You are on page 1of 49

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS I MAKALAH PENGENDALIAN PROYEK

DIKERJAKAN OLEH :

NAMA MAHASISWA : BHELIYAND CHERISTIAN

NOMOR STAMBUK : 16.1.05.2.1.021

DOSEN PEMBIMBING : SURATNAN TAHIR,S.T.,M.Si

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH PALU

2018

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...5
1.3 Manfaat …………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………7
I.1 Pengertian Perencanaan Proyek………………………………………..7
I.2 Pengertian Pengendalian Proyek………………………………………13
I.3 Pengertian Pengontrolan/Pengawasan Proyek………………………...23
I.4 Tujuan untuk melakukan Proyek……………………………………...29
I.5 Ruang Lingkup pada saat pelaksanaan proyek……………………….29
I.6 SOP pada saat membangun Struktur Bangunan……………………….31
I.7 SOP saat membangun Irigasi…………………………………………...34
I.8 SOP pada saat membangun Jalan…………………………………………39
BAB III PENUTUP………………………………………………………………48
1. Kesimpulan………………………………………………………………48
2. Saran……………………………………………………………………..48
BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..49

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 2


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga makalah Pengendalian Proyek dapat di selesaikan
dengan baik.
Walaupun terdapat berbagai macam hambatan dan proses pengerjaan tugas
ini, namun semuanya dapat teratasi dengan penuh kesabaran dan semangat.
Dengan selesainya tugas ini tidak luput dari bantuan dosen, teman-teman dan doa
dari orang tua tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan
sehingga memerlukan kritik dan saran.

Palu, 16 September 2018

Penulis,
Bheliyand Cheristian

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 3


BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi terdiri dari serangkaian aktivitas-
aktivitas yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan suatu
manajemen konstruksi yang tepat dan dapat mengendalikan suatu proyek konstruksi mulai
dari tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan dan
tahap sesudah pelaksanaan. Dalam mengendalikan tahap demi tahap tersebut,
dibutuhkan konsultan manajemen konstruksi. Manajemen proyek konstruksi adalah
perencanaan koordinasi secara keseluruhan dan mengontrol suatu proyek dari awal sampai
akhir supaya proyek memenuhi waktu, biaya, dan kualitas sesuai dengan yang direncanakan.
Saat ini masih saja sering terjadi keterlambatan dan penyimpangan kualitas konstruksi
pada tahap pelaksanaan proyek bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga
disebabkan oleh beberapa hal antara lain koordinasi, komunikasi, administrasi,
pemberdayaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang kurang optimal. Kegiatan
proyek pembangunan dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Prasyarat
keberhasilan proyek pembangunan adalah 2 tercapainya sasaran proyek, yaitu tepat biaya,
tepat mutu dan tepat waktu. Sehingga seluruh rencana proyek baik pada tahapan
prakonstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksi dapat berjalan dengan baik.
Soeharto (1999), menyatakan bahwa perencanaan yang tepat, yang disusun
secara sistematis dan memperhatikan faktor objektif akan dapat berfungsi sebagai: (1) Sarana
komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek, (2) Dasar pengaturan alokasi
sumber daya, (3) Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu, (4) Pegangan dan tolak ukur fungsí pengendalian. Untuk
mencapai hasil yang diharapkan diperlukan langkah-langkah untuk menciptakan pola-
pola pengendalian, untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek masih tetap pada
jalurnya (Dipohusodo, 1996)

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 4


Seringkali dalam pelaksanaan proyek tersebut, terjadi hambatan-hambatan yang
tidak diinginkan dan tidak diketahui sebelumnya. Dimana ini akan mengakibatkan waktu
pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan rencana, sehingga proyek tersebut mengalami
keterlambatan yang disebabkan beberapa hal antara lain, masalah material, tenaga kerja,
keuangan, menejemen, metode pelaksanaan dan lain sebagainya. Monitoring dan pelaporan
adalah alat-alat yang diperlukan untuk pengendalian dan pengawasan proyek.
3 Monitoring dapat diartikan sebagai mengamati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan
pokok dan hasil pekerjaan. Pelaporan berarti memberikan informasi kepada seseorang
tentang kemajuan, masalah- masalah dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian
hari (Dipohusodo, 1996). Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut
dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja
yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana (Soeharto, 1999).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengontrolan/Pengawasan?
4. Sebutkan Tujuan untuk melakukan Proyek!
5. Apa Saja Ruang Lingkup pada saat pelaksanaan proyek?
6. Jelaskan Standar Operasional Prosedur pada saat membangun Struktur Bangunan!
7. Jelaskan Standar Operasional Prosedur pada saat membangun Irigasi!
8. Jelaskan Standar Operasional Prosedur pada saat membangun Jalan!

1.3. MANFAAT PROYEK


Manfaat proyek adalah penerimaan (revenue) yang dihasilkan suatu proyek
sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.
a. Manfaat langsung (direct benefits)
b. Manfaat tidak langsung (indirect benefits)
c. Manfaat tidak kentara (intangible benefits).

a. Manfaat Langsung
Manfaat yang diterima sebagai akibat adanya proyek, seperti naiknya nilai hasil
produksi barang atau jasa, perubahan bentuk, turunnya biaya, dll.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 5


Kenaikan nilai hasil produksi dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah
produk dan kualitas dari produk sebagai akibat adanya proyek.
b. Manfaat Tidak Langsung
Manfaat yang timbul sebagai dampak yang bersifat multiplier effects dari proyek
yang dibangun terhadap kegiatan pembangunan lainnya.
c. Manfaat Tidak Kentara
Manfaat dari pembangunan proyek yang sulit diukur dalam bentuk uang, seperti
perubahan pola pikir masyarakat, perbaikan lingkungan, berkurangnya pengangguran,
peningkatan ketahanan nasional, kemantapan tingkat harga, dll

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 6


BAB II PEMBAHASAN

I.1 Pengertian Perencanaan


Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan
pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam
Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran
proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan
tentang apa yang dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal
tersebut dilakukan.
SUMBER (Theovilus Ningdana) (http://theoningdana.blogspot.com/2015/07/makalah-2.html)

Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti
perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan itu yang
disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang
lelah ditetapkan sebelumnya
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap
posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak
dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak
merugikan kelak.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 7


e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.
SUMBER : AMRI GUNASTI https://amrigunasti.wordpress.com/tag/perencanaan-proyek/

 Tata Urutan Perencanaan Proyek


Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan
dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar
dapat di implementasikan.

 Filosofi Perencanaan :
1. Aman : keselamatan terjamin
2. Efektif : produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan
3. Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya
4. Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan

 Tujuan perencanaan proyek :


1. Mempermudah perumusan permasalahan proyek
2. Menentukan metode atau cara yang sesuai
3. Kelancaran kegiatan lebih terorganisir
4. Mendapatkan hasil yang optimum

 Manfaat Perencanaan tersebut bagi proyek yaitu :


1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan
2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis)
3. mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus menyelesaikanya.

Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka perusahaan harus memberi wewenang


untuk melakukan perencanaan sebagai berikut :
1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan
hasil akhir proyek, waktu, biaya dan performansi (cacatan outcome yang dihasilkan dari

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 8


fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu
tertentu.) yang ditargetkan.
2. Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek harus
diuraikan dan didaftar.
3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen‐departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pekerjaan yang ada.
4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas
dan batas selesai.
5. Ramalan mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.

