya dari sikap sombong ‫ ان اﷲ ﻻﻳﺤﺐ آﻞ ﻣﺨﺘﺎل‬orang - orang yang
sombong dan membanggakan diri. Sebagaimana cerita padaku
Muhammad bin Amr dari Mujahid tentang ayat tersebut. Berkata yaitu
Muhtal kesombongan, takhir, menghitung-hitung pemberian Allah dan
tidak mensyukurinya

‫ ﺍﱀ‬... ‫ﻭﺍﻗﺼﻮ ﰲ ﻣﺸﻴﻚ ﻭﺍﻋﻀﺾ ﻣﻦ ﺻﻮﺗﻚ‬


Penafsiran ayat 19, pendapat tentang ta’wil firman Allah :
Luqman berkata hendaknya rendah hatilah dalam berjalan,
jangan bersikap angkuh, jangan terburu-buru, namun mantap, seperti
yang telah aku katakan tentang hal tersebut ahli ta’wil berpendapat
sama kecuali diantara mereka ada yang menakwilkan sebagai perintah
untuk tawadhlu dalam berjalan, sementara sebagian yang lain
menakwilkan sebagai perintah untuk tidak tergesa dalam berjalan.
Mereka yang berpendapat, sebagaimana pendapat
pertama, menuturkan cerita pada kami Ibnu Hamid dari
Mujahid, tentang ayat tersebut di atas, berkata Ibnu Hamid
tawadhu cerita pada kami Basrah dari Qatadah, berkata
melarang putranya berbanga diri dan pendapat kedua,
menuturkan cerita pada kami Ibnu Hamid dari Yazid bin Abdurahman
tentang ayat tersebut berkata melarang putranya berbangga diri,
melarang jalan cepat. Firman Allah Luqman berkata‫واﻋﻀﺾ ﻣﻦ ﺻﻮﺗﻚ‬

31
Ibid., hlm. 216
57

rendahkanlah suaramu, dan jadikanlah sederhana ketika kamu berkata


sebagaimana cerita padaku Basyrah dari Qatadah, berkata Luqman
menyuruh putranya. Merendahkan suara (ketika bicara). Para ahli
ta’wil berbeda pendapat tentang ta’wil firman Allah.
‫ ان اﻧﻜﺮ اﻻ ﺻﻮات ﻟﺼﻮت اﻟﺤﻤﻴﺮ‬Sebagian ahli ta’wil berpendapat
sesungguhnya secara terhina atau paling hina.
Cerita padaku Ibnu basyar dan ibn Masna dari Juwaibir dari
Dhahkah, sesungguhnya sehina-hinanya suara adalah suara keledai
cerita pada kami Basyar dari Qatadah berkata suara paling buruk
adalah suara keledai, awalnya dengusan dan akhirnya lenyuhan
Luqman menyuruh anaknya untuk menyederhanakan suara. Ada
mengatakan bahwa jika meninggikan suara itu baik, pasti Allah tak
akan menjadikannya keledai, pendapat yang paling utama adalah
pendapat yang menyatakan suara paling hina dan suara paling buruk.
Hal ini didasarkan pada ucapan seseorang ketika dia melihat wajah
yang buruk atau pemandangan yang jelek. Betapa buruk wajah fulan,
betapa jelek pemandangannya ini menurut cerita Yunus dari Ibu Zaid.
Adapun Allah ‫ ﻟﺼﺮت اﻟﺤﻤﻴﺮ‬maka lafaldz ‫ ﺻﻮت‬yang dimufrad
(singular) yang disandarkan pada lafadz ‫ ﺣﻤﻴﺮ‬yang jama’ (plural)
sesunguhnya punya 2 makna kamu bisa menyatukan bahwa kata ‫ﺻﻮت‬
bermakna jama’ (plural) sebagaimana firman Allah )‫ ﻟﺬهﺐ ﺑﺴﻤﻌﻬﻢ‬dan
bisa juga anda berkata bahwa makna kata‫ ﺣﻤﻴﺮ‬adalah makna tinggal
(singular) karena bentuk tunggal pada tempat yang serupa memenuhi
apa yang (makna) yang dipenuhi oleh bentuk jamak.
3. Ibnu Katsir
a. Riwayat hidup dan karyanya
Nama kecil Ibnu Katsir adalah Ismai’il.32 Nama lengkapnya
ialah Imamuddin Abu al-Fida’ Ismail bin Amr Ibn Katsir al-Chatib
33
Abu Chafadz Umar al-Quraisy al-Dimasyqi al-Syafi’i. Ia lahir di
desa Mijdal pada tahun 700 H /1330 M tepatnya di kota Bushra,

