Professional Documents
Culture Documents
DIKERJAKAN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2018
Kata Pengantar……………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...5
1.3 Manfaat …………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………7
I.1 Pengertian Perencanaan Proyek………………………………………..7
I.2 Pengertian Pengendalian Proyek………………………………………13
I.3 Pengertian Pengontrolan/Pengawasan Proyek………………………...23
I.4 Tujuan untuk melakukan Proyek……………………………………...29
I.5 Ruang Lingkup pada saat pelaksanaan proyek……………………….29
I.6 SOP pada saat membangun Struktur Bangunan……………………….31
I.7 SOP saat membangun Irigasi…………………………………………...34
I.8 SOP pada saat membangun Jalan…………………………………………39
BAB III PENUTUP………………………………………………………………48
1. Kesimpulan………………………………………………………………48
2. Saran……………………………………………………………………..48
BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..49
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga makalah Pengendalian Proyek dapat di selesaikan
dengan baik.
Walaupun terdapat berbagai macam hambatan dan proses pengerjaan tugas
ini, namun semuanya dapat teratasi dengan penuh kesabaran dan semangat.
Dengan selesainya tugas ini tidak luput dari bantuan dosen, teman-teman dan doa
dari orang tua tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan
sehingga memerlukan kritik dan saran.
Penulis,
Bheliyand Cheristian
1.1.LATAR BELAKANG
Dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi terdiri dari serangkaian aktivitas-
aktivitas yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan suatu
manajemen konstruksi yang tepat dan dapat mengendalikan suatu proyek konstruksi mulai
dari tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan dan
tahap sesudah pelaksanaan. Dalam mengendalikan tahap demi tahap tersebut,
dibutuhkan konsultan manajemen konstruksi. Manajemen proyek konstruksi adalah
perencanaan koordinasi secara keseluruhan dan mengontrol suatu proyek dari awal sampai
akhir supaya proyek memenuhi waktu, biaya, dan kualitas sesuai dengan yang direncanakan.
Saat ini masih saja sering terjadi keterlambatan dan penyimpangan kualitas konstruksi
pada tahap pelaksanaan proyek bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga
disebabkan oleh beberapa hal antara lain koordinasi, komunikasi, administrasi,
pemberdayaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang kurang optimal. Kegiatan
proyek pembangunan dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Prasyarat
keberhasilan proyek pembangunan adalah 2 tercapainya sasaran proyek, yaitu tepat biaya,
tepat mutu dan tepat waktu. Sehingga seluruh rencana proyek baik pada tahapan
prakonstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksi dapat berjalan dengan baik.
Soeharto (1999), menyatakan bahwa perencanaan yang tepat, yang disusun
secara sistematis dan memperhatikan faktor objektif akan dapat berfungsi sebagai: (1) Sarana
komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek, (2) Dasar pengaturan alokasi
sumber daya, (3) Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan
menyadari pentingnya unsur waktu, (4) Pegangan dan tolak ukur fungsí pengendalian. Untuk
mencapai hasil yang diharapkan diperlukan langkah-langkah untuk menciptakan pola-
pola pengendalian, untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek masih tetap pada
jalurnya (Dipohusodo, 1996)
a. Manfaat Langsung
Manfaat yang diterima sebagai akibat adanya proyek, seperti naiknya nilai hasil
produksi barang atau jasa, perubahan bentuk, turunnya biaya, dll.
Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti
perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan itu yang
disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang
lelah ditetapkan sebelumnya
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap
posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak
dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak
merugikan kelak.
Filosofi Perencanaan :
1. Aman : keselamatan terjamin
2. Efektif : produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan
3. Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya
4. Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
Alat-alat perencanaan :
1. Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang
ada dalam proyek
2. Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek , orang-orang
kunci dan tanggung jawabnya.
3. Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan
secara detail
4. Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai,
kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan selesai.
Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsure-unsur
sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain
dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut :
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan
b. Mengelompokkan pekerjaan
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan
d. Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab serta melakukan pekerjaan
e. Menyusun mekanisme koordinasi
c. Pelaksanaan Rencana.
Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan
tahap operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam
tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya, bahkan secara terus
menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
e. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau
tinjauan yang berjalan secara teruus-menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review.
Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu evaluasi tentang
situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari
hasil-hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau
penyesuaian yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri.
http://anfisipusu.blogspot.com/2014/10/proses-dan-siklus-perencanaan.html
1. Pengendalian Mutu.
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya.