 Alat-alat perencanaan :
1. Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang
ada dalam proyek
2. Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek , orang-orang
kunci dan tanggung jawabnya.
3. Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan
secara detail
4. Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai,
kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan selesai.
 Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsure-unsur
sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain
dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut :
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan
b. Mengelompokkan pekerjaan
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan
d. Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab serta melakukan pekerjaan
e. Menyusun mekanisme koordinasi

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 9


Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, bentuk bentuk struktur formal
yang terkenal adalah fungsional, produk, area dan matriks
a. Organisasi fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi
yang terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang mengerjakan pekerjaan sejenis
dikelompokkan dalam satu unit yang dinamakan bidang atau departemen. Dengan maksud yang
sama bidang dipecah lagi menjadi subunit yang lebih kecil.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain
memudahkan pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor hanya pada 1 atasan,
adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk menjadi
spesialis pada bidangnya, konsentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang
bersangkutan, penggunaan sumberdaya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang
sejenis dan berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya jadwal dan
mutu produk.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain
cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing-maisng bidang. Hal ini dapat
mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit mengkoordinasi dan
mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar organisasi
dan kurangnya jalur komunikasi horizontal.
SUMBER :(Estilianti Rante)
https://www.academia.edu/10065124/Makalah_Perencanaan_Proyek_Pemerintah

Secara lebih terperinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam suatu proses


perencanaan sebagai berikut 1[1] :
a. Penyusun Rencana
Penyusun rencana ini terdiri dari unsur-unsur:
1. Tinjauan kedaaan.
Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai ssuatu rencana
(review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of
performance). Dengan kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan diidentifikasi masalah-
masalah pokok yang (masih) dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin
1

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 10


kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan yang masih ada, dan potensi-potensi
serta prospek yang masih bisa dikembangkan.
2. Perkiraaan keadaan masa yang akan di lalui rencana.
Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukana data-data statistik,
berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan perspektif masa depan.
3. Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan
rencana tersebut.
Dalam hal ini sering kali nilai-nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang
cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang
masa yang akan di lalui rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas berdasar atas
konsistensi dan prioritas. Pada umumnya hal ini sebaiknya dilakukan melalui penyusunan suatu
kerangka menyeluruh atau kerangka makro. Dengan demikian, dapat dilihat implikasi dari
hubungan-hubungan antara berbagai variabel dan parameter dalam bidang ekonomi dan sosial
secara menyeluruh.
4. Identifikasi kebijaksanaan dan/atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.
Suatu kebijaksanaan atau policy, mungkin perlu didukung oleh program-program
pembangunan. Untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-kegiatan usaha ini perlu
dilakukan berdasar pemilihan alternatif yan terbaik. Hal ini dilakukan berdasar opportunity cost
dan skala prioritas. Bagi proyek-proyek pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility
studies dan survei-survei pendahuluan. Penyusunan kebijaksanaan dan program-program
pembangunan tersebut pada umumnya dilakukan secara sektoral. Dengan demikian juga
dilakukan penentuan sasaran-sasaran sektoral.
5. Tahap persetujuan rencana
Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat, dari putusan di bidang
teknis kemudian memasuki wilayah proses politik. Disini diusahakan pula penyerasian dengan
perencanaan pembiayaan secara umum dari pada program-program perencanaan yang akan
dilakukan.

b. Penyusunan Program Rencana.


Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau sasaran
dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan
serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-
program pembangunan. Bahkan dari pada masing-masing poyek-proyek pembangunan sebagai
bagian atau pun tidak dari pada program-program tersebut terdahulu. Seringkali dipakai disini
suatu program kegiatan dan pembiayan yang konkret dari program-program atau poyek-proyek
pembangunan tersebut dalam project plan yang dituang alam project form. Bahkan ini menjadi
alat rencana, alat pembiayaan, alat pelaksanaan dan alat evaluasi rencana yang penting. Perlu

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 11


disebutkan bahwa seringkali pengesahan rencana dilakukan sebagai penutup ditahap ini. Dengan
demikian, rencana mempunyai kedudukan legal untuk pelaksanaannya. Sering kali tahap ini
perlu dibantu dengan penyusunan suatu flow-chart, operation-plan atau network plan.

c. Pelaksanaan Rencana.
Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan
tahap operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam
tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya, bahkan secara terus
menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.

d. Pengawasan Atas Pelaksanaan Rencana.


Tujuan dari pengawasan adalah:
1. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencananya.
2. Apabila terdapat penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangnan tersebut
dan apa penyebabnya.
3. Dilakukannya tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.
Untuk ini diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan pelaporan dan feed back
yang baik dari pada pelaksanaan rencana.

e. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau
tinjauan yang berjalan secara teruus-menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review.
Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu evaluasi tentang
situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari
hasil-hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau
penyesuaian yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri.

SUMBER : oleh Erwin Napitupulu

http://anfisipusu.blogspot.com/2014/10/proses-dan-siklus-perencanaan.html

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 12


I.2. Pengertian Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan
performan yang ditetapkan dalam rencana Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan
pengendalian, yaitu :Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian
sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian

Umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir


disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat
untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan
tindakan yang diambil oleh yang berwenang.

 Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Pengendalian Mutu.

2. Pengendalian Waktu

3. Pengendalian Biaya.

I. PENGENDALIAN MUTU

Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik
dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.

 Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan
adalah sebagai berikut:
1) Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
2) Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
3) Gambar Kerja.
4) Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
5) Peraturan-peraturan pemerintah.
6) Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak

Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta
peraturan-peraturan yang harus diikuti.

II. PENGENDALIAN WAKTU PROYEK

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 13


Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah yang secara aktif selalu
diamati, dicatat dan dilaporkan selama berlangsungnya pelaksanaan.

Pada umumnya ada dua alat monitoring yang biasa digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan yaitu: Jaringan Kerja (network planning).

§ Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja (Network Planning) Proyek adalah suatu
rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang menuju suatu sasaran tertentu, membutuhkan
sarana dan waktu yang terbatas. Bagi Supervisi (pengawas) pekerjaan pertama-tama adalah
memahami rencana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang sudah dibuat oleh
kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa terlaksana sesuai dengan rancangannya
(desain), dalam waktu yang telah ditetapkan, mutu sesuai standar dan biaya yang sudah
direncanakan. Pada saat pelaksanaan perlu dilakukan pengendalian atau pengawasan terhadap
pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, salah satu alat pengendali tersebut adala jaringan
kerja (network planning)

a) Peran Jaringan Kerja dalam pelaksanaan.

Network planning diciptakan sebagai alat perencanaan sekaligus pengendalian suatu


pekerjaan dilapangan. Walaupun ada dua versi Network Planning yaitu PERT dan CPM, dalam
kesempatan ini hanya akan dibicarakan CPM.

Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang
kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan
Critical Path Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah
dilakukan sehingga sifat dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti.

Perencanaan dan pengendalian dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanakan


pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah ditentukan dan dengan biaya yang
seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita ketahui komponen-komponen apa saja yang
menentukan berhasilnya suatu proyek.

 Terdapat lima faktor yang perlu diperhatikan yaitu:


1. Waktu.
2. Kegiatan.(Activity)
3. Sarana (mesin-mesin, tenaga kerja, alat-alat dsb)
4. Biaya (material, tenaga kerja, spare parts, bahan-bahan pembantu,dsb)
5. Manajemen Proyek.

CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola
waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning).
Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek proyek

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 14


kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya teknik ini juga disebut perencanaan
jaringan kerja (network planning).

Dengan adanya perencanaan ini maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

1. Pada setiap saat diketahui kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan,berapa
dana yang harus disediakan, berapa tenaga kerja yang harus ada dan dengan keahlian apa,
jenis-jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Apakah mungkin dilakukan perataan penggunaan tenaga kerja, peralatan atau biaya.
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus diawasi secara intensif supaya proyek dapat
selesai tepat pada waktunya.
4. Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat, kalau proyek akan diselesaikan lebih
cepat dari rencana semula, sekaligus berapa biaya percepatannya, demikian pula bila
proyek akan diperpanjang waktunya.
5. Dapat pula diketahui waktu yang diizinkan untuk suatu kegiatan tertentu yang boleh
terlambat atau tertunda, (float time activity) tanpa memperlambat selesainya proyek.