32
Nur Faizin Maswan, Kajian Diskriptif Tafsir Ibnu Katsir, Menara Kudus, Yogyakarta,
2002, hlm. 35
33
Dr. Muhammad Husein az-Zahabi, op .cit., hlm. 1
58

Mesir. Oleh karena itu ia mendapat predikat al-Bushrawi (orang


Bushra).34 Ia wafat pada tahun 744 H/1373 M.
Ibnu Katsir berasal dari keluarga terhormat. Ayahnya seorang
ulama’ terkemuka di masanya, Syihab ad-Din Abu Hafs ‘Amr Ibn
Katsir ibn Dhaw’ ibn Zara’ al-Qurasyi, pernah mendalami madzhab
Hanafi, kendatipun menganut madzhab Syafi’i setelah menjadi khatib
di Bushra.35
Dalam usia kanak-kanak, setelah ayahnya meninggal, Ibn
Katsir diboyong kakanya (Kamal ad-Din ‘Abd al-Wahhab) dari desa
kelahirannya ke Damaskus. Di kota inilah ia tinggal hingga akhir
hayatnya.36 Karena kepindahan ini, ia mendapat predikat ad-Dimasyqy
(orang Damaskus).
Sejak kepindahan Ibn Katsir bersama kakaknya ke Damaskus
707 H., ia mulai meniti karir keilmuan. Kegiatan keilmuan selanjutnya
dijalani dibawah bimbingan ulama’ ternama di masanya.37
Di Damaskus ia mempelajari dan mendalami berbagai cabang
ilmu keislaman. Guru utama Ibn Katsir adalah Burhan ad-Din al-
Fazari (660-729 H.), dan Kamal ad-Din ibn Qadhi Syuhabah. Kepada
keduanya ia belajar Fiqh.38 Sedangkan dalam bidang hadits, ia belajar
dari ulama’ Hijaz, seperti Syeikh Hajm ad-Din al-‘Asqalani dean Ibn
al-Syahnah. Kepada Jalaluddin al-Hafidz al-Mizzy, ia belajar bidang
Rijal al-Hadits.39
Setelah Jalaluddin meninggal, dengan motivasi yang tinggi
Ibnu Katsir belajar kepada guru yang juga seorang ahli hadits, yaitu
adz-Dzahabi. Yang menjadikannya dipercaya sebagai penggantinya.

34
Ibid.,
35
Al-Imam Abi al-Fida’ al-Hafidz bin Katsir ad-Damasyqi, al-Bidayah wa al-Nihayah,
Dar al-Fikr, Beirut, t.th., Jilid II, hlm. 32
36
Nur Faizin Maswan, op. cit., hlm. 35-36
37
Ibid., hlm. 39
38
Ibid.,
39
Ibid., hlm. 39-40
59