I. PENGENDALIAN MUTU
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik
dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.
Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan
adalah sebagai berikut:
1) Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
2) Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
3) Gambar Kerja.
4) Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
5) Peraturan-peraturan pemerintah.
6) Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta
peraturan-peraturan yang harus diikuti.
Pada umumnya ada dua alat monitoring yang biasa digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan yaitu: Jaringan Kerja (network planning).
§ Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja (Network Planning) Proyek adalah suatu
rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang menuju suatu sasaran tertentu, membutuhkan
sarana dan waktu yang terbatas. Bagi Supervisi (pengawas) pekerjaan pertama-tama adalah
memahami rencana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang sudah dibuat oleh
kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa terlaksana sesuai dengan rancangannya
(desain), dalam waktu yang telah ditetapkan, mutu sesuai standar dan biaya yang sudah
direncanakan. Pada saat pelaksanaan perlu dilakukan pengendalian atau pengawasan terhadap
pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, salah satu alat pengendali tersebut adala jaringan
kerja (network planning)
Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang
kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan
Critical Path Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah
dilakukan sehingga sifat dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti.
CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola
waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning).
Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian Proyek proyek
Dengan adanya perencanaan ini maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pada setiap saat diketahui kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan,berapa
dana yang harus disediakan, berapa tenaga kerja yang harus ada dan dengan keahlian apa,
jenis-jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Apakah mungkin dilakukan perataan penggunaan tenaga kerja, peralatan atau biaya.
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus diawasi secara intensif supaya proyek dapat
selesai tepat pada waktunya.
4. Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat, kalau proyek akan diselesaikan lebih
cepat dari rencana semula, sekaligus berapa biaya percepatannya, demikian pula bila
proyek akan diperpanjang waktunya.
5. Dapat pula diketahui waktu yang diizinkan untuk suatu kegiatan tertentu yang boleh
terlambat atau tertunda, (float time activity) tanpa memperlambat selesainya proyek.
Agar manfaat teknik CPM ini dapat maksimal maka proyek harus bersifat sebagai berikut:
PENJELASAN UMUM
2.Pembayaran Tahap Pertama sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Nilai kontrak apabila Fisik
pekerjaan telah mencapai 40% (empat puluh persen)
3.Pembayaran Tahap Kedua sebesar 30%(tiga puluh persen) dari Nilai kontrak dilakukan apabila
Fisik pekerjaan telah mencapai 70% (tujuh puluh persen)
4.Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan
apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 100% (seratus persen) dan setelah Serah Terima
Pekerjaan yang Pertama Kali
5.Pembayaran Tahap Keempat sebesar 5% (lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan setelah
Masa Pemeliharaan Tahap I berakhir dan Serah Terima Pekerjaan yang Kedua.
a) Jenis Kontrak
Seperti kita ketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis kontrak pelaksanaan
pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya. Contoh jenis kontrak yang sering digunakan saat
ini adalah :
Kontrak Lump Sum Price merupakan kontrak Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu dan tetap sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.
Kontrak Unit Price merupakan kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur kembali sesuai dengan yang
dilaksanakan
Ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam memngendalikan biaya proyek, terutama dalam hal
pelaksanaan proyek yaitu:
1. Mengetahui jenis kontrak yang akan dilaksanakan (Kontrak Lump sum Price/Kontrak
Unit Price dll).
1. 2.Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah yang diizinkan sesuai yang tercantum
dalam kontrak (misalnya ≤ 10% dari nilai kontrak).
2. 3.Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan.
3. 4.Mengetahui cara mengukur/menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan
dilapangan dibandingkan dengan biaya pelaksanaan yang telah dilkeluarkan (Kurve “ S”)
4. 5.Cash Flow Proyek (Lap keuangan yg menggambarkan arus kas masuk dan keluar
selama proyek berjalan).
SUMBER ADI ATMADILAGA : http://kampuzsipil.blogspot.com/2012/02/pengendalian-
proyek.html
Ada setidaknya dua hal penting yang perlu dilakukan sebagai bagian dari proses pengendalian