Agar manfaat teknik CPM ini dapat maksimal maka proyek harus bersifat sebagai berikut:

1. Harus terdiri dari kumpulan-kumpulan kegiatan yang masing-masing diketahui datanya


dengan pasti (berapa lama kegiatan itu, peralatan apa saja yang dibutuhkan, material yang
diperlukan dan sebagainya).
2. Masing-masing kegiatan harus jelas dan terpisah dengan kegiatan lain.
3. Urut-urutan kegiatan harus sudah diketahui.
4. Setiap kegiatan yang telah dimulai harus berjalan, sampai selesainya kegiatan itu.

III. PENGENDALIAN BIAYA PROYEK.

PENJELASAN UMUM

Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas


mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 15


Hal-hal yang harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut.

1. Sumber Dana Proyek.


2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan
yang direncanakan.
3. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal.
4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.
5. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional.
6. Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.
 Pengawas harus mengetahui pembobotan masing-masing item pekerjaan dalam suatu
pekerjaan.
 Dengan pembobotan pekerjaan tersebut diharapkan pengawas dapat mengetahui
prosentase dari masing-masing item pekerjaan yang telah diselesaikan
 Dengan mengetahui prosentase item pekerjaan yang telah diselesaikan, maka diharapkan
pengawas dapat mengetahui jumlah biaya yang harus dibayarkan dalam setiap progres
pekerjaan apakah sesuai dengan yang diharapkan.

Pengawas harus mengetahui tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang harus dilakukan sesuai


dengan tahapan pembayaran yang ada dalam kontrak lokal.

Contoh Tahapan pembayaran kontrak lokal:

1. Tahapan pembayaran kontrak lokal berdasarkan kemajuan fisik dilapangan.

2.Pembayaran Tahap Pertama sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Nilai kontrak apabila Fisik
pekerjaan telah mencapai 40% (empat puluh persen)

3.Pembayaran Tahap Kedua sebesar 30%(tiga puluh persen) dari Nilai kontrak dilakukan apabila
Fisik pekerjaan telah mencapai 70% (tujuh puluh persen)

4.Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan
apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 100% (seratus persen) dan setelah Serah Terima
Pekerjaan yang Pertama Kali

5.Pembayaran Tahap Keempat sebesar 5% (lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan setelah
Masa Pemeliharaan Tahap I berakhir dan Serah Terima Pekerjaan yang Kedua.

mengetahui beberapa jenis Kontrak antara lain :

a) Jenis Kontrak

Seperti kita ketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis kontrak pelaksanaan
pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya. Contoh jenis kontrak yang sering digunakan saat
ini adalah :

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 16


o Lump Sum Price
o Unit Price
o Gabungan Lump Sum Price dan Unit Price

Kontrak Lump Sum Price merupakan kontrak Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu dan tetap sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

Kontrak Unit Price merupakan kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur kembali sesuai dengan yang
dilaksanakan

Ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam memngendalikan biaya proyek, terutama dalam hal
pelaksanaan proyek yaitu:

1. Mengetahui jenis kontrak yang akan dilaksanakan (Kontrak Lump sum Price/Kontrak
Unit Price dll).
1. 2.Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah yang diizinkan sesuai yang tercantum
dalam kontrak (misalnya ≤ 10% dari nilai kontrak).
2. 3.Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan.
3. 4.Mengetahui cara mengukur/menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan
dilapangan dibandingkan dengan biaya pelaksanaan yang telah dilkeluarkan (Kurve “ S”)
4. 5.Cash Flow Proyek (Lap keuangan yg menggambarkan arus kas masuk dan keluar
selama proyek berjalan).
SUMBER ADI ATMADILAGA : http://kampuzsipil.blogspot.com/2012/02/pengendalian-
proyek.html

- Proses Pengendalian Proyek

Ada setidaknya dua hal penting yang perlu dilakukan sebagai bagian dari proses pengendalian
proyek, yakni

1. Otorisasi pekerjaan.

Maksudnya adalah pemberian wewenang ke tingkat manajemen yang lebih rendah hingga
ke tim pekerja untuk melakukan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya seperti yang telah
ditetapkan dalam rencana, jadwal dan anggaran. Untuk proyek-proyek besar otorisasi akan
melalui tahap-tahap pengeluaran kontrak (contract release) dimana contract administrator dari
perusahaan menyiapkan dokumen yang menguraikan secara detail kebutuhan yang diminta
dalam kontrak, dan memberikan perintah kepada tim manajemen proyek untuk mulai bekerja,
project release dengan mengeluarkan dokumen yang berisi pemberian wewenang untuk
mempergunakan dana proyek, dan work order release yakni perintah kerja yang dilengkapi

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 17


dengan kartu perintah kerja yang menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi,
sumberdaya yang boleh dipakai dan periode waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.. Setiap perintah kerja dibuatkan rekening biaya. Dokumen otorisasi yang lain seperti
perintah pembelian, permintaan untuk pengujian, dan pemesanan alat juga perlu dibuat sebelum
dilaksanakan.

2. Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data, perkembangan setiap pekerjaan dan biaya untuk setiap
paket pekerjaan secara periodik dilaporkan dan dimasukkan ke dalam PCAS. Dari PCAS
diperoleh rangkuman informasi mengenai biaya untuk departemen tertentu untuk periode waktu
tertentu dan untuk sekumpulan paket pekerjaan tertentu. Informasi ini penting untuk
pengendalian biaya.

 Analisis Kinerja/ Performansi Proyek

Ada bermacam-macam alat dan ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur performansi
proyek, antara lain:

A. Analisis Biaya dan Jadwal

1. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled),

yaitu ukuran yang menyatakan besarnya biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang
dijadwalkan dan ditetapkan dalam anggaran

2. ACWP (Actual Cost of Work Performed),

yaitu ukuran yang menyatakan pengeluaran aktual dari pekerjaan yang sudah dikerjakan
sampai waktu tertentu.

3. BCWP (Budgeted Cost of Work Performed),

yaitu ukuran yang menyatakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang
sudah dikerjakan. Ukuran ini disebut juga Earned Value

 Contoh menghitung BCWP:

Perusahaan PT KISS menerima tender dari PLN untuk pekerjaan melepas meteran lama di
rumah-rumah dan mengganti dengan meteran sistem pula. Nilai kontrak dengan harga tetap
sebesar Rp100 juta untuk pemasangan 100 meteran baru.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 18


Beban biaya untuk pemasangan meteran baru adalah 100 juta/ 100 = 1 juta per unit.

PT KISS memperkirakan bahwa untuk memasang 5 unit unit meteran baru diperlukan waktu 1
hari.

Dengan demikian untuk menghitung nilai BCWS pada hari ke-5 adalah

5 x 5 x Rp1.000.000 = Rp25.000.000

Dengan demikian biaya yang dianggarkan sampai hari ke-5 adalah Rp25 juta. Atas dasar ini
maka dapat ditentukan umur proyek yakni

(50 juta/ 12.5 juta) x 5 hari = 20 hari

Pada pelaksanaannya, ACWP dimisalkan dalam 5 hari terpasang 20 unit meteran baru dengan
biaya

20 x Rp1 juta = Rp20 juta

 BCWP dihitung dengan cara

20 unit x Rp 1 juta = 20 juta

4. Cost Variance (CV).

Merupakan selisih antara biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan
(BCWP) dengan biaya aktual untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (ACWP)

Atau
CV = BCWP – ACWP

Besaran ini menunjukkan seberapa besar biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan
untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Bila CV bernilai negatif maka dari segi biaya
performance pekerjaan tersebut kurang bagus

5. Schedule Variance (SV).

Merupakan selisih biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dilaksanakan
(BCWP) dengan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan (BCWS)

Atau
SV = BCWP – BCWS

Besaran ini menunjukkan apakah dalam pelaksanaan pekerjaan telah terjadi


keterlambatan atau justru melampaui jadwal. Bila SV bernilai positif berarti pelaksanaan

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 19


pekerjaan lebih cepat dari yang direncanakan. Bila SV bernilai negatif berarti terjadi
keterlambatan.