Hal ini dibuktikan dengan dipercayainya ia untuk mengajarkan ilmu-


ilmu hadits menggantikannya, dan sekaligus menjabat Direktur Dar al-
Hadits al-Asyrafiyah pada tahun 748 H/1348 M.40
Ibnu Katsir adalah seorang mufasir yang terkenal dengan
karyanya tafsir al-Qur’an al-Adzim, yang terbit pertama kalinya di
Kairo pada tahun 1342 H/ 1923 M. Kitab tafsir ini digolongkan
sebagai tafsir kedua setelah kitab Jami’ al-Bayan karya ath-Thabari
dari segi pengambilan Hadits, pendapat sahabat dan tabi’in sebagai
sumber tafsir. Beliau juga memasukkan pembahasan dalam bidang
fiqh, tetapi hanya terlaksana satu bab mengenai ibadah . Pemikiran
Ibnu Katsir dalam menulis tafsirnya banyak dipengaruhi oleh kitab al-
Siyasah al-Syar’iyyah, karya Ibn Taimiyah. Hai ini karena ia pernah
belajar kepadanya.
Diantara karya-karya Ibnu Katsir yang terkenal adalah :
1. Tafsir al-Qur’an al-Azim
2. Al-Bidayah wa an-Nihayah
3. Al-Ijtihad fi Thalab al-Jihad
4. Al-Mukhtashar
5. Al-Ahkam ala-Abwab at-Tanbih
6. Manaqib al-Imam al-Syafi’i41
7. Al-Takmil fi Ma’rifat ats-Tsiqat wa al-Dhu’afa’ wa al-Majahil.42

b. Penafsiran Ibnu Katsir tentang Kisah Luqman

Dalam penafsirannya mengenai kisah Luqman khususnya pada


ayat 12 sampai 19 Surah Luqman, Ibnu Katsir menjelaskan tentang
status dan kedudukan Luqman serta nasehat Luqman Al-Hakim kepada
puteranya. Sebagaimana telah dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitabnya
“Tafsir Al-Qur’an al-Azim” :

40
Depag RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta,
1987, hlm. 357
41
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 528
42
Nur Faizin Maswan, op. cit., hlm. 42
60

Penafsiran ayat 12, Para ulama salaf berbeda pendapat tentang


Luqman, apakah ia seorang nabi atau seorang yang saleh. Kebanyakan
ulama berpendapat yang kedua.
Sufyan As-Tsauri meriwayatkan dari Ashaf dari Ikrimah dari
Ibn Abbas mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya
yang berkebangsaan Habsyi atau Nigeria dan berprofesi sebagai
tukang kayu.
Qatadah meriwayatkan dari Abdullah bin Zuber saya
mengatakan kepada Jabir bin Abdullah apa pendapat kamu tentang
keadaannya Luqman, Jabir berkata Luqman itu perawakannya pendek,
dan berhidung pesek sebagai tanda kenabian. Yahya bin Said al-
Anshori meriwayatkan dari Said bin Musayyab ia berkata Luqman
berasal dari Sudan Mesir, berbibir tebal yang diberikan Allah hikmah
dan tidak diberikan kenabian. Al-Auzai mengatakan Abdurahan bin
Harmalah menceritakan kepadaku dia berkata telah datang seorang
laki-laki berkulit hitam kepada Said bin Musayab dan bertanya
kepadanya, Said menjawab jangan sedih karena kulitmu hitam karena
sesungguhnya ada 3 orang manusia terbaik dari Sudan yaitu Bilal,
Manja (hamba sahaya Umar bin Khatab) dan Luqman al -Hakim yang
merupakan nabi berkulit hitam dan berbibir tebal.
Ibn Jarir ath-Thabari meriwayatkan dari Waqi dari Khalid
Arrubai berkata bahwa Luqman adalah hamba yang berkebangsaan
Nigeria dan berprofesi tukang kayu.
Syu’bah meriwayatkan dari Khikam, dari Mujahid bahwa
Luqman adalah hamba yang shaleh dan bukan nabi. A’masyi
mengatakan dari Mujahid bahwa Luqman adalah hamba sahaya
berkulit hitam, bibir tebal dan bertelapak kaki lebar, Hakan bin Salim
meriwayatkan dari Said az-Zubai dari Mujahid bahwa Luqman al-
Hakim hamba berbangsa Nigeria, tebal bibirnya, tebal kakinya dan
menjadi Qodi bagi bani Israil. Selain Mujahid mengatakan bahwa
Luqman adalah Qodi bagi bani Israil pada masa Dawud as.
61