proyek, yakni
1. Otorisasi pekerjaan.
Maksudnya adalah pemberian wewenang ke tingkat manajemen yang lebih rendah hingga
ke tim pekerja untuk melakukan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya seperti yang telah
ditetapkan dalam rencana, jadwal dan anggaran. Untuk proyek-proyek besar otorisasi akan
melalui tahap-tahap pengeluaran kontrak (contract release) dimana contract administrator dari
perusahaan menyiapkan dokumen yang menguraikan secara detail kebutuhan yang diminta
dalam kontrak, dan memberikan perintah kepada tim manajemen proyek untuk mulai bekerja,
project release dengan mengeluarkan dokumen yang berisi pemberian wewenang untuk
mempergunakan dana proyek, dan work order release yakni perintah kerja yang dilengkapi
2. Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data, perkembangan setiap pekerjaan dan biaya untuk setiap
paket pekerjaan secara periodik dilaporkan dan dimasukkan ke dalam PCAS. Dari PCAS
diperoleh rangkuman informasi mengenai biaya untuk departemen tertentu untuk periode waktu
tertentu dan untuk sekumpulan paket pekerjaan tertentu. Informasi ini penting untuk
pengendalian biaya.
Ada bermacam-macam alat dan ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur performansi
proyek, antara lain:
yaitu ukuran yang menyatakan besarnya biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang
dijadwalkan dan ditetapkan dalam anggaran
yaitu ukuran yang menyatakan pengeluaran aktual dari pekerjaan yang sudah dikerjakan
sampai waktu tertentu.
yaitu ukuran yang menyatakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang
sudah dikerjakan. Ukuran ini disebut juga Earned Value
Perusahaan PT KISS menerima tender dari PLN untuk pekerjaan melepas meteran lama di
rumah-rumah dan mengganti dengan meteran sistem pula. Nilai kontrak dengan harga tetap
sebesar Rp100 juta untuk pemasangan 100 meteran baru.
PT KISS memperkirakan bahwa untuk memasang 5 unit unit meteran baru diperlukan waktu 1
hari.
Dengan demikian untuk menghitung nilai BCWS pada hari ke-5 adalah
5 x 5 x Rp1.000.000 = Rp25.000.000
Dengan demikian biaya yang dianggarkan sampai hari ke-5 adalah Rp25 juta. Atas dasar ini
maka dapat ditentukan umur proyek yakni
Pada pelaksanaannya, ACWP dimisalkan dalam 5 hari terpasang 20 unit meteran baru dengan
biaya
Merupakan selisih antara biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan
(BCWP) dengan biaya aktual untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (ACWP)
Atau
CV = BCWP – ACWP
Besaran ini menunjukkan seberapa besar biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan
untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Bila CV bernilai negatif maka dari segi biaya
performance pekerjaan tersebut kurang bagus
Merupakan selisih biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dilaksanakan
(BCWP) dengan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan (BCWS)
Atau
SV = BCWP – BCWS
Merupakan selisih antara waktu saat pelaporan atau status date (SD) dan waktu ketika
BCWS = BCWP atau budgeted cost at status date (BCSD)
Catatan : Bilai nilai CPI dan SPI lebih besar dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
lebih cepat dari yang direncanakan dengan biaya yang lebih kecil dri yang dianggarkan.
B. Analisis Teknis
Analisis teknis terkait dengan spesifikasi teknis. Analisis ini untuk melihat apakah hasil
proyek memenuhi persyaratan teknis yang dimintau ataukah tidak. Analisis ini biasanya berupa
pembandingan ukuran, kecepatan, kapasitas, kekuatan produk dsb.
Ada dua hal dalam memperkirakan Biaya untuk menyelesikan proyek dan menentukan biaya
yang tersisa sampai proyek selesai:
= Biaya toal – biaya yang sudah terpakai atau anggaran yang tersisa
= BAC – BCWP
EAC = biaya yang sudah dihabiskan + perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
Atau
Beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pengendalian proyek antara lain sebagai
berikut:
Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya
pengendalian hanya menekankan pada waktor biaya sementara faktor performansi
diabaikan.
Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting
pengendalian
Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat
Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu
proyek.
Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansi
Ditinjau dari tempat asalnya, ada dua jenis pengendalian proyek yaitu:
SUMBER : https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek
Pengontrolan (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganilisis
kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien
dalam rangka mencapai sasaran. Pengontrolan juga merupakan pengukuran dan pemantauan
perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara
progress dengan rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada
dari rencana awal.
Ada 4 macam pengontrolan proyek yaitu pengontrolan biaya proyek, pengontrolan waktu /
jadwal proyek, pengontrolan kualitas dan pengontrolan kinerja.
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah
ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa sebesar anggaran
itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang disusun berdasarkan informasi
yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk
merumuskan ketidakpastian yang dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran
proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam
Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuat sifat:
b) Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi mengenai
proyek selama masa kerja proyek.