6. Time Variance (TV).

Merupakan selisih antara waktu saat pelaporan atau status date (SD) dan waktu ketika
BCWS = BCWP atau budgeted cost at status date (BCSD)

7. Cost Performance Index (CPI).

Merupakan perbandingan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual

CPI = BCWP/ ACWP


8. Schedule Performan Index (SPI).

Merupakan perbandingan biaya pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan biaya


pekerjaan yang dijadwalkan pada periode tertentu.

SPI = BCWP/ BCWS

Catatan : Bilai nilai CPI dan SPI lebih besar dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
lebih cepat dari yang direncanakan dengan biaya yang lebih kecil dri yang dianggarkan.

B. Analisis Teknis

Analisis teknis terkait dengan spesifikasi teknis. Analisis ini untuk melihat apakah hasil
proyek memenuhi persyaratan teknis yang dimintau ataukah tidak. Analisis ini biasanya berupa
pembandingan ukuran, kecepatan, kapasitas, kekuatan produk dsb.

Perkiraan Biaya Penyelesaian Proyek

Ada dua hal dalam memperkirakan Biaya untuk menyelesikan proyek dan menentukan biaya
yang tersisa sampai proyek selesai:

1. Forecast Cost To Complete (FCTC)

FCTC dihitung dengan cara:

FCTC = (BAC – BCWP)/ CPI

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 20


BAC = Budgeted Cost To Complete atau biaya yang dianggarkan pada saat proyek selesai

BAC = BCWS pada saat proyek ditargetkan selesai

Anggaran yang tersisa untuk menyelesikan proyek

= Biaya toal – biaya yang sudah terpakai atau anggaran yang tersisa

= BAC – BCWP

2. Estimated At Completion (EAC) atau Perkiraan total biaya proyek

EAC = biaya yang sudah dihabiskan + perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa

Atau

EAC = ACWP + FCTC

Masalah-masalah Dalam Pengendalian Proyek

Beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pengendalian proyek antara lain sebagai
berikut:

 Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya
pengendalian hanya menekankan pada waktor biaya sementara faktor performansi
diabaikan.
 Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting
pengendalian
 Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat
 Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu
proyek.
 Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansi

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 21


 Manajer tidak tegas terhadap isu-isu kontroversial dan menganggap masalah akan selesi
dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu.

Ditinjau dari tempat asalnya, ada dua jenis pengendalian proyek yaitu:

 Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan pengendalian yang


didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.
 Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada prosedur tambahan yang
ditetapkan pihak klien atau user.

SUMBER : https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

I.3 Pengertian Monitoring/Pengawasan Proyek


Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengontrolan proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.

Pengontrolan (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganilisis
kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien
dalam rangka mencapai sasaran. Pengontrolan juga merupakan pengukuran dan pemantauan
perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara
progress dengan rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada
dari rencana awal.

Ada 4 macam pengontrolan proyek yaitu pengontrolan biaya proyek, pengontrolan waktu /
jadwal proyek, pengontrolan kualitas dan pengontrolan kinerja.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 22


1. Pengontrolan Biaya Proyek ( Cost Control)

Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah
ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa sebesar anggaran
itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang disusun berdasarkan informasi
yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk
merumuskan ketidakpastian yang dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran
proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam
Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuat sifat:

a) Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan

b) Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi mengenai
proyek selama masa kerja proyek.

Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat
mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek berjalan dan
dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya setelah proyek selesai
asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya terutama terjadi karena


ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau dapat sama sekali tidak menimbulkan
beban proyek seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sehubungan dengan itu, program
menghemat biaya proyek wajib menjadi bagian dari disiplin manajemen proyek. Manajer proyek
wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat menekan biaya proyek sebagai kesatuan.
Karenanya pengawasan dan pengontrolan biaya proyek setidak-tidaknya perlu mencakup
pengawasan dan pengontrolan:

a) Jadwal pembiayaan (cash flow)

b) Besarnya keseluruhan biaya proyek.

Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para pegawainya yang bertanggung
jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan dan pengontrolan bukan hanya
melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula bagaimana
jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaan pendapat diantara
mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil
keputusan terhadap masalah yang dibawahnya, bagaimana mereka memberi petunjuk kepada
bawahan dalam memecahkan masalah, apakah mereka menyarankan cara kerja yang lebih baik,
dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengontrolan
menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas
yang tidak memuaskan.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 23


Dalam proyek ini pengontrolan biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya yang sudah
dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang telah dicapai.

2. Pengontrolan Waktu / Jadwal Proyek

Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan


menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan.
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Pengontrolan waktu dimaksudkan untuk mengetahui apakah proyek
berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pengontrolan waktu dilakukan dengan
menggunakan Time Schedule, Bar Chart dan Network Planning. Secara rinci dapat dijabarkan
sebagai berikut :

a) Time Schedule

Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk masing-
masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai dengan pekerjaan berakhir. Time
schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar bagian
pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa
sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan baik dan lancar.

Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus mengetahui rencana kerja yang telah
dicantumkan dalam time schedule agar waktu yang tersedia benar-benar efektif dan efisien untuk
pekerjaan tersebut. Time schedule digunakan sebagai dasar pertimbangan penambahan
personalia sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungan dengan bahan
dan alat yang digunakan, time schedule ini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat
diperoleh, serta menjaga keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa, dengan demikian
penghematan biaya dan waktu akan lebih baik.Tetapi pelaksanaan time schedule secara umum
sering mengalami hambatanhambatan yang disebabkan oleh:

§ Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.

§ Kesalahan yang dibuat pelaksana.

§ Ketidakteraturan penyediaan bahan.

§ Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.

b) Bar Chart

Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang berfungsi untuk
pengontrolan proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam mengerjakan bagian

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 24


pekerjaannya. Bar chart yang dibuat kontraktor harus diperiksa dan disetujui Direksi. Hal-hal
yang dapat dilihat pada suatu bar chart adalah :

§ Jenis-jenis pekerjaan yang ada di proyek.

§ Waktu yang disediakan untuk setiap jenis pekerjaan.

§ Kapan waktu pekerjaan harus dimulai dan dilaksanakan.

c) Network Planning

Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan urutan pekerjaan dan
logika ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta rencana waktu
pelaksanaannya berupa lintasan kritis maupun yang bukan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah
lintasan terpanjang yang menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek yang apabila salah
satu kegiatan terlambat, maka pelaksanaan pekerjaan yang lain ikut terlambat.

3. Pengontrolan Kualitas

Proses ini memonitor hasil spesifik proyek untuk memastikan bahwa proyek berjalan
sesuai dengan standar dengan kualitas standar kualitas ketika mengindentifikasi beberapa cara
untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan.

4. Pengontrolan Kinerja

Memantau dan mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan
proyek pada saat pelaporan. Suatu contoh dimana dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan
dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal / waktu sebagaimana mestinya yang
diharapkan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan
tindakan pengontrolan maka dapat berakibat tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena
kekurangan dana.

B.FAKTOR PENGHAMBAT PROSES PENGONTROLAN

Faktor-faktor yang menyebabkan pengontrolan menjadi tidak efektif antara lain:

Definisi Proyek
1. Merupakan ukuran dan kompleksitas suatu proyek. Kesulitan yang muncul pada proyek
dengan skala besar antara lain : kesulitan komunikasi dan koordinasi yang berhubungan
dengan struktur organisasi proyek.
2. Faktor tenaga kerja
3. Kurang ahlinya pengawas proyek menyebabkan proyek menjadi kurang efektif dan
akurat.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 25


4. Faktor sistem pengontrolan Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu
formal.

C.FAKTOR PENDUKUNG PROSES PENGONTROLAN

Faktor-faktor yang menyebabkan pengontrolan berlangsung dengan baik antara lain:

1. Ketepatan Waktu

Diperlukan agar informasi pemantauan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada saat
itu.

2. Akses Antar Tingkat

Akses yang mudah dan jelas akan mempercepat pelacakan bagian yang memiliki
performa kurang baik.

3. Perbandingan Data Terhadap Informasi

Data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang proporsional sesuai dengan
jumlah data yang diberikan.