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Hamid dari Amr bin Qois
menagatakan bahwa Luqman adalah hamba sahaya berkulit hitam,
tebal bibir, dia didatangi oleh seseorang ketika sedang berada di
majelis memberikan pengajaran kepada orang - orang, orang tersebut
berkata kepada Luqman bukankah kamu yang menggembala kambing
bersama saya di tempat ini, ini Luqman menjawab ya apa yang telah
sampai kepadamu yang tidak aku ketahui, Luqman menjawab
perkataan yang benar dan berdiam diri dari suatu yang meragukan.
Ibn Abi Khafir menceritakan dari Abu Zur’ah dari Jabir berkata
sesungguhnya Allah mengangkat Luqman dengan hikmahnya.
Kemudian seorang laki-laki mengenalnya sebelum diangkatnya
Luqman oleh Allah dengan hikmah kemudian orang tersebut berkata
bukanlah kamu hamba sahaya Bani Fulan yang menggembalakan
kambing kemarin, “ya” kemudian orang tersebut berkata apa yang
menjadikan engkau sampai pada kedudukan seperti ini yang aku tidak
tahu, Luqman menjawab Qodar Allah melaksanakan amanah, jujur
dalam perkataan dan meninggalkan sesuatu yang meragukan.
Beberapa Atsar ini menjelaskan keadaan Luqman sebagian
menjelaskan bukan seorang nabi karena sementara bagian yang lain
mengisyaratkan bahwa Luqman bukan nabi. Keadaan Luqman sebagai
hamba sahaya, yang telah merasakan perbudakan menafikan
keadaanya sebagai nabi. Beberapa utusan Allah diutus dari kalangan
orang termulia diantara kaumnya. Oleh karena itu sebagian besar
ulama salaf berpendapat bahwa Luqman bukan nabi. Dan riwayat yang
menukil bahwa Luqman adalah nabi hanyalah riwayat dari Ikrimah
jika benar sanadnya sampai kepada Ikrimah.
Ibu Jariri at-Thobari meriwayatkan tersebut dari Waqi dan dari
Ikrimah bahwa Luqman seorang nabi. Jabir (riwayat Waqi) adalah Ibn
Yazid al Jubai dia orang yang dhoif periwayatnya.
Abdullah bin Wahab menceritakan dari Amr hamba sahaya
Ghufrah mengatakan seorang laki-laki berhenti di hadapan Luqman
dan berkata kepadanya anda hamba sahaya Bani Has-Has ?. “Ya”
kemudian ia bertanya lagi anda menggembalakan kambing ?. “Ya”
62

orang tersebut bertanya anda berkulit hitam? “ya”, kehitaman saya


sudah jelas, lalu apa yang membuat engkau tertarik tentang saya ?
orang tersebut berkata : orang-orang berjalan sesuai arahanmu dan
mereka menutupi pintumu, banyak dikunjungi orang, mereka
menyukai ucapanmu dan Luqman mengatakan wahai saudaraku jika
engkau memperhatikan apa yang aku ucapkan maka engkau mencapai
kedudukan yang sama dengan aku, Luqman mengatakan aku menahan
pandangan mataku, mencukupkan lidahku, berpuas diri dengan
makananku, menjaga kehormatanku dan menjaga ucapanku dengan
kejujuran, aku tunaikan janjiku, aku mulyakan tamuku, aku jaga
tetanggaku dan aku tinggalkan hal yang meragukanku. Hal tersebut
menjadikan aku sampai pada posisi yang kau lihat.
Ibn Abi Khatim meriwayatkan dari bapaknya dari Abi Darda,
mengatakan suatu hati tentang Luqman katanya Luqman tidak
dikaruniai keluarga, harta dan juga tidak diberi kepangkatan dan tidak
diberi kekuatan badan namun Luqman adalah lelaki yang teguh,
pendiam, panjang, berpifir dalam analisa, tidak pernah tidur siang hari
dan tidak seorangpun melihat Luqman meludah, membuang dahak,
tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak makan tidak tertawa
dan tidak mengulangi perkataan yang ia ucapkan kedua ia
mengucapkan hikmah yang dijauhi oleh orang. Luqman telah menikah
dan mempunyai beberapa penguasa, ahli hikmah untuk melihat,
berfikir dan mencari ta’bir (pelajaran). Oleh karena itu, dia dikaruniai
Allah apa yang ia miliki (hikmah).
Ada Atsar yang Gharib berasal dari Qatadah diriwayatkan dari
Ibn Abi Khatim mengatakan Allah mempersilahkan Luqman memilih
antara kenabian dan hikmah lalu Luqman lebih memilih hikmah dari
kenabian. Qatadah mengatakan kemudian jibril datang kepada Luqman
ketika sedang tidur lalu meninggalkan hikmah kepadanya atau
memencarkan hikmah kepadanya dan Luqman terbagun dengan
mengucapkan kata hikmah tersebut. Said mengatakan saya mendengar
dari Qatadah dan mengatakan bahwa dikatakan kepada Luqman
63

