You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA II
KADAR LENGAS TANAH

Nama : Moch Sofiyulloh


NIM : 17/409329/KT/08433
Shift : Senin, 13.00 – 15.00
Co.Ass : Ardian Zaki F.

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA II
KADAR LENGAS TANAH

I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat membandingkan masing-masing metode penentuan kadar
lengas pada berbagai contoh tanah.
2. Agar mahasiswa dapat memperkirakan keuntungan dan kerugian masing-masing
metode penentuan kadar lengas.
3. Agar mahasiswa dapat membandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh
tanah pada setiap metode penentuan kadar lengas.
4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab
perbedaan kadar lengas tanah pada masing-masing contoh tanah.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan
mengetahui kadar lengas tanah.

II. DASAR TEORI


Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara
lain untuk memenuhi transpirasi dan proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat,
serta pengangkutan hasil fotosintesisnya keseluruh tubuh. Reaksi-reaksi kimia di
dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Dalam pengolahan tanah, air juga
mempermudah pengolahan tanah, dan mengendalikan perubahan suhu (Balley, 1990).
Cara biasa menyatakan jumlah air yang terdapat di dalam tanah adalah dalam
persen terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena bergelonjak
dengan kadar airnya ( Tejoyuwono, 2000).
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori
tanah dan teradsorbsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting
dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta
siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hamper selalu
melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam dan basa
serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik. Lengas dapat tetap berada
dalam ruang pori tanah karena memiliki tegangan potensial. Alam keadaan tidak
jenuh, lengas tanah berupa selaput tipis yang menyelimuti zarah tanah. Semakin tipis
selaput lengas tersebut maka gaya ikat tanah yang bekerja padanya semakin kuat.
Keadaan ini menyebabkan lengas semakin sulit tersedia bagi tanaman. Pada
pemberian air yang berlebihan sehingga gaya berat air melebihi gaya ikat zarah tanah
terhadap lengas, maka kelebihan lengas tersebut akan teratus bebas melalui pori
makro. Lengas yang teratus ini disebut lengas gravitasi. Apabila tidak ada kelebihan
lengas yang teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan kapasitas lapangan
(field capacity). Apabila kandungan lengas terus berkurang sehingga tidak mampu
mengimbangi kehilangan air akibat evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam
keadaan titik layu tetap (permanent wilting point)(Agus. 2009).
Konsistensi tanah yang merupakan indikator derajat (ketahanan tanah)
terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, sangat dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan
airnya. Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan
(stickness) dan kelenturan (plasticity), menjadi gembur (friable) dan lunak (soft), serta
menjadi keras dan kaku (coherent) pada saat kering (Ali, 2005).

III. ALAT DAN BAHAN

 Contoh tanah grumusol, regosol, mediteran dan rendzina


 Aquades.
 Cupu
 Oven
 Timbangan
 Mortar

IV. CARA KERJA

Tingkat Kebasahan Tanda – tanda


Basah Pada permukaan zarah – zarah dan gumpal –
gumpalan tanah tampak selaput air. Yanah
mengeluarkan air pada waktu diremas atau
diinjak. Setara dengan tegangan lengas 0,01
bar atau kurang (kondisi kapasitas lapang )
Lembab Tanah berada diantara keadaan basah dan
kering. Setara dengan tegangan lengas yang
kurang dari15 bar, akan tetapi tidak kurang
daripada 0,01 bar.
Kering Setara dengan tegangan lengas 15 bar atau
lebih (titik layu permanen). Tanda – tandanya
tergantung pada teksturnya, bila :
Pasira : Bahan galian bersifat galir dan karsai,
kalau ditetesi air warna jelas bertambah
gelap.
Debuan : bahan galian bersifat rapuh dan
mendebu kalau diremas, kalau ditetesi
air warnanya akan bertambah gelap.
Lempungan: konsistensi teguh sampai
keras,tidak dapat atau sulit diremas,
tanah meretak

1. Memperkirakan tingkat kebasahan tanah


 Mengambil contoh tanah kering angin secukupnya, contoh tanah yang
telah diberi sedikit air dan contoh tanah yang telah diberi air sampai
kapasitas lapangan.
 Mengamati warna dan bentuk butiran.
 Meremas diantara ibu jari dan telunjuk kemudian diamati lengasnya,
keliatannya, keteguhannya, dan kekerasannya.
 Membandingkan hasilnya untuk setiap kenampakan kelengasan dari
masing – masing contoh tanah dengan label diatas

2. Cara pengovenan
 Menimbang cupu (misal a gram)
 Memasukkan contoh tanah ke dalam penimbang sampai kira-kira ¼ atau
½ nya
 Menimbang cupu berisi tanah (misalkan b gram)
 Memasukkan cupu yang berisi tanah pada oven yang telah diatur panasnya
setinggi 105-110 º C selama + 4jam.
 Mendinginkan contoh tanah dalam cupu dalam keadaan tertutup rapat ke
dalam eksikator.
 Menimbang contoh tanah dalam cupu.(misalkan c gram)
 Kadar lengas tanah (%) = {berat air :berat tanah KM} x 100%
{(b-c) : (c-a)} x 100%

You might also like