4. Data dan Informasi yang Dapat Dipercaya

Menyangkut kejujuran dan kedisplinan pihak yang terlibat dalam proyek

5. Objektifitas Data

Data yang diperoleh harus sesuai dengan yang terjadi di lapangan tanpa adanya asumsi
pribadi atau rekayasa.

SUMBER :

http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/2012/02/08/pengawasan-dan-pengontrolan-proyek/
diakses pada tanggal 3 Desember 2012

Fathurrahman, dkk. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Metode Earned Value pada
Proyek Pembangunan Gedung Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang.
Jurnal: ITS.

Ridwan, Kafrawi. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 26


- Monitoring Informasi

Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat waktu dan akurat
mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agatr dapat menyediakan informasi yang tepat waktu
dan akurat, perusahaan memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem
informasi terkait proyek:

1. Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/ PCAS).

PCAS adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau komputerisasi, yang
memungkinkan dilakukannya perencanaan, dan pengendalian biaya proyek

2. Sistem Informasi Manajemen Proyek

Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi, yang dimaksudkan
untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi
pembuatan keputusan manajemen. Secara umum sistem informasi manajemen proyek bertujuan :

- menyediakan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengendalian dan ringkasan-


ringkasan dokumen.
- Memisahkan data dari sitem informasi kom puter yang lain ke database proyek
- Mengintegrasikan pekerjaan, biaya tenaga kerja dan informasi jadwal untuk
menghasilkan perencanaan, pengendalian dan laporan ringkas ke manajer proyek dan
stakeholder.
- Membantu pelasanaan proyek secara keseluruhan dalam hal : pembuatan jadwal dan
jaringan kerja, melakukan alokasi sumberdaya dengan teknik leveling, pembuatan
anggaran yang meliputi penganggaran biaya variabel, biaya tetap dan overhead,
melakukan pengendalian biaya serta analisis performansi, menyajikan laporan dan grafik
yang dapat dengan mudah dibaca.

SUMBER : https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 27


I.4 TUJUAN PROYEK

Tujuan proyek ini adalah membangun sistem yang dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan permasalahan kepegawaian, khususnya permasalahan penggajian dan absensi
pegawai perusahaan. Penyelesaian masalah gaji dan absensi pegawai di buat secara otomatis oleh
sistem. Dengan demikian akan memberikan kemudahan serta keuntungan, baik bagiperusahaan
maupun pegawainya.

Referensi Asep Stbandlangit https://afnasep123.wordpress.com/2015/05/01/tujuan-proyek/

I.5 RUANG LINGKUP PROYEK

Ruang lingkup proyek adalah suatu tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai,
perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi
proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.

Dalam Suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian-bagian seperti Waktu, dana, kualitas, resiko,
sumber daya manusia, logistik, komunikasi, dan manajemen integrasi.

 Waktu

Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas
proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul
serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut
MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 28
 Dana

Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber
daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan

 Kualitas

Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan
standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas

 Resiko

Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu
proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan
diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari
suatu proyek

 Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia
yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team

 Logistik

Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan
proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas
kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.

 Komunikasi

Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan
kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.

 Manajemen Integrasi

Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan


suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek.

Work Breakdown Structure (WBS)

WBS adalah proses hierarkis yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen-elemen
pekerjaan yang lebih kecil.Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa
semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasi dan WBS digunakan sebagai basis
pengendalian.

Organizational Breakdown Structure (OBS)

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 29


OBS adalah proses hierarkis yang melukiskan bagaiamana perusahaan diorganisasi untuk
menentukan tanggung jawab kerja.Tujuan OBS adalah menyediakan suatu kerangka untuk
meringkas kerja unit organisasi, mengidentifikasi unit organisasi yang bertanggung jawab untuk
paket kerja, dan mengikat unit organisasi kepada akun pengendalian biaya.

Contoh : proyek yang ada disekitar daerah saya yaitu seperti pembangunan perumahan,
perbaikan jalan dan pembanguan mesjid.

SUMBER Reza mufti afandi http://rezamuftia.blogspot.com/2009/09/pengertian-dan-ruang-


lingkup-proyek.html

I.6 STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP) pada saat membangun


Struktur Bangunan
PENGAWASAN KONSTRUKSI HARIAN
Standar Operating Procedur MEDIA INFORMASI TARGET WAKTU
1. Melihat perkembangn konstruksi
2. Mengisi buku perkembangan konstruksi
3. membuat rekapitulasi konstruksi
4. lapora k manajer konstruksi/kantor pusat
5. Dibuat laporan/softcopynya
6. Membuat berita acara bouwplank,pondasi,tulang,finishing
SOP : BUKU PERKEMBANGANKONSTRUKSI
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi
: UP DATE MAKS 3 HARI

Penanganan complain
Standar Operating Procedur
1. pengawas kontruksi mendampingi konsumen
2. Memberikan form komplain kpd konsumen dan
didamping konstruksi u melihat bangunan
3. dipinjamkan kunci (sebatas wilayah
perumahan)
4. konsumen mengisi form komplain dan

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 30


Ditandatangani
5. Pengawas konstruksi membuat rekap u kantor
pusat dan untuk kontraktor
6. Jika dalam 1 minggu tdk ada progress
kontraktor,mk dikerjakan developer dgn sanksi
1,5 x nilai komplain u kontraktor
SOP : Form dan rekap complain
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi
: MAKS 7 HARI SETELAH
KOMPLAIN

LPA
Standar Operating Procedur
1. memohon surat LPA k kantor pusat u diberikan
kappraisal,bank,tembusan k kontruksi di
proyek ktika bobot 80 persen
2. Telp appraisal langsung
3. Menyiapkan persiapan LPA
4. LPA
5. H+1 minta hasil laporan LPA u Bank dan
perusahaan sbg arsip
SOP : BUKU PERKEMBANGAKONSTRUKSI DAN SITEPLAN LPA
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi :
MAKS H-7 HARI LPA

IMB
Standar Operating Procedur
1. Cek buku konsumen/data proyek
2. Ketika memulai bouwplank permohonan surat
IMB diajukkan
3. H + 1 minggu terus decontrol
4. Minta copy dr kantor u arsip konstruksi
5. Serahkan wkt LPA
6. Buat arsip
7. Serahkan pd Bank u divisi legal

SOP : BUKU PERKEMBANGANKONSTRUKSI\,SITEPLAN IMB,DAN REKAP IMB DAN


PERMOHONAN IMB
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi :
MAKS SEMENJAK BANGUNAN
DI BOUWPLANK

Pengukuran awal dan tanah lebih


Standar Operating Procedur
1. Setelah menerima instruksi dirut memlalui surat memo, maka mempersiapkan
pengukuran (awal proyek)
MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 31
2. Pengukuran
3. Buat lpoaran hsl ukur per nomor per blok plan
SOP : DATA UKUR KESELURUHAN AWAL PROYEK DIMULAI

Listrik
Standar Operating Procedur
1. Cek buku konsumen/data proyek
2. ketika memulaibouwplank permohonan listrik di Ajukan
3. H+1 minggu tersu decontrol
4. Awasi intalasi listrik kontraktor
5. Bantu org PLN untuk menghidupkan listrik
SOP : BUKU PERKEMBANGAN KONSTRUKSI DAN PERMOHONAN LISTRIK
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi :
MAKS SEMENJAK BANGUNAN DI BOUWPLANK

STRUKTUR PELAKSANA :
1.melaksanakan pekerjaan proyek.
2.menghitung volume / rap
3.mengendalikan material baik kualitas maupun kuantitas .
4.membuat time scedule pelaksanaan
5.membuat laporan perkembangan kontruksi
PENGAWAS :
1.membuat laporan berita acara
2.mendampingi konsumen komplain.
3.mengawasi dan memastikan kualitas dan proses kerja.
LOGISTIK :
1. Menerima barang masuk keluar dan membuat administrasinya
2.mensortir kualitas barang masuk.
3.membuat laporan stock/saldo harian.
4.penjadwalan barang material.