bagaimana engkau memilih hikmah dari kenabian sementara Tuhanmu


telah memberi pilihan. Luqman mengatakan jika Tuhanmu
mengutusku dengan kenabian sebagai beban maka pasti aku akan
mengharap keberuntungan dari-Nya dan aku pasti akan berharap untuk
melaksanakannya. Namun Tuhanku memberikan pilihan dan aku
khawatir aku tidak mampu melaksanakan kenabian, maka hikmah
lebih aku sukai. Riwayat ini dari Said bin Bashir dan di dalamnya
terdapat kelemahan yang beberapa ulama telah membicarakan (Allah
yang tahu).
Dan ta’wil yang diriwayatkan Said Abi Urwah dari Qatadah
tentang firman Allah (‫ وﻟﻘﺪ اﺗﻴﻨﺎ ﻟﻘﻤﻦ اﻟﺤﻜﻤﻪ‬artinya pemahaman yang
mendalam tentang keislaman) dan dia bukan nabi serta tidak diberikan
wahyu dan firman Allah di atas maksudnya adalah kefahaman ilmu,
dan ta’bir (pelajaran).
(‫ )ان اﺷﻜﺮ اﷲ‬Maksdunya Allah memerintahkan Luqman untuk
beryukur kepada Allah atas apa yang diberikannya dan karunia yang
khusus diberikan kepadanya melebihi orang lain pada zamannya.
Kemudian Allah berfirman
(‫ )وﻣﻦ ﻳﺸﻜﺮﻓﺎﻧﻤﺎ ﻳﺸﻜﺮ ﻟﻨﻔﺴﻪ‬artinya sesungguhnya manfaat syukur
dan pahalanya akan kembali kepada orang-orang yang bersyukur
sebagaimana firman Allah ‫ وﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﻼﻧﻔﺴﻬﻢ‬dan firman Allah
‫ وﻣﻦ آﻔﺮﻓﺎن اﷲ ﻏﻨﻲ ﺣﻤﻴﺪ‬Allah SWT tidak membutuhkan hambanya dan
kekufuran hamba tidak merugikan Allah. Jika penduduk bumi
seluruhnya kufur kepadanya maka Allah adalah dzat yang tidak
membutuhkan makluk lain, tiada Tuhan selain Allah dan tiada
menyembah selain kepadanya.
Penafsiran ayat 13 sampai 15, Allah memberitakan tentang
wasiat Luqman kepada anaknya. Nama lengkap Luqman adalah
Luqman bin Unaqo Bin Sudun, nama bapaknya Tsa’ron, di dalam atau
menurut cerita Suhaily, Allah SWT menuturkan tentang Luqman
dengan penuturan yang baik dan Allah memberikan Luqman hikmah
dan mewasiatkan kepada putranya yang paling mengasihi dan
mencintai Luqman maka layak dia diberi sesuatu yang paling utama
64