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat
mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek berjalan dan
dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya setelah proyek selesai
asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para pegawainya yang bertanggung
jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan dan pengontrolan bukan hanya
melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula bagaimana
jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaan pendapat diantara
mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil
keputusan terhadap masalah yang dibawahnya, bagaimana mereka memberi petunjuk kepada
bawahan dalam memecahkan masalah, apakah mereka menyarankan cara kerja yang lebih baik,
dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengontrolan
menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas
yang tidak memuaskan.
a) Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk masing-
masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai dengan pekerjaan berakhir. Time
schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi dan kerjasama antar bagian
pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa
sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan baik dan lancar.
Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus mengetahui rencana kerja yang telah
dicantumkan dalam time schedule agar waktu yang tersedia benar-benar efektif dan efisien untuk
pekerjaan tersebut. Time schedule digunakan sebagai dasar pertimbangan penambahan
personalia sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungan dengan bahan
dan alat yang digunakan, time schedule ini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat
diperoleh, serta menjaga keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa, dengan demikian
penghematan biaya dan waktu akan lebih baik.Tetapi pelaksanaan time schedule secara umum
sering mengalami hambatanhambatan yang disebabkan oleh:
b) Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang berfungsi untuk
pengontrolan proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam mengerjakan bagian
c) Network Planning
Network planning adalah gambar yang memperlihatkan susunan urutan pekerjaan dan
logika ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta rencana waktu
pelaksanaannya berupa lintasan kritis maupun yang bukan lintasan kritis. Lintasan kritis adalah
lintasan terpanjang yang menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek yang apabila salah
satu kegiatan terlambat, maka pelaksanaan pekerjaan yang lain ikut terlambat.
3. Pengontrolan Kualitas
Proses ini memonitor hasil spesifik proyek untuk memastikan bahwa proyek berjalan
sesuai dengan standar dengan kualitas standar kualitas ketika mengindentifikasi beberapa cara
untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan.
4. Pengontrolan Kinerja
Memantau dan mengendalikan biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan
proyek pada saat pelaporan. Suatu contoh dimana dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan
dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal / waktu sebagaimana mestinya yang
diharapkan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan
tindakan pengontrolan maka dapat berakibat tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena
kekurangan dana.
Definisi Proyek
1. Merupakan ukuran dan kompleksitas suatu proyek. Kesulitan yang muncul pada proyek
dengan skala besar antara lain : kesulitan komunikasi dan koordinasi yang berhubungan
dengan struktur organisasi proyek.
2. Faktor tenaga kerja
3. Kurang ahlinya pengawas proyek menyebabkan proyek menjadi kurang efektif dan
akurat.
1. Ketepatan Waktu
Diperlukan agar informasi pemantauan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada saat
itu.
Akses yang mudah dan jelas akan mempercepat pelacakan bagian yang memiliki
performa kurang baik.
Data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang proporsional sesuai dengan
jumlah data yang diberikan.
5. Objektifitas Data
Data yang diperoleh harus sesuai dengan yang terjadi di lapangan tanpa adanya asumsi
pribadi atau rekayasa.
SUMBER :
http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/2012/02/08/pengawasan-dan-pengontrolan-proyek/
diakses pada tanggal 3 Desember 2012
Fathurrahman, dkk. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Metode Earned Value pada
Proyek Pembangunan Gedung Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang.
Jurnal: ITS.
Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat waktu dan akurat
mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agatr dapat menyediakan informasi yang tepat waktu
dan akurat, perusahaan memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem
informasi terkait proyek:
PCAS adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau komputerisasi, yang
memungkinkan dilakukannya perencanaan, dan pengendalian biaya proyek
Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi, yang dimaksudkan
untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi
pembuatan keputusan manajemen. Secara umum sistem informasi manajemen proyek bertujuan :
SUMBER : https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek
Tujuan proyek ini adalah membangun sistem yang dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan permasalahan kepegawaian, khususnya permasalahan penggajian dan absensi
pegawai perusahaan. Penyelesaian masalah gaji dan absensi pegawai di buat secara otomatis oleh
sistem. Dengan demikian akan memberikan kemudahan serta keuntungan, baik bagiperusahaan
maupun pegawainya.
Ruang lingkup proyek adalah suatu tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai,
perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi
proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.
Dalam Suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian-bagian seperti Waktu, dana, kualitas, resiko,
sumber daya manusia, logistik, komunikasi, dan manajemen integrasi.