MANDOR : PUSAT :
Purchasing : Berkoordinasi dengan logistik tentang kebutuhan material serta pembelian dan
adminitrasinya.
Administrasi :
1.menghimpun data perkembangan kontruksi, lpa, imb,komplain,
progress pengerjaan komplain, berita acara serta arsip.
2.kunjungan lapangan tukar data dengan pengawas
3.lpa
Staf kontruksi pusat :
1. Kunjungan lapangan terkait dengan quality control.
2. pengukuran
Manajer : Bertanggung jawab akan keseluruhan kontruksi baik pelaksanaan maupun
administrasi.

SUMBER https://dokumen.tips/documents/sop-konstruksi.html

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 32


I.7 Standar Operasional Prosedur (SOP)
1. Irigasi Air Permukaan/ Non Rawa

a) Jaringan primer, sekunder dalam kondisi baik dan sumber air tersedia.
b) Lebar saluran disesuaikan dengan debit air dan luas lahan sawah yang akan diairi
(luas oncoran).
c) Kemiringan (slope) saluran disesuaikan dengan kelerengan lahan 2%.
d) Luas lahan sawah kelompok tani/gapoktan minimal 15 Ha sedangkan P3A minimal 25
Ha.
e) Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2015
f) Meningkatkan IP minimal 0,5 dan meningkatkan produktivitas minimal 0,3 ton/ha.

2. Irigasi Rawa

a) Diutamakan pada rawa pasang surut dengan tipe luapan B dan C dan rawa lebak.
b) Jaringan primer, sekunder dan/atau sumber air dalam kondisi baik.
c) Lebar saluran disesuaikan dengan besarnya luapan dan luas lahan sawah yang
akan diairi (luas oncoran).
d) Luas lahan sawah kelompok tani/gapoktan/P3A berada pada satu hamparan blok tersier
e) Meningkatkan IP minimal 0,5 dan meningkatkan produktivitas minimal 0,3 ton/ha.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 33


SUMBER : http://psp.pertanian.go.id/assets/file/2015/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan
%20Jaringan%20Irigasi%20TA%202015.pdf

Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata

cara/prosedur yang tepat seperti pada bagan alir (lampiran 1) dengan

mengacu pada tahapan sebagai berikut :

1. Inventarisasi jaringan irigasi pada setiap daerah irigasi


2. Perencanaan pemeliharaan jaringan irigasi
3. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi
4. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan jaringan irigasi
 Inventarisasi Jaringan Irigasi

Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi
dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset jaringan irigasi dan
areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap
tahun mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan adalah data
kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan pengaruhnya terhadap areal
pelayanan.

Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini dilaksanakan secara partisipatif melalui


penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas secara berjenjang bersama-sama dengan
perkumpulan petani pemakai air (P3A) dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan
Irigasi (terlampir). Dari hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 tahunan yang akan
diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.

 Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama perkumpulan petani


pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi jaringan irigasi.Dalam
rencana pemeliharaan terdapat pembagian tugas, antara P3A dengan pemerintah
diantaranya bagian mana bisa ditangani P3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah
melalui Nota Kesepakatan kerjasama O&P.

Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi :

 Inspeksi Rutin

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 34


Dalam melaksanakan tugasnya juru pengairan harus selalu mengadakan
inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya setiap 10 hari atau 15 hari sekali,
untuk memastikan bahwa jaringan irigasi dapat berfungsi dengan baik dan air dapat
dibagi/dialirkan sesuai dengan ketentuan. Kerusakan ringan yang dijumpai dalam inspeksi
rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan rutin, dicatat dalam
Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat setiap akhir bulan. Selanjutnya Pengamat akan
menghimpun semua berkas usulan dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan
berikutnya.

 Penelusuran Jaringan Irigasi

Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin, dilakukan penelusuran
jaringan untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan
pemeliharaan tahun depan. Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada
saat Pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan mengetahui tingkat kerusakan yang
terjadi ketika air di saluran berada di bawah air normal dan pada saat air normal (saat
Pengolahan Tanah) untuk mengetahui besarnya rembesan dan bocoran jaringan.

Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara Pengamat/UPT /Ranting, Juru/Mantri,


dan GP3A/IP3A.

Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan ranking
prioritasnya.

 Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan

Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi permasalahan dan


kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang
tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan.Dalam menentukan
kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik jaringan irigasi. Pada
hakekatnya pemeliharaan jaringan irigasiyang tertunda akan mengakibatkan kerusakan yang
lebih parah dan memerlukan rehabilitasi lebih dini.

Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :

1. Kondisi baik jika tingkat kerusakan <10 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan
diperlukan pemeliharaan rutin.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 35


2. Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10–20 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan.
3. Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 –40 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan yang bersifat perbaikan.
4. Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal bangunan/saluran
dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian.

Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan detail
desain pemeliharaan.

 Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan Irigasi

a). Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi

Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara
sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi bersama-sama perkumpulan petani pemakai
air dengan menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil survai
yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as built drawing. Sedangkan untuk
pekerjaan perbaikan, perbaikan berat maupun penggantian harus menggunakan alat ukur
waterpass atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat. Hasil survai dan
pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas Dinas/pengelola irigasi dalam
penyusunan detail desain.

b)Pembuatan Detail Desain

Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail desain dan
penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini didiskusikan kembali dengan
perkumpulan petani pemakai air sebagai dasar pembuatan desain akhir.

 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan yang
sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah setempat.Sumber-sumber pembiayaan
pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari :

a)Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau DAK.

b)Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani pemakai air

c)Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.

 Penyusunan Program/Rencana Kerja

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 36


Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama perkumpulan
petani pemakai air. Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan kegiatan
pemeliharaan Jaringan Irigasi perlu adanya suatu program atau rencana kerja sebagai berikut :

a)Pekerjaan Yang Dilaksanakan Secara Swakelola. Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan
cara swakelola antara lain adalah berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan, dan penanggulangan

1) Pemeliharaan Rutin :

-Pekerjaan pemeliharaan rutin dilaksanakan secara terus

menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi rutin juru.

-Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh perkumpulan petani pemakai air secara
gotong royong dengan bimbingan teknis dari dinas/pengelola irigasi.

2) Pemeliharaan Berkala :

-Pekerjaan dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan tersedianya anggaran.

-Pelaksanaan secara swakelola oleh dinas/pengelola irigasi atau dapat melibatkan


perkumpulan petani pemakai air.

-Pekerjaan berupa perawatan

3) Penanggulangan

-Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera berfungsi.

-Pelaksanaan oleh dinas bersama masyarakat/perkumpulan petani pemakai air dengan cara
gotong royong.

Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara swakelola dibuat oleh
dinas/pengelola irigasi dengan menggunakan Blangko 04-P

b)Pekerjaan Yang Dapat Dikontrakkan

-Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat, dan penggantian.

-Pelaksanaan melalui pihak ketiga (kontraktor).

Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara kontraktual dibuat oleh
dinas/pengelola irigasi dengan menggunakan Blangko 05-P.