dari apa yang diketahui Luqman oleh karena itu Luqman berwasiat
pertama kali untuk menyembah Allah semata dan tidak
menyekutukannya sesuatu apapun kemudian Luqman mengigatkan
kepada putranya berupa firman Allah ‫ ان اﻟﺸﺮك ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢ‬syirik adalah
kedzaliman yang sangat besar. Al-Bukhari meriwayatkan dari
Qutaibah dari Abdullah berkata ‫ اﻟﺪﻳﻦ اﻣﻨﻮاوﻟﻢ ﻳﻠﺒﺲ اﻳﻤﺎﻧﻬﻢ ﺑﻈﻠﻢ‬ketika ayat
turun para sahabat berselisih faham dan mereka bertanya pada Rasul
manakala orang yang tidak mencampur imannya dengan perbuatan
aniaya rasul menjawab sesunguhnya maksud Allah bukan demikian,
dengarkanlah ucapan Luqman ‫ ﻳﺒﻨﻲ ﻻ ﺗﺸﺮك ﺑﺎﷲ ان اﻟﺸﺮك ﻟﻈﻠﻢ ﻋﻈﻴﻢ‬dan
muslim meriwayatkan Hadits al-Anas kemudian Luqman menyertai
wasiatnya untuk tidak menyekutukan Allah dengan wasit berbuat baik
kepada orang tua. Sebagaimana firman Allah
‫وﻗﻀﻰ رﺑﻚ ان ﻻﺗﻬﺒﺪ وااﻻاﻳﺎﻩ وﺑﺎﻟﻮﻟﻴﻦ اﺣﺴﺎﻧﺎ‬
Dan banyak firman Allah yang menyertakan 2 hal tersebut di
dalam al-Qur'an. Dan Allah berfirman …. ‫ووﺻﻴﻨﺎ اﻻﻧﺴﺎن‬ Mujahid
mengatakan kesulitan lemahnya anak. Qatadah mengatakan kesulitan
di atas kesulitan, menurut Atto Al Khurasani kelemahan di atas
kelemahan dan Firman Allah ...‫ وﻓﺼﺎﻟﻪ‬artinya merawatnya dan
meyusuinya setelah lahirnya dalam masa 2 tahun. Sebagaimana firman
Allah
‫ واﻟﻮا ﻟﺪات ﻳﺮﺿﻌﻦ أوﻻدهﻦ ﺣﻮﻟﻴﻦ آﺎﻣﻠﻴﻦ ﻟﻤﻦ اراد ان ﻳﺘﻢ اﻟﺮﺿﺎﻋﺔ‬dari sini
Ibnu Abbas dan para imam lainya mengeluarkan sebuah hukum bahwa
masa hamil paling sedikit 6 bulan karena Allah berfirman dalam ayat
lain.
‫ وﺣﻤﻠﻪ وﻓﺼﺎﻟﻬﺜﻼﺛﻮن ﺷﻬﺮا‬dan Allah menyebut asuhan ibu dan
kelelahanya dan kesulitan di dalam menjaga bayi waktu siang dan
malam, tujuannya agar anak ingat terhadap kebaikan yang ia terima
pada masa dahulu sebagai firman
‫ ﻗﻞ رب ار ﺣﻤﻬﻤﺎ آﻤﺎ رﺑﻴﺎﻧﻰ ﺻﻐﺮا‬dan karenanya Allah berfirman ‫ان‬
... ‫ اﺷﻜﺮ ﻟﺮ‬artinya sesungguhnya aku akan memberimu balasan atas
perbuatanmu dengan balasan yang sempurna. Ibn Abi Khatim
mengatakan meriwayatkan dari Zurah dari Saad bin Wahab Muad bin
65