Waktu
Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas
proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul
serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut
MATA KULIAH PENGENDALIAN PROYEK Page 28
Dana
Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber
daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan
Kualitas
Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan
standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas
Resiko
Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu
proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan
diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari
suatu proyek
Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia
yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team
Logistik
Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan
proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas
kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.
Komunikasi
Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan
kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.
Manajemen Integrasi
WBS adalah proses hierarkis yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen-elemen
pekerjaan yang lebih kecil.Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa
semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasi dan WBS digunakan sebagai basis
pengendalian.
Contoh : proyek yang ada disekitar daerah saya yaitu seperti pembangunan perumahan,
perbaikan jalan dan pembanguan mesjid.
Penanganan complain
Standar Operating Procedur
1. pengawas kontruksi mendampingi konsumen
2. Memberikan form komplain kpd konsumen dan
didamping konstruksi u melihat bangunan
3. dipinjamkan kunci (sebatas wilayah
perumahan)
4. konsumen mengisi form komplain dan
LPA
Standar Operating Procedur
1. memohon surat LPA k kantor pusat u diberikan
kappraisal,bank,tembusan k kontruksi di
proyek ktika bobot 80 persen
2. Telp appraisal langsung
3. Menyiapkan persiapan LPA
4. LPA
5. H+1 minta hasil laporan LPA u Bank dan
perusahaan sbg arsip
SOP : BUKU PERKEMBANGAKONSTRUKSI DAN SITEPLAN LPA
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi :
MAKS H-7 HARI LPA
IMB
Standar Operating Procedur
1. Cek buku konsumen/data proyek
2. Ketika memulai bouwplank permohonan surat
IMB diajukkan
3. H + 1 minggu terus decontrol
4. Minta copy dr kantor u arsip konstruksi
5. Serahkan wkt LPA
6. Buat arsip
7. Serahkan pd Bank u divisi legal
Listrik
Standar Operating Procedur
1. Cek buku konsumen/data proyek
2. ketika memulaibouwplank permohonan listrik di Ajukan
3. H+1 minggu tersu decontrol
4. Awasi intalasi listrik kontraktor
5. Bantu org PLN untuk menghidupkan listrik
SOP : BUKU PERKEMBANGAN KONSTRUKSI DAN PERMOHONAN LISTRIK
Nomor 001/SOP-DS-KONST/XII 2009 Tanggal : 15 Desember 2009 Dept : Konstruksi :
MAKS SEMENJAK BANGUNAN DI BOUWPLANK
STRUKTUR PELAKSANA :
1.melaksanakan pekerjaan proyek.
2.menghitung volume / rap
3.mengendalikan material baik kualitas maupun kuantitas .
4.membuat time scedule pelaksanaan
5.membuat laporan perkembangan kontruksi
PENGAWAS :
1.membuat laporan berita acara
2.mendampingi konsumen komplain.
3.mengawasi dan memastikan kualitas dan proses kerja.
LOGISTIK :
1. Menerima barang masuk keluar dan membuat administrasinya
2.mensortir kualitas barang masuk.
3.membuat laporan stock/saldo harian.
4.penjadwalan barang material.
MANDOR : PUSAT :
Purchasing : Berkoordinasi dengan logistik tentang kebutuhan material serta pembelian dan
adminitrasinya.
Administrasi :
1.menghimpun data perkembangan kontruksi, lpa, imb,komplain,
progress pengerjaan komplain, berita acara serta arsip.
2.kunjungan lapangan tukar data dengan pengawas
3.lpa
Staf kontruksi pusat :
1. Kunjungan lapangan terkait dengan quality control.
2. pengukuran
Manajer : Bertanggung jawab akan keseluruhan kontruksi baik pelaksanaan maupun
administrasi.
SUMBER https://dokumen.tips/documents/sop-konstruksi.html
a) Jaringan primer, sekunder dalam kondisi baik dan sumber air tersedia.
b) Lebar saluran disesuaikan dengan debit air dan luas lahan sawah yang akan diairi
(luas oncoran).
c) Kemiringan (slope) saluran disesuaikan dengan kelerengan lahan 2%.
d) Luas lahan sawah kelompok tani/gapoktan minimal 15 Ha sedangkan P3A minimal 25
Ha.
e) Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2015
f) Meningkatkan IP minimal 0,5 dan meningkatkan produktivitas minimal 0,3 ton/ha.