SUMBER : http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2015/Lamp2-PermenPUPR12-2015.pdf

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 37


I.8 Standar Operasional Prosedur (SOP) Jalan New Town
Tabel Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Perlindungan Lingkungan

Pada Tahap Perencanaan Jalan (Untuk Konsultan Perencana)

Perlindungan Standar Operasi dan Prosedur Tolak Ukur


Perlindungan Lingkungan Monitoring
pada tahap Perencanaan
Lingkungan
Keresahan • Melakukan sosialisasi Tidak ada Monitoring
Masyarakat pembangunan jalan; keluhan wawancara ada
• Pembebasan tanah sesuai masyarakat yang tidaknya keluhan
perundangan; tanahnya masyarakat
dibebaskan menyangkut
proses
pembebasan tanah
dilaksanakan oleh
Panitia
Pembebasan
Tanah. Hasil
monitoring
disampaikan
kepada
Bupati/Walikota

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 38


Tabel Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Perlindungan Lingkungan

Pada Tahap Konstruksi Jalan (Untuk Konraktor Perencana)

Perlindungan Standar Operasi dan Prosedur Tolak Ukur


Perlindungan Lingkungan Monitoring
pada tahap Konstruksi
Lingkungan

1. Peluang Dalam perekrutan tenaga Ada sebagian Monitoring


kesempatan kerja kerja, sedapat mungkin tenaga kerja pendataan
bagi masyarakat kontraktor memberikan dari masyarakat jumlah tenaga
setempat prioritas kepada setempat. kerja dari
masyarakat setempat yang masayarakat
memenuhi setempat
persyaratan, atau mereka yang dilaksanakan oleh
dinilai mempunyai kontraktor dan
kemampuan untuk dilatih. konsultan
PDCS, setiap 3
bulan. Hasil
monitoring
dilaporkan ke
Bapedalda.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 39


2. Utilitas • Sebelum melaksanakan Pekerjaan tanah Monitoring
pekerjaan tanah tidak pendataan
(penggalian), kontraktor perlu menimbulkan kerusakan utilitas
mencari kerusakan bawah
informasi mengenai utilitas bawah tanah
keberadaan utilitas bawah tanah. dilaksanakan oleh
tanah (seperti pipa, kabel, kontraktor dan
gorong-gorong) konsultan
pada rute jalan. PDCS, setiap 3
perlu berkoordinasi dengan bulan. Hasil
instansi pemilik monitoring
dan bertanggung jawab dilaporkan ke
melindungi utilitas Bapeldada
tersebut.
• Bila terjadi kerusakan,
kontraktor bertanggung
jawab memperbaiki, sesuai
persetujuan pemilik

3. Perlindungan • Untuk memenuhi kebutuhan Kontraktor Monitoring


terhadap sumber material memperoleh penggunaan
quarry kontraktor mencari dari copy ijin material dari
pemilik quarry yang dimaksud, atau sumber quarry
mempunyai ijin dari instansi informasi nama yang berijin
berwenang. instansi dilaksanakan
• Menghindari sumber bahan pemberi ijin dan oleh kontraktor
dari sumberdaya nomor ijin. dan
alam vital, seperti: hutan konsultan PDCS,
tanaman berkayu setiap 3
atau hutan lindung. bulan. Hasil
monitoring
dilaporkan ke
Bapedalda.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 40


4.Menjaga Untuk meminimumkan Tidak ada Monitoring
hubungan sosial masalah (batas) lahan komplain wawncara ada
kemasyarakatan dengan masyarakat, libatkan masyarakat tidaknya komplain
masyarakat dalam menyangkut masyarakat
setiap langkah proses batas tanah. menyangkut
pembangunan jalan batas tanah
termasuk rancangan lebar dilaksanakan
jalan, daerah milik oleh kontraktor
jalan. dan
konsultan PDCS,
setiap 3
bulan. Hasil
monitoring
dilaporkan ke
Bapedalda.

5. Mencegah • Tonase pengangkutan Mobilisasi Monitoring


kerusakan jalan material tidak melebihi material tidak ada tidaknya
eksisting oleh kapasitas jalan yang dilalui. menimbulkan kerusakan jalan
mobilisasi material • Koordinasi dengan Dinas kerusakan (yang
Perhubungan dalam jalan yang dilalui mobilisasi
menentukan rute mobilisasi dilalui. material)
material. dilaksanakan oleh
• Bila mobilisasi material kontraktor dan
menyebabkan konsultan
kerusakan jalan, kontraktor PDCS, setiap 3
bertanggung jawab bulan. Hasil
memperbaiki seperti kondisi monitoring
semula. dilaporkan ke
Bapedalda dan
Dinas
Perhubungan.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 41


6 Perlindungan •Membuat pagar sedimen Tidak ada Monitoring
kualitas air (dari bambu atau lumpur sedimen ada tidaknya
sungai (dari lumpur bahan lain) dan kolam yang masuk ke peningkatan
sedimentasi) penampung lumpur sungai kekeruhan air
sedimentasi (pada saluran air) (pada radius 30 sungai oleh
untuk menghalangi lumpur meter dari lokasi masuknya
masuk ke sungai – foto jalan). lumpur dilaksanakan oleh
ilustrasi di bawah. kontraktor dan
• Tutupi material dengan konsultan
penutup plastik atau PDCS, setiap 3
bahan lain yang ada. bulan. Hasil
monitoring
dilaporkan ke
Bapedalda.

7 Penghijauan dan lokasi jalan). lumpur Pohon Monitoring


perlindungan dilaksanakan oleh penghijauan kondisi
terhadap kontraktor dan konsultan tumbuh pertumbuhan
sumberdaya alam PDCS, setiap 3 bulan. Hasil dengan baik. pohon
monitoring dilaporkan ke Bila penghijauan tepi
Bapedalda. pertumbuhan jalan
7 Penghijauan dan kurang baik, dilaksanakan oleh
perlindungan terhadap kontraktor kontraktor dan
sumberdaya alam mengganti konsultan
• Sedapat mungkin dengan pohon PDCS, setiap 3
mempertahankan pohon baru dan bulan. Hasil
yang ada di tepi jalan. perawatan yang monitoring
• Penanaman pohon baru lebih baik. dilaporkan ke
pengganti yang Bapedalda.
ditebang.
• Disarankan jenis tanaman
berakar panjang
(tidak mudah tumbang), tidak
membahayakan
stabilitas jalan, serta biaya
pemeliharaan yang
murah.
• Berbagai jenis tanaman yang
baik untuk
penanaman kembali:
Kaliandra (Calliandra
calonthrysus), Akasia (Acacia
auriculi-formis),
Acacia ducurrens, Gliricidia
sepium, Luecaena

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 42


luecocephala.
• Jarak tanam antar pohon
sekitar 15 meter.

8 Kelancaran lalu • Pekerjaan galian saluran Tidak terjadi Monitoring


lintas atau galian lainnya kemacetan kelancaran lalu
selama konstruksi yang memotong jalan harus lalu lintas. lintas jalan sekitar
dilakukan dengan dilaksanakan oleh
pelaksanaan setengah badan kontraktor dan
jalan sehingga konsultan
jalan tetap berfungsi untuk PDCS, setiap 3
lalu lintas setiap bulan. Hasil
saat. monitoring
• Pekerjaan pengaspalan dilaporkan ke
dilaksanakan Bapedalda dan
sedemikian rupa sehingga Dinas
masih Perhubungan
memungkinkan lalu lintas satu
lajur tanpa merusak pekerjaan
yang sedang dilaksanakan
dan gangguan kelancaran lalu
lintas dapat
diminimalkan.
• Bila lalu lintas terganggu
oleh pekerjaan jalan,
kontraktor harus mendapat
persetujuan dari
pihak yang berwenang dan
juga dari Direksi
Pekerjaan.

9 Perlindungan kualitas • Tutupi tumpukan material Masyarakat Monitoring


udara dengan terpal. Truk tidak wawancara ada
memuat tanah, pasir, atau batu mengeluhkan tidaknya komplain
harus ditutup gangguan masyarakat
dengan terpal untuk mencegah pencemaran menyangkut
tumpahan. debu. gangguan debu
• Tempatkan mesin Kandungan dilaksanakan oleh
pencampur aspal dan hot- debu tidak kontraktor dan
mix sekurangnya 500m dari melampaui baku konsultan
daerah sensitif mutu 230 PDCS, setiap 3
seperti sekolah, rumah sakit, ug/Nm bulan. Hasil
dan habitat yang 3 monitoring
penting. (PP No. 41 dilaporkan ke

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 43


• Penyiraman bagian-bagian tahun Bapedalda.
permukaan yang 1999).
berdebu - foto ilustrasi di
bawah.
• Jangan biarkan tanah
terbuka, segera
ditanami, terutama pada batas
jalan dengan
pemukiman

