You are on page 1of 1

2.

1 Teori KASN

KASN merupakan singkatan dari Komisi Aparatur Sipil Negara, yang mana ialah sebuah
lembaga non struktural yang secara umum berfungsi sebagai pendorong terciptanya program
pemerintah yaitu reformasi birokrasi. Harahap (2016) menuturkan hasil dari laman kasn.com
bahwa KASN bertujuan melakukan pengawasan kode etik Aparatur Sipil Negara, mendukung
dan menerapkan sistem merit dalam manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tidak lain lagi sebagai dasarnya ialah Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang salah satu fokusnya berupa
pemberantasan praktik jual-beli jabatan Astuti dalam Harahap (2016). Sehingga dapat dikatakan
bahwa Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) adalah lembaga negara yang menjamin
terciptanya aparatur berkelas, profesional, berintegritas, dan berkinerja tinggi, yang anti kolusi
dan nepotisme (Administrator KASN, 2017). KASN terdiri dari 7 (tujuh) orang komisioner yang
diseleksi secara kompetitif baik dari unsur pemerintah dan/atau unsur non pemerintah. Setiap
warga negara dapat menjadi anggota KASN apapun latar belakangnya, apakah dari LSM,
akademisi, profesional, birokrat, atau aktifis sepanjang memenuhi persyaratan dapat
mencalonkan diri sebagai anggota KASN (Hartini dkk, 2017). Untuk memastikan sistem merit
diterapkan di instansi pemerintah maka UU ASN membentuk Komisi Aparatur Sipil Negara
(KASN), yaitu lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik, yang
berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar ASN, kode etik dn kode perilaku pegawai ASN
serta penerapan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN. KASN diberikan
kewenangan untuk mengawasi setiap tahap seleksi pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT),
serta menetapkan apakah suatu instansi pemerintah telah menerapkan sistem merit sehingga
dapat dikecualikan dalam pelaksanaan pengisian JPT melalui seleksi terbuka (KemenPAN-RB,
n.d.).

You might also like