Jabal berada di hadapan kami dan diutus Rasul SAW kemudian ia


berdiri dan memuji Allah seraya berkata saya utusan Rasul kepada
kamu sekalian hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun dan hendaknya engkau mentaati-
Ku dalam perbuatan baik yang aku tidak melewati batasnya dan
sesungguhnya tempat dan tidak ada kematian.
Dan firman Allah.. ‫ وان ﺟﺎهﺪك‬artinya andaikan kedua orang tua
sangat menghendaki agar engkau mengikuti agama mereka, maka
janganlah engkau terima dan jangan pula penolakan tersebut
menghalangi engkau untuk bergaul dengan keduanya secara baik.
Artinya berbuat baik kepada keduanya ‫ واﺗﺒﻊ‬kedua yaitu orang mukmin
…‫ ﺛﻢ اﻟﻲ‬at-Thobroni dalam kitab al-Ashrof meriwayatkan dari Abu
Abdurahman Abdullah bin Ahmad bin Hambal dari Dawud bin Abi
Hind bahwa Said bin Malik mengatakan diturunkan ayat ini tentang
diriku ...‫ وان ﺟﺎهﺪاك‬Said bin Malik Abi Waqosh berkata saya adalah
laki-laki yang berbuat baik kepada ibuku.
Ketika saya masuk Islam wahai Said apa yang engkau lihat
atau apa pendapatmu jika aku mengatakan benar-benar telah
mengatakan tinggallah agamamu ini atau aku tidak makan dan minum
hingga aku mati. Maka dia mencacimu dikatakan kepadaku wahai
pembunuh ibunya, jangan engkau lakukan wahai ibu, saya tidak akan
meninggalkan agamaku dari sesuatu, maka berdiam diri sehari
semalam tanpa makan, dan benar-benar berjuang hingga pagi hari dan
sang ibu mengulanginya pada hari yang lain (tidak makan) hingga
pagi dan kelelahan dan hari yang ketiga makin menjadi bertambah
kelelahannya. Ketika aku melihat hal tersebut wahai ibu ketahuilah
demi Allah andai engkau memiliki 100 jiwa dan jiwa tersebut keluar
satu dari tubuhmu, aku tidak akan meninggalkan agamaku demi
sesuatu apapun. Jika engkau menghendaki makanlah dan jika engkau
tidak menghendaki janganlah engkau makan, kemudian sang ibu
makan.
Penafsiran ayat 16 sampai 19, ... ‫ ﻳﺎﺑﻨﻲ‬Artinya sesungguhnya
orang yang berbuat dzalim, meski seberat biji sawi, dan firman Allah
...‫ ﻳﺄت ﺑﻬﺎ اﷲ‬artinya Allah akan menghadirkan kesalahan itu pada hari
66

qiamat. Ketika diletakkan timbangan keadilan dan Allah memberikan


balasan pada perbuatan tersebut, jika berupa perbuatan baik maka baik
pula balasannya, jika buruk maka buruk pula balasannya. Sebagaimana
firman Allah
‫ وﻧﻀﻊ اﻟﻤﻮزﻳﻦ اﻟﻘﺴﻂ ﻟﻴﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﻼ ﺗﻈﻠﻢ ﻧﻔﺲ ﺷﻴﺌ ٍﺎ‬dan firman Allah
(8)‫ا َﻳ َﺮ ُﻩ‬‫ﺷﺮ‬
َ ‫ل َذ ﱠر ٍة‬
َ ‫ﻞ ِﻣ ْﺜﻘَﺎ‬
ْ ‫ﻦ َﻳ ْﻌ َﻤ‬
ْ ‫( َو َﻣ‬7)‫ﺧ ْﻴﺮًا َﻳ َﺮ ُﻩ‬
َ ‫ل َذ ﱠر ٍة‬
َ ‫ﻞ ِﻣ ْﺜﻘَﺎ‬
ْ ‫ﻦ َﻳ ْﻌ َﻤ‬
ْ ‫ َﻓ َﻤ‬meski biji
sawi tersebut terlindungi di dalam batu atau hilang di arah langit dan
bumi, maka Allah akan mendatangkanya karena tidak ada sesuatupun
yang samar bagi Allah dan tidak pula hilang dari pengawasannya
sebesar biji sawipun perbuatan yang ada di langit ( di bumi) karenanya
Allah berfirman ‫ ان اﷲ‬.. ‫ ﻟﻄﻴﻒ ﺧﺒﻴﺮ‬artinya maka halus ilmu sehingga tak
ada satupun yang samar bagi Allah meski terperinci, halus.
‫ ﺧﺒﻴﺮ‬Dan waspada dengan gerakan semut pada waktu malam
yang gelap gulita sebagian ulama mengakui bahwa maksud firman
Allah ... ‫ ﻓﺘﻜﻦ ﻓﻲ‬maksudnya adalah batu yang berada di bawah bumi
yang ke 7 dan as-Sudayi menuturkan hal tersebut dengan sanadnya
dari Ibn Masud dan ibn Abbas serta beberapa sahabat jika benar
demikian.
Kemudian Luqman mengatakan wahai anakku dirikanlah
shalat, maksudnya sesuai dengan aturannya, kewajiban-kewajibannya
dan waktunya.
…‫واﻣﺮ‬ Dan ajaklah kepada kebaikan dan cegahlah
kemungkaran maksudnya sesuai dengan kemampuan mu dan
kekuatanmu.
..‫ واﺻﺒﺮ‬Dan sabarlah atas apa yang menimpamu. Karena
Luqman tahu bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran pasti akan mendapatkan kesakitan dari orang
lain, maka Luqman menyuruh putranya untuk bersabar dan firman
Allah ... ‫ ان ذﻟﻚ‬artinya bahwa sesungguhnya kesabaran atas
penderitaan atau siksaan manusia menurunkan salah satu dari
keteguhan perkara. Dan firman Allah ‫ وﻻ ﺗﺼﻌﺮ‬... Luqman berkata
jangan engkau palingkan mukamu dari manusia ketika engkau
berbicara atau mereka mengajakmu bicara. Dengan maksud
menghinakan mereka atau bersikap sombong terhadap mareka, namun
67