10 Minimalisasi • Kontraktor menggunakan Masyarakat Monitoring


kebisingan peralatan dan tidak wawancara ada
kendaraan yang terawat baik mengeluhkan tidaknya gangguan
sehingga tidak gangguan kebisingan yang
menimbulkan gangguan kebisingan. dikeluhkan
kebisingan. Tingkat masyarakat ,
• Kendalikan kebisingan pada kebisingan tidak dilaksanakan
sumbernya melampaui oleh kontraktor
• Berikan perhatian standar 55 dBA dan
(pemasangan rambu) untuk (pada konsultan PDCS,
mengurangi kebisingan, pemukiman) setiap 3
terutama pada daerah bulan. Hasil
yang peka seperti sekolah, monitoring
rumah sakit, klinik, dilaporkan ke
dan dekat mesjid pada saat Bapedalda.
ibadah (misal saat shalat
Jumat)
• Sediakan alat pengendali
kebisingan untuk
melindungi kesehatan dan
keselamatan
pekerja konstruksi (misalnya
menyediakan
pelindung telinga untuk
kegiatan yang melebihi
85 dB)
• Gunakan dengan hati-hati
peralatan konstruksi
dan dikurangi kebisingannya
dan terapkan
batas kebisingan serta waktu
terbatas terutama
pada daerah penerima yang
peka.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 44


11. Sanitasi •Rancang mess konstruksi Kondisi sanitasi Monitoring
lingkungan sementara dengan pada tempat ketersediaan
baik, lokasi, dan kerja terpelihara fasilitasi sanitasi
pemeliharaannya untuk baik (bersih). dan air bersih seta
memastikan tersedia fasilitas Kualitas air kondisi sanitasi,
sanitasi dan air sumur tidak dilaksanakan oleh
yang memadai, mengurangi mengandung kontraktor dan
genangan air bakteri coliform konsultan PDCS,
dengan membuat saluran yang setiap 3 bulan.
baik, dan untuk Hasil Monitoring
menghindari tercemarnya air dilaporkan ke
• Menyediakan toilet lapangan Bapedalda dan
dengan resapan: Dinas Kesehatan.
• Aspal dan minyak buangan
disimpan dalam
tangki diletakkan di atas lantai
beton yang lebih
tinggi dari tanah sekitarnya
dan dikelilingi
dinding sehingga bila bocor
tidak menyebar.
• Kontraktor harus melakukan
pembersihan
tempat kerja, kantor
sementara, tempat hunian
secara teratur.
• Menyediakan drum di
lapangan untuk menampung
sementara sisa bahan
bangunan
dan sampah, untuk kemudian
dibuang ke
tempat yang telah ditentukan.
• Kontraktor tidak
diperkenankan membuang
sisa bahan bangunan ke
sungai atau saluran
air.
• Pada saat pekerjaan selesai,
tempat kerja
harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap
dipakai oleh pemilik.

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 45


12. Perlindungan • Menyediakan sarana sanitasi Tidak ada Monitoring
terhadap yang baik, peningkatan ada tidaknya
kesehatan termasuk tempat pembuangan jumlah pasien peningkatan
sampah di pada jumlah pasien
lokasi proyek dan tempat puskesmas pada puskesmas
tinggal pekerja. setempat setempat
• Tempatkan sumur air minum antara periode selama periode
(untuk pekerja) sebelum konstruksi,
sekurangnya 30m dari septic dan selama dilaksanakan oleh
tank. konstruks kontraktor dan
• Berikan label yang sesuai konsultan
pada perlengkapan PDCS, setiap 3
kesehatan dan tablet/cairan bulan. Hasil
penjernih air monitoring
dengan bahasa setempat serta dilaporkan ke
berikan Bapedalda dan
penjelasan dan penerangan Dinas
atas Kesehatan
penggunaannya.

13 Peningkatan • Pekerja menggunakan Angka Monitoring


keselamatan perlengkapan kecelakaan kerja pendataan
masyarakat dan keselamatan kerja (topi, adalah nol. angka kecelakaan
pekerja sepatu, pakaian kerja). kerja
• Pengamanan pekerjaan dilaksanakan oleh
galian: lereng kontraktor dan
sementara galian harus stabil konsultan
dan mampu PDCS, setiap 3
menahan pekerjaan, struktur bulan. Hasil
atau mesin di monitoring
sekitarnya. dilaporkan ke
• Bila lereng galian tidak Bapedalda
stabil, harus dipasang
penyokong (shoring) dan
pengaku (bracing).
• Bila diperlukan, kontraktor
harus menyokong
atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang
jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak
stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian
tersebut. • Peralatan berat
tidak diijinkan berada lebih
dekat 1,5 meter dari tepi

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 46


galian parit.
• Semua galian terbuka harus
diberi rambu
peringatan dan penghalang
(barikade) yang
cukup (foto ilustrasi di
bawah) untuk mencegah
pekerja atau orang terjatuh ke
dalamnya.
• Setiap galian terbuka pada
jalur lalu lintas
maupun pada bahu jalan harus
diberi rambu
tambahan pada malam hari
berupa drum yang
di cat putih (atau yang sejenis)
beserta lampu
merah atau kuning guna
mencegah
keselamatan pengguna jalan.
• Pada pekerjaan pengaspalan,
kontraktor harus
melengkapi tempat
pemanasan dengan
fasilitas pencegahan atau
pengendalian
kebakaran yang memadai,
juga sarana
pertolongan pertama.
• Menugaskan pegawai
lapangan untuk
mengatur lalu lintas selama
mobilisasi alat
berat dan pada pengalihan
arus lalu lintas.
• Perlengkapan K3 harus
tersedia pada tempat
kerja

Sumber : https://dokumen.tips/documents/sop-jalan-new-townrev1.html

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 47


BAB III PENUTUP

I.1 Kesimpulan
a. Pengertian Perencanaan Proyek adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

b. Pengertian Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu,
biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana Ada beberapa perbedaan antara perencanaan
dan pengendalian, yaitu :Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan,
pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian

c. Pengertian Pengontrolan (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar,
menganilisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

d. Tujuan Proyek ini adalah membangun sistem yang dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan permasalahan kepegawaian, khususnya permasalahan penggajian dan absensi
pegawai perusahaan. Penyelesaian masalah gaji dan absensi pegawai di buat secara otomatis oleh
sistem. Dengan demikian akan memberikan kemudahan serta keuntungan, baik bagiperusahaan
maupun pegawainya.

e. Ruang lingkup proyek adalah suatu tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai,
perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi
proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai. Dalam
Suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian-bagian seperti Waktu, dana, kualitas, resiko, sumber
daya manusia, logistik, komunikasi, dan manajemen integrasi.

I.2 Saran

Agar Pembaca dapat menambah wawasan lagi untuk mengetahui Proses untuk melaksanakan
Proyek dari Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Proyek

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 48


BAB IV DAFTAR PUSTAKA

(Theovilus Ningdana) (http://theoningdana.blogspot.com/2015/07/makalah-2.html)

AMRI GUNASTI https://amrigunasti.wordpress.com/tag/perencanaan-proyek/

(Estilianti Rante)
https://www.academia.edu/10065124/Makalah_Perencanaan_Proyek_Pemerintah

Erwin Napitupulu

http://anfisipusu.blogspot.com/2014/10/proses-dan-siklus-perencanaan.html

ADI ATMADILAGA : http://kampuzsipil.blogspot.com/2012/02/pengendalian-proyek.html

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/2012/02/08/pengawasan-dan-pengontrolan-
proyek/ diakses pada tanggal 3 Desember 2012

Fathurrahman, dkk. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Metode Earned Value pada
Proyek Pembangunan Gedung Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang.
Jurnal: ITS.

Ridwan, Kafrawi. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

Asep Stbandlangit https://afnasep123.wordpress.com/2015/05/01/tujuan-proyek/

Reza mufti afandi http://rezamuftia.blogspot.com/2009/09/pengertian-dan-ruang-lingkup-


proyek.html

https://dokumen.tips/documents/sop-konstruksi.html

http://psp.pertanian.go.id/assets/file/2015/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Jaringan
%20Irigasi%20TA%202015.pdf

http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2015/Lamp2-PermenPUPR12-2015.pdf

MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 49

You might also like