2. Irigasi Rawa
a) Diutamakan pada rawa pasang surut dengan tipe luapan B dan C dan rawa lebak.
b) Jaringan primer, sekunder dan/atau sumber air dalam kondisi baik.
c) Lebar saluran disesuaikan dengan besarnya luapan dan luas lahan sawah yang
akan diairi (luas oncoran).
d) Luas lahan sawah kelompok tani/gapoktan/P3A berada pada satu hamparan blok tersier
e) Meningkatkan IP minimal 0,5 dan meningkatkan produktivitas minimal 0,3 ton/ha.
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi
dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset jaringan irigasi dan
areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap
tahun mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku.
Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan adalah data
kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan pengaruhnya terhadap areal
pelayanan.
Inspeksi Rutin
Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin, dilakukan penelusuran
jaringan untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan
pemeliharaan tahun depan. Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada
saat Pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan mengetahui tingkat kerusakan yang
terjadi ketika air di saluran berada di bawah air normal dan pada saat air normal (saat
Pengolahan Tanah) untuk mengetahui besarnya rembesan dan bocoran jaringan.
Hasil dari penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan ranking
prioritasnya.
1. Kondisi baik jika tingkat kerusakan <10 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan
diperlukan pemeliharaan rutin.
Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan detail
desain pemeliharaan.
Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara
sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi bersama-sama perkumpulan petani pemakai
air dengan menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil survai
yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as built drawing. Sedangkan untuk
pekerjaan perbaikan, perbaikan berat maupun penggantian harus menggunakan alat ukur
waterpass atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat. Hasil survai dan
pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas Dinas/pengelola irigasi dalam
penyusunan detail desain.
Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail desain dan
penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini didiskusikan kembali dengan
perkumpulan petani pemakai air sebagai dasar pembuatan desain akhir.
Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan yang
sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah setempat.Sumber-sumber pembiayaan
pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari :
a)Pekerjaan Yang Dilaksanakan Secara Swakelola. Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan
cara swakelola antara lain adalah berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan, dan penanggulangan
1) Pemeliharaan Rutin :
-Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh perkumpulan petani pemakai air secara
gotong royong dengan bimbingan teknis dari dinas/pengelola irigasi.
2) Pemeliharaan Berkala :
3) Penanggulangan
-Pelaksanaan oleh dinas bersama masyarakat/perkumpulan petani pemakai air dengan cara
gotong royong.
Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara swakelola dibuat oleh
dinas/pengelola irigasi dengan menggunakan Blangko 04-P
Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara kontraktual dibuat oleh
dinas/pengelola irigasi dengan menggunakan Blangko 05-P.
SUMBER : http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2015/Lamp2-PermenPUPR12-2015.pdf
Sumber : https://dokumen.tips/documents/sop-jalan-new-townrev1.html
I.1 Kesimpulan
a. Pengertian Perencanaan Proyek adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b. Pengertian Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu,
biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana Ada beberapa perbedaan antara perencanaan
dan pengendalian, yaitu :Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan,
pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian
c. Pengertian Pengontrolan (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar,
menganilisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
d. Tujuan Proyek ini adalah membangun sistem yang dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan permasalahan kepegawaian, khususnya permasalahan penggajian dan absensi
pegawai perusahaan. Penyelesaian masalah gaji dan absensi pegawai di buat secara otomatis oleh
sistem. Dengan demikian akan memberikan kemudahan serta keuntungan, baik bagiperusahaan
maupun pegawainya.
e. Ruang lingkup proyek adalah suatu tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai,
perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi
proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai. Dalam
Suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian-bagian seperti Waktu, dana, kualitas, resiko, sumber
daya manusia, logistik, komunikasi, dan manajemen integrasi.
I.2 Saran
Agar Pembaca dapat menambah wawasan lagi untuk mengetahui Proses untuk melaksanakan
Proyek dari Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Proyek
(Estilianti Rante)
https://www.academia.edu/10065124/Makalah_Perencanaan_Proyek_Pemerintah
Erwin Napitupulu
http://anfisipusu.blogspot.com/2014/10/proses-dan-siklus-perencanaan.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek
http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/2012/02/08/pengawasan-dan-pengontrolan-
proyek/ diakses pada tanggal 3 Desember 2012
Fathurrahman, dkk. 2011. Analisis Kinerja Biaya dan Waktu dengan Metode Earned Value pada
Proyek Pembangunan Gedung Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang.
Jurnal: ITS.
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek
https://dokumen.tips/documents/sop-konstruksi.html
http://psp.pertanian.go.id/assets/file/2015/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Jaringan
%20Irigasi%20TA%202015.pdf
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2015/Lamp2-PermenPUPR12-2015.pdf