lenturkalah kedua tanganmu dan buatlah berseri - seri wajahmu.


Sebagaimana disebutkan dalam hadits
Ali Bin Abi Tholkhah mengatakan bahwa dari Ibn Abbas
tentang firman Allah di atas… ‫ وﻻ ﺗﺼﻌﺮ‬Luqman berkata janganlah
engkau bersikap sombong sehingga kemudian menghinakan hamba
Allah dan memalingkan wajahmu dari mereka. Dan Malik berkata dari
Zaid bin Aslam tentang firman Allah tersebut janganlah engkau
berbicara ketika engkau sedang memalingkan muka, pendapat yang
benar adalah pendapat yang pertama.
Ibnu Jarir mengatakan ‫ ﺻﻌﺮ‬itu adalah penyakit unta yang
diderita onta pada lehernya atau tengkuknya sehingga lehernya putus
dari kepalanya dan hal itu menyerupai keadaan orang yang sombong.
Dan firman Allah ... ‫ وﻻ ﺗﻤﺸﻲ‬janganlah engkau berjalan di muka bumi
dengan kesombongan artinya ketakaburan sewenang-wenang
janganlah melakukan hal tersebut karena Allah akan melukaimu
karena itu Luqman berkata sesunguhnya allah tidak menyukai orang
yang angkuh dan sombong artinya kata ‫ ﻣﺨﺘﺎل‬berbangga diri ‫ﻓﺨﻮر ﻋﻠﻲ‬
‫ ﻏﻴﺮﻩ‬kebanggaan pada diri sendiri yang dituangkan pada orang lain.
..‫ واﻗﺼﺪﻓﻲ‬Dan sederhanalah langkahmu artinya berjalanlah
dengan sederhana tidak lamban yang menghalangi perjalanan dan tidak
pula dengan cepat yang berlebih-lebihan namun seimbang dan
pertengahan.
Dan firman Allah ... ‫ واﻏﻀﺾ‬artinya jangalah melebih –
lebihkan di dalam pembicaraan dan jangan meninggikan suaramu di
dalam hal yang tidak ada faedahnya, karena itu Allah berfirman ‫ان اﻧﻜﺮ‬
... mujahid dan beberapa orang berkata sesunguhnya suatu yang paling
buruk adalah suara keledai maksdunya puncak dari orang yang
meninggikan suarannya adalah bahwa menyerupai keledai dalam
tinggi dan kerasnya suara. Dan suara yang keras tersebut dibenci oleh
Allah, penyerupaan ini menurut keharaman dan keburukan bersuara
keras dan tinggi sebab Rasul SAW bersabda tidaklah diantara kita
sama dengan keburukan orang yang menarik lagi pemberiannya
kecuali seperti anjing yang mutah kemudian menjilat kembali
muntahnya.

You might also like